Anda di halaman 1dari 8

BAB VI PROTOTIPE DAN HASIL UJICOBA WAHANA GERAK MANDIRI PENDETEKSI API

6.1. PRINSIP KERJA

Sensor Api Aktuator 1

Mikrokontroller

Aktuator 2 Aktuator 3

Sensor Posisi Gbr.6.1. Diagram blok sistem kendali.

6.2. RANCANGAN RANGKAIAN ELEKTRONIKA DAN KONTROLER 6.2.1. Rangkaian Penggerak (Driver) Motor Stepper Isyarat yang dimasukkan ke mikrokontroler untuk kemudian diolah, output-nya kemudian digunakan untuk menentukan langkah (step) dari motor stepper. Penggerak motor stepper berfungsi untuk mengatur pulsa-pulsa listrik dengan nilai tertentu sehingga dapat menggerakkan motor stepper. Komponen utama dari penggerak motor stepper ini adalah IC ULN2803 yang tersusun dari rangkaian transistor yang dihubung secara Darlington dalam satu kemasan. Gambar rangkaian utama IC ULN2803 dapat dilihat pada gambar di bawah.

29

10

11

12

13

14

15

16

17

18

Gbr.6.2. Skema Rangkaian IC ULN 2803 Pasangan Darlington bertindak seperti satu transistor dengan bati arus yang amat tinggi, rangkaian ini akan menghasilkan daya beban ac yang besar. Pada perancangan ini, tiap bagian pasangan darlington ini akan berfungsi sebagai rangkaian saklar bagi motor, sehingga apabila pada kakai input driver (IC ULN 2803) disuply dengan tegangan maka akan menyebabkan pasangan transistor darlington dalam IC menjadi saturasi dan mengakibatkan kaki input motor terhubung dengan ground atau dengan kata lain maka kaki input motor akan ditanahkan. Hubungan antara motor dan penggerak pada tiap kumparan motor ini dapat kita lihat pada gambar di bawah.
Vin

Kumparan motor Com

2.7 K Port

Im

3K

Gbr.6.3. Penggerak pada tiap kumparan motor Tiap pin input dari motor akan dihubungkan dengan pin keluaran dari driver, dimana pulsa keluaran dari driver yang akan diberikan pada motor diatur oleh mikrokontroller, dengan demikian port keluaran dari mikrokontroller dihubungkan dengan pin input dari driver seperti terlihat pada gambar berikut.

30

Gbr.6.4. Rangkaian driver dihubungkan dengan motor stepper. 6.2.2. Rangkaian Sensor a. Sensor Infrared

Output

Gbr.6.5. Rangkaian sensor infrared. Pada desain sensor pendeteksi api/infrared, terdiri dari komponen fotodiode, transistor dan beberapa komponen resistor/potensiometer. b. Fotodioda Fotodiode merupakan sambungan pn yang dirancang untuk beroperasi bila dibiaskan dalam arah terbalik, seperti yang tampak pada gambar.

31

Ketika energi cahaya dengan panjang gelombang yang benar jatuh pada sambungan fotodiode, arus mengalir dalam sirkit eksternal. Alat ini kemudian bekerja sebagai generator arus, yang arusnya sebanding dengan intensitas cahaya itu. Semakin besar intensitas cahaya infra yang diterima maka kmampuannya untuk menghasilkan arus semakin besar sebaliknya kemampuan untuk menghasilkan arus akan lemah apabila intensitas cahaya infra yang diterima sermakin kecil. Silikon merupakan bahan yang paling banyak digunakan untuk fotodiode dan memberikan waktu reaksi sebesar 1ns. c. Transistor Sebagai Saklar (Switch) Pada desain sensor infrared ini, transistor lebih cenderung digunakan sebagai sebuah switch, yang akan menghasilkan output berupa logika 1 high dan logika 0 low, artinya diharapkan bahwa transistor dioperasikan pada salah satu dari keadaan saturasi ataupun keadaan titik sumbat, tetapi tidak ditempat-tempat sepanjang garis beban. Jika sebuah transistor berada dalam keadaan saturasi, transistor tersebut seperti sebuah switch yang tertutup dari kolektor ke emitter sehingga pada kolektor transistor (output) akan bernilai 0 low. Jika transistor tersumbat (cutoff), transistor seperti sebuah switch yang terbuka sehingga pada kolektor transistor (output) akan bernilai 1 high. d. Potensiometer Tingkat kepekaan dari suatu sensor merupakan suatu hal yang sangat penting bagi suatu system otomatik. Tingkat kepekaan untuk sensor infrared ini diatur oleh sebuah potensiometer, semakin besar nilai resistansi dari potensiometer yang digunakan maka tingkat kepekaan sensor akan semakin baik, sebaliknya tingkat kepekaan akan semakin buruk apabila nilai resistansi dari potensiometer yang digunakan semakin kecil. 6.2.3. Rangkaian Kontroller Mikrokontroller MCS51 memiliki 4 port yang dihubungkan dengan perangkat lain dengan 32 bidirectional I/O lines (Port 0, 1, 2, dan 3). Keistimewaan mikrokontroller 89C51 adalah adanya 4KB system programmable memory, sehingga tidak diperlukan lagi chip tambahan untuk EPROM.

32

P 1. 0

A ktu ator 1

P 1. 1 P 1. 2 P 1. 3 P 1. 4

P 0. 0 P 0. 1 P 0. 2 P 0. 3 P 0. 4 P 0. 5 P 0. 6 P 0. 7

In pu t Sel ektor

Ak tu a r 2 to

P 1. 5 P 1. 6 P 1. 7

A ktu ato r 3

P 3. 0 P 3. 1 P 3. 2 P 3. 3 P 3. 4 P 3. 5 P 3. 6 P 3. 7 P 2. 7 P 2. 6 P 2. 5 P 2. 4 P 2. 3 P 2. 2 P 2. 1 P 2. 0

5V

Inp ut Infra re d

Gbr.6.6. Rangkaian mikrokontroller AT89C51. Dalam perancangan Robot Cerdas Pemadam Api digunakan, port yang digunakan adalah port 0 (P0.0 P0.7) digunakan sebagai port input untuk slektor posisi yang akan mengarahkan robot ke tempat yang dituju (dalam hal ini titik api), port 1 (P1.0 P1.3) digunakan sebagai port output yang akan menggerakkan motor stepper sebelah kanan, port 1 (P1.4 P1.7) digunakan sebagai port output yang akan menngerakkan motor stepper sebelah kiri, port 2 (P2.0) digunakan sebagai port input infrared, dan port 3 (P3.0 P3.3) digunakan sebagai port output yang akan menggerakkan motor stepper untuk bagian kepala.

6.3. RANCANGAN MEKANIK

33

Gbr.6.7. Badan wahan gerak mandiri.

6.4. RANCANGAN ALGORITMA DAN PERANGKAT LUNAK

34

Mulai

Deteksi Api Aktifkan Aktuator 3

Tidak Ada

Ada Atau Tidak Ada Sinyal

Ada Deteksi Posisi

Aktifkan Kipas Aktifkan Aktuator 1 dan 2

Deteksi Api

Ada

Ada Atau Tidak Ada Sinyal

Tidak Ada

Matikan Kipas Matikan Aktuator 1 dan 2

Selesai

Gbr.6.8. Alur Algoritma pengaturan gerak wahana. 1. Aktifkan Robot 2. Deteksi Api 3. Jika tidak ada api, aktifkan aktuator 3 kemudian kembali ke langkah 2. 4. Jika ada api, deteksi posisi api. 5. Aktifkan aktuator 1 dan 2.

35

6. Aktifkan kipas 7. Deteksi api 8. Jika masih ada api, kembali ke langkah 5. 9. Jika tidak ada api matikan kipas, matikan aktuator 1 dan 2. 10. Selesai

Anda mungkin juga menyukai