Anda di halaman 1dari 4

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masyarakat Indonesia rentan menjadi perokok karena mudahnya mengakses tempat penjualan rokok. Indonesia sendiri merupakan pasar rokok terbesar kelima di dunia (WHO, 2011). Berdasarkan jumlah perokok, Indonesia merupakan

negara ketiga dengan jumlah perokok terbesar di dunia setelah China dan India (WHO, 2008). Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2010, diketahui sekitar 34,7% penduduk Indonesia menjadi perokok. Selain itu, prevalensi perokok di Sumatera Selatan sebesar 36,6% (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2010). Rokok kini dikonsumsi dari berbagai kalangan umur. Hal yang harus diwaspadai adalah perilaku merokok yang mulai merambah pada usia muda. Remaja sekarang merupakan calon pelanggan rokok paling banyak karena mayoritas perokok mulai merokok ketika remaja (Health News, 2008). Menurut Johnson dkk. (1992 dalam Jiloha, 2008), diperkirakan 75% remaja yang merokok setiap hari akan melanjutkan perilaku merokok hingga dewasa. Survei yang dilakukan oleh lembaga riset Surindo juga menunjukkan sebesar 41,8% remaja pria pernah merokok dan hampir setengahnya menjadi perokok tetap (Rifan, 2010). Jumlah perokok di dunia mencapai 1,1 milyar orang (WHO, 2008). Di Amerika Serikat, prevalensi perokok usia sekolah menengah pertama tahun 2009 adalah sebesar 5,2% (CDC, 2011). Sedangkan, prevalensi perokok usia 13-15 tahun di Indonesia adalah sebesar 12% pada tahun 2006 (Framework Convention on Tobacco Control, 2010). Menurut penelitian Komalasari dan Helmi (2000), perilaku merokok yang dilakukan pada masa sekolah menengah pertama adalah sebesar 62,67%. Di Sumatera Selatan berdasarkan Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Provinsi Sumatera Selatan 2007, prevalensi usia pertama kali merokok pada kelompok usia 10-14 tahun yaitu sebesar 10,6%. Kota

Palembang sendiri memiliki prevalensi penduduk usia 10 tahun ke atas yang merokok setiap hari sebesar 24,4% (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2007). Sedangkan prevalensi penduduk di Kota Palembang umur 10 tahun ke atas yang mulai merokok pada usia 10-14 tahun sebesar 17,8 %. Perilaku merokok membutuhkan biaya. Tanpa disadari dari aspek ekonomi, perilaku merokok menyebabkan pengeluaran uang berlebih. Dalam setahun biaya rokok dapat mencapai sebesar Rp270.000,00 (Nainggolan, 1990). Dari segi kesehatan, rokok menimbulkan berbagai peyakit. WHO menyatakan dalam setahun kematian akibat rokok mencapai tiga juta jiwa (Rifan, 2010). Hal ini menunjukkan bahwa perilaku merokok sangat merugikan. Menurut hasil penelitian Alamsyah (2009), faktor yang mempengaruhi perilaku merokok yaitu lingkungan sosial berupa pengaruh orang tua (35,79%), pengaruh saudara serumah (36,94%), pengaruh teman (35,21%), dan pengaruh iklan (33,85%). Selain itu, tingkat pendidikan orang tua, uang saku dan status ekonomi orang tua juga mempengaruhi perilaku merokok (Rachiotis dkk, 2008). Perilaku coba-coba pun mempengaruhi minat untuk merokok pada remaja (Suryandari, 2007). Dalam Cermin Dunia Kedokteran (1993), pengetahuan tentang rokok dan sikap terhadap perilaku merokok juga mempengaruhi perilaku merokok. Penelitian merokok pada pelajar sekolah menengah di Kota Palembang sendiri belum mencapai ini tingkat kecamatan. ingin Banyaknya melihat faktor yang yang

mempengaruhi

membuat

peneliti

faktor-faktor

mempengaruhi perilaku merokok pelajar sekolah menengah pertama di tingkat kecamatan, salah satunya Kecamatan Plaju. Kecamatan Plaju dipilih karena perilaku hidup masyarakat yang dapat dilihat dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di rumah tangga yang dipantau di Kecamatan Plaju yaitu sebesar 45,88% (Dinas Kesehatan Kota Palembang, 2010). Salah satu indikator dari PHBS ini sendiri yaitu tidak merokok.

1.2. Rumusan Masalah Rumusan masalah sebagai berikut. a. Berapakah prevalensi perokok pada pelajar sekolah menengah pertama di Kecamatan Plaju Palembang? b. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi perilaku merokok pelajar sekolah menengah pertama di Kecamatan Plaju Palembang?

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku merokok pada pelajar sekolah menengah pertama di Kecamatan Plaju Palembang.

1.3.2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui prevalensi perokok pada pelajar sekolah menengah pertama di Kecamatan Plaju Palembang. b. Untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan orang tua sebagai faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada pelajar sekolah menengah pertama di Kecamatan Plaju Palembang. c. Untuk mengetahui pengaruh status ekonomi orang tua sebagai faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada pelajar sekolah menengah pertama di Kecamatan Plaju Palembang. d. Untuk mengetahui pengaruh perilaku coba-coba sebagai faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada pelajar sekolah menengah pertama di Kecamatan Plaju Palembang. e. Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan tentang rokok sebagai faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada pelajar sekolah menengah pertama di Kecamatan Plaju Palembang. f. Untuk mengetahui pengaruh sikap terhadap perilaku merokok sebagai faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada

pelajar sekolah menengah pertama di Kecamatan Plaju Palembang. g. Untuk mengetahui pengaruh jumlah uang saku sebagai faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada pelajar sekolah menengah pertama di Kecamatan Plaju Palembang. h. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan sosial sebagai faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada pelajar sekolah menengah pertama di Kecamatan Plaju Palembang.

1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1.Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok dan menambah pengalaman penulis dalam melakukan penelitian.

1.4.2. Instansi Hasil penelitian diharapkan jadi pertimbangan kebijakan oleh disdikpora dan dinkes untuk lebih meningkatkan usaha pencegahan perilaku merokok terutama pada pelajar.

1.4.3. Masyarakat Hasil penelitian dapat menjadi sumber informasi bagi masyarakat untuk lebih waspada terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok.

Anda mungkin juga menyukai