Anda di halaman 1dari 7

1.1 Tujuan dan Sasaran 1.2.1 Tujuan dari inovasi ini adalah: 1.

Dapat menghasilkan inovasi pembuatan briket biorang dari serbuk kayu. 2. Dapat menjadikan inovasi ini menjadi peluang usaha bagi masyarakat. 1.2.2 Sasaran Pemanfaatan inovasi ini adalah: 1. kelompok masyarakat sebagai produsen, yaitu kelompok masyarakat yang mau memanfaatkan teknologi ini sebagai usaha untuk memproduksi briket biorang yang terbuat dari serbuk kayu. 2. kelompok masyarakat sebgai konsumen, yaitu kelompok masyarakat yang selama ini menggunakan bahan bakar minyak, gas, arang maupun kayu bakar yang mau beralih menggunakan bahan bakar alternative briket biorang dari serbuk kayu, missal ibu-ibu rumah tangga maupun pedagang makanan khususnya pedagang sate yang setiap hari memkai arang.

2. Tinjauan Pustaka 2.1 Serbuk Gergaji Kayu Serbuk gergaji kayu sebenarnya memiliki sifat yang sama dengan kayu, hanya saja wujudnya yang berbeda. Kayu adalah sesuatu bahan yang diperoleh dari hasil pemotongan pohon pohon dihutan, yang merupakan bagian dari pohon tersebut dan dilakukan pemungutan, setelah diperhitungkan bagian bagian mana yang lebih banyak dapat dimanfaatkan untuk sesuatu tujuan penggunaan. Limbah serbuk grgaji kayu menimbulkan masalah dalam penanganannya, yaitu dibiarkan membusuk, ditumpuk, dan dibakar yang kesemuanya berdampak negative terhadap lingkungan. Oleh karena itu, penanggulangannya perlu dipikirkan. Salah satu jalan yang dapat ditempuh adalah memanfaatkannya menjadi briket serbuk gergaji. 2.2 Pengertian Arang Arang adalah bahan padat yang berpori-pori dan merupakan hasil pembakaran dari bahan yang mengandung unsur C. Sebagian besar dari pori-porinya masih tertutup dengan hidrokarbon, dan senyawa organik lain yang komponennya terdiri dari fixed carbon, abu, air, nitrogen dan sulfur ( Ketaran, 1980). Arang yang merupakan residu dari peruraian bahan yang mengandung karbon sebagian besar komponennya adlah karbon dan terjadi akibat peruraian panas. Proses pemanasan ini dapat dilakukan dengan jalan memanasi bahan langsung atau tidak langsung didalam timbunan, kiln, retort dan tanur (Djatmiko dkk, 1985). Keterangan Diagarm Pembuatan Briket Biorang dari Serbuk Kayu: 1. Perlakuan terhadap serbuk gergaji kayu glugu. Serbuk gergaji kayu glugu seberat 30 kg yang telah dikumpulkan dijemur dibawah sinar matahari menggunakan triplek selama empat hari. 2. Tahap pembakaran (Pirolisis) a. Masukkan serbuk gergaji kayu glugu secukupnya kedalam drum.

b. Tambahkan 0,5 liter minyak tanah agar serbuk gergaji kayu glugu mudah dibakar. c. Setelah api menyala, serbuk gergaji kayu glugu diaduk perlahan hingga semua terbakar dan usahakan api tidak mati. d. Masukkan serbuk gergaji kayu glugu yang lain kedalam drum sedikit demi sedikit sampai habis. e. Tutup bagian atas drum dan beri sedikit lubang untuk mendeteksi asap yang keluar, setelah ditutup asap yang keluar banyak, menandakan proses pirolisis sedang berlangsung. f. Apabila asap sudah tidak keluar dari lubang tutup drum maka proses pirolisis telah selesai. g. Buka tutup drum dan arang diberi air secukupnya dan diaduk agar bara api mati dan arang yang terbentuk tetap baru. 3. Tahap pencetakan briket biorang serbuk gergaji. a. Campurkan arang dan perekat hingga adonan lengket. b. Masukkan adonan dalam cetakan hingga penuh. c. Angkat cetakan briket, usahakan briket tidak ikut naik. Lakukan pengeringan dibawah sinar matahari selama 7-10 hari atau sampai kandungan air habis, setelah itu briket biorang siap digunakan

PEMBAKARAN SISITEM PIROLISIS (Dalam Drum)

PENUMBUKAN (Sampai Menjadi Arang)

PEREKATAN (Pengadukan dengan perekatan)

PENCETAKAN (Bentuk sesuai cetakan)

PENGERINGAN

BRIKET BIORANG SIAP DIGUNAKAN

Pembutan Briket Teknik pembuatan briket biorang dari serbuk kayu cukup bahan local dan menggunakan peralatan yang cukup murah dan sederhana. Setelah bahan dasar serbuk kayu kering dilakukan pembakaran system pirilisis atau pembakaran tanpa udara didalam drum, pada saat pembakaran dilakukan buka dan tutup drum beberapa saat atau dengan membuat lubang kecil pada drum yang fungsinya untuk mengeluarkan asap. Jiak asap hitam keluar, berarti bahan dasar tersebut telah menjadi karbon atau disebut biorang. Biorang ditumbuk kemudian dicanpur lem pati kanji kemudiaan dimasukkan dalam cetakan. Untuk pembuatan cetakan briket biorang ini bisa berbentuk segala macam sesuai selera tertentu,setelah itu briket biorang dikeringkan dan siap digunakan. Dari proses pembuatannya maka briket biorang ini layak untuk dikembangkan. Briket biorang dari serbuk kayu tidak hanya bisa mengurangi ketergantungan masyarakat pada bahan bakar minyak tetapi juga murah, mudah dan ramah lingkungan sert tidak perlu menebang hutan sebagai pengganti kayu bakar.

Pemanfaatan Hasil Briket biorang dari serbuk kayu dapat digunakan untuk keperluan sehari- hari sebgai bahan bakar untuk memasak terutama

Kebutuhan energi di Indonesia dipenuhi oleh bahan bakar minyak. Untuk rumah tangga sebagian besar kebutuhan energinya mengandalkan minyak dan gas elpiji. Oleh karena itu, usaha untuk mencari bahan bakar alternatif yang dapat diperbarui (renewable), ramah lingkungan dan bernilai ekonomis, semakin banyak dilakukan. Serbuk gergaji kayu jati belum termanfaatkan sepenuhnya, padahal serbuk gergaji kayu jati merupakan biomasa dengan nilai kalor yang relatif besar. Apabila serbuk gergaji kayu jati tersebut dipirolisis kemudian arang yang terbentuk dicampur dengan bahan perekat lem dari tepung kanji, maka akan menjadi briket sebagai bahan bakar alternatif yang dapat terbarukan. Proses pembuatan briket diawali dengan cara mengeringkan serbuk gergaji, kemudian di ayak dengan alat pengayak untuk mendapatkan ukuran partikel tertentu, setelah itu serbuk gergaji dipirolisis dengan alat pirolisis. Arang yang telah terbentuk dari hasil pirolisis dicampur dengan perekat lem tepung kanji setelah itu dicetak dengan alat pres. Faktor perubah yang digunakan dalam penelitian ini adalah ukuran partikel serbuk gergaji yaitu 40, 60, 80, 100 mesh dan perbandingan berat lem kanji dengan berat arang yaitu 0,3 bagian; 0,5 bagian; 0,7 bagian dan 0,9 bagian. Dan faktor tetapnya adalah massa arang serbuk gergaji 10 gram, untuk proses pembakaran waktu pirolisis 3 jam, tekanan pengempaan untuk briket 20 kali gaya tekan. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kuat tekan yang paling tinggi diperoleh pada variable ukuran partikel serbuk gergaji kayu jati 100 mesh, dengan perbandingan berat lem kanji dan berat arang 0,9 bagian yaitu sebesar 0,0152 kN/cm2 dan nilai kalornya sebesar 5786,37 kal/g.

Kayu jati sebagian besar terdiri dari selulosa (40-50%), hemiselulosa (20-30%), lignin (20-30%) (2), dan sejumlah kecil bahan-bahan anorganik. Karena sifat dan karakteristiknya yang unik, kayu jati paling banyak digunakan untuk keperluan konstruksi dan dekorasi. Sehingga Kebutuhan kayu jati terus meningkat dan potensi hutan yang terus berkurang menuntut penggunaan kayu secara efisien dan bijaksana.

Umumnya sebagian limbah serbuk gergaji ini hanya digunakan sebagai bahan bakar tungku, atau dibakar begitu saja, sehingga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan (3). Padahal serbuk gergaji kayu jati merupakan biomassa yang belum termanfaatkan secara optimal dan memiliki nilai kalor yang relatif besar. Dengan mengubah serbuk gergaji menjadi briket, maka akan meningkatkan nilai ekonomis bahan tersebut, serta mengurangi pencemaran lingkungan. Briket arang merupakan bahan bakar padat yang mengandung karbon, mempunyai nilai kalori yang tinggi, dan dapat menyala dalam waktu yang lama. Bioarang adalah arang yang diperoleh dengan membakar biomassa kering tanpa udara (pirolisis). Sedangkan biomassa adalah bahan organik yang berasal dari jasad hidup. Biomassa sebenarnya dapat digunakan secara langsung sebagai sumber energi panas untuk bahan bakar, tetapi kurang efisien. Nilai bakar biomassa hanya sekitar 3000 kal, sedangkan bioarang mampu menghasilkan 5000 kal (4). Pirolisis adalah proses dekomposisi kimia dengan meggunakan pemanasan tanpa adanya oksigen. Proses ini atau disebut juga proses karbonasi atau yaitu proses untuk memperoleh karbon atau arang, disebut juga High Temperature carbonization pada suhu 4500 C-5000C. Dalam proses pirolisis dihasilkan gas-gas, seperti CO, CO2, CH4, H2, dan hidrokarbon ringan. Jenis gas yang dihasilkan bermacam-macam tergantung dari bahan baku. Salah satu contoh pada pirolisis dengan bahan baku batubara menghasilkan gas seperti CO, CO2, NOx, dan SOx. Yang dalam jumlah besar, gas-gas tersebut dapat mencemari lingkungan dan membahayakan kesehatan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung. Proses pirolisis dipengaruhi factor-faktor antara lain: ukuran dan distribusi partikel, suhu, ketinggan tumpukan bahan dan kadar air. Briket bioarang mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan arang biasa (konvensional), antara lain: 1. Panas yang dihasilkan oleh briket bioarang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan kayu biasa dan nilai kalor dapat mencapai 5.000 kalori (5). Beberapa nilai kalor dari beberapa jenis bahan bakar ditunjukkan oleh Tabel 1. 2. Briket bioarang bila dibakar tidak menimbulkan asap maupun bau, sehingga bagi masyarakat ekonomi lemah yang tinggal di kota-kota dengan ventilasi perumahannya kurang mencukupi, sangat praktis menggunakan briket bioarang. 3. Setelah briket bioarang terbakar (menjadi bara) tidak perlu dilakukan pengipasan atau diberi udara. 4. Teknologi pembuatan briket bioarang sederhana dan tidak memerlukan bahan kimia lain kecuali yang terdapat dalam bahan briket itu sendiri.

5. Peralatan yang digunakan juga sederhana, cukup dengan alat yang ada dibentuk sesuai kebutuhan (5) Oleh karena itu perlu dikembangkan pembuatan briket bioarang dalam upaya pemanfaatan serbuk gergaji kayu jati. Untuk mencapai hal tersebut dilakukan penelitian untuk menghasilkan briket bioarang yang berkualitas baik , ramah lingkungan dan memiliki nilai ekonomis tinggi. Dengan pemanfaatan serbuk gergaji kayu jati menjadi briket bioarang, maka diharapkan dapat mengurangi pencemaran lingkungan, memberikan alternatif sumber bahan bakar yang dapat diperbarui dan bermanfaat untuk masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai