t dan bahan 1. Catu daya variable 2. Multimeter 3. Potensiometer 1 K, 50 K @ 1 buah 4. Resistor 1 K, 100 , 330, 470, 560 dan 680 @ 1 buah 5. Resistor 10 K dan 47 K @ 2 buah. 6. Kabel penghubung secukupnya. Teori Dasar Attenuator merupakan rangkaian yang berfungsi kebalikan dengan amplifier. Bila amplifier menguatkan sinyal, maka sebaliknya attenuator digunakan untuk melemahkan sinyal. Attenuator berupa rangkaian sederhana, mempunyai fungsi penting dalam instrument terutama dalam meningkatkan daerah pengukuran. Adapun kegunaan sttenuator ada umumnya adalah : 1. Pelemah / pengerut sinyal 2. Penyesuai impedansi (matching impedance). Attenuator dapat dikonstruksikan dalam beberapa tipe : 1. Attenuator tipe L 2. Attenuator tipe T 3. Attenuator tipe . A. Attenuator tipe L Tipe attenuator yang paling sederhana yaitu tipe L , atau biasa disebut dengan rangkaian pembagi tegangan. R 1 I
~ Vin
R2
Dalam rangkaian tersebut berlaku persamaan : Vout = I R2 I = Vin/(R1+R2) sehingga Vout = {Vin/(R1+R2)}* R2 = {R2/(R1+R2)} * Vin ------------------------------ (1) Sehingga Vout /Vin = R2/(R1+R2) Dalam rangkaian penguat (amplifier), Vout/Vin dikenal sebagai penguatan yaitu : A = Vout/Vin. Karena attenuator selalu melemahkan sinyal dimana Vout<Vin, maka harga A selalu kurang dari satu. Biasanya dalam attenuator digunakan kebalikan dari A dinotasikan dengan a. A = 1/A = Vin / Vout --------------------------------------------------------------------- (2) 1
Selanjutnya disebut pelemahan. Biasanya A dan a dinyatakan dalam desibel (dB). Contoh : Dalam gambar 1 bila harga R1 = 3K. R2 = 1 K. Hitunglah harga penguatan tegangan dan pelemahan dalam satuan dB!. Penyelesaian : A = R2 / (R1+R2) = 1000/(1000+3000) = Setiap factor penyebut 2 = - 6dB, maka A dB = - 12 dB B. Karakteristik Resistansi Attenuator simetris Yang dimaksud dengan attenuator simetris adalah attenuator yang dibangun dengan sisi-sisi yang sama seperti dua tipe attenuator selain tipe L yaitu tipe T dan . Attenuator disamping dapat difungsikan sebagai pelemah sinyal juga dapat digunakan sebagai penyesuai impedansi, diharapkan kedua tipe ini dapat selalu mengikuti perubahan-perubahan besarnya impedansi keluaran (output). Gambar di bawah ini menunjukkan suatu attenuator yang telah disisipkan antara sumber dan beban yang dalam keadaan match (sesuai). Yang dimaksud dengan karakteristik resistansi dari suatu attenuator adalah keadaan yang menunjukkan harga hambatan masukan (Rin) sama dengan harga hambatan beban (Rl).
50 ATTENUATO R RL = 50
50
Rin = 50
Gambar 2. Attenuator dalam keadaan match Sebagai ilustrasi disini disajikan table antara Rind an RL RL 100
ATTENUAT OR SIMETRIS
70 50
40
Rin 60 55 50 45
Sebagaimana terlihat dalam gambar 3. Bahwa hambatan bebannya dapat divariasi. Harga hambatan masukan (input) tergantung pada harga hambatan bebannya. Seperti ditunjukan pada table, pada saat RL = 100 , Rin = 60 . Setelah RL diubah menjadi 70 Rin menjadi 55 . Rin diubah lagi menjadi 50 . RL diubah lagi menjadi 50 diperoleh harga Rin yang sama yaitu 50 . 2
Adapun besarnya karakteristik resistansi dari suatu attenuatir adalah : R = Rins * Rino Rins = resistansi masukan (input) pada saat keluaran (output) dihubung singkat Rino = resistansi masukan (input) pada saat keluaran (output) terbuka. Contoh soal : Hitung karakteristik resistansi dari attenuator simetris T di bawah ini!.
26 26 26 26 26 26
35
35
35
50
Rino
(a) Gambar 4.
Rins
(b)
Rin
(c)
Dari gambar a. dapat dihitung besarnya Rino = 26+35 = 61 . Untuk menghitung besarnya Rino, maka ujung-ujung keluarannya dihubung singkat (gambar b) Rins = {26 +(35//26)}= 26 + 15 = 41 . Jadi besarnya kaakeristik resistansi adalah : Rin = Rins*Rino = 61*41 = 50 ohm. Artinya bahwa : attenuator tersebut akan baik apabila digunakan dengan resistansi sumber dan resistansi beban = 50 . 3. Buktikan bahwa resistansi attenuator pada contoh 1 adalah 50 ohm bila dibebani dengan karakteristik resistansinya. Penyelesaian : Rangkaian penyelesaian tampak pada gambar c. oleh karena itu harga Rin dapat dihitung dengan persamaan Rin= 26+35//(26+50) = 26 + 35//76 = 50 ohm (terbukti). C. Rumus-rumus analisa attenuator simetris bentuk T Pada bagian ini dibahas rumus-rumus tentang attenuator simetris bentuk T. Perhatikan gambar rangkaian di bawah ini. Dengan rumus yang sederhana perbandingan R2 dan R1 dapat ditulis sebagai berikut : m=R2/R1 atau R2 = m R1
R1 R1 R1 R1
R2
mR1
(a) 3
(b)
Gambar 5. Dengan persamaan ini attenuator dapat digambarkan seperti ditunjukkan pada gambar 5. Ro dapat dihitung sebagai berikut : Ro = R1 + 1 + 2m Setelah disederhanakan didapat persamaan : Ro = Rins*Rino =(R1+R2//mR1)(R1+mR1)
R1 R1
Vin
mR1
Ro
Vout
Rumus yang lain yaitu rumus untuk harga pelemahan yang merupakan perbandingan antara tegangan masukan dengan tegangan keluaran pada attenuator, yang dibebani besarnya pelemahan : a=Vin/Vout Gambar 6. Attenuatir type T dengan beban
Pada gambar keluaran diberi beban resistif karakteristik (Ro) sehingga secara pendekatan a=Vin/Vout = (1+ m + 1+2m)/m Sebagai pengembangan rumus-rumus attenuator simetris bentuk T dapat dicari besarnya Ro dan a jika harga R1 dan R2 diketahui. Sebaliknya bila yang diketahui harga Ro dan a nilai rresistor R1 dan r2 dapat dihitung. Untuk perancangan attenuator simetris bentuk T dapat dituliskan sebagai berikut : a-1 R1 = a+1 Ro dan R2 = 2a-1 2a Ro
Dari kedua persamaan di atas menjadi jelas bahwa R1 dan R2 merupakan fungsi dari a dan Ro. Sebagai catatan bahwa R1 dan R2 berbanding lurus dengan Ro. Bila dikehendaki dapat menyusun suatu table harga-harga perancangan sebagai pedoman. Untuk menyingkat table Ro = 50 ohm (harga Ro ini adalah yang paling luas digunakan dalam elektronika). Dengan Ro = 50 ohm, berarti R1 dan R2 menjadi fungsi dari a saja.Untuk membuat table dapat memiih harga-harga a dan menghitung harga yang sesuai dari R1 dan R2 seperti table di bawah ini. Sebagai catatan untuk suatu resistansi karakteristik (Ro) = 50 ohm, pemakai hanya tinggal mengalikan setiap harga R1 dan R2 dengan Ro/50. Tabel perencanaan attenuator simetris T dengan Ro = 50 ohm.
a dB 1 2 3 4 6 8 10 12 16 20 24 28 30 35 40
R1 2,88 5,73 8,55 11,3 16,6 21,5 26 29,9 36,3 40,9 44,1 46,3 46,9 48,3 49
R2 433 215 142 105 66,9 47,9 35,1 26,8 16,3 10,1 6,34 3,99 3,17 1,78 1,00
Sebagai contoh jika diperlukan attenuator 500 ohm 20 dB maka berdasarkan table untuk attenuator 50 ohm harga R1 = 40,9 ohm dan R2 = 10,1 ohm. Untuk memenuhi attenuator 500 ohm tinggal mengalikan setiap harga R1 dan R2 dengan 500/50. Dengan demikian diperoleh harga R1 = 409 ohm dan R2 = 101 ohm . Dengan demikian attenuator pelemahan 20 dB dengan Ro 500 ohm tipe T diperlukan R1 = 409 ohm dan R2 = 101 ohm. Contoh: 1. Hitunglah besar resistansi karakteristik dan pelemahan dari attenuator simetris T yang mempunyai R1 = 409 ohm dan R2 = 101 ohm. Penyelesaian : m=R2/R1 = 101/409=0,247 Ro= R1 (1+2m) = 409 (1 + 2. 0,247) = 500 ohm 1+ m + (1 + 2. m) a= --------------------------------------m 1 + 0,247 + (1 + 2. 0,247) a=------------------------------------ = 10 m Dengan demikian attenuator tersebut akan menggunakan resistansi sumber dan resistansi beban masing-masing sebesar 500 ohm. Jika ini dilakukan berarti pelemahannya 10 atau ekivalen dengan 20 dB. D. Attenuator Simetrsi Bentuk Gambar di bawah ini merupakan dasar rangkaian attenuator simetris bentuk . Kadangkadang attenuator bentuk diubah menjadi rangkaian bentuk T.
Dengan mendefinisikan m sebagai perbandingan R2 terhadap R1 dapat dituliskan harga-harga seperti gambarb dan dengan merubah ke dalam bentuk T, maka didapatkan harga Ro : Tugas dan Persiapan 1. Berdasarkan rangkaian percobaan gambar 7. prediksi berapa besarnya Rin untuk harga Rl yang divariasi sebagaimana ditunjukkan pada table pengamatan. Hasilnya isikan pada table. 2. Berdasarkan rangkaian percobaan attenuator type , prediksi besarnya Rin untuk harga Rl yang bervariasi sebagaimana ditunjukkan dalam table. Hasil perhitungan masukkan dalam table. 3. Rancanglah sebuah rangkaian attenuator dengan Ro 500 untuk pelemahan dari 1 sampai 20 dB untuk tipe T dan . Prediksi pula besarnya tegangan keluarannya, isikan pada table 4. Sebelum melaksanakan praktikum konsultasikan hasil perhitungan anda pada dosen pembimbing. Langkah Kerja A. Pengukuran resistansi 1. Buatlah rangkaian percobaan seperti gambar di bawah ini.
10 K 10 K
47 K
Rl 50K
R L
Gambar 7. Rangkaian percobaan attenuator type T 2. Dalam keadaan S terbuka atur potensiometer (Rl) berurutan sesuai dengan table pengamatan. Lepas ohmmeter pada Rl, kemudian tutup S, ukur besarnya Rin!. 3. Ulangi langkah 2 untuk R1 sesuai dengan table . 4. Buatlah rangkaian seperti gambar (tipe ), S dalam keadaan terbuka, atur potensiometer Rl berurutan sesuai dengan table pengamatan. Lepas ohmmeter dari Rl. 5. Tutup saklar S kemudian ukurlah Rin.
10 K 47 K 47 K Rl 50K
R L
Tabel pengamatan rangkaian attenuator Rl (K) 40 38 36 35 34 33,5 33 32 31 30 26 24 Type T Teori Rin (K) 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 Praktek Rin (K) 33 33 33 33 32.5 32 32 32 31 31 30 30 Rl (K) 30 25 22 18 17 16 15,5 15 14 13 12 10 Type Teori Rin (K) 17.67 16.87 16.31 15.44 15.21 14.96 14.82 14.69 14.41 14.1 13.81 13.14 Praktek Rin (K) 17.5 16.5 16 15 15 15 14.5 14.5 14 14 13.9 13
B. Perancangan Rangkaian Attenuator 1. Rancanglah rangkaian attenuator type T maupun type untuk melemahkan tegangan masukan 12 volt, Ro = 500 untuk pelemahan dari 1 sampai 20 dB dengan variasi dalam table. Hasil perancangan masukkan dalam table. Tabel perhitungan Teori Vi (volt) 12 Volt a dB 1 R1 28.8 Type T R2 Vo 4330 10.7 R1 57.7 Type R2 Vo 8700 9.6 Vo praktek T 11 11
2. 3. 4. 5. 6.
2 57.3 2150 .55 116 4360 8.2 9 9.8 4 113 1050 7.57 238 2210 5.6 7.5 7.9 8 215 478 4.79 528 1160 2.9 5 5.15 12 299 268 2.96 932 835 1.5 3.3 3.4 16 363 163 1.9 1540 688 0.73 2.2 2.2 20 409 101 1.19 2480 611 0.34 1.5 1.5 Berdasarkan hasil rancangan di atas susun rangkaian percobaan untuk type T. Konsultasikan rangkaian anda pada dosen pembimbing, jika telah disetujui lakukan variasi pengaturan tegangan masukan sesuai table. Amati dan catat hasil pengukuran pada table. Ulangi langkah 2 sampai 4 untuk attenuator tipe . Jika sudah selesai kembalikan semua alat pada tempatnya dengan tertib dan rapi.
Tugas dan Pertanyaan : 1. Hitunglah harga Ro dan buat grafik hubungan antara R1 dan Ri. 2. Bandingkan harga Ri secara teori dan praktek 3. Bandingkan hasil pengukuran attenuasi teori dengan praktek adakah perbedaan ? 4. Dari percobaan ini buat kesimpulan.
ANALISA DATA 7
A. TABEL 1 PENGAMATAN ATTENUATOR a. Type T Contoh: Rino Rins = = = = = = = = R1 + R2 10k + 47k 57k R1 + R2 // R1 10k + 47k // 10k 18.25 18 x 57 33k
Rin b. Type
Untuk menghitung Rin,digunakan rumus Rin = ((R1 // R2) + R1)// R2 Analisis teori Contoh : RL = 30; R2 = 47; R1 = 10 Rin = ((30//47)+10)//47 = 17,77k
B. TABEL PERANCANGAN RANGKAIAN ATTENUATOR a. Type T Untuk menghitung Vo terlebih dulu mencari Vth,Rth dan a dengan rumus : Vth= ((R2//R1)+R2) x Vs Rth= R1//R2 Vo = Ro//Ro+Rth+R1 x Vth A = 20 log V1//Vo Contoh : R1 = 29 R2 = 4330 VS = 12 Vth = R2/R1+Rth+R1xVth = 4330/29+4330 x 12 = 11,9 V Rth= R1//R2 = 29//4330 = 28,81 Vo = Ro//Ro+Rth+R1 x Vth = 500//500 + 28.81 + 29 x 11,9 = 10.7 V 8
A = 20 log 12/10,7 = 1,02 dB b. Type Vth = R2//R1 + R2 x Vs Rth = R1/R2 Vo = Ro/Ro + Rth + R1 x Vth A = 20 log V1/ Vo Contoh: R1 = R2 = Vs = 58 8700 12
Vth = R2//R1 + R2 x Vs = 8700/58 + 8700 x 12 = 11.9V Rth = R1/R2 = 58//8700 = 58 Vo = Ro/Ro + Rth + R1 x Vth = 500//500 + 58 + 29 x 11.9 = 0.34V A = 20 log V1/v2 = 20 log 12 / 34 = 1.94 dB KESIMPULAN Attenuator dapat bekerja trgantung besarnya Ro Attenuator merupakan pelemah sinyal yang digunakan untuk mengatur impedansi Terdapat dua macam rangkaian attenuator yakni tipe T dan tipe
ATTENUATOR
No: AUP/ELKA/KMK/06 9
10
11