Sejarah Kenaikan BBM
Sejarah Kenaikan BBM
Sejarah Kebijakan 5 Presiden RI dalam Bahan Bakar Minyak Soekarno SBY Soeharto Habibie** Gusdur Megawati * JK 1.75 4,2 Lama Menjabat Presiden 21 Tahun 32 Tahun 1.4 tahun 3.25 tahun tahun tahun Sebelum 0.5 1,000 1,000 1,150 1,810 Harga Bensin (Rp) Sesudah 0.5 1,000 1,000 1,150 1,810 5,000 Sebelum 0.3 550 550 600 1,890 Harga Solar (Rp) Sesudah 0.3 550 550 600 1,890 4,700 Sebelum 0.4 280 280 350 700 Harga Minyak Tanah (Rp) Sesudah 0.4 280 280 350 700 2,500 Bensin 199900% 0 15% 57% 176% Solar 183233% 0 9% 215% 148% Total % Kenaikan M. Tanah 69900% 0 25% 100% 257% Bensin 6247% 0 9% 18% 44% Solar 5726% 0 5% 66% 36% % Kenaikan per tahun M. Tanah 2184% 0 14% 31% 64% Banyak Menaikkan 19 kali 0 2 kali 4 kali 3 kali Banyak Menurunkan 2 Kali 0 0 1 kali 2 kali Catatan: * Tidak ada sumber harga BBM sebelum tahun 1965 ** Selama menjabat lebih kurang 17 bulan, Presiden Habibie tidak pernah menaikkan harga minyak. Diolah dari berbagai sumber: (Pertamina, ESDM, Keppres RI, Media Massa, Wikipedia) Perhitungan total kenaikan dan rata-rata kenaikan per tahun oleh setiap presiden tidak memperhitungkan efek inflasi dan kurs dollar. Nama Presiden Tabel 1 memperlihatkan para Presiden RI (setelah tahun 1965) yang gemar menaikkan harga minyak. Kebijakan mereka lebih dikarenakan oleh seruan IMF dan disinyalir terdapat agen-agen IMF di setiap pemerintahan. Liberalisasi semua sektor kehidupan ekonomi yang didengungkan IMF, secara bertahap dikerjakan oleh para pemimpin negeri ini. Dari privatisasi BUMN strategis, kebijakan dalam Undang-Undang, Peraturan Pemerintah maupun Keputusan Presiden yang pro liberalis-kapitalis, hingga menistakan rakyat kecil dengan menjual bahan bakar untuk kebutuhan hidup dengan harga yang sulit dijangkau. Kondisi ini sungguh ironis dibanding dengan likuiditas ratusan triliun kepada perusahaan perbankan dan para penunggak pajak atau royalti hingga pencurian kekayaan emas di Freeport selama kurang lebih abad. BBM Naik 11 Ribu Kali (1.1 juta %) Lipat Setelah 4 Presiden Dengan adanya liberalisasi di bidang perminyakan, maka perusahaan asing akan bebas mengeksploitasi dan mengontrol sumber energi utama di negeri ini. Satu-satunya Presiden yang tidak pernah menaikkan BBM adalah BJ Habibie. Gambar 2 menunjukkan harga Premium, Solar dan Minyak Tanah dari tahun 1965 hingga 2008. Sedangkan grafik 3 menunjukkan perubahan harga minyak mentah dunia terhadap kenaikan BBM di Indonesia.
Harga BBM Tahun 1996-2008 Dari grafik tersebut dapat disimpulkan: 1. Premium Indonesia naik dari Rp 0.5 (1966) menjadi Rp 5500 (Desember 2008). Kenaikan 11.000 kali, jauh dibawah angka pertumbuhan Indonesia selama 32 tahun. 2. Harga solar naik dari Rp 0.4 (1966) menjadi Rp 5500 (Desember 2008). Kenaikan lebih dari 13.750 kali dari semula. 3. Harga minyak tanah naik dari Rp 0.3 (1966) menjadi Rp 2500 (Desember 2009). Total kenaikan yang dramastis ini jauh sekali dibanding dengan kenaikan minyak mentah dunia. Di tahun 1966, harga minyak mentah dunia US $ 3.10 dan naik menjadi rata-rata US $ 70 per barel. Selama kurun waktu 42 tahun, minyak mentah dunia hanya naik tidak lebih dari 30 kali. Dengan menggunakan kurs rupiah di tahun 1970 (Devaluasi rupiah, US $ 1 setara Rp 400), maka harga BBM di era 60-an mendekati 1 sen dollar per liter atau 1.6 dollar per barel (harga minyak mentah ~4 dollar). Saat ini harga BBM mencapai 50 sen dollar (harga minyak mentah ~ 70 dollar). Jadi, kenaikan ril BBM Indonesia (konversi rupiah 2008 ke 1968) 50 kali lipat dibanding kenaikan minyak mentah dunia yang hanya kurang dari 30 kali lipat. Harga Premium di Beberapa Negara Negara US$ / Liter Rp / liter Brunei 0.39 4,758 Indonesia 0.4508 5,500 Malaysia 0.5 6,100 Arab Saudi 0.12 1,464 Thailand 0.64 7,808 UK 1.36 16,592 USA 0.45 5,490
Venezuela
0.045
549