Anda di halaman 1dari 111

1

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

HALAMAN JUDUL

Kementerian Perumahan Rakyat Republik Indonesia

MEMORI AKHIR JABATAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT TAHUN 2010-2011

RINGKASAN
Kementerian Perumahan Rakyat mengemban amanat konstitusi dalam pemenuhan salah satu hak dasar rakyat untuk bertempat tinggal serta berkehidupan yang layak, telah berupaya semaksimal mungkin dalam menjalankan tugas dan fungsinya dalam rangka pemenuhan kebutuhan perumahan yang layak huni dan terjangkau dan meningkatkan kualitas permukiman di Indonesia secara berkelanjutan. Buku Memori Akhir Jabatan ini merupakan laporan ringkas rekam jejak Kemenpera dalam melaksanakan penyelenggaraan pembangunan perumahan dan kawasan permukiman di Indonesia. Berbagai kebijakan yag dirumuskan sejalan dengan kontrak kinerja Menteri Negara Perumahan Rakyat dengan Presiden dan sasaran prioritas RPJMN Tahun 2010-2014. Upaya-upaya yang dilakukan Kemenpera adalah untuk mendorong penyediaan rumah layak huni yang didukung dengan prasarana, sarana dan utilitas (PSU) yang memadai melalui: (1) pembangunan Rusunawa 49 twin block (TB) pada tahun 2010 dan 143 twin block (TB) pada tahun 2011; (2) penerbitan kredit bantuan pembiayaan berupa fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) sebanyak 22.522 unit pada tahun 2010 dan sebanyak 69.222 unit per Oktober 2011; (3) pembangunan PSU kawasan perumahan dan permukiman sebanyak 12.470 unit pada tahun 2010 dan sebanyak 117.010 unit yang sedang dalam proses pelaksanaan di tahun 2011; (4) fasilitasi pembangunan 2.000 unit rumah baru dan peningkatan kualitas 20.000 unit rumah yang didukung PSU pada tahun 2010 serta sebanyak 12.500 unit rumah baru dan peningkatan kualitas 12.500 unit rumah yang didukung PSU yang sedang berjalan pada tahun 2011; (5) pembangunan 1.006 unit rumah khusus di tahun 2010 dan sebanyak 750 unit rumah khusus yang sedang berjalan di tahun 2011; (6) penataan lingkungan perumahan dan permukiman kumuh berbasis kawasan (PLP2K-BK) seluas 30 ha di tahun 2010 dan sebanyak 100 ha yang masih proses pelaksanaan di tahun 2011. Capaian Kinerja Menteri Negara Perumahan Rakyat selama tahun 2010-2011, mencatat berbagai kemajuan dan pengembangan kebijakan yaitu: (1) reformasi kebijakan pembiayaan bidang perumahan dan kawasan permukiman berupa perubahan skim bantuan pembiayaan dari Belanja Subsidi menjadi Pembiayaan berupa Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dan Pembentukan BLUPusat Pembiayaan Perumahan; (2) Kerjasama kelembagaan dengan berbagai instansi, yaitu Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, Bank, Lembaga Keuangan Non Bank, Perguruan Tinggi, Asosiasi Pelaku Pembangunan Perumahan, TNI/POLRI
KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

ii

dan negara Lain; (3) Penetapan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman sebagai perubahan atas Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan; (4) Revisi Undang-Undang Rumah Susun yang rencananya disahkan pada tanggal 18 Oktober 2011; (5) Penyiapan Penanganan Rumah bagi Warga Baru di Perbatasan Provinsi NTT-Timor Leste; (6) Reformasi Kelembagaan Kementerian Perumahaan Rakyat sesuai Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010; (7) Pencapaian WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) untuk Tahun 2009 dan 2010 yang juga telah dicapai secara berturut-turut pada 3 tahun sebelumnya; (8) Terpilihnya Menteri Negara Perumahan Rakyat sebagai Ketua Biro AMCHUD (Asia Pacific Minesterial Conference on Housing and Urban Development) yang merupakan forum tingkat menteri lingkup Asia Pasifik, ketika Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraannya di tahun 2010. Beberapa hal yang masih menjadi perhatian ke depan yaitu Direktif Presiden berupa program kluster IV yaitu fasilitasi pembangunan rumah murah dan rumah sangat murah. Program tersebut saat ini sedang dalam tahap awal proses pelaksanaannya.

iii

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

DAFTAR ISI
RINGKASAN ............................................................................................................... II DAFTAR ISI ................................................................................................................. IV DAFTAR TABEL ........................................................................................................... VII DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... IX DAFTAR ISTILAH ......................................................................................................... XI SEKAPUR SIRIH .......................................................................................................... XV BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ I-1 1.1 1.2 1.3 1.4 PENTINGNYA PERUMAHAN SEBAGAI HAK ASASI MANUSIA...................................I-1 KOMITMEN GLOBAL .....................................................................................I-2 TANTANGAN YANG DIHADAPI.........................................................................I-3 PENGEMBAN AMANAT KONSTITUSI .................................................................I-4

BAB II RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT 2010-2014 ......... II-1 2.1 2.2 2.3 2.4 ACUAN RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT .......................II-1 VISI DAN MISI RENSTRA KEMENPERA 2010-2014 ............................................II-5 ARAH KEBIJAKAN DAN SASARAN .....................................................................II-5 PROGRAM DAN KEGIATAN .............................................................................II-8 2.4.1 2.4.2 2.4.3 Program Dukungan dan Manajemen Tugas Teknis Lainnya ......II-8 Program Pengembangan Perumahan dan Permukiman ...........II-8 Program Pengembangan Pembiayaan Perumahan dan Permukiman ...................................................................................................II-8

BAB III KINERJA KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN 2010-2011 ................ III-1 3.1 3.2 3.3 PENCAPAIAN ANGGARAN ..............................................................................III-1 PENCAPAIAN KONTRAK KINERJA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT ..............III-6 PENCAPAIAN RPJMN DAN RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN 2010-2014 ....................................................................................III-7 3.3.1 Kinerja Pencapaian Misi 1: Meningkatkan iklim yang kondusif dan koordinasi pelaksanaan kebijakan pembangunan .....................III-7

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

iv

3.3.2 3.3.3 3.3.4 3.3.5 3.4

Kinerja Pencapaian Misi 2: Meningkatkan ketersediaan rumah layak huni yang didukung oleh prasarana, sarana dan utilitas (PSU) .III-15 Kinerja Pencapaian Misi 3: Mengembangkan sistem pembiayaan perumahan jangka panjang .......................................................III-32 Kinerja Pencapaian Misi 4: Meningkatkan pendayagunaan sumber daya perumahan dan permukiman ............................................III-35 Kinerja Pencapaian Misi 5: Meningkatkan peran pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lainnya ..........................................III-37

PENINGKATAN PERAN DI TINGKAT REGIONAL ....................................................III-44 APMCHUD (Asia Pacific Ministerial Conference on Housing and Urban Development) .............................................................................Error! Bookmark not defined.

3.5

PEMASYARAKATAN ISU PERUMAHAN KEPADA PEMANGKU KEPENTINGAN DAN MASYARAKAT ................................................................................................................III-46 3.5.1 3.5.2 3.5.3 Peringatan Hari Habitat Dunia ...................................................III-46 Hari Perumahan Nasional ..........................................................III-50 Media dan Publikasi ...................................................................III-52

3.6 3.7

REKAPITULASI KINERJA KEMETERIAN PERUMAHAN RAKYAT PADA TAHUN 2010 - 2011 III56 KENDALA PELAKSANAAN PROGRAM DAN LANGKAH PEMECAHAN ..........................III-57

BAB IV PERSIAPAN PELAKSANAAN APBN TAHUN 2012 .............................................. IV-1 4.1 PENCAPAIAN SASARAN RPJMN TAHUN 2010-2014 .........................................IV-1 4.1.1 4.1.2 4.1.3 4.2 Program Dukungan dan Manajemen Tugas Teknis Lainnya ......IV-1 Program Pengembangan Perumahan dan Permukiman ...........IV-2 Program Pengembangan Pembiayaan Perumahan dan Kawasan Permukiman ...............................................................................IV-3

PELAKSANAAN DIREKTIF PRESIDEN ..................................................................IV-3 4.2.1 4.2.2 Perluasan Program Pro-Rakyat Klaster IV (Pembangunan Rumah Murah Dan Rumah Sangat Murah) ............................................IV-3 Penanganan Rumah di Daerah Perbatasan NTT Timor Leste .IV-5

4.3 4.4

ALOKASI ANGGARAN ....................................................................................IV-6 KEKURANGAN ALOKASI ANGGARAN TAHUN 2012 .............................................IV-7


KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

4.5

STRATEGI PELAKSANAAN PROGRAM/KEGIATAN TAHUN 2012..............................IV-8 4.5.1 4.5.2 4.5.3 4.5.4 4.5.5 4.5.6 4.5.7 Pengembangan Kebijakan .........................................................IV-8 Percepatan Pembangunan Fisik .................................................IV-9 Percepatan Penyaluran Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) .........................................................................................IV-9 Kerjasama Kelembagaan ...........................................................IV-10 Pelaksanaan Direktif Presiden ....................................................IV-10 Peningkatan Sinergitas Pusat-Daerah........................................IV-11 Penataan Aset Kemenpera .........................................................IV-11

BAB V PENUTUP......................................................................................................... V-1

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

vi

DAFTAR TABEL
Tabel II.1 Tabel II.2 Tabel II.3 Prioritas Nasional dalam RPJMN 2010-2014 (Buku I) ..................... II-2 Prioritas Bidang dalam RPJMN 2010-2014 (Buku I) ........................ II-3 Kontrak Kinerja Menteri Negara Perumahan Rakyat 2010-2014.... II-4

Tabel III.1 Target dan Anggaran Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010-2014 ....................................................................................... III-2 Tabel III.2 Pagu Anggaran Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010 dan 2011 ................................................................................................. III-3 Tabel III.3 Kinerja Anggaran Pembangunan Perumahan Rakyat Tahun 2010 dan 2011 .......................................................................................... III-4 Tabel III.4 Daftar Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Tahun 2011 dan 2010 Koordinasi Pemantauan dan Evaluasi Kinerja ................. III-10 Tabel III.5 Peringkat SAKIP Kementerian Perumahan Rakyat .......................... III-13 Tabel III.6 Opini Laporan Keuangan Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2006-2010 ....................................................................................... III-14 Tabel III.7 Lokasi Pembangunan Rusunawa Tahun Anggaran 2010 ................. III-16 Tabel III.8 Rekapitulasi Pemberian Bantuan Stimulan Pembangunan Baru .... III-19 Tabel III.9 Rekapitulasi Pemberian Bantuan Stimulan Peningkatan Kualitas .. III-22 Tabel III.10 Daftar Lokasi Pembangunan PSU Rsh/Rusunawa Tahun Anggaran 2010 ................................................................................................. III-23 Tabel III.11 Rekapitulasi Pemberian Bantuan Stimulan PSU Tahun Anggaran 2010 ................................................................................................. III-27 Tabel III.12 Rekapitulasi Sertifikasi Hak Atas Tanah Bagi MBR Tahun 2010 ...... III-30 Tabel III.13 Realisasi Daftar Hunian Rumah Khusus dan Rumah Sosial Tahun Anggaran 2010 ................................................................................ III-31 Tabel III.14 Realisasi Penerbitan Subsidi Perumahan TA. 2010 ......................... III-33 Tabel III.15 Perbandingan antara Skim Subsidi Pola Lama dengan Skim Fasilitas Likuiditas.......................................................................................... III-34 vii

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

Tabel III.16 Anggaran Dekonsentrasi TA. 2010 dan 2011 .................................. III-39 Tabel III.17 Penerima Penghargaan Adiupaya Puritama Bidang Penyelenggaraan Perumahan Dan Permukiman Tahun 2011 ........ III-42 Tabel III.18 Rekapitulasi Kinerja Kemenpera pada Tahun 2010 - 2011 ............. III-56 Tabel IV.1 Sasaran Pembangunan Rumah Sangat Murah dan Rumah Murah Tahun 2010-2014 ............................................................................ IV-4 Tabel IV.2 Alokasi Anggaran Kemenpera Tahun 2012 ..................................... IV-6 Tabel IV.3 Kekurangan Anggaran Tahun 2012 ................................................. IV-7

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

viii

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Struktur Organisasi Kementerian Perumahan Rakyat ..................... I-6 Gambar 2 Pagu Anggaran BA 091 dan BA 999 ................................................. III-1 Gambar 3 Pagu Anggaran Kemenpera (BA 091) Menurut RPJMN 2010-2014 (Milyar) vs Alokasi Anggaran ........................................................... III-3 Gambar 4 Rencana dan Realisasi Anggaran Kemenpera BA 091 per 18 Oktober 2011................................................................................... III-5 Gambar 5 Pengesahan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman pada 17 Desember 2010 .. III-8 Gambar 6 Pembangunan Baru Perumahan Swadaya bagi MBR di Kabupaten Gorontalo ........................................................................................ III-18 Gambar 7 Kegiatan Peningkatan Kualitas (PK) Perumahan Swadaya di Kota Pekanbaru sumber: Deputi Bidang Perumahan Swadaya ............... III-20 Gambar 8 Kegiatan Peningkatan Kualitas (PK) Perumahan Swadaya di Kota Surakarta ......................................................................................... III-21 Gambar 9 Kegiatan Peningkatan Kualitas (PK) rumah di Kabupaten Halmahera Barat ............................................................................. III-21 Gambar 10 Kegiatan Peningkatan Kualitas (PK) rumah di Kabupaten Cirebon . III-21 Gambar 11 PSU berupa jalan lingkungan di Kabupaten Kuningan .................... III-26 Gambar 12 MCK sebagai salah satu komponen PSU di Kota Tasikmalaya ........ III-26 Gambar 13 Grafik Ketersedian Sumber Daya Manusia di Kemenpera .............. III-36 Gambar 14 Alur Pelaksanaan Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera 2010-2011.. Error! Bookmark not defined. Gambar 15 Penutupan APMCHUD oleh Menteri Negara Perumahan Rakyat ... III-45 Gambar 16 Sesi Diskusi dalam APMCHUD 3 ...................................................... III-45 Gambar 17 Peluncuran Buku oleh Menteri Negara Perumahan Rakyat dan Menteri Pekerjaan Umum dalam Hari Habitat Dunia ..................... III-47 Gambar 18 Bedah Buku dalam Peringatan Hari Habitat Dunia ......................... III-47 ix

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

Gambar 19 Kuliah Umum oleh Walikota Surabaya (Tri Rismaharini) dalam Youth Urban Forum di ITS Surabaya ............................................... III-48 Gambar 20 Peringatan Hari Habitat Dunia di Istana Wapres ............................ III-49 Gambar 21 Penyelenggaraan Hari Habitat Dunia Tahun 2011 di Makassar ...... III-49 Gambar 22 Peringatan Hari Perumahan Nasional Tahun 2010 ......................... III-50 Gambar 23 Upacara Hari Perumahan Nasional ................................................. III-51 Gambar 24 Resepsi Hari Perumahan Nasional................................................... III-52 Gambar 25 Situs Kementerian Perumahan Rakyat ............................................ III-52 Gambar 26 Kliping Perumahan Rakyat............................................................... III-53 Gambar 27 Digital Library .................................................................................. III-54 Gambar 28 Newsletter Edisi 1 dan 2 Tahun 2010 .............................................. III-55 Gambar 29 Majalah Inforum Edisi I, II, III, IV dan V ........................................... III-56

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

DAFTAR ISTILAH
APBD APBN APMCHUD BA Bappenas Bappertarum Bid. Bimtek BKP4N BLM BLUD BMN BPA BP-FLPP BPN BPRS BSP2S BTN BUMD BUMN CA CALK CAP CPM CSR DAK DED DIPA DPR FGD FLPP G2C G2B G2G xi : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Anggaran Pendapatan Belanja Negara Asia Pacific Ministerial Conference on Housing and Urban Development Bagian Anggaran Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Pertimbangan Tabungan Perumahan Pegawai Negeri Sipil Bidang Bimbingan Teknis Badan Kebijaksanaan dan Pengendalian Pembangunan Perumahan dan Kawasan Permukiman Nasional Badan Layanan Masyarakat Badan Layanan Umum Daerah Barang Milik Negara Biro Perencanaan dan Anggaran Bantuan Pembiayaan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan Badan Pertanahan Nasional Badan Pengelola Rumah Susun Bantuan Stimulan Pembangunan Perumahan Swadaya Bank Tabungan Negara Badan Usaha Milik Daerah Badan Usaha Milik Negara Certificate Authority Catatan Atas Laporan Keuangan Community Action Planning Calon Penerima Manfaat Corporate Social Responsibility Dana Alokasi Khusus Detail Engineering Design Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat Focussed Group Discussion Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan Government to Citizen Government to Business Government to Government
KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

ha HAM Hapernas ITS Jamsostek K/L Kab Kasiba KKN Kemenkeu KemenPAN-RB Kemenpera Keppres Kodam Kostrad KPR KPRS KTP LAKIP LAN Lanal Lanud Lantamal Lisiba Lisiba-BS LKM LKNB LKPP LPSE Mabes MBM MBR MCK MDGs Monev NSPK OSS PB

: : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : :

hektar Hak Asasi Manusia Hari Perumahan Nasional Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jaminan Sosial Tenaga Kerja Kementerian/Lembaga Kabupaten Kawasan Siap Bangun Korupsi, Kolusi dan Nepotisme Kementerian Keuangan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Kementerian Perumahan Rakyat Keputusan Presiden Komando Daerah Militer Komando Strategi Angkatan Darat Kredit Pemilikan Rumah Kredit Pemilikan Rumah Sederhana Kartu Tanda Penduduk Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Local Area Network Pangkalan Angkatan Laut Pangkalan Angkatan Udara Pangkalan Utama Angkatan Laut Lingkungan Siap Bangun Lingkungan Siap Bangun-Berdiri Sendiri Lembaga Keswadayaan Masyarakat Lembaga Keuangan Non Bank Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Lembaga Pengadaan Secara Elektronik Markas Besar Masyarakat Berpendapatan Menengah Masyarakat Berpendapatan Rendah Mandi Cuci Kakus Milennium Development Goals Monitoring dan Evaluasi Norma, Standar, Prosedur, Kriteria Open Source Software Pembangunan Baru xii

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

PBB Permen Permenpera PJU PKP PKP PLP2K-BK PNS Pokja Pokmas PP PPK PPN PPRS PPSRS PSO PSU Renstra RLH RPJMN RPJPN Rsh RTLH Rusun Rusuna Rusunami Rusunawa RUU SAI SAKIP SAKPA SAM Sarusun Sarusuna Sarusunami SDM Sesmenpera xiii

: : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : :

Perserikatan Bangsa Bangsa Peraturan Menteri Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Penerangan Jalan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman atau Peningkatan Kualitas Permukiman Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh Berbasis Kawasan Pegawai Negeri Sipil Kelompok Kerja Kelompok Masyarakat Peraturan Pemerintah Pejabat Pembuat Komitmen Pajak Pertambahan Nilai Perhimpunan Penghuni Rumah Susun Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun Public Service Obligation Prasarana, Sarana, dan Utilitas Rencana Strategis Rumah Layak Huni Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Rumah Sederhana Sehat Rumah Tidak Layak Huni Rumah Susun Rumah Susun Sederhana Rumah Susun Sederhana Milik Rumah Susun Sederhana Sewa Rancangan Undang-Undang Sistem Akuntansi Instansi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Sistem Akuntansi Keuangan Pengguna Anggaran Staf Ahli Menteri Satuan Rumah Susun Satuan Rumah Susun Sederhana Satuan Rumah Susun Sederhana Milik Sumber Daya Manusia Sekretaris Kementerian Perumahan Rakyat
KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

SKPD SPM SIMAK SIUP SKPD SPSE STIKES TA Taperum PNS TB TDP Tupoksi UKP4 UN Univ UU UUD WTP YKPP

: : : : : : : : : : : : : : : : : : :

Satuan Kerja Perangkat Daerah Standar Pelayanan Minimum Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Surat Izin Usaha Perdagangan Satuan Kerja Perangkat Daerah Sistem Penyedia Barang/Jasa Secara Elektronik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Tahun Anggaran Tabungan Perumahan Pegawai Negeri Sipil Twin Block Tanda Daftar Perusahaan Tugas Pokok dan Fungsi Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan United Nation Universitas Undang Undang Undang Undang Dasar Wajar Tanpa Pengecualian Yayasan Kesejahteraan Pendidikan dan Perumahan

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

xiv

SEKAPUR SIRIH

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT Bismillahirrohmaanirrohiim Assalamualaikum Warokhmatulloohi Wa Barokaatuh Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan kemurahan dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menjalankan tugas beserta menyelesaikan penyusunan Memori Akhir Jabatan Menteri Negara Perumahan Rakyat masa bakti 2010-2011. Memori Akhir Jabatan ini menyajikan data dan informasi tentang pencapaian kinerja Kementerian Perumahan Rakyat berdasarkan tahapan tahunan sesuai Rencana Strategis 2010-2014. Selain itu disajikan pula beberapa tantangan dan permasalahan yang masih perlu diselesaikan untuk mencapai tujuan dan sasaran Rencana Strategis Kementerian Perumahan Rakyat. Buku memori ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang informasi kinerja pembangunan perumahan dan kawasan permukiman tahun 2010-2011, sehingga dapat menumbuhkan pemahaman bagi seluruh pemangku kepentingan terhadap berbagai kebijakan, potensi dan permasalahan perumahan rakyat. Di samping itu, juga dapat dijadikan sumber informasi untuk menciptakan inovasi baru dalam perumusan kebijakan maupun perumusan strategi program-program pembangunan di bidang perumahan dan kawasan permukiman. Kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pemangku kepentingan yang selama ini telah berperan aktif bekerjasama untuk melaksanakan amanah penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman. Selain itu, kami sepenuhnya menyadari bahwa masih banyak agenda tersisa yang masih perlu dituntaskan di masa mendatang, sehingga karena itu kami mengucapkan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia dan pada semua pihak, khususnya kepada Bapak Presiden Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono dan Bapak Wakil Presiden Prof. Dr. Budiono atas segala kekurangan yang terjadi selama masa bakti kami dalam dua tahun terakhir. Akhirnya dengan memohon rahmat dan ridho Allah SWT, kami berharap agar buku memori ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan semoga cita-cita luhur untuk xv
KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

memasilitasi pemenuhan kebutuhan akan rumah layak huni yang terjangkau bagi seluruh rakyat Indonesia dapat segera terwujud. Semoga apa yang dicita-citakan Bapak Wakil Presiden RI I Moh. Hatta dalam Kongres Perumahan Rakjat Sehat 25-30 Agustus 1950 yang lalu tentang pemenuhan kebutuhan rumah bagi rakyat betul - betul bisa terwujud. Amiin. Wassalamualaikum Warochmatulloohi Wa Barokaatuh

Jakarta, 17 Oktober 2011 Menteri Negara Perumahan Rakyat

Suharso Monoarfa

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

xvi

BAB I PENDAHULUAN
memang tjita-tjita itoe (perumahan rakyat) tidak akan tertjapai dalam setahoen doea tahoen, tidak akan terselenggara semoeanja dalam 10 ataoe 20 tahoen. Tetapi dalam 40 tahoen ataoe setengah abad pasti dapat ditjapai, apabila kita bersoenggoeh-soenggoeh maoe dan beroesaha dengan penoeh kepertjajaan. Djangan hendaknja ada orang jang berkata moestahil terpengaroeh oleh keadaan jang dihadapinja sekarang. Lima belas tahoen dahoeloe djoega rata-rata orang mengira dalam hatinja, moestahil kita akan merdeka. Tetapi sekarang! Sekarang kita telah merdeka dan berdaoelat. Apa jang kiranja moestahil dahoeloe itoe, sekarang soedah mendjadi kenjataan. Sebab itoe, tidak ada moestahil, apabila kita maoe mengamalkan dan mengerdjakan soenggoeh-soenggoeh. (Wakil Presiden R.I. I Moh. Hatta Kongres Peroemahan Rakjat Sehat 25-30 Agustus 1950)

1.1

Pentingnya Perumahan sebagai Hak Asasi Manusia

Hunian layak merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia dan merupakan bagian dari hak asasi manusia (HAM) yang pemenuhannya diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia pasal 40 yang menyebutkan bahwa Setiap orang berhak untuk bertempat tinggal serta berkehidupan yang layak. Hal ini sejalan dengan Amandemen Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28H ayat 1 yang menyebutkan bahwa Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (UU 1/2011 PKP) yang merupakan revisi dari undang-undang sebelumnya yaitu Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman disebutkan bahwa setiap orang berhak menempati, menikmati, dan/atau memiliki rumah yang layak dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi, dan teratur. Berbagai peraturan perundang-undangan seperti telah disebut di atas menegaskan I-1
KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

pentingnya perumahan. Pembangunan perumahan sudah seharusnya mendapat perhatian sepenuhnya dengan mempertimbangkan bahwa perumahan merupakan hak asasi manusia. Pembangunan perumahan dan permukiman pada hakikatnya ditujukan untuk mendukung upaya peningkatan kualitas keluarga yang diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam pembangunan komunitas dan memperkokoh kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebagai konsekuensi logis, pemerintah wajib menghormati, melindungi, menegakkan, dan memajukan perumahan dengan menciptakan iklim yang kondusif bagi seluruh masyarakat Indonesia, khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) secara berkelanjutan. Tujuan ini selaras dengan amanat pembukaan UUD 1945 dan telah ditetapkan sebagai bagian dari sasaran pembangunan nasional sebagaimana tercantum dalam visi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 (Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025).

1.2

Komitmen Global

Sebagai hak dasar yang fundamental dan sekaligus menjadi prasyarat bagi setiap orang untuk bertahan hidup dan menikmati kehidupan yang bermartabat, damai, aman dan nyaman maka penyediaan perumahan dan permukiman yang memenuhi prinsip-prinsip layak dan terjangkau bagi semua orang juga menjadi komitmen global sebagaimana dituangkan dalam Agenda Habitat (The Habitat Agenda, Istanbul Declaration on Human Settlements) dan Tujuan Pembangunan Milenium(Millenium Development Goals/MDGs). Agenda Habitat yang disepakati negara-negara di dunia pada tahun 1996 di Istanbul, Turki,memiliki 2 pesan utama yaitu Adequate Shelter for All (Hunian yang Layak bagi Semua) dan Sustainable Human Settlements Development in an Urbanizing World (Permukiman yang Berkelanjutan di Dunia yang Makin Mengota). Berkaitan dengan ini, Indonesia pun turut aktif dalam mengangkat isu tersebut antara lain melalui peringatan Hari Habitat Dunia setiap tahunnya. Selain itu, Indonesia juga berperan aktif di tingkat internasional antara lain melalui keikutsertaan dalam Governing Council United Nation (UN) Habitat yang diselenggarakan setiap 2 tahun sekali, APMCHUD (Asia Pacific Ministerial Conference on Housing and Urban Development) sejak tahun 2006 hingga akhirnya menjadi tuan rumah APMCHUD yang ketiga pada tahun 2010 di Solo. Dalam pertemuan tersebut, Menteri Negara Perumahan Rakyat terpilih mewakili Pemerintah Indonesia menjadi ketua biro APMCHUD 3, yang menjadikan Indonesia
KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

I-2

memiliki posisi yang lebih strategis dalam bidang perkotaan dan permukiman di kancah internasional. Tujuan 7 Target 11 Millenium Development Goals menyebutkan tentang peningkatan secara signifikan kondisi kehidupan 100 juta jiwa penduduk dunia yang tinggal di permukiman kumuh pada tahun 2020. Untuk itu, pemerintah bertanggung jawab membantu masyarakat agar dapat bertempat tinggal pada hunian yang layak serta melindungi dan meningkatkan kualitas permukiman dan lingkungannya.

1.3

Tantangan yang Dihadapi

Berdasarkan data tahun 2009, di Indonesia terdapat backlog (kekurangan) perumahan yang mencapai jumlah sekitar 7,4 juta rumah. Jumlah backlog ini meningkat dari sebelumnya yaitu sejumlah 5,8 juta unit pada tahun 2004. Selain itu, masih terdapat sekitar 4,8 juta unit rumah yang diperkirakan dalam kondisi rusak dan permukiman kumuh yang semakin meluas dan diperkirakan telah mencapai 57.800 ha. Di lain pihak, proporsi jumlah rumah tangga yang belum mempunyai bukti hukum berupa sertifikat dari Badan Pertanahan Nasional (BPN), girik, maupun akta jual beli masih mencapai 22,06% (2007). Secara garis besar, kondisi tersebut dapat dikelompokkan dalam tiga permasalahan pokok, yaitu: (i) keterbatasan penyediaan rumah; (ii) peningkatan jumlah rumah tangga yang menempati rumah yang tidak layak huni dan tidak didukung oleh prasarana, dan sarana lingkungan dan utilitas umum yang memadai; serta (iii) perluasan permukiman kumuh. Beragam faktor yang menjadi penyebab permasalahan tersebut, yaitu: (i) regulasi dan kebijakan yang belum sepenuhnya mendukung terciptanya iklim yang kondusif dalam pembangunan perumahan dan permukiman; (ii) keterbatasan akses masyarakat berpenghasilan menengah-bawah terhadap lahan; (iii) lemahnya kepastian bermukim (secure tenure); (iv) belum tersedia dana murah jangka panjang untuk meningkatkan akses dan daya beli masyarakat berpenghasilan menengah-bawah; (v) belum efisiennya pasar primer dan belum berkembangnya pasar sekunder perumahan; (vi) belum mantapnya kelembagaan penyelenggaraan pembangunan perumahan dan permukiman; dan (vii) belum optimalnya pemanfaatan sumber daya perumahan dan permukiman.

I-3

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

1.4

Pengemban Amanat Konstitusi

Sebagai pengemban amanat konstitusi dan untuk menghadapi tantangan perumahan dan permukiman, Kementerian Perumahan Rakyat berdiri di garis depan dalam penanganan perumahan dan kawasan permukiman. Dalam Kabinet Indonesia Bersatu II, Kementerian Perumahan Rakyat mempunyai tugas dan fungsi sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Republik Indonesia. Berdasarkan peraturan di atas, Kementerian Perumahan Rakyat memiliki tugas membantu Presiden Republik Indonesia dalam merumuskan kebijakan dan koordinasi di bidang perumahan rakyat dengan fungsi: 1. Perumusan kebijakan nasional di bidang perumahan rakyat 2. Koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang perumahan rakyat 3. Pengelolaan barang/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian Perumahan Rakyat 4. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Perumahan Rakyat 5. Penyelenggaraan fungsi operasionalisasi kebijakan penyediaan rumah dan pengembangan lingkungan perumahan sebagai bagian dari permukiman termasuk penyediaan rumah susun dan penyediaan prasarana dan sarana lingkungannya sesuai dengan undang-undang di bidang perumahan dan permukiman, dan rumah susun. Untuk itu, dalam rangka menyelenggarakan tugas dan fungsinya, sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 21 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perumahan Rakyat, Menteri Perumahan Rakyat dibantu oleh: 1. Sekretariat Kementerian 2. Deputi Bidang Pembiayaan 3. Deputi Bidang Pengembangan Kawasan 4. Deputi Bidang Perumahan Swadaya 5. Deputi Bidang Perumahan Formal 6. Kelompok Staf Ahli: a. b. Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Keuangan Staf Ahli Bidang Kemitraan dan Hubungan Antar Lembaga I-4

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

c. d. e.

Staf Ahli Bidang Peran Serta Masyarakat dan Pemberdayaan Staf Ahli Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dan Industri Staf Ahli Bidang Tata Ruang, Pertanahan, dan Permukiman

7. Inspektorat 8. Pusat Pengembangan Perumahan 9. Pusat Pembiayaan Perumahan Dengan demikian, Kementerian Perumahan Rakyat diharapkan dapat menjalankan peran perumusan kebijakan dan koordinasi di bidang perumahan rakyat yang menjadi tanggung jawabnya. Hingga Oktober 2011, sudah banyak capaian baik dalam perumusan kebijakan, koordinasi dan operasionalisasi kebijakan dalam penyediaan rumah layak huni, meski masih terdapat kendala dan permasalahan pembangunan yang perlu diperhatikan dan segera dituntaskan. Di akhir masa kerja Menteri Negara Perumahan Rakyat, dianggap perlu untuk melihat kembali berbagai kinerja yang telah dicapai dan agenda yang masih tersisa sampai dengan 2014 untuk menjawab tantangan pembangunan yang semakin komplek di masa depan. Tekad pemerintah untuk memperbaiki kinerjanya harus didukung oleh kesiapan sumber daya pembangunan yang memadai. Sebagai bentuk pertanggungjawaban dan perwujudan akuntabilitas kepada publik atas kinerja yang telah dicapai oleh Kementerian Perumahan Rakyat sejak 2010 hingga Oktober 2011 tersebut, maka disusunlah Memori Akhir Jabatan Menteri Negara Perumahan Rakyat Tahun 2010-2011. Memori Akhir Jabatan ini terdiri dari lima bagian yaitu: (i) Bab I Pendahuluan; (ii) Bab II Rencana Strategis Kementerian Perumahan Rakyat 2010-2014; (iii) Bab III Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010; (iv) Bab IV Persiapan Pelaksanaan APBN 2012; dan (v) Bab V Penutup.

I-5

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

Gambar 1 Struktur Organisasi Kementerian Perumahan Rakyat

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

I-6

I-7

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

BAB II RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT 2010-2014

2.1

Acuan Rencana Strategis Kementerian Perumahan Rakyat

Untuk mendukung peran Kementerian Perumahan Rakyat dalam menjalankan amanahnya, telah disusun Rencana Strategis Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010-2014. Rencana Strategis (Renstra) ini disusun sebagai patokan serta memberikan arah dan sasaran yang jelas serta tolak ukur kinerja dalam pelaksanaan pembangunan perumahan rakyat. Renstra tersebut juga telah disahkan melalui Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor: 02/PERMEN/M/2010 tentang Rencana Strategis Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010-2014 yang kemudian direvisi menjadi Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 13 Tahun 2011 tentang Rencana Strategis Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010-2014. Revisi ini dilakukan mengingat telah ditetapkannya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman dan Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 21 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perumahan Rakyat sehingga diperlukan penyesuaian terhadap program dan kegiatan. Rencana Strategis Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010-2014 tersebut merupakan turunan dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 20052025 yang mencantumkan bahwa daya saing perekonomian meningkat melalui ...; percepatan pembangunan infrastruktur dengan lebih meningkatkan kerja sama antara pemerintah dan dunia usaha...; serta pengembangan sumber daya air dan pengembangan perumahan dan permukiman. Sebagai landasan arah pembangunan perumahan dan permukiman secara jangka panjang, RPJPN mengamanatkan tiga pokok utama yaitu: a) penyelenggaraan pembangunan perumahan yang berkelanjutan, memadai, layak, dan terjangkau oleh daya beli masyarakat serta didukung oleh prasarana dan sarana permukiman yang mencukupi dan berkualitas yang dikelola secara profesional, kredibel, mandiri, dan efisien II-1

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

b) penyelenggaraan pembangunan perumahan beserta prasarana dan sarana pendukungnya yang mandiri mampu membangkitkan potensi pembiayaan yang berasal dari masyarakat dan pasar modal, menciptakan lapangan kerja, serta meningkatkan pemerataan dan penyebaran pembangunan c) pembangunan perumahan beserta prasarana dan sarana pendukungnya yang memperhatikan fungsi dan keseimbangan lingkungan hidup. Amanat tersebut kemudian diturunkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 yang terdiri dari target-target pembangunan fisik dan non fisik. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 20102014 tersebut mengamanatkan Kementerian Perumahan Rakyat untuk ikut memastikan kegiatan dan program yang termasuk dalam prioritas bidang sarana dan prasarana, sub bidang perumahan dan permukiman. Prioritas Nasional untuk sektor Perumahan Rakyat tersebut adalah memastikan pembangunan 685.000 Rumah Sederhana Sehat Bersubsidi, 180 Tower Rusunami dan 650 twin block Rusunawa berikut fasilitas pendukung kawasan permukiman yang dapat menampung 836.000 keluarga yang kurang mampu pada 2012. Hal tersebut diamanatkan kepada Kementerian Perumahan Rakyat bersama-sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum. Rincian detail dari penjabaran amanat RPJMN yang dikhususkan untuk Kementerian Perumahan Rakyat dapat dilihat pada Tabel II.I dan Tabel II.2. Tabel II.1 Prioritas Nasional dalam RPJMN 2010-2014 (Buku I)
NO Substansi Inti/ Kegiatan Prioritas Target Sasaran Indikator Jumlah rusunawa terbangun Jumlah fasilitasi dan stimulasi prasarana, sarana, dan utilitas kawasan perumahan dan permukiman Jumlah bantuan subsidi perumahan 2010 100 2011 100 2012 180 2013 0 2014 0 Indikasi Pagu (Rp Miliar) 4.560

3 4 5

Pembangunan rumah 380 twin susun sederhana sewa block Fasilitasi pembangunan prasarana, sarana, dan 700.000 utilitas kawasan unit perumahan dan permukiman Bantuan subsidi 1.350.000 perumahan Tahun 2010unit 2014

90.374 117.010 145.000 161.616 186.000

4.375

210.000 250.000 290.000 290.000 310.000 187.006 -

20.700 923,51 2.145

Pembayaran Tunggakan 187.006 Jumlah bantuan subsidi Subsidi Tahun 2008-2009 unit perumahan Fasilitasi dan stimulasi pembangunan baru perumahan swadaya Fasilitasi dan stimulasi peningkatan kualitas perumahan swadaya Jumlah fasilitasi dan 200.000 stimulasi pembangunan unit baru perumahan swadaya Jumlah fasilitasi dan 400.000 stimulasi peningkatan unit kualitas perumahan swadaya

30.000 50.000 65.000 30.000 25.000

50.000 75.000 85.000 90.000 100.000

625

Sumber : RPJMN 2010-2014 (Buku I) Bidang Perumahan dan Permukiman

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

II-2

Tabel II.2 Prioritas Bidang dalam RPJMN 2010-2014 (Buku I)


No. I PROGRAM/KEGIATAN PRIORITAS SASARAN (Outcomes/ Output yang diharapkan) TARGET INDIKATOR
2010 2011 2012 2013 2014 20102014

PAGU 2010-2014 (Rp Miliar) 1.171,4

II

1 2

PROGRAM DUKUNGAN DAN MANAJEMEN TUGAS TEKNIS LAINNYA PROGRAM PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN Pembangunan rumah 380 twin susun sederhana sewa block Fasilitasi dan stimulasi pembangunan perumahan 50.000 unit swadaya

12.111,1

8 9

III

Jumlah rusunawa 100 100 180 380 terbangun Jumlah fasilitasi dan stimulasi 7.500 12.500 16.250 7.500 6.250 50.000 pembangunan baru perumahan swadaya Fasilitasi dan stimulasi Jumlah fasilitasi dan peningkatan kualitas stimulasi peningkatan 7.500 12.500 16.250 7.500 6.250 50.000 50.000 unit perumahan swadaya kualitas perumahan swadaya Fasilitasi pembangunan Jumlah fasilitasi dan PSU kawasan perumahan stimulasi prasarana, 90.374 117.010 145.000 161.616 186.000 700.000 700.000 unit dan permukiman sarana dan utilitas perumahan swadaya Fasilitasi pembangunan Jumlah fasilitasi dan PSU perumahan swadaya stimulasi prasarana, 7.500 12.500 16.250 7.500 6.250 50.000 50.000 unit sarana dan utilitas perumahan swadaya Fasilitasi dan Stimulasi Jumlah permukiman 50 100 150 175 180 655 Penataan Lingkungan 655 Ha kumuh yang Permukiman Kumuh terfasilitasi Fasilitasi pra-sertifikasi dan Jumlah unit lahan dan pendampingan pascabangunan rumah yang sertifikasi terfasilitasi pra7.500 7.500 7.500 7.500 30.000 30.000 unit sertifikasi dan pendampingan pasca sertifikasi Fasilitasi pembangunan Jumlah rumah khusus 250 750 1.050 1.350 1.600 5.000 5.000 unit rumah khusus terbangun Pengembangan Kebijakan dan Koordinasi Jumlah revisi 20 peraturan 4 4 4 4 4 20 Pelaksanaan Kebijakan peraturan perundangan Perumahan dan perundangan Permukiman PROGRAM PENGEMBANGAN PEMBIAYAAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN Pengembangan Kebijakan dan Koordinasi Jumlah revisi 10 peraturan 2 2 2 2 2 10 Pelaksanaan Kebijakan peraturan perundangan Pembiayaan Perumahan perundangan dan Permukiman TOTAL ALOKASI KEMENPERA 2010-2014
Sumber : RPJMN 2010-2014 (Buku II) Bidang Perumahan dan Permukiman

4.560,0

536,3

286,3

4.375,0

236,3

1.043,0

12,0

259,7

802,6

412,0

412,0

13.694,5

II-3

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

Sasaran umum yang akan dicapai dalam pembangunan perumahan dan permukiman tersebut adalah meningkatnya akses bagi rumah tangga terhadap rumah dan lingkungan permukiman yang layak, aman, terjangkau, dan didukung oleh prasarana dan sarana dasar serta utilitas yang memadai, serta memiliki jaminan kepastian hukum dalam bermukim (secure tenure) untuk mendukung pencapaian target Millenium Development Goals (MDGs). Sasaran lain yang ingin dicapai adalah meningkatnya kualitas perencanaan dan penyelenggaraan pembangunan perumahan dan permukiman di tingkat pusat dan daerah. Sedangkan, sasaran khusus untuk sektor perumahan adalah tersedianya akses bagi masyarakat terhadap perumahan baik perumahan baru maupun peningkatan kualitas perumahan dan lingkungan permukiman serta kepastian hukum bagi 5,6 juta rumah tangga. Kemudian dalam Kontrak Kinerja Menteri Perumahan Rakyat dengan Presiden terdapat target Program 100 hari dan program di luar 100 hari yaitu program 2010-2014. Tabel II.3 Kontrak Kinerja Menteri Negara Perumahan Rakyat 2010-2014
No A. Program Memastikan tersusunnya Rencana Strategis Kementerian Negara Perumahan Rakyat Tahun 2010-2014 Menyusun usulan Renstra Kemenpera Tahun 2010-2014 yang terdiri dari: visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, kegiatan pokok, indikator kinerja per Eselon II Menyempurnakan Renstra Kemenpera Tahun 2010-2014 B. Memastikan tercapainya target capaian program 100 hari Meningkatkan tingkat hunian rusunawa yang sudah/sedang dibangun dari sekitar 40% menjadi 80% dalam 100 hari dan melakukan kaji ulang menyeluruh atas kebijakan pembangunan dan penghunian rusunawa dan rusunami. Memastikan tercapainya prioritas nasional yang mencakup namun tidak terbatas pada Memastikan pembangunan 685.000 unit RSH Bersubsidi, 180 Tower Rusunami dan 650 TB Rusunawa berikut fasilitas pendukung kawasan permukiman yang dapat menampung 836.000 keluarga pada tahun 2012. D. Melaksanakan reformasi bidang pelayanan umum Mengkaji ulang dan mengusulkan perbaikan kebijakan, peraturan, dan proses pelaksanaan seluruh kegiatan yang berhubungan dengan pelayanan umum yang diberikan Kementerian secara tuntas sebelum Juni 2010 serta memastikan efektifitas implementasi perbaikan peraturan tersebut sesuai dengan batas waktu yang ditetapkan oleh pejabat yang ditunjuk Presiden untuk memimpin reformasi pelayanan umum. Waktu

Paling lambat tanggal 20 November 2009 Paling lambat tanggal 31 Desember 2009 Paling lambat Januari 2010, kecuali dinyatakan secara spesifik pada program terkait

C.

Paling lambat Oktober 2014, kecuali dinyatakan secara spesifik pada program terkait

Paling lambat Juni 2010

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

II-4

No E.

Program Melaksanakan perbaikan peraturan yang mendukung investasi Mengaji dan mengusulkan perbaikan peraturan-peraturan yang menghambat atau berpotensi menghambat investasi sebelum Juni 2010 dan memastikan efektifitas perbaikan peraturan tersebut sesuai dengan batas waktu yang ditetapkan.

Waktu

Paling lambat Juni 2010

2.2

Visi dan Misi Renstra Kemenpera 2010-2014

Renstra Kemenpera 2010-2014 menyatakan visi pembangunan perumahan rakyat adalah Setiap Keluarga Indonesia Menempati Rumah yang Layak Huni. Pencapaian visi tersebut memerlukan komitmen dari seluruh pemangku kepentingan di bidang perumahan dan permukiman mengingat intensitas dan kompleksitas permasalahan yang harus ditangani. Kementerian Perumahan Rakyat sebagai salah satu pemangku kepentingan dalam pencapaian visi tersebut memiliki kewenangan sebagai regulator, fasilitator maupun pelaksana pembangunan perumahan sehingga kebutuhan rumah yang layak huni bagi setiap keluarga Indonesia dapat terpenuhi. Visi Kementerian Perumahan Rakyat ini akan dapat dicapai melalui serangkaian misi yaitu: (i) meningkatkan iklim yang kondusif dan koordinasi pelaksanaan kebijakan pembangunan (ii) meningkatkan ketersediaan rumah layak huni yang didukung oleh prasarana, sarana dan utilitas (PSU) (iii) mengembangkan sistem pembiayaan perumahan jangka panjang (iv) meningkatkan pendayagunaan sumber daya perumahan dan permukiman (v) meningkatkan peran pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lainnya.

2.3

Arah Kebijakan dan Sasaran

Dalam rangka melaksanakan penugasan dari RPJM Nasional, maka disusun arah kebijakan Kementerian Perumahan Rakyat sebagai berikut: 1. Pengembangan regulasi dan kebijakan untuk menciptakan iklim yang kondusif, serta koordinasi pelaksanaan kebijakan di tingkat Pusat dan Daerah dalam rangka pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Perumahan dan Permukiman. Peningkatan pemenuhan kebutuhan Rumah Layak Huni (RLH) yang didukung dengan prasarana, sarana dan utilitas (PSU) serta kepastian bermukim bagi masyarakat berpenghasilan menengah-bawah, melalui:
KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

2.

II-5

3.

4.

a. Pembangunan rumah layak huni (RLH) melalui pasar formal maupun secara swadaya masyarakat baik untuk pembangunan baru maupun peningkatan kualitas b. Pembangunan rumah susun sederhana (rusuna) baik sewa maupun milik c. Penyediaan PSU perumahan dan permukiman yang memadai untuk pengembangan kawasan dan PSU perumahan swadaya d. Penanganan lingkungan perumahan dan permukiman kumuh e. Pembangunan rumah khusus, termasuk rumah sederhana sewa dan pasca bencana f. Pengembangan kawasan khusus, termasuk kawasan perbatasan, daerah tertinggal dan pasca bencana g. Fasilitasi pra sertifikasi dan pendampingan pasca sertifikasi tanah bagi MBR. Pengembangan sistem pembiayaan perumahan dan permukiman bagi MBM melalui: a. Pengembangan pembiayaan perumahan melalui fasilitas likuiditas b. Pengembangan Tabungan Perumahan Nasional c. Peningkatan pemanfaatan sumber-sumber pembiayaan untuk pembangunan perumahan dan permukiman. Peningkatan pendayagunaan sumberdaya pembangunan perumahan dan permukiman serta pengembangan dan pemanfaatan hasil-hasil penelitian dan pengembangan teknologi maupun sumber daya dan kearifan lokal. Peningkatan sinergi pusat-daerah dan pemberdayaan pemangku kepentingan lainnya dalam pembangunan perumahan dan permukiman.

5.

Untuk mewujudkan visi dan misi Kementerian Perumahan Rakyat, sepanjang 20102014 telah ditetapkan sasaran-sasaran antara lain: 1. Meningkatnya pengembangan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan pembangunan perumahan dan permukiman, khususnya, (i) Revisi UU Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman, (ii) Revisi UU Nomor 16 Tahun 1985 tentang Rumah Susun, (iii) Revisi PP Nomor 80 Tahun 1999 tentang KASIBA/LISIBA BS, (iv) Revisi PP Nomor 41 Tahun 1996 tentang Pemilikan Rumah Tempat Tinggal atau Hunian bagi Orang Asing yang Berkedudukan di Indonesia, (v) Revisi PP Nomor 31 Tahun 2007 tentang Perubahan Keempat Atas PP Nomor 12 Tahun 2001 tentang Impor dan atau Penyerahan Barang Kena Pajak Tertentu yang Bersifat Strategis yang Dibebaskan dari Pengenaan PPN, (vi) Revisi PP Nomor 15 Tahun 2004 tentang Perum Perumnas, (vii) Penyiapan masukan formulasi kebijakan Hak Tanggungan dalam rangka sekuritisasi KPR terkait dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan atas Tanah beserta Bendabenda yang Berkaitan dengan Tanah, (viii) Revisi Keppres Nomor 22 Tahun
KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

II-6

2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.

12. 13. 14. 15. 16. 17.

2006 tentang Tim Koordinasi Percepatan Pembangunan Rumah Susun di Kawasan Perkotaan, (ix) Revisi Keppres Nomor 63 Tahun 2000 tentang Badan Kebijaksanaan dan Pengendalian Pembangunan Perumahan dan Permukiman Nasional (BKP4N), (x) Revisi Keppres Nomor 14 Tahun 1993 jo. Keppres Nomor 46 Tahun 1994 tentang Tabungan Perumahan Pegawai Negeri Sipil (Taperum PNS), serta (xi) Pengembangan NSPK dalam rangka penerapan SPM bidang Perumahan Rakyat. Terlaksana penataan dan pengelolaan lahan untuk pembangunan perumahan dan permukiman. Terlaksana fasilitasi PSU Kawasan perumahan dan permukiman sebanyak 700.000 unit. Terlaksana penataan lingkungan permukiman kumuh seluas 655 Ha dengan jumlah penduduk terfasilitasi sebanyak 130.000 jiwa. Terlaksana pembangunan rumah susun sederhana berupa rusunawa sebanyak 36.480 unit. Terlaksana pembangunan Rumah Khusus sebanyak 5.000 unit termasuk rumah sederhana sewa dan rumah pasca bencana. Terlaksana fasilitasi Pembangunan Rumah Swadaya berupa pembangunan baru sebanyak 50.000 unit. Terlaksana fasilitasi Pembangunan Rumah Swadaya berupa peningkatan kualitas sebanyak 50.000 unit. Terlaksana fasilitasi penyediaan PSU Perumahan Swadaya berupa bantuan stimulan PSU Swadaya sebanyak 50.000 unit. Terlaksana fasilitasi pra-sertifikasi dan pendampingan pasca-sertifikasi lahan dan bangunan rumah bagi MBR sebanyak 30.000 unit. Meningkatnya pemanfaatan sumber daya pembangunan perumahan dan permukiman serta pengembangan dan pemanfaatan hasil-hasil penelitian dan pengembangan teknologi maupun sumber daya dan kearifan lokal. Terlaksana penyaluran bantuan subsidi perumahan sebanyak 1.350.000 unit. Meningkatnya mobilisasi dan pemanfaatan sumber pembiayaan untuk mendukung pembangunan perumahan dan permukiman. Terselenggara fungsi pelayanan bidang perumahan dan permukiman di tingkat pusat dan daerah (33 Provinsi). Terlaksana Dana Alokasi Khusus (DAK) Perumahan dan Permukiman berupa fasilitasi PSU kawasan perumahan dan permukiman sebanyak 320.000 unit. Terlaksana kewajiban pelayanan publik (Public Service Obligation) bidang perumahan dan permukiman. Terselenggara tugas dan fungsi Kementerian Perumahan Rakyat secara efektif dan efisien.

II-7

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

2.4

Program dan Kegiatan

Untuk menjalankan kebijakan-kebijakan pembangunan perumahan serta mewujudkan sasaran-sasaran yang telah disusun di atas, Kementerian Perumahan Rakyat menyiapkan program-program sebagai berikut: 2.4.1 Program Dukungan dan Manajemen Tugas Teknis Lainnya

Merupakan program dari Sekretariat Kementerian Perumahan Rakyat yang terdiri dari beberapa kegiatan yaitu: Dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya Perencanaan dan penganggaran pembangunan perumahan dan permukiman Peningkatan produk hukum, humas dan kepegawaian Pengawasan dan peningkatan akuntabilitas aparatur Kementerian Perumahan Rakyat Dukungan pengembangan kebijakan pembangunan perumahan dan permukiman 2.4.2 Program Pengembangan Perumahan dan Permukiman

Merupakan program dari Deputi Bidang Pengembangan Kawasan, Deputi Bidang Perumahan Formal dan Deputi Bidang Perumahan Swadaya yang terdiri dari beberapa kegiatan yaitu: Fasilitasi pembangunan Prasarana, Sarana, dan Utilitas (PSU) kawasan perumahan dan permukiman Fasilitasi dan stimulasi penataan lingkungan permukiman kumuh Pembangunan rumah susun sederhana sewa Fasilitasi dan stimulasi pembangunan baru perumahan swadaya Fasilitasi dan stimulasi peningkatan kualitas perumahan swadaya Fasilitasi pembangunan PSU perumahan swadaya Fasilitasi pra-sertifikasi dan pendampingan pasca-sertifikasi 2.4.3 Program Pengembangan Pembiayaan Perumahan dan Permukiman

Merupakan program dari Deputi Bidang Pembiayaan yang terdiri dari beberapa kegiatan yaitu: Perencanaan dan koordinasi pengembangan pembiayaan perumahan dan permukiman Pengembangan pola bantuan pembiayaan perumahan dan permukiman Pengembangan kerjasama pembiayaan perumahan dan permukiman Pengembangan dan penggalangan sumber-sumber pembiayaan perumahan Pengembangan investasi perumahan dan permukiman II-8

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

BAB III KINERJA KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN 2010-2011


3.1 Pencapaian Anggaran

Untuk mewujudkan visi Kementerian Perumahan Rakyat yaitu Setiap keluarga Indonesia menempati rumah yang layak huni, telah dialokasikan dana dalam RPJMN 2010-2014 sebesar Rp 13,69 triliun dan dana subsidi sebesar Rp 21,62 triliun. Dengan demikian total anggaran dalam RPJMN 2010-2014 untuk Kemenpera adalah sebesar Rp 35,318 triliun. (tabel III.1)
5,000.00 4,500.00 4,000.00 (Milyar Rupiah) 3,500.00 3,000.00 2,500.00 2,000.00 1,500.00 BA 091 BA 999

1,000.00
500.00 2010 2011 2012 2013 2014

Gambar 2 Pagu Anggaran BA 091 dan BA 999 Anggaran Kementerian Perumahan Rakyat dialokasikan melalui Bagian Anggaran (BA) 091 dan Bagian Anggaran (BA) 999. Sejalan dengan komitmen Pemerintah, pagu anggaran baik untuk BA 091 maupun BA 999 mengalami peningkatan dari tahun 2009. Pagu yang ada untuk tahun 2010 (berdasarkan RPJMN 2010-2014) meningkat menjadi Rp 2.395,7 triliun untuk BA 091 dan menjadi Rp 4.163,5 triliun untuk BA 999. Sedang pagu tahun 2011 (berdasarkan RPJMN 2010-2014) adalah Rp 2.759,5 triliun untuk BA 091 dan Rp 3.840 triliun untuk BA 999. Sepanjang periode 2010-2014, BA 999 memiliki alokasi tahunan yang lebih tinggi dibandingkan BA 091. (Gambar 2) III-1
KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

Tabel III.1 Target dan Anggaran Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010-2014

Sumber : RPJMN 2010-2014 Bidang Perumahan dan Permukiman dan RENSTRA Kemenpera 2010-2014

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

III-2

Tabel III.2 Pagu Anggaran Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010 dan 2011

Sumber : Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun Anggaran 2010 dan 2011

3,000.00 Milyar Rupiah 2,000.00 1,000.00 2010 2011 RPJMN Tahun 20102014 DIPA

Gambar 3 Pagu Anggaran Kemenpera (BA 091) Menurut RPJMN 2010-2014 vs Alokasi Anggaran III-3
KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

Namun dalam pelaksanaannya, pada tahun 2010 hanya teralokasi dana sebesar Rp 964,52 miliar (BA 091) ditambah dengan dana subsidi sebesar Rp 3.099,05 triliun (BA 999). Alokasi tersebut berbeda dengan alokasi dalam RPJMN 2010-2014 dikarenakan keterbatasan anggaran pada tahun 2010. Sehingga, target pada tahun 2010 pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) berbeda dengan target yang ditetapkan dalam RPJMN 2010-2014. Sedangkan untuk tahun 2011 dana yang teralokasi relatif mendekati rencana alokasi dalam RPJMN 2010 2014 sebesar Rp 2.483,99 triliun (BA 091) ditambah dengan dana subsidi sebesar Rp 6.707,51 triliun (BA 999) selengkapnya pada Tabel III.2. Gambar 3 menunjukkan perbandingan Pagu Anggaran Kemenpera (BA 091) menurut RPJMN 2010 - 2014 terhadap alokasi anggaran di tahun 2010 - 2011. Tabel III.3 Kinerja Anggaran Pembangunan Perumahan Rakyat Tahun 2010 dan 2011

Sumber: Bagian Keuangan, Kementerian Perumahan Rakyat

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

III-4

100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
Jan
0.06% 0.12% 1.05% 3.37% 13.24% 6.66% 8.83% 17.08% 20.01% 22.18%

97.02%

56.84%

Feb

Mar April

Mei

Juni

Juli Agts. Sept. Ok. Prognosa

Nop. Des.

Rencana

Realisasi

Realisasi Fisik

Gambar 4 Rencana dan Realisasi Anggaran Kemenpera BA 091 per 18 Oktober 2011 Dalam hal kemampuan penyerapan alokasi dana untuk tahun 2010, realisasinya terlihat menggembirakan. Realisasi dana BA 091 mencapai Rp 903,342 miliar atau 93,6% dari pagu (Rp 964,51 miliar). Sementara itu, realisasi dana BA 999 mencapai Rp 3,099 triliun atau 100%. Dengan demikian realisasi total pada tahun 2010 adalah sebesar Rp 4.002,39 triliun atau sebesar 98,49% dari pagu (Rp 4.063,57 triliun) selengkapnya pada Tabel III.3. Penyerapan alokasi dana untuk tahun 2011 (sampai dengan 18 Oktober 2011), untuk BA 091 mencapai Rp 550,96 miliar atau 22,18 % dari pagu. Sementara itu, realisasi dana BA 999 mencapai Rp 3.142,07 triliun atau 46,84% dari pagu. Secara keseluruhan, kinerja penyerapan anggaran Kemenpera Tahun 2011 per minggu keIII Oktober mencapai 40,18% dari total pagu anggaran selengkapnya pada Tabel III.3. Penyerapan anggaran yang semula banyak terkendala oleh kesiapan lokasi, akan segera mengalami percepatan sesuai dengan: (1) percepatan realisasi belanja III-5
KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

modal sejalan dengan pelaksanaan pembangunan rusunawa dan PSU yang secara bertahap melewati tahap pengadaan barang dan jasa dan mulai masuk ke dalam tahap pelaksanaan fisik lapangan; dan (2) percepatan realisasi KPR FLPP sejalan dengan pasokan rumah sejahtera yang dipasok pasar perumahan memasuki proses akad kredit. Prognosa penyerapan anggaran Kemenpera Tahun 2011 menunjukkan bahwa pencapaian penyerapan anggaran per akhir Desember 2011 akan mencapai 97,02% selengkapnya pada Gambar 4.

3.2

Pencapaian Kontrak Kinerja Menteri Negara Perumahan Rakyat

Menteri Negara Perumahan Rakyat juga telah melakukan kontrak kinerja dengan Presiden terkait tujuan dan sasaran dari Kementerian Perumahan Rakyat yang perlu dicapai. Salah satu sasaran utama dari Kontrak Kinerja tersebut adalah memastikan tercapainya target capaian program 100 hari. Target program 100 hari tersebut adalah meningkatkan tingkat hunian rusunawa yang sudah atau sedang dibangun dari sekitar 40% menjadi 80% dalam 100 hari dan melakukan kaji ulang menyeluruh atas kebijakan pembangunan dan penghunian rusunawa dan rusunami. Target tersebut harus dicapai paling lambat Januari 2010. Target program 100 hari tersebut didefinisikan dengan terhuninya 124 TB Rusunawa dari 155 TB Rusunawa siap huni dan pencapaiannya mampu melebihi 100% dengan terhuninya 132 TB dari target 124 TB pada hari ke-100. Selain itu, dalam 100 hari tersebut telah juga tercapai sepenuhnya identifikasi terhadap permasalahan dan tersusunnya substansi perubahan kebijakan pembangunan dan penghunian Rusunawa dan Rusunami terkait dengan (i) pengelolaan Rusunawa, (ii) perhitungan tarif sewa Rusunawa, (iii) pedoman bantuan rusunawa pendidikan tinggi dan berasrama, (iv) pembentukan PPRS Rusunami, (v) penghunian dan pengalihan Sarusunami, (vi) revitalisasi KepPres 22 Tahun 2006, (vii) revisi PP Nomor 31 Tahun 2007, dan (viii) Revisi PP Nomor 38 Tahun 2008. Beberapa target lain dalam kontrak kinerja yang perlu dicapai dalam tahun 2010 adalah tentang pelaksanaan perbaikan peraturan yang mendukung investasi. Kemenpera perlu untuk mengkaji dan mengusulkan perbaikan peraturanperaturan yang menghambat atau berpotensi menghambat investasi sebelum Juni 2010 dan memastikan efektifitas perbaikan peraturan tersebut sesuai dengan batas waktu yang ditetapkan.

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

III-6

Target berikutnya yang juga perlu dicapai pada tahun 2010 adalah melaksanakan reformasi bidang pelayanan umum. Dalam mencapai target ini perlu dikaji ulang dan diusulkan tentang perbaikan kebijakan, peraturan, dan proses pelaksanaan seluruh kegiatan yang berhubungan dengan pelayanan umum yang diberikan Kementerian secara tuntas sebelum Juni 2010 serta memastikan efektivitas implementasi perbaikan peraturan tersebut sesuai dengan batas waktu yang ditetapkan oleh pejabat yang ditunjuk Presiden untuk memimpin reformasi pelayanan umum. Pencapaian target-target tersebut dalam Tahun 2010 adalah dengan melalui diterbitkannya peraturan-peraturan yang mendukung. Daftar dari peraturan-peraturan yang diterbitkan tersebut dapat dilihat pada Tabel III.5. Sasaran lain yang lebih bersifat jangka menengah adalah memastikan pembangunan 685.000 unit RSH Bersubsidi, 180 Tower Rusunami dan 650 TB Rusunawa berikut fasilitas pendukung kawasan permukiman yang dapat menampung 836.000 keluarga pada tahun 2012, sebagai catatan sasaran jangka menengah ini ditugaskan tidak hanya Kemenpera tetapi juga Kementerian Pekerjaan Umum. Sasaran ini mempertegas prioritas nasional yang telah ada dalam RPJMN 2010-2014 dan pencapaian dari sasaran tersebut termasuk dalam pencapaian misi Rencana Strategis Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 20102014 (sub bab 3.3).

3.3

Pencapaian RPJMN dan Rencana Strategis Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010-2014

Tujuan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 20102014, kemudian diturunkan secara khusus dalam misi-misi Kementerian Perumahan Rakyat yang tercantum dalam Rencana Strategis Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010-2014. Pada Bulan Oktober 2011, beberapa hal siginifikan yang telah dicapai terkait misi dan target tahun 2011 sesuai dengan Renstra Kemenpera 2010-2014 yaitu: 3.3.1 Kinerja Pencapaian Misi 1: Meningkatkan iklim yang kondusif dan koordinasi pelaksanaan kebijakan pembangunan

A. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (UU 1/2011 PKP) telah disetujui dalam sidang paripurna DPR III-7
KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

pada tanggal 17 Desember 2010 dan disahkan dalam Lembar Negara pada tanggal 12 Januari 2011. Proses penyusunan UU 1/2011 PKP dalam tahun 2010 memang menjadi prioritas pembahasan Program Legislasi Nasional melalui usulan Badan Legislasi DPR RI.

Gambar 5 Pengesahan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman pada 17 Desember 2010
Sumber: Biro Hukum dan Kepegawaian

UU 1/2011 PKP yang telah disahkan ini diharapkan dapat meningkatkan penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman yang berkeadilan dan berpihak pada masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman ini secara keseluruhan mencerminkan adanya keberpihakan yang kuat sekaligus memberikan kepastian bermukim terhadap masyarakat berpenghasilan rendah Selain itu, lahirnya UU ini juga mengamanatkan dibentuknya dua UU lainnya yakni UU tentang Rumah Susun (Rusun) dan Tabungan Perumahan. UU ini juga mengamanatkan Peraturan Pemerintah atau peraturan pelaksanaan lainnya ditetapkan paling lama 1 (satu) tahun sejak Undangundang ini berlaku. Terkait dengan semua kelembagaan yang perlu dibentuk atau yang perlu ditingkatkan statusnya harus sudah disusun paling lambat 2 (dua) tahun sejak undang-undang ini diundangkan. B. Revisi Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1985 tentang Rumah Susun
KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

III-8

Revisi dari Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1985 tentang Rumah Susun merupakan salah satu dari amanat UU 1/2011 PKP. Proses penyusunan RUU rusun pada tahun 2010 menyisakan beberapa substansi untuk disempurnakan pada tahun 2011. Substansi yang belum disepakati dalam tahapan pembahasan yang telah berjalan pada tahun 2010 adalah (i) tanah, berupa pemisahan horizontal antara tanah dan bangunan diatasnya, tanah sewa yang dibangun Rumah Susun (tanpa tanah bersama), sertifikat Satuan Rumah Susun (Sarusun) yang dibangun diatas tanah sewa (ii) kelembagaan, berupa tugas pokok dan fungsi (tupoksi) Badan Pengelola Rumah Susun (BPRS). Pada tahun 2011, proses penyusunan RUU Rusun terus berlangsung hingga disetujui di tingkat Panitia Kerja (Panja) sebelum akhirnya akan disahkan menjadi UU Rusun oleh DPR dalam Sidang Paripurna yang digelar di Gedung DPR RI Senayan pada 18 Oktober 2011. UU Rusun yang terdiri dari 19 Bab dan 120 Pasal ini diharapkan bisa mendorong pembangunan Rusun di Indonesia yang berpihak pada masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Beberapa muatan penting yang terdapat dalam UU Rusun yang baru ini antara lain adalah kewajiban bagi pelaku pembangunan Rusun komersial untuk menyediakan Rusun umum sekurang-kurangnya 20 persen dari total luas lantai Rusun komersial yang dibangun, perlindungan terhadap konsumen Rusun, serta penyempurnaan mekanisme Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun (PPPSRS). C. Penyusunan UU Tabungan Perumahan UU Tabungan Perumahan sudah diamanatkan dalam UU Perumahan dan Kawasan Permukiman (UU PKP) bahwa tabungan perumahan akan diatur secara tersendiri melalui Undang-Undang. D. Revisi Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 1999 tentang Kawasan Siap Bangun dan Lingkungan Siap Bangun Berdiri Sendiri Pada tahun 2010 telah disiapkan rancangan dari revisi Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 1999 tentang Kawasan Siap Bangun dan Lingkungan Siap Bangun Berdiri Sendiri. Penyiapan Revisi Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 1999 tentang Kawasan Siap Bangun dan Lingkungan Siap Bangun Berdiri Sendiri ini bertujuan untuk merumuskan kembali pengaturan tentang Badan Pengelola agar tidak rigid sehingga III-9
KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

tidak menjadi kendala dalam pelembagaan badan pengelola. Pengaturan yang akan dikembangkan adalah bentuk badan pengelola yang lebih banyak pilihannya, proses tender yang lebih menarik minat swasta, kemudahan dan bantuan kepada Pemda. Pengaturan juga akan membedakan antara pemilikan tanah oleh Pemda dan Swasta. E. Penerbitan Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Pada tahun 2011 dan 2010, telah diterbitkan juga 36 buah Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat. Peraturan Menteri tersebut bertujuan untuk lebih mendukung segi teknis dalam menciptakan iklim yang kondusif terkait pelaksanaan kebijakan pembangunan. Delapan belas Peraturan Menteri tersebut adalah sebagai berikut: Tabel III.4 Daftar Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Tahun 2011 dan 2010
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Nomor Permenpera Tahun 2010 01/PERMEN/M/2010 02/PERMEN/M/2010 03/PERMEN/M/2010 04/PERMEN/M/2010 Nomor 5 Tahun 2010 Nomor 6 Tahun 2010 Nomor 7 Tahun 2010 Nomor 8 Tahun 2010 Nomor 10 Tahun 2010 Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan Pengaduan Masyarakat di Bidang Perumahan dan Permukiman Rencana Strategis Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 20102014 Pelimpahan Sebagian Urusan Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010 melalui Dekonsentrasi Pedoman Pelaksanaan Dekonsentrasi Lingkup Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010 Pelaksanaan Pengadaan Barang-Jasa Secara Elektronik (EProcurement) di Lingkungan Kementerian Perumahan Rakyat Pola Klasifikasi Arsip Kemenpera Tata Naskah Dinas Kemenpera Tata Kearsipan Kemenpera Acuan Pengelolaan Lingkungan Perumahan Tapak Pengadaan Perumahan dan Permukiman dengan Dukungan Bantuan Pembiayaan Perumahan dalam Bentuk Fasilitas Subsidi Perumahan melalui Kredit/Pembiayaan Pemilikan Rumah Penetapan Struktur dan Perubahan Besaran Gaji Pokok Karyawan Pelaksana Sekretariat Tetap Bapertarum-PNS Tata Cara Pelaksanaan KPR Bersubsidi dan KPR Syariah Bersubsidi serta KPR Sarusuna Bersubsidi dan KPR Sarusuna Syariah Bersubsidi Pengadaan Perumahan Melalui Kredit/Pembiayaan Pemilikan Rumah Sejahtera dengan Dukungan Bantuan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan Petunjuk Pelaksanaan Pengadaan Perumahan melalui

11 12

Nomor 12 Tahun 2010 Nomor 13 Tahun 2010

13

Nomor 14 Tahun 2010

14

Nomor 15 Tahun 2010

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

III-10

No

Nomor Permenpera

15

Nomor 16 Tahun 2010

16

Nomor 17 Tahun 2010

17

Nomor 18 Tahun 2010

18 1 2 3 4 5

Nomor 21 Tahun 2010 Tahun 2011 Nomor 1 Tahun 2011 Nomor 2 Tahun 2011 Nomor 3 Tahun 2011 Nomor 4 Tahun 2011 Nomor 5 Tahun 2011

Tentang Kredit/Pembiayaan Pemilikan Rumah Sejahtera dengan Dukungan Bantuan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan Petunjuk Teknis Perencanaan Pembiayaan Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Bidang Perumahan Rakyat Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota Perubahan atas Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 11 Tahun 2010 tentang Pengadaan Perumahan dan Permukiman dengan Dukungan Bantuan Pembiayaan Perumahan dalam Bentuk Fasilitas Subsidi Perumahan melalui Kredit/ Pembiayaan Pemilikan Rumah Perubahan atas Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 13 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan KPR Bersubsidi dan KPR Syariah Bersubsidi serta KPR Sarusuna Bersubsidi dan KPR Sarusuna Syariah Bersubsidi Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perumahan Rakyat Pelimpahan Sebagian Urusan Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2011 Melalui Dekonsentrasi Pedoman Pelaksanaan Dekonsentrasi Lingkup Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2011 Aturan Perilaku Auditor Inspektorat Kementerian Perumahan Rakyat Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman Pedoman Pelaksanaan Fasilitasi Pra dan Paska Sertifikasi Hak atas Tanah untuk Memberdayakan Masyarakat Berpenghasilan Rendah Membangun Rumah Swadaya Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 11 Tahun 2010 tentang Pengadaan Perumahan dan Permukiman dengan Dukungan Bantuan Pembiayaan Perumahan dalam Bentuk Fasilitas Subsidi Perumahan melalui Kredit/Pembiayaan Pemilikan Rumah Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 13 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan KPR Bersubsidi dan Kpr Syariah Bersubsidi serta KPR Sarusuna Bersubsidi dan KPR Sarusuna Syariah Bersubsidi Pengadaan Perumahan melalui Kredit Konstruksi Rumah Sejahtera Tapak dengan Dukungan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan Petunjuk Pelaksanaan Pengadaan Perumahan melalui Kredit Konstruksi Rumah Sejahtera Tapak dengan Dukungan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan Pengadaan Perumahan melalui Kredit Konstruksi Rumah

Nomor 6 Tahun 2011

Nomor 7 Tahun 2011

Nomor 8 Tahun 2011

Nomor 9 Tahun 2011

10

Nomor 10 Tahun 2011

III-11

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

No

Nomor Permenpera

11

Nomor 11 Tahun 2011

12 13 14 15

Nomor 12 Tahun 2011 Nomor 13 Tahun 2011 Nomor 14 Tahun 2011 Nomor 15 Tahun 2011

16

Nomor 16 Tahun 2011

17 18

Nomor 17 Tahun 2011 Nomor 18 Tahun 2011

Tentang Sejahtera Murah Tapak dengan Dukungan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan Petunjuk Pelaksanaan Pengadaan Perumahan melalui Kredit Konstruksi Rumah Sejahtera Murah Tapak dengan Dukungan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan Tambahan Bantuan Uang Muka dan Bantuan Sebagian Biaya Membangun bagi Pegawai Negeri Sipil Rencana Strategis Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 20102014 Pedoman Pelaksanaan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 05/Permen/M/2007 tentang Pengadaan Perumahan dan Permukiman dengan Dukungan Fasilitas Subsidi Perumahan melalui KPRS/KPRS Mikro Bersubsidi Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 06/Permen/M/2007 tentang Pengadaan Perumahan dan Permukiman dengan Dukungan Fasilitas Subsidi Perumahan melalui KPRS/KPRS Mikro Syariah Bersubsidi Tahun 2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Subsidi Perumahan Melalui KPRS/KPRS Mikro Bersubsidi Tata Cara Pelaksanaan Subsidi Perumahan melalui KPRS/KPRS Mikro Syariah Bersubsidi

Kemudian untuk menunjang pemantauan dan evaluasi kinerja sebagai bagian dari koordinasi pelaksanaan kebijakan pembangunan, Kementerian Perumahan Rakyat telah melaksanakan beberapa kegiatan yaitu sebagai berikut: Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah mewajibkan setiap instansi pemerintah baik pusat maupun daerah untuk menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). Didasari oleh aturan tersebut setiap instansi pemerintah terlebih dahulu harus menyusun Perencanaan Strategis (Renstra) atau strategic planning. Kemenpera mengupayakan pengembangan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas dan legitimate, sehingga pemerintahan dan pembangunan di bidang perumahan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab, serta bebas dari KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme) dalam rangka perwujudan good governance.

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

III-12

Evaluasi penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) telah dilaksanakan oleh KemenPAN-RB di Kemenpera sejak tahun 2006 dimana materi yang dievaluasi berupa dokumen pendukung penerapan AKIP Kemenpera sejak Tahun 2005. Hasil penilaian/evaluasi yang diselenggarakan oleh KemenPAN-RB setiap tahunnya mengalami peningkatan. Dalam melaksanakan amanat Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah tersebut, Kemenpera sejak Tahun 2005 selalu menyampaikan LAKIP secara tepat waktu dan sejak tahun 2008 selalu konsisten meraih predikat CC. Tabel III.5 Peringkat SAKIP Kementerian Perumahan Rakyat
Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 Peringkat 57 dari 63 instansi 16 dari 71 instansi 13 dari 67 instansi (predikat CC) 16 dari 72 instansi (Predikat CC) 14 dari 79 instansi (Predikat CC)

Sumber: Biro Perencanaan dan Anggaran

Sistem Akuntansi Instansi (SAI) Dalam hal keuangan, secara periodik yaitu dalam kurun waktu 6 bulan sekali, Kementerian Perumahan Rakyat mengisi SAI atau Sistem Akuntasi Instansi untuk diserahkan kepada Kementerian Keuangan. SAI ini terdiri dari dua bagian yaitu Sistem Akuntansi Keuangan Pengguna Anggaran (SAKPA) dan Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK BMN). Selain itu, disusun juga Catatan atas Laporan Keuangan (CALK) untuk melengkapi SAI tersebut. Pada bulan Juni 2011, Kementerian Perumahan Rakyat memperoleh penghargaan dari Pemerintah Republik Indonesia berupa opini WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) atas keberhasilan menyusun dan menyajikan Laporan Keuangan Tahun 2010 yang merupakan capaian standar tertinggi dalam Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah. Opini WTP tersebut merupakan capaian yang secara konsisten diraih oleh Kementerian Perumahan Rakyat sejak tahun 2006.

III-13

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

Tabel III.6 Opini Laporan Keuangan Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2006-2010
TA 2006 2007 2008 2009 2010 Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)

Sumber: Inspektorat Kemenpera

Pelaporan Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) Dalam rangka penyusunan Laporan Inpres Nomor 14 Tahun 2011 tentang Program Percepatan Prioritas Pembangunan Nasional, Kementerian Perumahan Rakyat melaporkan mengenai Terbangun Rusunawa Tahun Anggaran 2011/2012 sebanyak 143 TB, Terbangun Rusunawa 49 TB Tahun Anggaran 2010 - 2011, Terlaksananya sosialisasi pengelolaan rusunawa dan percepatan 91 TB siap fisik, 60 TB siap huni dan dihuni serta 25 TB alih asset Rusunawa, Terbangunnya PSU perumahan dan permukiman untuk mendukung pembangunan 117.010 unit rumah layak huni bersubsidi, tersusunnya kebijakan untuk meningkatkan efektifitas pembiayaan perumahan dan permukiman sebanyak 1 (satu) Peraturan Menteri. Pelaporan untuk Tahun 2011 tersebut terdiri dari 4 checkpoint yaitu B04 (April 2011), B06 (Juni 2011), B09 (September 2011), dan B12 (Desember 2011). F. Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Salah satu penggunaan teknologi informasi oleh Kemenpera berupa Layanan Pengadaan Barang/Jasa Secara Elektronik (LPSE) Kementerian Perumahan Rakyat sebagai pengelola pelelangan secara elektronik. LPSE adalah pusat layanan pengadaan barang/Jasa pemerintah secara elektronik yang melayani proses pengadaan di Kementerian Perumahan Rakyat, bertindak sebagai Certificate Authority (CA) dan Verifikator. LPSE bertujuan untuk lebih memperluas penyebaran informasi pengadaan barang/jasa, serta efisiensi penyampaian informasi dimaksud sehingga lebih terbuka bagi semua pihak. Penggunaan LPSE tersebut adalah dalam rangka melaksanakan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

III-14

Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah beberapa kali, dan terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010, yang menyatakan perlunya dilakukan proses pengadaan barang/jasa pemerintah secara elektronik (e-procurement). Kementerian Perumahan Rakyat menggunakan Sistem Penyedia LPSE yaitu bahwa LPSE ini memiliki organisasi sendiri serta mempunyai, mengelola, dan memelihara perangkat berat yang tidak terbatas pada perangkat jaringan dan server yang telah terinstall Sistem Pengadaan Barang/Jasa Secara Elektronik (SPSE) dan memiliki tugas dari Bidang Administrasi Sistem Informasi lainnya yaitu: a. Sosialisasi kepada PPK/Panitia Pengadaan dan Penyedia Barang/Jasa; b. Pelatihan kepada PPK/ Panitia Pengadaan dan Penyedia Barang/Jasa; c. Melayani PPK/ Panitia Pengadaan untuk mendapatkan kode akses; dan d. Melakukan verifikasi terhadap dokumen (Akta, SIUP, TDP, Ijin Usaha sesuai bidang, KTP Pemilik dan/atau Direktur Perusahaan, dan lain-lain) yang sebelumnya penyedia barang/jasa telah melakukan pendaftaran untuk mendapatkan kode akses secara online Dengan tipe Sistem Penyedia LPSE, Kementerian Perumahan Rakyat memiliki alamat website sendiri yaitu www.lpse.kemenpera.go.id. Pada tahun 2010, sudah ada 41 paket rusunawa yang menggunakan LPSE. Paket yang menggunakan LPSE adalah paket fisik dengan nilai lebih dari 5 milyar rupiah. Sementara itu, untuk paket yang bernilai lebih kecil dari 5 milyar rupiah belum menggunakan LPSE. Untuk tahun 2011, pelaksanaan pelelangan diperkirakan sebanyak 344 paket. Sementara itu, aplikasi LPSE Kemenpera sendiri sudah mengadopsi Perpres Nomor 35 Tahun 2011 tentang perubahan atas Perpres Nomor 54 Tahun 2010. 3.3.2 Kinerja Pencapaian Misi 2: Meningkatkan ketersediaan rumah layak huni yang didukung oleh prasarana, sarana dan utilitas (PSU)

A. Terlaksananya Pembangunan Rumah Susun Sejahtera Sewa Untuk pemenuhan kebutuhan rumah layak huni bagi seluruh keluarga Indonesia terutama kepada masyarakat berpenghasilan rendah yang belum mempunyai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan rumahnya melalui III-15

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

kepemilikan, diprogramkan pembangunan Rumah Susun (Rusun) Sejahtera yang sebelumnya dikenal dengan Rumah Susun Sederhana Sewa. Pada tahun 2010 dilaksanakan pembangunan 49 TB, pencapaian ini telah sesuai dengan target berdasar alokasi anggaran tahun 2010. Rusun Sejahtera yang dibangun oleh Kemenpera tersebut diprioritaskan untuk lembaga pendidikan tinggi, prajurit TNI/POLRI, pekerja industri, dan pondok pesantren. Tabel III.7 Lokasi Pembangunan Rusunawa Tahun Anggaran 2010
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 LOKASI KODAM Iskandar Muda, Kota Banda Aceh KODAM I/ Bukit Barisan, Sunggal, Kota Medan KODAM I/ Bukit Barisan, Gaperta, Kota Medan LANTAMAL I, Belawan, Kota Medan PP. Modern Daarul Muhsinin Janjimanahan Kaawat, Kab. Labuhan Batu LANTAMAL IV, Kota Tanjung Pinang Kota Pekanbaru, Pekerja Kota Batam 1, Pekerja Kabil Kota Batam 2, Pekerja Tanjung Uncang LANAL Piyambung, Kota Bandar Lampung, Lampung SATPASS SIM Polri, Kota Jakarta Barat KODAM Jaya Jatiwarna, Kota Bekasi MABES TNI Jatimakmur, Kota Bekasi BRIMOB Kelapa Dua, Kota Depok 1 BRIMOB Kelapa Dua, Kota Depok 2 Kementerian Pertahanan, Ciangsana, Kabupaten Bogor BRIMOB Kedung Halang, Kabupaten Bogor KOSTRAD Cibinong, Kabupaten Bogor Kabupaten Bandung, Pekerja Rancaekek KODAM III/ Siliwangi, Kota Bandung Kabupaten Bandung Barat, Pekerja Batujajar KODAM IV/ Diponegoro, Kota Semarang PP. Al-Anwar, Karang Mangu Sarang, Kabupaten Rembang PP. Maslakul Huda, Kabupaten Pati LANUD TNI AU Adisucipto, Kota Yogyakarta Stikes Ahmad Yani, Kabupaten Sleman PP. Tarbiyatul Mukmin / Ikhsanul Fikri, Pabelan, Kabupaten Magelang SMA Taruna Nusantara, Kabupaten Magelang KODAM V/ Brawijaya, Kota Malang Jawa Timur KOSTRAD Malang, Kota Malang Jawa Timur LANUD TNI AU Iswahjudi, Kabupaten Madiun KODAM VII/ Wirabuana, Kota Makassar KODAM XII/ Tanjung Pura, Kabupaten Sintang UNIT 1 1 1 1 0,5 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 0,5 0,5 1 1 1 1 1

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

III-16

NO 34 35 36 37 38 39 40 41

LOKASI

UNIT 1 1 0,5 0,5 0,5 1 2 2 49

KODAM XII/ Tanjung Pura, Kota. Pontianak Kabupaten Sidoarjo, Pekerja PP. Al-Ghazali Dukuh Dempok Wuluhun, Kabupaten Jember PP. Tremas, Kabupaten Pacitan PP. Gontor, Kabupaten Ponorogo PP. Rasyidiyah Khalidiyah Amuntai, Kabupaten Amuntai KODAM XVI/ Pattimura, Kota Ambon KODAM XVII/ Cenderawasih, Kabupaten Manokwari TOTAL Sumber: Pusat Pengembangan Perumahan

Pembangunan Rusun Sejahtera ini dilaksanakan secara tahun jamak karena proses mulai dari persiapan, perencanaan (Detail Engineering Design/DED), pelaksanaan konstruksi, dan masa pemeliharaan membutuhkan waktu lebih dari satu tahun, sekitar 18 bulan. Untuk pembangunan 49 TB di tahun 2010, sampai dengan akhir tahun anggaran 2010 diprogramkan untuk pelaksanaan persiapan lapangan sampai dengan maksimum substruktur (pondasi) yang diperkirakan sebesar 20% dari prestasi bangunan lengkap. Sisanya (80% dari prestasi bangunan lengkap) dilaksanakan pada tahun anggaran 2011. Untuk penetapan lokasi di Tahun 2011, semula ditargetkan 100 TB, namun adanya optimalisasi anggaran memungkinkan penambahan 43 TB. Sehingga total menjadi 143 TB, dengan perincian: (1) (2) (3) (4) (5) Rusunawa TNI Rusunawa POLRI Rusunawa Pekerja Rusunawa Mahasiswa Rusunawa PONPES = 60 TB = 26 TB = 23 TB = 19 TB = 15 TB

Berbagai permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan Rusun Sejahtera antara lain adalah: a. Keterbatasan lahan Pemda untuk pembangunan Rusun Sejahtera. Untuk itu perlu pengembangan bank tanah, kerjasama pemerintah-swasta untuk pembangunan rusunawa di lahan swasta, serta pengembangan kawasan rumah susun. b. Terbatasnya penyediaan PSU pendukung antara lain karena keterbatasan anggaran baik APBN dan APBD. c. Masalah pengelolaan aset berupa penyerahan Barang Milik Negara (BMN) kepada Pemda. III-17
KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

d. Lemahnya kelembagaan pengelola Rusun Sejahtera. untuk itu, perlu kegiatan capacity building dan pengembangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) perumahan. e. Belum ada standarisasi tarif sewa. f. Keterbatasan anggaran untuk operasional pengelolaan dan pemeliharaan bangunan karena tarif sewa yang murah tidak mampu menutupi kebutuhan biaya tersebut. B. Terselesaikannya fasilitasi dan stimulasi pembangunan perumahan swadaya sebanyak 2.000 unit Dalam rangka meningkatkan pembangunan perumahan swadaya, pada akhir tahun 2010, fasilitasi dan stimulasi pembangunan perumahan swadaya sebanyak 2.000 unit telah dapat terselesaikan. Pencapaian ini sesuai dengan target berdasar alokasi anggaran 2010. Stimulan ini berupa Bantuan Stimulan Pembangunan Perumahan Swadaya (BSP2S) yaitu bantuan stimulan pembangunan baru dan bantuan stimulan perbaikan rumah yang diarahkan khususnya bagi MBR di kawasan nelayan, terpencil, paska bencana dan kumuh. Kriteria penerima bantuan adalah rumah tidak layak huni (RTLH) MBR yang tersebar dan pada skala kecamatan. Stimulan dilakukan melalui proses pemberdayaan masyarakat, dilaksanakan secara swakelola, dan disalurkan berupa Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) melalui Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM). Pemberian bantuan stimulan pembangunan baru yang sebanyak 2.000 unit tersebut dilaksanakan di 18 Provinsi dan 36 Kabupaten/Kota selengkapnya pada Tabel III.8.

Gambar 6 Pembangunan Baru Perumahan Swadaya bagi MBR di Kabupaten Gorontalo


Sumber: Deputi Bidang Perumahan Swadaya
KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

III-18

Tabel III.8 Rekapitulasi Pemberian Bantuan Stimulan Pembangunan Baru

Untuk Tahun 2011 sampai dengan Bulan Oktober sedang dilakukan pelelangan, sesuai Target Renstra sebanyak 12.500 unit perumahan swadaya berupa stimulasi pembangunan perumahan swadaya. III-19

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

C. Fasilitasi dan stimulasi peningkatan kualitas perumahan swadaya Sampai dengan akhir tahun 2010 fasilitasi dan stimulasi peningkatan kualitas perumahan swadaya sebanyak 20.000 unit dapat terselesaikan. Pencapaian ini melebihi target sesuai alokasi anggaran 2010 yang berjumlah 10.000 unit. Fasilitasi dan stimulasi peningkatan kualitas perumahan swadaya ini dilakukan melalui program Peningkatan Kualitas Perumahan (PKP). PKP ini memiliki kriteria pada RTLH MBR yang mengelompok, rawan masalah sosial dan lingkungan, serta ada pada skala kampung. Konsep dari PKP adalah mendukung Tridaya melalui proses pemberdayaan masyarakat Rencana Tindak Komunitas (Community Action Planning/CAP). PKP menggunakan lembaga masyarakat, dilaksanakan secara swakelola, dan disalurkan berupa Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) melalui Kelompok Masyarakat (Pokmas). Pemberian bantuan stimulan berupa peningkatan kualitas yang sebanyak 20.000 unit tersebut dilaksanakan di 33 Provinsi dan 178 Kabupaten/Kota. Rincian lokasi dari bantuan stimulan tersebut dapat dilihat pada (Tabel III.9). Sedangkan pada Tahun 2011, sampai dengan Bulan Oktober 2011, sebanyak 12.500 unit sedang dalam masa pelelangan.

Gambar 7 Kegiatan Peningkatan Kualitas (PK) Perumahan Swadaya di Kota Pekanbaru


sumber: Deputi Bidang Perumahan Swadaya

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

III-20

Gambar 8 Kegiatan Peningkatan Kualitas (PK) Perumahan Swadaya di Kota Surakarta

Gambar 9 Kegiatan Peningkatan Kualitas (PK) rumah di Kabupaten Halmahera Barat

Gambar 10 Kegiatan Peningkatan Kualitas (PK) rumah di Kabupaten Cirebon


Sumber foto-foto: Deputi Bidang Perumahan Swadaya

III-21

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

Tabel III.9 Rekapitulasi Pemberian Bantuan Stimulan Peningkatan Kualitas

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

III-22

D. Fasilitasi pembangunan PSU kawasan Upaya peningkatan penyediaan rumah layak huni, sehat, aman, serasi, teratur, dan berkelanjutan perlu didukung dengan penyediaan PSU perumahan dan permukiman. Sesuai dengan Renstra 2010-2014, pelaksanaan bantuan stimulan fisik PSU ditujukan untuk memasilitasi pembangunan rumah sejahtera tapak dan rumah sejahtera susun. Bantuan Stimulan PSU dilaksanakan dengan pendekatan pengembangan kawasan skala besar (1.000 10.000 unit rumah) dan non besar (300 100 unit rumah), kawasan perumahan tematik dengan fungsi khusus (minimal 100 unit rumah), dan pembangunan hunian vertikal (rumah susun sejahtera sewa/milik). Komponen PSU yang diberikan adalah: (i) jalan; (ii) drainase; (iii) sanitasi, (iv) jaringan air minum; (v) persampahan; (vi) jaringan listrik; (vii) penerangan jalan umum (PJU); (viii) ground tank dan pompa air minum (untuk rusun); (ix) tempat parkir (untuk rusun); dan (x) lift (untuk rusun). Sampai dengan akhir tahun 2010 fasilitasi pembangunan PSU kawasan perumahan dan permukiman telah dapat terfasilitasi sebanyak 12.470 unit. Pencapaian ini melebihi target sesuai alokasi anggaran yang sebesar 10.374 unit. Rincian lokasi dari Pembangunan PSU Rsh/Rusunawa tersebut dapat dilihat pada Tabel III.10. Untuk Tahun 2011, sampai dengan bulan Oktober 2011, sedang dalam penyiapan pelaksanaan pembangunan PSU berupa jalan dan drainase, untuk melayani rumah layak bersubsidi. Penyiapan yang sedang dilakukan berupa pelelangan pekerjaan, yang dibagi dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama, melelang 12.500 unit, sedangkan pada tahap kedua melelang 25.000 unit. Sehingga total sampai dengan bulan Oktober tahun 2011 sebanyak 37.500 unit. Tabel III.10 Daftar Lokasi Pembangunan PSU Rsh/Rusunawa Tahun Anggaran 2010
NO. 1 2 3 4 PSU Rsh/Rusunawa Mega Residence, Griya Bhakti Pratama Mangkalaya Residence, Bumi Sikembang Asri Pesona Rancaekek Indah, Griya Jingga (koperasi TNI AU) Bumi Malayu Asri 2, Griya Pamoyanan, Putri Dinar Lestari Lokasi Bogor Sukabumi Bandung Garut Volume (Unit) 350 230 230 288

III-23

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

NO. 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38

PSU Rsh/Rusunawa Taman Edelweiz, Griya Mutiara Asri Cibarusah Jaya, Bumi Pratama Rancana Jatisampurna dan Jatiasih Pesona Imbanagara Raya, Baitul Marhamah 4 Kelapa Gading Permai, Bumi Pagaden Permai Taman Sentosa Mega Taman Indah, Griya Bulusulur Permai Citra Bulan Indah, Griya Dlangu Indah Puri Pudak Payung Jepara Residence, Rondole Indah,Taman Sakinah Asri Bumi Tegal Besar, Puri Bunga Nirwana Anggun Sejahtera,Bumi Mondoroko Raya Graha Kota Sidoarjo, The Suam Residence The Puspa Garden, The Graha Residence The Lotus Residence, Graha Menganti 2 Green Cerme, Griya Palem Indah Persada Bhinneka Karya Griya Mapan Griya Bina Widya Unri Permata Griya Asri Putra Jaya Residence, Pesona Mantang Bengkong,Galaxy Park Pondok Bukit Lestari, Graha Wiyata Asri,Karang Joang Lestari Perum Mapancet Griya Indah III dan IV Hedam Ganda Griya, PNS Griya Dovo Baru Abadi Indah Permai Villa Bukit Mindawa Pulau Panjang Koperpu Bale endah, Melong Univ. Negeri Semarang, IAIN Walisongo, Puring Permai Pekerja Sleman, Univ. Negeri Yogyakarta Pekerja Jurug Puro Asri 2 Kandanggampang Univ. Airlangga, Pekerja Gresik,Taman Sumengko Indah Univ. Jember, Griya Wirolegi Puri Dander Asri, Graha Indah

Lokasi Bekasi Bekasi Ciamis dan Tasikmalaya Sumedang dan Subang Boyolali Wonogiri Klaten dan Purworejo Semarang Jepara dan Pati Jember Malang Sidoarjo Sidoarjo Gresik Gresik dan Kediri Sumenep Pekanbaru Curup, Bengkulu Batam Balikpapan Minahasa Utara Jayapura Merauke Dharmasraya Bekasi 3 Bandung dan Cimahi Semarang dan Pati Yogyakarta Surakarta Sragen Purbalingga Surabaya dan Gresik 3 Jember Bojonegoro dan Lamongan

Volume (Unit) 260 288 210 205 160 230 200 200 425 320 415 250 290 270 200 120 150 190 440 325 525 500 100 115 110 148 296 265 74 190 100 274 198 275

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

III-24

NO. 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57

PSU Rsh/Rusunawa Graha Mentari Univ.Udayana IAIN Mataram, Perum La Resort Kutaraja Biluy Resort Darul Imarah Univ.Islam Negeri Medan, Univ Muhamaddiyah Sumut Univ. Andalas Univ. Lancang Kuning Tanjung Uncang, Pekerja Peserta Jamsostek (Rusunami) Univ. Jambi Pekerja Palembang, Griya Sumatera Selatan Sejahtera Univ. Lampung Politeknik Negeri Pontianak Univ. Lambung Mangkurat Univ. Palangkaraya Univ. Mulawarman, Pekerja Sepinggan

Lokasi Bangkalan Denpasar Mataram Aceh Besar Medan Padang Pekanbaru Batam Jambi Palembang Lampung Pontianak Banjarmasin Palangkaraya Samarinda dan Balikpapan Tarakan Makassar Palu Jayapura

Volume (Unit) 251 98 198 200 176 98 98 318 98 376 98 86 71 98 162 226 190 184 28 12.470

Juata Permai Univ. Negeri Makassar, UIN Alauddin Univ. Tadulako, Pekerja Kayumalue Yumasses Total Sumber: Pusat Pengembangan Perumahan

E. Fasilitasi pembangunan PSU perumahan swadaya Sampai dengan akhir tahun 2010 fasilitasi pembangunan PSU perumahan swadaya dapat terfasilitasi sebanyak 13.350 unit. Pencapaian ini melebihi target sesuai alokasi anggaran 2010 yang berjumlah 10.000 unit selengkapnya pada Tabel III.11. Stimulan pembangunan PSU perumahan swadaya ini diberikan melalui Bantuan Stimulan Pembangunan Perumahan Swadaya (BSP2S) dengan kriteria penerima bantuan adalah seperti pada pembangunan perumahan swadaya yaitu RTLH MBR yang tersebar dan pada skala kecamatan. Sampai dengan bulan Oktober Tahun 2011, sedang dalam proses lelang sebanyak 12.500 unit, sesuai target yang ditetapkan dalam target Renstra.

III-25

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

Gambar 11 PSU berupa jalan lingkungan di Kabupaten Kuningan

Gambar 12 MCK sebagai salah satu komponen PSU di Kota Tasikmalaya Sumber foto-foto: Perumahan Formal

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

III-26

Tabel III.11 Rekapitulasi Pemberian Bantuan Stimulan PSU Tahun Anggaran 2010

III-27

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

F. Fasilitasi dan simulasi penataan lingkungan permukiman kumuh Sampai dengan akhir tahun 2010, fasilitasi dan stimulasi penataan lingkungan permukiman kumuh seluas 30 ha dapat terselesaikan. Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh Berbasis Kawasan (PLP2K-BK) yaitu konsep penataan lingkungan permukiman kumuh berbasis pemberdayaan masyarakat yang perencanaannya disusun oleh masyarakat (community action plan) dan difasilitasi oleh pemerintah daerah dengan mengacu pada arahan tata ruang kota. Sedangkan sampai dengan Bulan Oktober 2011, sedang diupayakan pencapaian sesuai target Renstra untuk seluas 100 ha. Karakteristik PLP2-BK ini antara lain: (1) menggunakan Pendekatan Tridaya (manusia, lingkungan, dan ekonomi); (2) menata kawasan perumahan dan kawasan permukiman yang terintegrasi dengan tata ruang; (3) mendorong pengembangan ekonomi masyarakat melalui integrasi dengan sistem kegiatan kota; (4) Melengkapi kebutuhan PSU agar terpenuhi lingkungan permukiman yang layak; dan (5) Mengintegrasikan pendekatan sektor lainnya. Kegiatan PLP2K-BK ini telah dilaksanakan di 20 lokasi yaitu: Kabupaten Donggala (Provinsi Sulawesi Tengah), Kabupaten Bandung (Provinsi Jawa Barat), Kabupaten Tangerang (Provinsi Banten), Kabupaten Serang (Provinsi Banten), Kabupaten Rembang (Provinsi Jawa Tengah), Kota Palu (Provinsi Sulawesi Tengah), Kota Bau-Bau (Provinsi Sulawesi Tengah), Kota Jambi (Provinsi Jambi), Kota Singkawang (Provinsi Kalimantan Barat), Kota Medan (Provinsi Sumatera Utara), Kota Palembang (Provinsi Sumatera Selatan), Kota Yogyakarta (Provinsi D.I. Yogyakarta), Kota Banjarmasin (Provinsi Kalimantan Selatan), Kota Batam (Provinsi Kepulauan Riau), Kota Cimahi (Provinsi Jawa Barat), Kota Makassar (Provinsi Sulawesi Selatan), dan Kota Bandung (Provinsi Jawa Barat). Disamping itu, kegiatan PLP2K-BK juga dilaksanakan di kota Bogor dalam rangka menindaklanjuti Rapat Koordinasi dan Konsultasi Komisi C DPRD Kota Bogor dengan Menteri Perumahan Rakyat. Lokasi penanganan perumahan dan permukiman serta kawasan kumuh di Kota Bogor, yaitu: Kebon Pedes (Kecamatan Tanah Sareal), Kawasan Lebak Kantin (Kelurahan Sempur), dan Kawasan Pulo Geulis (Kelurahan Babakan Pasar, Kecamatan Bogor Tengah).

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

III-28

Pencapaian seluas 30 ha ini masih belum memenuhi target yang seharusnya untuk 2010 yaitu seluas 50 ha. Karena adanya alokasi dana yang terbatas, lokasi penanganan pun dipilih dengan kriteria: (1) tingkat kekumuhan; (2) kesiapan lokasi; (3) kesiapan kerjasama pemda; dan (4) diprioritaskan pada pemerintah kabupaten/kota yang menerima penghargaan perumahan dan permukiman yaitu Adiupaya Puritama. Terdapat beberapa kendala dari pelaksanaan PLP2K-BK yaitu: 1. Perencanaan PLP2K-BK adalah proses kebijakan (komitmen dan keterpaduan pelaksanaan di lingkungan Kemenpera serta sinergitas dengan pemerintah daerah) 2. Community Action Plan (CAP) yang disusun oleh Konsultan, sulit untuk diimplementasikan, oleh sebab itu perlu melibatkan pemerintah daerah dan masyarakat dalam penyusunannya. 3. Pemerintah Daerah belum sepenuhnya mengenali dan memahami program PLP2K-BK, untuk itu sosialisasi dan sinergitas program perlu ditingkatkan 4. Penanganan kumuh melalui konsep PLP2K-BK akan terus dikembangkan sejalan dengan umpan balik dalam pelaksanaan. 5. Kawasan kumuh di perkotaan umumnya berada di tanah illegal (squatter) dan luasnya cenderung meningkat pesat. Untuk itu upaya penanganannya perlu didasari oleh keputusan politik. G. Fasilitasi pra-sertifikasi dan pendampingan pasca sertifikasi sebanyak 8.159 unit Bantuan pendampingan serta fasilitasi sertifikasi rumah swadaya ini dilakukan oleh Kemenpera bekerjasama dengan Badan Pertanahan Nasional. Sertifikasi tanah dilakukan dalam upaya membantu MBR memperoleh surat tanda bukti Hak Atas Tanah sebagai salah satu instrumen untuk kepastian bermukim. Pada tahun 2010, sebenarnya belum ada target untuk fasilitasi pra sertifikasi dan pendampingan pasca sertifikasi. Meski demikian, usaha pencapaian sasaran ini pada tahun 2010 telah diawali dengan usaha identifikasi status tanah yang dipersiapkan untuk program bantuan sertifikasi tanah bagi MBR. Dalam tahun 2010 telah dilakukan identifikasi Calon Penerima Manfaat (CPM) terhadap tanah yang akan disertifikasi sebanyak 8.159 unit. Daftar lokasi identifikasi status tanah tersebut dapat dilihat pada tabel III.12.

III-29

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

Tabel III.12 Rekapitulasi Sertifikasi Hak Atas Tanah Bagi MBR Tahun 2010

H. Fasilitasi pembangunan rumah khusus sebanyak Pelaksanaan bantuan dan stimulasi pembangunan dan perbaikan rumah khusus (nelayan/terpencil/pasca bencana) sampai dengan akhir tahun 2010 dapat terfasilitasi sebanyak 1.006 unit (Tabel III.13). Pencapaian ini melampaui target sesuai alokasi anggaran 2010 yang berjumlah 1.000 unit. Pada Tahun 2011, Fasilitasi pembangunan rumah khusus ditargetkan menjadi 1.750 unit.
KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

III-30

Tabel III.13 Realisasi Daftar Hunian Rumah Khusus dan Rumah Sosial Tahun Anggaran 2010
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 28 NAMA PAKET Rumah Sosial Rumah Sosial Rumah Sosial Rumah Khusus Daerah Tertinggal Rumah Khusus Daerah Tertinggal Rumah Khusus Daerah Tertinggal Rumah Khusus Daerah Tertinggal Rumah Khusus Daerah Nelayan Rumah Khusus Daerah Nelayan Rumah Khusus Daerah Nelayan Rumah Khusus Daerah Nelayan Rumah Khusus Daerah Nelayan Rumah Khusus Daerah Nelayan Rumah Khusus Daerah Nelayan Rumah Khusus Daerah Nelayan KAB/KOTA Kota Tangerang Selatan, Banten Kota Semarang, Jawa Tengah Kota Salatiga, Jawa Tengah Kota Sorong, Irian Jaya Barat Kab. Sorong, Irian Jaya Barat Kab. Boven Digoel, Papua Kota Jayapura, Papua Kab. Batu Bara, Sumatera Utara Kab. Asahan, Sumatera Utara Kab. Tapanuli Tengah, Sumatera Utara Kota Batam, Kepulauan Riau UNIT 80 84 34 30 30 35 30 31 31 40 36 40 31 30 25 35 35 31 25 31 35 35 40 40 40 30 42 1.006 JENIS RUMAH 3 Lantai 3 Lantai 3 Lantai Tapak Tapak Tapak Panggung Panggung Panggung Tapak Panggung dan Tapak Tapak Tapak Tapak Panggung Tapak Tapak Panggung Panggung Panggung Panggung Tapak Panggung Panggung Tapak Tapak Tapak

Kota Bintan, Kepulauan Riau Kab. Pesisir Selatan, Sumatera Barat Kab. Buleleng, Bali Kab. Sambas, Kalimantan Barat Kab. Bolaang Mangondow Selatan, Rumah Khusus Daerah Nelayan Sulawesi Utara Kab. Bolaang Mangondow, Sulawesi Rumah Khusus Daerah Nelayan Utara Rumah Khusus Daerah Nelayan Kab. Poliwali Mandar, Sulawesi Barat Rumah Khusus Daerah Nelayan Kab. Pangkajene, Sulawesi Selatan Rumah Khusus Daerah Nelayan Kab. Bantaeng, Sulawesi Selatan Rumah Khusus Daerah Nelayan Kab. Gorontalo, Gorontalo Rumah Khusus Daerah Nelayan Kab. Gorontalo Utara, Gorontalo Rumah Khusus Daerah Nelayan Kab. Morowali, Sulawesi Tengah Rumah Khusus Daerah Nelayan Kab. Banggai, Sulawesi Tengah Rumah Khusus Daerah Nelayan Kab. Sumbawa Barat, NTB Rumah Khusus Daerah Nelayan Kab. Manggarai Timur,NTT Rumah Khusus Cagar Budaya Kota Surakarta, Jawa Tengah TOTAL UNIT RUMAH

Sumber: Pusat Pengembangan Perumahan

III-31

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

3.3.3

Kinerja Pencapaian Misi 3: Mengembangkan sistem pembiayaan perumahan jangka panjang

Program Fasilitas Likuiditas Pembangunan Perumahan (FLPP) berlaku efektif per Oktober 2010. Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) memiliki tujuan untuk meningkatkan realisasi perumahan untuk warga kurang mampu. FLPP merupakan pengembangan pembiayaan perumahan dalam jangka panjang. Untuk mendukung pelaksanaan FLPP ditetapkan dua peraturan menteri yaitu Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 14 Tahun 2010 tentang Pengadaan Perumahan melalui Kredit/Pembiayaan Pemilikan Rumah Sejahtera dengan Dukungan Bantuan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan dan juga Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 15 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengadaan Perumahan melalui Kredit/Pembiayaan Pemilikan Rumah Sejahtera dengan dukungan bantuan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan. Kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan dana FLPP dilaksanakan oleh BLUKEMENPERA yaitu Pusat Pembiayaan Perumahan Kementerian Perumahan Rakyat. Pencapaian FLPP pada tahun 2010 yaitu telah membiayai sebanyak 20.684 rumah. Pencapaian tersebut masih berada di bawah target kontrak kinerja yang sebanyak 180.000 unit. Tidak tercapainya target penyaluran bantuan pembiayaan perumahan ini antara lain disebabkan oleh: (i) Waktu efektif yang tersedia untuk penyaluran KPR dengan dukungan dana FLPP hanya sekitar 3 (tiga) bulan; (ii) Persyaratan dalam rangka tata kelola (good governance) guna penyaluran bantuan pembiayaan dengan dukungan dana FLPP tersebut belum tersosialisasikan secara komprehensif, baik kepada masyarakat, pengembang, maupun bank pelaksana; dan (iii) Beberapa insentif kunci terkait fasilitas bebas Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk MBM/MBR masih membutuhkan pembahasan lebih lanjut dengan kementerian terkait. Sementara itu, secara total, realisasi pembiayaan yaitu penerbitan subsidi perumahan tahun anggaran 2010 mencapai 109.523 unit. Perincian dari realisasi tersebut adalah 107.685 unit KPR subisidi rumah sejahtera, 20.684 unit KPR rumah sejahtera tapak yang diterbitkan melalui skim FLPP, dan 1.838 unit KPR subsidi Rumah Sejahtera Susun, selengkapnya pada Tabel III.14.

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

III-32

Tabel III.14 Realisasi Penerbitan Subsidi Perumahan TA. 2010


BANK PELAKSANA
I. KPR TAPAK SEJAHTERA A. KPR SUBSIDI - BANK BTN - BANK BNI - BANK BRI - BPD - BANK SYARIAH - BPD SYARIAH - BANK LAINNYA - LKNB SUB TOTAL KPR B. KPR SWADAYA - BANK BRI - BANK LAINNYA - LKNB SUB TOTAL KPR SWADAYA C. FLPP - BANK BTN SUB TOTAL FLPP SUB TOTAL I II. KPR RUSUN A. KPR SUBSIDI - BANK BTN - BANK DKI SUB TOTAL KPR SUBSIDI B. FLPP - BANK BTN SUB TOTAL FLPP SUB TOTAL II GRAND TOTAL

UNIT
80.979 2.345 699 222 2.382 368 6 87.001 -

%
93,08% 2,70% 0,80% 0,26% 2,74% 0,42% 0,01% 0,00% 100% 0,00% 0,00% 0,00% 0% 100% 100%

20.684 20.684 107.685

1.838 1.838 1.838 109.523

100,00% 0,00% 100% -

Sumber: Deputi Bidang Pembiayaan

FLPP merupakan pengganti bantuan pembiayaan perumahan yang semula dikenal oleh masyarakat yaitu subsidi perumahan. Dana FLPP bersumber dari APBN yang masuk dalam pos pembiayaan sehingga dana FLPP ini bersifat bergulir (tidak habis pakai), sementara pada skim subsidi dananya berasal dari pos belanja yang sifatnya habis pakai. Pembiayaan perumahan menggunakan sebagian dana FLPP dan sebagian dana perbankan yang akan dapat menurunkan tingkat bunga/marjin dari KPR.

III-33

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

Tabel III.15 Perbandingan antara Skim Subsidi Pola Lama dengan Skim Fasilitas Likuiditas
SKIM SUBSIDI Masa Subsidi Suku Bunga Terbatas, tertentu SKIM FASILITAS LIKUIDITAS jangka waktu Sepanjang masa pinjaman

Bunga bersubsidi dalam Bunga yang ditetapkan satu digit jangka waktu tertentu dan sepanjang masa pinjaman (fixed rate) dilanjutkan bunga komersial (bank yang bersangkutan) Angsuran selama masa Angsuran selama masa pinjaman 1/3 subsidi 1/3 penghasilan, penghasilan dan selanjutnya cenderung 1/3 penghasilan tergantung bunga komersial Belanja Subsidi, merupakan Belanja FL dalam pos dana habis (tidak kembali) pembiayaan/investasi sehingga bukan dana habis dan merupakan revolving fund Terus menerus Setelah beberapa periode tertentu semakin berkurang dan terus mengecil sampai akhirnya tidak perlu ada alokasi atau ketika Tabungan Perumahan Nasional sudah melembaga APBN + sumber dana lain

Angsuran

Dana APBN

Alokasi APBN

Sumber Dana

APBN

Penggunaan Hanya untuk sisi permintaan Untuk sisi permintaan (KPR) dengan (KPR Bersubsidi) tingkat bunga terjangkau (satu digit) dengan tenor sampai dengan 15 tahun Untuk sisi pasokan (Kredit Konstruksi) dengan tingkat bunga terjangkau (satu digit) dengan tenor sampai dengan 24 bulan Sumber: Deputi Bidang Pembiayaan

Masyarakat yang dapat dibantu dengan program FLPP adalah masyarakat yang termasuk dalam kelompok sasaran sesuai Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat. Kelompok sasaran yang dimaksud adalah masyarakat baik yang berpenghasilan tetap maupun tidak tetap yang belum pernah memiliki rumah, belum pernah menerima subsidi perumahan, dan termasuk kelompok masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan masyarakat berpenghasilan menengah bawah (MBM).

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

III-34

Dengan adanya FLPP, tingkat suku bunga diturunkan di bawah angka 10%. Hal tersebut bertujuan supaya dapat mengurangi beban yang dirasakan MBM dan MBR selama ini yaitu dalam mengangsur rumah per bulan. Sementara itu, dalam hal uang muka, pada tahun 2010, FLPP baru dikhususkan untuk mengurangi tingkat suku bunga sedangkan untuk bantuan uang muka diharapkan dapat dikoordinasikan dengan menggunakan dana Bapertarum, Jamsostek, atau YKPP. Namun demikian, Kementerian Perumahan Rakyat tengah menyiapkan skema Tabungan Perumahan, yang dalam jangka panjang akan dapat menjadi solusi bagi masyarakat dalam mengatasi masalah penyediaan uang muka. Selain bantuan pembiayaan pada sisi permintaan, FLPP juga menyediakan bantuan pembiayaan perumahan untuk sisi pasokan. Meski pada tahun 2010 belum dijalankan, nantinya FLPP akan turut memfasilitasi kredit konstruksi dengan tingkat bunga terjangkau.

3.3.4

Kinerja Pencapaian Misi 4: Meningkatkan pendayagunaan sumber daya perumahan dan permukiman

Pendayagunaan sumber daya perumahan dan permukiman sebagai salah satu dari misi Kemenpera dilaksanakan melalui pemberdayaan lahan, dan standarisasi industri, dan penerapan teknologi tepat guna, yaitu: a. Pengembangan kawasan dengan prinsip pola hunian berimbang b. Standarisasi dan pengembangan sistem modular untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas bangunan c. Pemanfaatan sumber daya lahan, khususnya tanah Pemerintah, BUMN, BUMD untuk pembangunan Rumah Susun Sederhana d. Penerapan teknologi tepat guna dalam rangka mendorong pemanfaatan bahan dan produksi bahan bangunan lokal yang murah, serta konstruksi bangunan tahan gempa, dan produksi bahan bangunan yang berkualitas. Secara umum, misi 4 belum sepenuhnya terupayakan, mempertimbangkan berbagai kegiatan prioritas tahun 2010 sebagian besar ada pada target misi lainnya. Kapasitas Sumber Daya Kementerian Perumahan Rakyat Kementerian Perumahan Rakyat sejalan dengan upayanya untuk mewujudkan pencapaian Misi ke-4 ini, selalu berusaha untuk memperbaiki dan meningkatkan kapasitas terutama kapasitas sumber daya manusia. Tahun 2010 Kementerian III-35
KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

Perumahan Rakyat mengadakan seleksi penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). Seleksi penerimaan CPNS di lingkungan Kementerian Perumahan Rakyat cukup ketat dan panjang, mempertimbangkan Kementerian Perumahan Rakyat ingin memiliki sumber daya manusia yang cakap dan memiliki kualitas serta kapasitas dalam melayani masyarakat terutama pada bidang perumahan dan kawasan permukiman. Berdasarkan hasil tes penerimaan yang dilakukan pada tahun 2010 lalu, sebanyak 35 orang dari berbagai latar belakang diterima sebagai CPNS Kementerian Perumahan Rakyat. Pada Oktober 2011 tercatat jumlah seluruh pegawai (PNS/CPNS) di Kementerian Perumahan Rakyat mencapai 467 orang dengan rincian berdasarkan tingkat pendidikan dan golongan pada grafik berikut:
120

100

80

60

40

20

0 S3 (Doktor) S2 (Pasca Sarjana)D3 (Sarjana Muda) S1 (Sarjana) SLTA SLTP SD

TEKNIK

NONTEK

Gambar 13 Grafik Ketersedian Sumber Daya Manusia di Kemenpera


Sumber: Sekretariat Kemenpera

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

III-36

3.3.5

Kinerja Pencapaian Misi 5: Meningkatkan peran pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lainnya

A. Dekonsentrasi lingkup Kementerian Perumahan Rakyat Penyelenggaraan desentralisasi, sebagaimana diamanatkan dalam UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, mensyaratkan pembagian urusan pemerintahan antara Pemerintah dengan Pemerintah Daerah. Kemudian PP 38/2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan, antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota. Sementara pengaturan dekonsentrasi dan tugas pembantuan diatur dalam PP 7/2008. Ketiga peraturan di atas menjadi dasar kegiatan dekonsentrasi. Sejalan dengan pembagian urusan kewenangan antara Pemerintah dengan Pemerintah Daerah, Kementerian Perumahan Rakyat melimpahkan sebagian urusan yang menjadi kewenangannya kepada Gubernur melalui Dekonsentrasi khusus untuk kegiatan pendataan dan monitoring pembangunan perumahan serta sosialisasi kebijakan bidang perumahan. Dana Dekonsentrasi adalah dana yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang dilaksanakan oleh Gubernur sebagai Wakil Pemerintah yang mencakup semua penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan Dekonsentrasi, tidak termasuk dana yang dialokasikan untuk instansi vertikal pusat di daerah. Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi (SKPD Provinsi) menjadi organisasi/lembaga pada pemerintah daerah yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan Dekonsentrasi lingkup Kementerian Perumahan Rakyat di provinsi. Dekonsentrasi bertujuan untuk meningkatkan efektivitas pelaksanaan urusan pemerintahan di bidang perumahan dan permukiman. Dekonsentrasi juga memiliki sasaran berupa terlaksananya sosialisasi kebijakan bidang perumahan dan permukiman dan terlaksananya pendataan dan pemantauan pembangunan perumahan dan permukiman. Untuk itu, ruang lingkup dari Dekonsentrasi pada tahun 2010 adalah sosialiasi kebijakan, pendataan dan pemantauan pembangunan perumahan dan kawasan permukiman. Pelaksana Dekonsentrasi Lingkup Kementerian Perumahan Rakyat pada Tahun 2010 adalah SKPD Provinsi dan dibantu oleh 2 (dua) Tim Pelaksana.

III-37

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

pada tahun 2011, kegiatan Dekonsentrasi meliputi: (i) Sosialisasi Kebijakan bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman; dan (ii) Peningkatan Kapasitas Pemerintah. Adapun output yang diharapkan (i) terbentuknya wadah koordinasi pembangunan PKP di 33 provinsi; (ii) adanya manajemen data dan profil PKP di 33 provinsi; (iii) tersusunnya dokumen perencanaan pembangunan PKP di 33 provinsi; dan (iv) terealisasinya mekanisme monev pembangunan di 33 provinsi. Alur pelaksanaan Dekonsentrasi dapat dilihat pada Gambar 14
ALUR PELAKSANAAN
LAPORAN TRIWULAN I Lap. Manajerial Lap. Akuntabilitas LAPORAN TRIWULAN II Lap. Manajerial Lap. Akuntabilitas LAPORAN TRIWULAN III Lap. Manajerial Lap. Akuntabilitas LAPORAN TRIWULAN IV DAN LAPORAN AKHIR TAHUN Lap. Manajerial Lap. Akuntabilitas

SKPD PROVINSI
BIMBINGAN TEKNIS KEGIATAN SUPERVISI LAPORAN PELAKSANAAN

TIM PELAKSANA PENDATAAN DAN MONITORING

KEGIATAN PENDATAAN DAN MONITORING

KONSINYASI PENDATAAN DAN MONITORING

LAPORAN PENDATAAN DAN MONITORING

TIM PELAKSANA SOSIALISASI

KEGIATAN SOSIALISASI KEBIJAKAN

LAPORAN SOSIALISASI

Gambar 14 Alur Pelaksanaan Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera 2010-2011 Sumber: Biro Perencanaan dan Anggaran

Hasil-hasil yang telah dicapai dalam pelaksanaan kegiatan dekonsentrasi tahun 2010, adalah sebagai berikut: Pada akhir tahun 2010, telah berhasil dilakukan pengembangan data awal perumahan di 33 provinsi, yang berpotensi meningkatkan kapasitas pemerintah daerah. III-38

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

Melakukan Monev Dekon pada 33 SKPD/Provinsi (Laporan Manajerial, Laporan Keuangan dan Simak BMN) untuk laporan ke Bappenas berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

Pada kegiatan Dekonsentrasi, beberapa daerah menunjukkan minat dan inisiatifnya pada pelaksananaan kegiatan ini. Daerah-daerah juga memiliki ketertarikan yang tinggi terhadap program-program bantuan perumahan insentif dari Kemenpera. Berdasar hasil evaluasi, beberapa isu dalam pelaksanaan Dekonsentrasi antara lain adalah materi sosialisasi yang belum terpadu, kesulitan dalam penyusunan laporan manajerial dan akuntabilitas, keterbatasan dana, keterbatasan kapasitas SDM, dan sulitnya kondisi geografis dalam pendataan dan monitoring di provinsi. Tabel III.16 Anggaran Dekonsentrasi TA. 2010 dan 2011
JUMLAH NO. PROVINSI KAB/KOTA 2010 1.985,4 2011 1.755,6 ANGGARAN (Rp. Miliar) NO. PROVINSI KAB/KOTA 2010 1,180,406,000 2011 1.362.891.000 JUMLAH ANGGARAN (Rp. Miliar)

1 Aceh

23

Nusa 18 Tenggara Barat Nusa 19 Tenggara Timur 20 21 22 23 24 Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara

10

Sumatera Utara

33

2,635,785,000 1.806.118.000

21

2,098,030,000

1.804.598.000

3 Riau 4 Kepulauan Riau

12

1,232,668,000 1.299.641.000

14

1,452,804,000

1.358.833.000

904,011,000 1.265.106.000

14

1,440,819,000

1.339.433.000

5 Jambi 6 7 Sumatera Barat Sumatera Selatan

11

1,111,375,000 1.246.536.000

13

1,405,844,000

1.471.703.000

19

1,710,645,000 1.687.263.000

14

1,542,821,000

1.613.348.000

15 14 10 7

1,422,720,000 1.365.963.000 1,326,503,000 1.476.778.000 1,049,283,000 1.234.146.000 866,773,000 1.193.581.000

15 6 5 24

1,677,935,000 930,403,000 843,622,000 2,262,237,000

1.573.413.000 1.289.151.000 1.228.036.000 1.848.073.000

8 Lampung 9 Bengkulu 10 Bangka Belitung

25 Gorontalo 26 27 28 Sulawesi Barat Sulawesi Selatan Sulawesi Tengah

11 Banten

867,925,000 1.227.781.000

11

1,195,970,000

1.335.096.000

III-39

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

12 13 14

Jawa Barat DKI Jakarta Jawa Tengah

26 6

2,092,785,000 1.591.598.000 712,854,000 1.324.106.000

29

Sulawesi Tenggara

12 11

1,275,421,000 1,306,895,000

1.376.266.000 1.589.976.000

30 Maluku 31 Maluku Utara

35 5 38 9

2,625,670,000 1.741.193.000 737,244,000 1.266.181.000 2,828,029,000 1.874.553.000 1,119,802,000 1.729.031.000

9 29 11

1,213,755,000 3,347,755,000 1,595,792,000

1.397.981.000 2.475.138.000 1.850.851.000

15 DIY 16 Jawa Timur

32 Papua 33 Papua Barat TOTAL

17 Bali

497

50.000.000.000 50.000.000.000

B. Penyiapan Dana Alokasi Khusus (DAK) Dana Alokasi Khusus (DAK) bertujuan untuk meningkatkan tersedianya rumah yang layak huni dan terjangkau bagi Masyarakat Berpenghasilan Menengah dan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBM/R) di kawasan perumahan dan permukiman yang didukung oleh prasarana dan sarana serta utilitas yang memadai. DAK dialokasikan untuk pemenuhan prasarana, sarana dan utilitas (PSU) kawasan perumahan dan permukiman. Dasar hukum yang mendasari program kegiatan DAK ini adalah UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, dan PP Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan, serta Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 04 Tahun 2011 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Sasaran DAK bidang PKP 2011-2015 yaitu terfasilitasinya PSU untuk sekitar 296.000 unit rumah dengan alokasi pagu sebesar 150 milyar rupiah. Diharapkan output yang dicapai berupa PSU untuk 24.000 unit rumah, serta outcome berupa terbangunnya 24.000 unit rumah. Ruang lingkup DAK bidang PKP TA 2011 mencakup jaringan air mium, air limbah (tangki septik komunal), jaringan listrik, dan penerangan jalan umum (PJU). Kriteria teknis DAK Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman, meliputi : a. Kepadatan penduduk pada kabupaten/kota; b. Angka jumlah kekurangan rumah atau backlog pada kabupaten/kota;

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

III-40

c. Kesiapan lokasi perumahan pada kabupaten/kota, dengan mempertimbangkan: 1. Kabupaten/kota yang telah menetapkan lokasi pembangunan perumahan dan kawasan permukiman melalui surat keputusan penetapan lokasi 2. Kabupaten/kota yang sudah memiliki rencana rinci tata ruang dan/atau siteplan kawasan perumahan 3. Kabupaten/kota yang sudah menetapkan peraturan daerah tentang rencana tata ruang wilayah. d. Rencana pembangunan rumah pada tahun pelaksanaan DAK Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman pada kabupaten/kota. Penerima manfaat dari DAK bidang PKP TA 2011 sebanyak 62 Kabupaten/Kota dari 22 Provinsi dengan alokasi dana 1,18 - 5,25 milyar rupiah perkabupaten/kota. Pada saat ini, alokasi dana DAK TA 2012 sedang dalam tahap penyelesaian C. Kemitraan dengan pemangku kepentingan Kemitraan telah dijalin melalui pemanfaatan dana Corporate Social Responsibility (CSR) dan kerjasama dengan perguruan tinggi. Kemitraan tersebut berupa peningkatan kerjasama, pelembagaan dan pemberdayaan keswadayaan masyarakat melalui terlaksananya kerjasama dengan forum perguruan tinggi dan kerjasama pendampingan sertifikasi tanah dengan BPN serta terbentuknya 5 Pokja Kab/Kota dan 33 Pokja Provinsi. Berbagai pertemuan dengan berbagai perguruan tinggi telah pula dilaksanakan, sebagai bentuk kerjasama dalam penyelenggaraan focus group discussion (FGD). Adanya FGD tersebut dapat memberikan inspirasi kepada perguruan tinggi untuk berpartisipasi dalam pembangunan perumahan, khususnya perumahan swadaya. D. Penghargaan Adiupaya Puritama Sejak tahun 2008, Kementerian Perumahan Rakyat bekerjasama dengan instansi terkait lainnya melaksanakan kegiatan pemberian penghargaan Adiupaya Puritama bidang Penyelenggaraan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman kepada Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kota, dan Pemerintah Kabupaten yang dianggap berhasil dalam menyelenggarakan pengembangan dan pembangunan perumahan dan kawasan permukiman di daerahnya. Selain Pemerintah Daerah, penghargaan Adiupaya Puritama juga III-41
KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

diberikan kepada pelaku pembangunan Perumahan Sederhana Berwawasan Lingkungan, Pengelolaan dan Pemanfaatan Rusunawa, dan Lembaga Penerbit Kredit/Pembiayaan (LKPP). Tujuan adanya penghargaan ini adalah sebagai bentuk apresiasi terhadap para mitra kerja serta pemerintah daerah yang memberikan kontribusi dalam program pembangunan perumahan. Terutama bagi pemerintah daerah, pemberian penghargaan ini diharapkan dapat lebih mendorong dan memotivasi pemerintah kota dan kabupaten untuk senantiasa meningkatkan upaya penyelenggaraan perumahan dan permukiman di daerahnya masing-masing. Pada tahun 2011, Penghargaan Adiupaya Puritama diberikan bertepatan dengan Peringatan Hari Perumahan Nasional. Daftar penerima penghargaan pada tahun 2011 bisa dilihat pada tabel III.17. Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) memberikan penghargaan Adiupaya Puritama kepada sejumlah pemerintah daerah (Pemda) dan pengembang yang berhasil mendorong serta meningkatkan program pembangunan perumahan dan kawasan permukiman di daerahnya masingmasing. Penghargaan Adiupaya Puritama pada tahun 2011 bertepatan pada Hari Perumahan Nasional (Hapernas) Tahun 2011 yang bertemakan Dengan Sinergi Pusat, Daerah dan Mitra, Kita Wujudkan Rumah Murah Untuk Rakyat. Beberapa kriteria yang dinilai adalah Rencana Strategis Daerah (Renstrada), penilaian oleh Asosiasi, realisasi Pengembangan Perumahan, kelembagaan Pengembangan Perumahan, pembiayaan Pengembangan Perumahan, pemberdayaan/Kemitraan Masyarakat dan Pengembang, lingkungan, terobosan dan Inovasi. Pemberian penghargaan ini diharapkan dapat lebih mendorong dan memotivasi pemerintah kota dan kabupaten untuk senantiasa meningkatkan upaya penyelenggaraan perumahan dan permukiman di daerahnya. Tabel III.17 Penerima Penghargaan Adiupaya Puritama Bidang Penyelenggaraan Perumahan dan Permukiman Tahun 2011
NO NAMA 1 2 A. Kategori Perguruan Tinggi dan Pendidikan Berasrama 1. Universitas Muhammadiyah Jakarta 2. Universitas Diponegoro 3. Institut Ilmu Al Quran
KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

PERINGKAT 3 Pertama Kedua Ketiga

III-42

NO NAMA PERINGKAT 1 2 3 B. Kategori TNI/POLRI 4. Pengelola Rumah Susun Sewa Kodam V Brawijaya Surabaya Pertama 5. Pengelola Rumah Susun Sewa Kodam Jaya Jati Warna Kedua 6. Pengelola Rumah Susun Sewa Polda Metro Jaya, Dit Sabara Polda Ketiga Metro Jaya - POLRI C. Kategori Pemerintah Daerah 7. UPTD Pemerintah Kota Batam Pengelola Rumah Susun Sewa Muka Pertama Kuning 8. UPTD Pemerintah Kota Tanggerang , Pengelola Rumah Susun Sewa Kedua Manis jaya 9. UPTD Rusuwa Pemerintah Kota Surabaya, Pengelola Rumah Susun Ketiga Sewa- Penjaringan Sari D. Kategori BUMN/BUMD/BUMS 10. Badan Pengelola Otorita Batam, Pengelola Rumah Susun Sewa Bida Pertama Ampar 11. Badan Pengelola Otorita Batam, Pengelola Rumah Susun Sewa Bida Kedua Sekupang 12. Perum. Perumnas Cabang Jakarta II, Pengelola Rumah Susun Sewa Ketiga Pulogebang E. Kategori Rumah Tapak Bersubsidi/FLPP / Kelompok 100-500 unit 13. PT. Mega Daya Semesta, Pengembang Perumahan Graha Kota, Pertama Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur 14. PT. Ajisaka, Pengembang Bumi Rejo Damai Residence, Kota Kedua Pekalongan, Jawa Tengah 15. PT. Perum Perumnas Regional VI Cabang Pasuruan, Pengembang Ketiga Perumahan Bumi Biting Indah, Kab. Lumajang, Jawa Timur F. Kategori Rumah Tapak Bersubsidi/FLPP/ Kelompok Perumahan di atas 500 unit 16. PT. Bersatu Sukses Sentosa, Perumahan Malang Anggun Sejahtera, Kab. Pengembang Malang, Prov. Jawa Timur Terbaik G. KategoriBankPelaksana Program FLPP 17. Bank Tabungan Negara Pertama 18. Bank Tabungan Negara Syariah Kedua 19. Bank Bukopin Ketiga H. Kategori Kota Metropolitan/Besar 20. Pemerintah Kota Palembang Pertama 21. Pemerintah Kota Bandung Kedua 22. Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Utara Ketiga I. Kategori Kota Menengah/Kecil

III-43

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

NO NAMA 1 2 23. Pemerintah Kota Cimahi 24. Pemerintah Kota Malang 25. Pemerintah Kota Banda Aceh J. Kategori Kabupaten 26. Pemerintah Kabupaten Malang 27. Pemerintah Kabupaten Bandung 28. Pemerintah Kabupaten Sleman K. Kategori Pemerintah Pembina Kota Metropolitan/Besar 29. Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan L. Kategori Pemerintah Pembina Kota Menengah/Kecil 30. Pemerintah Provinsi Jawa Barat M. Kategori Pemerintah Pembina Kabupaten 31. Pemerintah Provinsi Jawa Timur

PERINGKAT 3 Pertama Kedua Ketiga Pertama Kedua Ketiga Pertama Pertama Pertama

3.4

Peningkatan Peran di Tingkat Regional


Asia Pasific Ministerial Conference on Housing and Urban Development (APMCHUD) Peningkatan peran Kemenpera di Tingkat Regional dilakukan melalui Asia Pacific Ministerial Conference on Housing and Urban Development (APMCHUD). APMCHUD merupakan forum tingkat menteri lingkup Asia Pasifik yang memiliki visi Menjadi Penghubung Jejaring Pengetahuan Global terkait Permukiman. Kemenpera selalu terlibat aktif sejak penyelenggaraan APMCHUD 1 di India dan APMCHUD 2 di Iran. Pada tahun 2010, Indonesia menjadi tuan rumah APMCHUD 3 yang digelar di Solo, Jawa Tengah pada 2224 Juni 2010. Pertemuan yang dihadiri 99 delegasi dari 27 negara Asia Pasifik tersebut menghasilkan Deklarasi Solo dan Rencana Implementasi Solo. Dalam pertemuan tersebut juga disepakati 8 negara anggota Biro APMCHUD 3 termasuk Indonesia yang diwakili oleh Menteri Negara Perumahan Rakyat, yang kemudian terpilih menjadi Ketua Biro APMCHUD hingga tahun 2012.

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

III-44

Gambar 15 Penutupan APMCHUD oleh Menteri Negara Perumahan Rakyat


Sumber: Humas Kemenpera

Gambar 16 Sesi Diskusi dalam APMCHUD 3


Sumber: Humas Kemenpera

Sebagai tindak lanjut dari pertemuan APMCHUD 3 tersebut, pada 29-30 November 2010 telah diselenggarakan pertemuan pertama Biro APMCHUD ke-3 di Bali. Pertemuan ini dihadiri para anggota negara Biro APMCHUD ke-3 dan menyepakati tindak lanjut dari lima kelompok kerja APMCHUD yang antara lain menyepakati bahwa Korea Selatan akan bertanggung jawab pada kelompok Pembiayaan

III-45

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

Perumahan dan Indonesia sendiri akan bertanggung jawab untuk kelompok Pembangunan Berkelanjutan dan Perubahan Iklim. Sementara itu, pada tahun 2011 diselenggarakan Rapat ke-2 Biro APMCHUD ke-3 di Nairobi, Kenya yang bertepatan dengan penyelenggaraan sidang Governing Council ke-23 UN Habitat. Dalam pertemuan tersebut dibahas tindak lanjut Deklarasi Solo dan Rencana Implementasi Solo, terutama terkait perkembangan kelompok kerja di negara masing-masing dan koordinasi kelompok kerja di tingkat Asia Pasifik. Iran menyampaikan publikasi studi kasus peningkatan permukiman kumuh di Mehri dan Indonesia menyampaikan informasi terkait focal point perubahan iklim yaitu Dewan Nasional Perubahan Iklim.

3.5

Pemasyarakatan Isu Perumahan kepada Pemangku Kepentingan dan Masyarakat


Peringatan Hari Habitat Dunia

3.5.1

Hari Habitat Dunia atau World Habitat Day selalu diperingati setiap hari Senin pertama bulan Oktober. Hari Habitat Dunia ini merupakan salah satu dari peringatan hari internasional yang ditetapkan oleh PBB dan diperingati sebagai wujud kepedulian terhadap pemenuhan kebutuhan perumahan dan permukiman yang layak untuk semua lapisan masyarakat. Peringatan Hari Habitat Dunia ini juga memiliki tujuan untuk mengingatkan perlunya tanggung jawab bersama bagi masa depan habitat manusia. Pada tahun 2010, Hari Habitat Dunia jatuh pada Senin, 4 Oktober 2010 dan mengangkat tema Better City, Better Life atau Menuju Kota dan Kehidupan Lebih Baik. Tema ini menekankan pada pentingnya kualitas kota untuk menunjang kehidupan yang lebih baik, yang dapat mendorong potensi dan peluang, mengurangi kesenjangan serta menyediakan hunian yang layak bagi seluruh lapisan masyarakat. Rangkaian peringatan Hari Habitat Dunia 2010 antara lain berupa Seminar dan Workshop, Jambore Sanitasi, Peluncuran Buku sebagai acara puncak dan juga kegiatan Youth Urban Forum untuk kaum muda di ITS Surabaya. Di luar kegiatan-kegiatan tersebut, Hari Habitat Dunia juga diperkenalkan ke masyarakat umum melalui kampanye media baik melalui televisi, radio, media cetak, maupun internet. Peluncuran buku yang menjadi puncak peringatan HHD 2010 ini diharapkan dapat lebih bermanfaat serta berdampak jangka panjang khususnya dalam penanganan masalah perumahan dan permukiman. Selain itu,

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

III-46

terbitnya buku ini merupakan awal bersama dalam mengatasi kelemahan terbesar kita dalam hal pendokumentasian proses dan hasil pembangunan perumahan

Gambar 17 Peluncuran Buku oleh Menteri Negara Perumahan Rakyat dan Menteri Pekerjaan Umum dalam Hari Habitat Dunia
Sumber:Humas Kemenpera

Gambar 18 Bedah Buku dalam Peringatan Hari Habitat Dunia


Sumber:Humas Kemenpera

III-47

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

Gambar 19 Kuliah Umum oleh Walikota Surabaya (Tri Rismaharini) dalam Youth Urban Forum di ITS Surabaya
Sumber: Harsya Pambudi

Pada tahun 2011, Peringatan Hari Habitat Dunia mengangkat tema Cities and Climate Change atau Kota dan Perubahan Iklim dan jatuh pada Senin, 3 Oktober 2011. Harapan penyelenggaran Hari Habitat Dunia 2011 adalah untuk meningkatkan kepedulian yang lebih besar terhadap dimensi perkotaan terutama, perubahan iklim. Peringatan Hari Habitat Dunia 2011 pada 3 Oktober 2011 tersebut diselenggarakan di Istana Wakil Presiden dengan rangkaian peringatan puncak diselenggarakan di Makassar pada tanggal 15-16 Oktober 2011. Dalam kesempatan ini Kementerian Perumahan Rakyat bersama pemerintah provinsi Sulawesi Selatan melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) terkait koordinasi pelaksanaan kebijakan pembangunan perumahan dan kawasan permukiman di propinsi Sulawesi Selatan. Rangkaian peringatan Hari Habitat Dunia 2011 juga terdiri dari kegiatan Seminar Nasional Habitat, Sosialisasi Hasil APMCHUD, lomba lukis tingkat SD dan juga lomba karya tulis untuk pelajar dan mahasiswa.

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

III-48

Gambar 20 Peringatan Hari Habitat Dunia di Istana Wapres


Sumber: Situs Kemenpera

Gambar 21 Penyelenggaraan Hari Habitat Dunia Tahun 2011 di Makassar


Sumber: Situs Kemenpera

III-49

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

3.5.2

Hari Perumahan Nasional

Hari Perumahan Nasional (Hapernas) merupakan momen untuk meningkatkan kesadaran nasional bahwa perumahan adalah kebutuhan dasar manusia yang menjadi tanggung jawab bersama. Hapernas yang diperingati oleh pemangku kepentingan bidang perumahan dan permukiman setiap 25 Agustus ini juga bertujuan untuk mendorong pemenuhan pencapaian kebutuhan perumahan dan permukiman. Peringatan Hari Perumahan Nasional (Hapernas) tahun 2010 yang diselenggarakan pada tanggal 22 September 2010 mengangkat tema Wujudkan Rumah Sejahtera melalui Sinergi Pusat-Daerah. Tema ini bertujuan untuk mengingatkan bahwa urusan rumah tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah pusat semata tetapi juga tanggung jawab pemerintah daerah. Sinergi pusat dan daerah ini menjadi sangat penting terutama di era otonomi daerah sekarang sehingga pembangunan perumahan diharapkan tidak lagi menjadi terpusat di satu daerah tetapi bisa dapat merata ke semua daerah. Rangkaian peringatan Hari Perumahan Nasional Tahun 2010 tersebut dilakukan dengan kegiatan-kegiatan antara lain Tasyakuran, Upacara Bendera, Donor Darah, Bazaar, Pemberian Penghargaan Adiupaya Puritama, serta Peluncuran Logo Baru Kementerian Perumahan Rakyat.

Gambar 22 Peringatan Hari Perumahan Nasional Tahun 2010


Sumber: Humas Kemenpera KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

III-50

Peringatan Hari Perumahan Nasional Tahun 2011 mengangkat tema Dengan Sinergi Pusat, Daerah dan Mitra, Kita Wujudkan Rumah Murah untuk Rakyat. Tema ini menekankan bahwa penyelenggaraan rumah murah akan terwujud dengan peran serta semua pihak antara lain melalui sebuah sinergi Public Private Partnership (PPP) yang mempertemukan program Pemerintah mewakili kepentingan publik dengan kemampuan fiskal pihak swasta. Peringatan Hapernas pada tahun 2011 ini diperingati antara lain dengan pelaksanaan upacara peringatan Hapernas, Workshop dan Pameran Kerjasama Kemitraan Pemangku Kepentingan dalam Penyelenggaraan Rumah Murah, peluncuran Hymne dan Mars Kemenpera, serta kembali diselenggarakannya Penghargaan Adiupaya Puritama.

Gambar 23 Upacara Hari Perumahan Nasional


Sumber: Situs Kemenpera

III-51

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

Gambar 24 Pemberian Penghargaan pada Resepsi Resepsi Hari Perumahan Nasional Tahun
Sumber: Situs Kemenpera

3.5.3

Media dan Publikasi

A. Situs Kemenpera Kemenpera juga menggunakan teknologi informasi yang berkaitan dengan public services atau pelayanan publik dari pemerintah kepada warga negara, pelaku bisnis dan lembaga pemerintah lain secara online yaitu dengan adanya Situs Portal Pemerintah Kemenpera (www.kemenpera.go.id). Adanya situs ini bertujuan agar warga negara, pelaku bisnis dan lembaga pemerintah lainnya mendapat pelayanan dan informasi dari Kemenpera.

Gambar 25 Situs Kementerian Perumahan Rakyat


Sumber: www.kemenpera.go.id KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

III-52

Halaman muka dari Situs Kemenpera tersebut memuat berita terkini mengenai kegiatan dan program Kementerian Perumahan Rakyat. Situs ini juga menginformasikan produk Kementerian Perumahan Rakyat serta Undang Undang dan peraturan terkait untuk bisa diunduh. Situs Kementerian Perumahan Rakyat ini memiliki beberapa anak domain antara lain adalah domain unit Eselon 1 dan Eselon 2 untuk info-info yang lebih spesifik termasuk kliping rutin perumahan rakyat.

Gambar 26 Kliping Perumahan Rakyat


Sumber: Biro Perencanaan dan Anggaran

B. Kotak Pengaduan Sejak tahun 2010, masyarakat dapat melayangkan pengaduan terkait perumahan dan permukiman kepada pemerintah. Layanan pengaduan ini tersedia dalam dua versi yaitu melalui Situs Kementerian Perumahan Rakyat III-53
KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

pada alamat http://kemenpera.go.id/?op=saran_pengaduan atau melalui pos dengan mengirimkan ke PO BOX 4400 JKT. C. Digital Library Salah satu fitur dari situs Kementerian Perumahan Rakyat adalah fitur Perpustakaan Digital yang merupakan katalog dalam jaringan (on line) dari koleksi perpustakaan Kementerian Perumahan Rakyat. Fitur ini diluncurkan pada tahun 2010 dan beralamatkan di http://digilib.kemenpera.go.id Adanya fitur ini semakin menunjukkan komitmen Kementerian Perumahan Rakyat untuk menuju peningkatan pengetahuan masyarakat akan perumahan dan kawasan permukiman.

Gambar 27 Digital Library


Sumber: http://digilib.kemenpera.go.id

D. E-Newsletter E-Newsletter Kementerian Perumahan Rakyat terbit setiap 2 minggu sekali dan berisi rangkuman dari kegiatan Kemenpera serta Kliping Perumahan Rakyat. ENewsletter ini dimulai pada November 2010 dan dapat diakses pada alamat http://bpa.kemenpera.go.id/

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

III-54

Gambar 28 Newsletter Edisi 1 dan 2 Tahun 2010

E. Majalah Inforum Sejak tahun 2010, telah diterbitkan 5 edisi Majalah Inforum media komunikasi komunitas perumahan. Tema-tema yang diangkat pada tahun Tahun 2010 adalah (i) Era Baru Perumahan Rakyat, (ii) Reformasi Pembiayaan Perumahan melalui Fasilitas Likuiditas, dan (iii) Selamat Datang Undang-Undang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Sementara itu dua edisi Inforum pada tahun 2011 mengangkat tema (i) Good Governance sebagai Pilar Pembangunan Perumahan dan Kawasan Permukiman dan (ii) Lingkungan Hunian Berimbang. Majalah Inforum ini didistribusikan kepada para pemangku kepentingan pembangunan perumahan, komunitas perumahan, masyarakat luas dan bisa juga diakses melalui situs Kementerian Perumahan Rakyat. Kehadiran majalah ini diharapkan akan dapat lebih memasyarakatkan isu perumahan kepada publik.

III-55

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

Gambar 29 Majalah Inforum Edisi I, II, III, IV dan V

3.6

Rekapitulasi Kinerja Kemeterian Perumahan Rakyat pada Tahun 2010 - 2011

Secara umum, pada tahun 2010 2011 Kemenpera telah melakukan pencapaian kinerja tahunan dengan baik dilihat dari pencapaian masing-masing target tersebut. Terdapat beberapa pencapaian yang bahkan telah melebihi dari target sesuai DIPA. Namun, jika disandingkan dengan target-target dalam RPJMN masih ada kesenjangan dalam hal pencapaian kinerja karena kendala terbatasnya alokasi anggaran. Tabel III.18 Rekapitulasi Kinerja Kemenpera pada Tahun 2010 - 2011
No 1 2 Kegiatan/Program Pembangunan rumah susun sederhana sewa Fasilitasi dan stimulasi pembangunan perumahan Satu an twin block Unit Target 49 2.000 2010 Realisasi 49 2.000 2011 Target 143 12.500 Realisasi 33 a) 12.500 b) Penca paian 49 2.000

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

III-56

No 3

Kegiatan/Program swadaya Fasilitasi dan stimulasi peningkatan kualitas perumahan swadaya Fasilitasi pembangunan PSU kawasan perumahan dan permukiman Fasilitasi pembangunan PSU perumahan swadaya Fasilitasi dan Stimulasi Penataan Lingkungan Permukiman Kumuh Fasilitasi pra-sertifikasi dan pendampingan pascasertifikasi Fasilitasi pembangunan rumah khusus Bantuan Subsidi Perumahan Masa Transisi Fasilitas Likuiditas

Satu an

Target

2010 Realisasi

2011 Target Realisasi

Penca paian

Unit

10.000

20.000

12.500

12.500 b) 37.500 c) 12.500 b)

20.000

Unit Unit Ha

10.374 10.000 50

12.470 13.500 30

117.010 12.500 100

12.470 13.350 30

5 6

Unit Unit Unit Unit Unit

1.000 90.000 180.000

1.006 87.001 22.522

7.500 1.750 49.000 184.100 69.222

1.006 87.001 91.744

8 9 10 11

Sumber: Buku Saku Oktober 2011 Keterangan: a) b) : Sudah proses lelang : Dalam proses pencapaian sesuai target

3.7

Kendala Pelaksanaan Program dan Langkah Pemecahan

Dalam pelaksanaan rencana kebijakan dan program, Kemenpera juga mengalami beberapa kendala sehingga terdapat program dan kegiatan yang belum berjalan optimal sesuai dengan perencanaannya. Pada tahun 2010, alokasi anggaran untuk program dan kegiatan Kemenpera tidak sesuai dengan alokasi anggaran yang berdasarkan RPJMN. Kegiatan yang terpengaruh oleh kondisi ini adalah pembangunan rumah susun sederhana sewa, fasilitasi dan stimulasi pembangunan perumahan swadaya, dan fasilitasi pembangunan PSU kawasan perumahan dan permukiman. Kekurangan dari target tahun 2010 dalam RPJMN tersebut akan dipenuhi pada tahun-tahun berikutnya antara lain diusulkan melalui new initiatives pada tahun 2012. Revisi DIPA Kemenpera Tahun 2011, sesuai perubahan nomenklatur program dan kegiatan Kemenpera, baru disetujui pada bulan Juli 2011 sehingga diperlukan beberapa langkah khusus untuk penyerapan anggaran. Terdapat juga kendala identifikasi dan verifikasi lokasi yang membutuhkan waktu dan kesiapan dari pemerintah daerah.

III-57

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

Di luar hal terkait anggaran, terdapat juga kendala-kendala lain yang ditemui. Dalam hal rumah swadaya, sifat bantuan stimulan yang tidak bergulir ternyata kurang menarik minat LKM. Selain itu penyiapan surat keterangan kepemilikan tanah dari kelurahan membutuhkan waktu dan biaya dan belum semua pemerintah daerah menyiapkan dana sharing untuk operasional LKM dan pokja. Langkah yang ditempuh kemudian adalah berupa koordinasi dengan Pokja Kabupaten/Kota dan regional provinsi untuk mempercepat pelaksanaan bantuan stimulan perumahan swadaya. Selain itu, telah diterbitkan penerbitan Permenpera Nomor 14 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya bagi MBR. Terkait rusunawa, ditemui beberapa hal seperti permohonan pindah lokasi rusunawa dari pihak user, lahan yang belum matang atau siap bangun, keterlambatan penyerahan lahan dari pihak pengguna, dan masalah pengurusan IMB oleh pihak pengguna. FLPP yang merupakan solusi untuk kurang efektifnya kebijakan sebelumnya yang berupa subsidi uang muka pun juga mengalami beberapa kendala. Penerapan FLPP memerlukan data dukung yang masih perlu untuk dilengkapi dan permintaan dana FLPP dari masyarakat masih terbatas karena banyak masyarakat yang belum mengetahui program tersebut. Untuk itu, pelaksanaan sosialisasi kebijakan FLPP kepada pemda, bank, pengembang dan masyarakat akan terus diintensifkan.

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

III-58

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

BAB IV PERSIAPAN PELAKSANAAN APBN TAHUN 2012


Rencana Kerja (Renja) Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2012 merupakan penjabaran Rencana Strategis Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010-2014. Oleh karena itu, Renja Kemenpera Tahun 2012 memuat langkah-langkah untuk mendukung terwujudnya visi Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010-2014 yaitu Setiap Keluarga Indonesia Menempati Rumah Yang Layak Huni. Di samping sebagai penjabaran Renstra Kemenpera Tahun 2010-2014, penyusunan Renja Kemenpera juga memperhatikan tema dan prioritas Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2012, capaian dan perkembangan terakhir pada tahun 2011 serta permasalahan dan tantangan yang diperkirakan terjadi pada tahun 2012. Renja Kemenpera Tahun 2012 merupakan lanjutan dari Renja Kemenpera Tahun 2011. Prioritas Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2012 adalah untuk menyelesaikan sasaran-sasaran yang telah digariskan dalam RPJMN Tahun 2010-2014 serta Direktif Presiden yang terdiri dari: 1) Perluasan Program Pro-Rakyat Klaster IV: Pembangunan Rumah Sangat Murah dan Rumah Murah dan 2) Penanganan Rumah di Daerah Perbatasan NTT dan Timor Leste. Berikut adalah kegiatankegiatan untuk mendukung prioritas di atas.

4.1

Pencapaian Sasaran RPJMN Tahun 2010-2014

Kegiatan-kegiatan dalam rangka pencapaian sasaran-sasaran RPJMN Tahun 20102014 yang dijabarkan dalam Renstra Kemenpera tahun 2010-2014 adalah: 4.1.1 Program Dukungan dan Manajemen Tugas Teknis Lainnya Kegiatan prioritas terdiri dari: a. Dukungan Pelaksanaan Tata Pemerintahan Yang Baik: Reformasi Birokrasi Sistem Pengendalian Internal Pemerintah b. Pengembangan Kelembagaan sesuai amanat Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman c. Peningkatan Kapasitas Pemerintah Daerah di 33 Provinsi (melalui Pelaksanaan Dekonsentrasi Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman Tahun 2012 IV-1
KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

4.1.2

Fasilitasi Pokja Perumahan di Daerah Pembinaan Penyusunan RP3KP d. Fasilitasi Pokja Perumahan Nasional e. Dukungan Penyelenggaraan Hari Habitat Tahun 2012, Hari Perumahan Nasional Tahun 2012, dan World Urban Forum (WUF) f. Penataan BMN: Hibah dan Kerjasama Pengelolaan. Program Pengembangan Perumahan dan Permukiman Kegiatan prioritas terdiri dari: a. Kegiatan Pengembangan Kebijakan: 1) Penyusunan PP amanat UU Rumah Susun (Revisi UU Rumah Susun yang akan disahkan pada tanggal 18 Oktober 2011): PP tentang Penyelenggaraan Rumah Susun PP tentang Pembentukan Badan Pengelola Rumah Susun 2) Pengembangan Kebijakan Land Banking 3) Perencanaan demo plot pembangunan perumahan dan kawasan permukiman serta pengembangan kota baru 4) Pengembangan NSPK dalam rangka Penerapan SPM Bidang Perumahan Rakyat: Pengembangan Kawasan Perumahan Formal Perumahan Swadaya b. Kegiatan Operasionalisasi Kebijakan: 1) Fasilitasi Penyediaan Rumah Layak Huni: Pembangunan Rusun Sewa sebanyak 175 Twin Block Pembangunan Rumah Khusus sebanyak 1.050 unit Pembangunan Rumah Tapak dan Rusunami oleh Badan Usaha Swasta yang didukung dengan FLPP 2) Dukungan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman melalui Fasilitasi Penyediaan PSU (Kawasan Skala Besar, Kawasan Khusus, dan Kawasan Bukan Skala Besar) untuk sebanyak 128.000 unit rumah. 3) Pengembangan kembali Kota Kekerabatan Maja 4) Penanganan Lingkungan Permukiman Kumuh seluas 150 Ha 5) Pengembangan Land Banking 6) Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang perumahan dan kawasan permukiman berupa PSU kawasan perumahan dan permukiman untuk sebanyak 30.500 unit rumah.

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

IV-2

4.1.3

Program Pengembangan Pembiayaan Perumahan dan Kawasan Permukiman Kegiatan prioritas terdiri dari: a. Penyusunan UU Tabungan Perumahan b. PP Sistem Pembiayaan Perumahan tentang: Tata Cara Pengerahan dan Pemupukan Dana Kemudahan dan/atau Bantuan Pembiayaan Perumahan c. Raperpres tentang Penugasan Pelaksanaan Pembangunan Perumahan dan Kawasan Permukiman kepada BUMN d. Rapermenpera tentang Pengembangan Kebijakan Pembiayaan dalam Mendukung MBR untuk Memenuhi Kebutuhan Hunian yang Layak, Sehat dan Terjangkau: KPR Rumah Sejahtera Tapak dan Susun (Konvensional dan Syariah) Kredit Kontruksi Pembangunan Rumah Sejahtera Tapak (Konvensional dan Syariah) e. Koordinasi dan Fasilitasi Pelaksanaan Kebijakan Sosialisasi Kebijakan Kerjasama dan Kemitraan f. Penyaluran FLPP untuk pembangunan: Rumah Tapak sebanyak 122.790 unit Rumah Susun Milik sebanyak 1.000 unit

4.2

Pelaksanaan Direktif Presiden

Direktif Presiden merupakan program-program prioritas baru yang belum tertampung dan teralokasikan anggarannya dalam RPJMN Tahun 2010-2014. 4.2.1 Perluasan Program Pro-Rakyat Klaster IV (Pembangunan Rumah Murah Dan Rumah Sangat Murah) Direktif Presiden dalam rangka perluasan program-program Pro Rakyat Klaster IV meliputi 6 Program, yaitu: Program Rumah Sangat Murah, Program Kendaraan Angkutan Umum Murah, Program Air Bersih Untuk Rakyat, Program Listrik Murah dan Hemat, Program Peningkatan Kehidupan Nelayan, dan Program Peningkatan Kehidupan Masyarakat Pinggir Perkotaan. Menindaklanjuti Direktif Presiden tersebut, telah ditetapkan Keputusan Presiden Nomor 10 Tahun 2011 tentang Tim Koordinasi Peningkatan dan Perluasan Program Pro-Rakyat. Berdasarkan Keputusan tersebut,

IV-3

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

Kementerian Perumahan Rakyat ditugaskan sebagai Ketua Kelompok Kerja Program Pembangunan Rumah Sangat Murah dan Rumah Murah. Komponen program Rumah Sangat Murah dan Rumah Murah adalah: a. Pembangunan Rumah Sangat Murah melalui Stimulan Perumahan Swadaya berupa: Pembangunan Baru Peningkatan Kualitas PSU Swadaya Fasilitasi Pra-Sertipikasi Dan Pasca Sertifikasi Pendampingan Fasilitator Kelompok Kelompok sasaran dari kegiatan ini adalah Rumah Tangga Miskin dan Hampir Miskin. b. Pembangunan Rumah Murah Pembangunan Rumah Tapak didukung FLPP dan PSU Kawasan Perumahan dan Permukiman. Kelompok sasaran dari kegiatan ini adalah Rumah Tangga MBR baik yang berdaya beli (bankable) maupun yang tidak memiliki daya beli (non-bankable). Sasaran pembangunan Rumah Murah dan Sangat Murah tahun 2011-2014 adalah sebagai berikut: Tabel IV.1 Sasaran Pembangunan Rumah Sangat Murah dan Rumah Murah Tahun 2010-2014 RUMAH SANGAT TAHUN MURAH 2011 2012 2013 2014 TOTAL 50.000 unit 100.000 unit 100.000 unit 100.000 unit 350.000 unit RUMAH MURAH RTS NONBANKABLE 100.000 unit 100.000 unit 120.000 unit 320.000 unit RTS BANKABLE 10.000 unit 100.000 unit 100.000 unit 120.000 unit 330.000 unit JUMLAH

60.000 unit 300.000 unit 300.000 unit 340.000 unit 1.000.000 unit

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

IV-4

Sesuai dengan Rencana Aksi Terpadu Program Pro-Rakyat Tahun 2012, maka pembangunan Rumah Sangat Murah diprioritaskan untuk kelompok sasaran masyarakat nelayan dan masyarakat di daerah tertinggal. 4.2.2 Penanganan Rumah di Daerah Perbatasan NTT Timor Leste Kondisi perumahan dan kawasan permukiman di daerah perbatasan NTT dan Timor Leste masih sangat memprihatinkan dan membutuhkan penanganan segera. Hal ini terutama disebabkan banyaknya warga baru yang merupakan eks-pengungsi Timor Timur. Jumlah total warga baru tersebut mencapai 24.524 KK (104.436 jiwa) Jumlah penduduk yang telah di-resettlement melalui pembangunan rumah baru mencapai sekitar 20.230 KK, yang terdiri dari 10.490 KK warga baru dan 9.740 KK warga lokal. Namun, kondisi perumahan yang dibangun tersebut ternyata sudah mengalami kerusakan dan belum sepenuhnya didukung dengan PSU yang memadai. Warga baru yang masih tinggal di kamp pengungsian tersebar di beberapa kabupaten (terutama di Kabupaten Belu dan Kabupaten Kupang) berjumlah 4.762 KK. Kondisi lingkungan hunian di kamp pengungsian tersebut kurang layak dan tidak didukung dengan prasarana dan sarana yang memadai. Selain itu, masih belum ada kepastian penyediaan tanah untuk resettlement. Kondisi perekonomian bagi sebagian besar warga baru masih memprihatinkan. Untuk itu, diperlukan pemberdayaan ekonomi dalam rangka meningkatkan kesejahteraannya. Dalam rangka penanganan rumah di perbatasan NTT dan Timor Leste tersebut, ruang lingkup kegiatannya adalah: a. Penyusunan Rencana Rinci Pengembangan Kawasan di 20 Lokasi. b. Fasilitasi dan stimulasi Perumahan Swadaya: Pembangunan Rumah Baru sebanyak 6.070 unit Peningkatan Kualitas Rumah yang didukung dengan PSU Perumahan swadaya sebanyak 14.160 unit c. Pembangunan Rumah Khusus yang didukung dengan PSU Kawasan Perumahan dan Permukiman sebanyak 9.762 unit. d. Kegiatan Pendukung.

IV-5

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

4.3

Alokasi Anggaran

Alokasi anggaran Kemenpera pada Bagian Anggaran 091 (BA 091) Tahun 2012 sesuai dengan Pagu Anggaran adalah sebesar Rp. 4,60 Triliun, yang terdiri dari: 1. Program Dukungan dan Manajemen Tugas Teknis Lainnya sebesar Rp. 250,78 Miliar; 2. Program Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman sebesar Rp. 4,13 Triliun; dan 3. Program Pengembangan Pembiayaan Perumahan dan Kawasan Permukiman sebesar Rp. 225,71 Miliar, termasuk alokasi PNBP/BLU sebanyak 179,16 Miliar. Sedangkan anggaran Kemenpera pada Bagian Anggaran 999 (BA 999) Tahun 2012 sesuai RAPBN Tahun 2012 adalah sebesar Rp. 4,90 Triliun, yang terdiri dari: 1. Pos Pembiayaan: Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan untuk Rumah Tapak dan Rumah Susun Milik sebesar Rp. 4,71 Triliun; dan 2. Pos Transfer Daerah: Dana Alokasi Khusus bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman sebesar RP. 191,24 Miliar. Rincian alokasi anggaran Kemenpera Tahun 2012 sesuai Pagu Anggaran dan RAPBN adalah sebagai berikut: Tabel IV.2 Alokasi Anggaran Kemenpera Tahun 2012
NO. A. I 1 II 1 2 3 4 5 6 PROGRAM/KEGIATAN PRIORITAS BAGIAN ANGGARAN 091 DUKUNGAN DAN MANAJEMEN TUGAS TEKNIS LAINNYA Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kemenpera PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN Pembangunan Rumah Susun Sewa (Rusun Sewa) Fasilitasi pembangunan PSU kawasan Perumahan dan Permukiman Fasilitasi dan stimulasi penataan lingkungan permukiman kumuh Fasilitasi Pembangunan Rumah Khusus Pengembangan Kebijakan dan Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan Perumahan dan Kawasan Permukiman Program Pro-Rakyat Klaster 4 a. Pembangunan Rumah Sangat Murah a. Fasilitasi dan Stimulasi Pembangunan Perumahan Swadaya b.Fasilitasi dan Stimulasi Peningkatan Kualitas Perumahan Swadaya KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT SATUAN TARGET ANGGARAN 250,78 Tahun 1 250,78 4.127,60 TB unit Ha unit 175 128.000 150 1.050 1.190,66 800,00 240,00 89,84 184,34 unit unit unit unit 55.564 26.250 29.314 922,77 672,77 288,75 175,88

IV-6

NO.

PROGRAM/KEGIATAN PRIORITAS c. Fasilitasi Pembangunan PSU Perumahan Swadaya d.Fasilitasi Pra-sertipikasi dan Pendampingan Pasca Sertipikasi e. Pendampingan dan Pengendalian b. Pembangunan Rumah Murah PSU Rumah Murah

SATUAN unit bidang unit unit unit unit

TARGET 29.314 7.500 55.416 40.000 40.000 29.992

ANGGARAN 146,57 6,00 55,56 250,00 250,00 700,00 225,71 46,55 179,16 4.604,10 4.709,25

7 III 1

2 B. IV

Penanganan Rumah bagi Warga Baru di Perbatasan Prov NTT - Timor Leste PENGEMBANGAN PEMBIAYAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN Pengembangan Kebijakan dan Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan Pembiayaan Perumahan dan Kawasan Permukiman PNBP BLU-Pusat Pembiayaan Perumahan TOTAL BA 091 BAGIAN ANGGARAN 999 PEMBIAYAAN: FLPP Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan Rumah Tapak dan Rusun Milik TRANSFER DAERAH: DAK BIDANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN PSU Kawasan Perumahan dan Permukiman TOTAL BA 999 TOTAL ANGGARAN KEMENPERA

unit

123.790

4.709,25 191,24

unit

30.500

191,24 4.900,49 9.504,59

4.4

Kekurangan Alokasi Anggaran Tahun 2012

Alokasi anggaran sebagaimana ditunjukkan pada tabel di atas masih belum sepenuhnya memadai untuk pencapaian target yang telah ditetapkan dalam RPJMN Tahun 2010-2014 maupun pelaksanaan Direktif Presiden sebagaimana ditunjukkan pada tabel di bawah ini: Tabel IV.3 Kekurangan Anggaran Tahun 2012
No. PROGRAM/ SATUAN KEGIATAN PRIORITAS KEBUTUHAN ANGGARAN TARGET PAGU ANGGARAN KEKURANGAN ANGGARAN TARGET ANGGARAN (Rp. Milyar) ANGGARAN ANGGARAN TARGET (Rp. Milyar) (Rp. Milyar)

A. BA 091 1 2 Pembangunan Rusunawa Perawatan Dan Pengamanan Aset Rusunawa TB TB 175 138 2.100,88 67,67 175 1.190,65 138 910,22 67,67

IV-7

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

No.

PROGRAM/ SATUAN KEGIATAN PRIORITAS PSU Kawasan Perumahan Dan Permukiman Pembangunan Rumah Sangat Murah Dan Rumah Murah a. Pembangunan Rumah Sangat Murah b. Pembangunan Rumah Murah TOTAL BA 091 Unit

KEBUTUHAN ANGGARAN TARGET 157.000

PAGU ANGGARAN

KEKURANGAN ANGGARAN TARGET 29.000 ANGGARAN (Rp. Milyar) 181,25

ANGGARAN ANGGARAN TARGET (Rp. Milyar) (Rp. Milyar) 981,25 128.000 800,00

Unit

300.000

2.578,49

95.564

922,77

204.436

1.655,73

Unit Unit

100.000 200.000

1.306,59 1.271,90 5.728,28

55.564 40.000

672,77 250,00 2.913,42

44.436 160.000

633,83 1.021,90 2.814,86

B. BA 999 FLPP a. Rumah Tapak b. Rumah Susun c. Rumah Murah TOTAL BA 999 TOTAL ANGGARAN Unit Unit Unit Unit 350.000 145.000 5.000 200.000 9.819,65 123.790 5.481,00 122.790 338,65 4.000,00 9.819,65 15.547,93 1.000 4.709,25 4.641,52 67,73 4.709,25 7.622,67 226.210 22.210 4.000 200.000 5.110,40 839,48 270,92 4.000,00 5.110,40 7.925,26

4.5
4.5.1

Strategi Pelaksanaan Program/Kegiatan Tahun 2012


Pengembangan Kebijakan Untuk mewujudkan iklim yang kondusif dalam pembangunan perumahan dan kawasan permukiman, perlu dipayungi dengan kebijakan dan peraturan perundangan yang memadai. Sebagai tindak lanjut dari ditetapkannya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, pada tahun 2011 Kementerian Perumahan Rakyat sedang berupaya untuk menyelesaikan peraturan perundangan turunannya, yaitu: a. Peraturan Pemerintah tentang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman b. Peraturan Pemerintah tentang Pembinaan Perumahan dan Kawasan Permukiman Pada tahun 2012, Kementerian Perumahan Rakyat akan melanjutkan penyelesaian peraturan perundangan yang merupakan amanat dari

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

IV-8

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011, khususnya yang terkait dengan pembiayaan perumahan yaitu: a. Undang-Undang Tabungan Perumahan b. Peraturan Pemerintah tentang Sistem Pembiayaan Perumahan yang memuat: Tata Cara Pengerahan dan Pemupukan Dana Kemudahan dan/atau Bantuan Pembiayaan Perumahan Selain itu, pada tahun 2011 ini Kementerian Perumahan Rakyat juga telah menyelesaikan revisi atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1985 yang rencananya akan disahkan dalam Rapat Paripurna DPR-RI pada tanggal 18 Oktober 2011. Selanjutnya, Undang-undang Rumah Susun tersebut juga perlu ditindaklanjuti dengan penyusunan peraturan perundangan turunannya, yaitu: a. b. Peraturan Pemerintah tentang Penyelenggaraan Rumah Susun Peraturan Pemerintah tentang Pembentukan Badan Pengelola Rumah Susun

Dalam rangka mendorong partisipasi peran dunia usaha dalam pembangunan perumahan dan kawasan permukiman, khususnya dalam penyediaan pelayanan perumahan melalui Public Service Obligation (PSO), Kementerian Perumahan Rakyat juga akan menyiapkan Raperpres tentang Penugasan Pelaksanaan Pembangunan Perumahan dan Kawasan Permukiman kepada BUMN. 4.5.2 Percepatan Pembangunan Fisik Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan pada tahun 2010 dan 2011, maka strategi untuk mempercepat pelaksanaan kegiatan pembangunan fisik pada tahun 2012 yaitu melalui: a. Penetapan lokasi lebih cepat b. Percepatan lelang c. Untuk pembangunan Rusunawa menggunakan DED Prototype d. Peningkatan pengawasan dan pengendalian 4.5.3 Percepatan Penyaluran Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) Untuk meningkatkan dan mempercepat penyaluran Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) yang merupakan Dana Bergulir, maka penyebarluasan informasi melalui Sosialisasi Kebijakan FLPP kepada

IV-9

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

Pemerintah Daerah, bank pelaksana, pengembang dan masyarakat akan lebih diintensifkan. 4.5.4 Kerjasama Kelembagaan Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman bersifat multisektor dan melibatkan banyak pemangku kepentingan. Untuk itu, dalam pelaksanaan program dan kegiatannya, Kementerian Perumahan Rakyat perlu bersinergi dengan para pemangku kepentingan lainnya melalui kerjasama kelembagaan, antara lain: a. Bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten/Kota khususnya dalam hal penyediaan lahan bagi Pembangunan Rumah Murah. b. Bekerjasama dengan Bank Pelaksana dalam Penyaluran FLPP. c. Dalam pelaksanaan Pembangunan Rusunawa: i. Bekerjasama dengan Kementerian Pertahanan dan Kepolisian Republik Indonesia dalam pembangunan Rusunawa TNI/Polri ii. Bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan Nasional dalam pembangunan Rusunawa Perguruan Tinggi iii. Bekerjasama dengan Kementerian Agama dalam pembangunan Rusunawa Pondok Pesantren 4.5.5 Pelaksanaan Direktif Presiden Untuk mendukung pelaksanaan Direktif Presiden, beberapa upaya yang telah dilaksanakan adalah: a. Program Peningkatan dan Perluasan Program Pro Rakyat Klaster IV: Pembangunan Rumah Sangat Murah dan Rumah Murah. Sebagai tindak lanjut dari Keputusan Presiden Nomor 10 Tahun 2011 tentang Tim Koordinasi Peningkatan dan Perluasan Program Pro Rakyat, telah dibentuk Tim Teknis Pokja Pembangunan Rumah Sangat Murah dan Rumah Murah. Dengan dibentuknya Tim Teknis tersebut, diharapkan koordinasi lintas instansi dalam rangka percepatan pembangunan Rumah Sangat Murah dan Rumah Murah dapat lebih intensif. b. Program Penanganan Rumah di Kawasan Perbatasan NTT dan Timor Leste. Untuk mendukung pelaksanaan Program Penanganan Rumah di Kawasan Perbatasan NTT dan Timor Leste telah dibentuk Satuan Kerja (Satker) Penanganan Rumah MBR di Perbatasan Prov. NTTTimor Leste yang berlokasi di Provinsi NTT. Pembentukan Satker tersebut bertujuan agar pelaksanaan pekerjaan dan administrasi lebih fokus, koordinasi yang lebih erat dengan Pemerintah Daerah, sertamemudahkan pemantauan dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

IV-10

4.5.6

Peningkatan Sinergitas Pusat-Daerah Salah satu upaya untuk meningkatkan sinergitas antara para pemangku kepentingan dalam pembangunan perumahan dan kawasan permukiman, baik di tingkat Pusat maupun Daerah, Kementerian Perumahan Rakyat memfasilitasi pembentukan Kelompok Kerja Perumahan dan Kawasan Permukiman (Pokja PKP) Nasional serta memfasilitasi dan melakukan Pembinaan Pokja PKP di Daerah. Pokja PKP tersebut diharapkan dapat menjadi wadah koordinasi semua pemangku kepentingan dalam pembangunan perumahan dan kawasan permukiman.

4.5.7

Penataan Aset Kemenpera Pada tahun 2012, penataan aset Kementerian Perumahan Rakyat akan ditingkatkan khususnya terkait dengan sebagian aset Rusunawa yang masih belum dapat diserahterimakan kepada penerima manfaat (beneficiaries) sehingga belum termanfaatkan.

IV-11

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

BAB V PENUTUP
Dalam kurun waktu mulai tahun 2010 hingga Oktober 2011, Kementerian Perumahan Rakyat telah berupaya melaksanakan program dan kegiatan yang berhubungan dengan tercapainya Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Kementerian Perumahan Rakyat. Secara umum, Kementerian Perumahan Rakyat telah menjalankan kewajiban dan memiliki capaian kinerja yang baik. Fungsi utama yang diharapkan dari Kementerian Perumahan Rakyat telah dapat dijalankan yaitu melalui pengembangan dan pembangunan perumahan dan permukiman dalam rangka memenuhi kebutuhan perumahan terutama bagi MBM dan MBR. Pemenuhan kebutuhan perumahan terutama bagi MBM dan MBR tersebut diwujudkan melalui penciptaan iklim yang kondusif dalam pembangunan perumahan dan kawasan permukiman dengan telah terbitnya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, reformasi skema pembiayaan perumahan dengan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan, serta dilakukannya revisi Undang-Undang Rumah Susun yang rencananya akan disahkan dalam sidang paripurna DPR pada tanggal 18 Oktober 2011. Selain itu, Kemenpera pun terus mendorong penyediaan rumah layak huni yang didukung dengan prasarana, sarana, dan utilitas yang memadai. Kemenpera juga telah melakukan beberapa upaya dalam rangka peningkatan sinergitas pembangunan perumahan dan kawasan permukiman di tingkat pusat dan daerah. Mulai tahun 2010, Kemenpera telah melaksanakan kegiatan Dekonsentrasi bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman untuk peningkatan kapasitas pemerintah daerah dalam pelaksanaan urusan wajib bidang perumahan serta pengembangan Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Beberapa pencapaian yang tidak bisa diabaikan untuk menuju Kementerian Perumahan Rakyat yang visioner antara lain keterlibatan Kemenpera dalam forum internasional melalui APMCHUD serta peningkatan keterbukaan informasi terhadap publik. Dari segi akuntabilitas keuangan, pada tahun 2009 dan 2010 Kemenpera pun telah memperoleh predikat Wajar Tanpa Perkecualian (WTP). Di luar pencapaian-pencapaian yang telah diraih, Kemenpera juga masih menghadapi tantangan pembangunan perumahan dan kawasan permukiman V-1
KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

diantaranya (i) kesiapan pemerintah daerah, (ii) pembenahan sistem perijinan penyelenggaraan pembangunan, (iii) ketersediaan lahan siap bangun, (iv) pengembangan pola kemitraan dalam pembangunan perumahan, dan (v) ketersediaan data dukung bidang perumahan dan permukiman. Kinerja yang telah dicapai dan kendala yang dihadapi selama tahun 2010 hingga Oktober 2011 tersebut dapat menjadi pembelajaran dan faktor pendorong untuk meningkatkan kinerja Kemenpera dalam mencapai sasaran-sasaran strategisnya yang mendukung pengembangan perumahan dan permukiman terutama untuk mencapai Rencana Strategis periode 2010-2014.

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

V-2

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

Anda mungkin juga menyukai