Anda di halaman 1dari 4

seorang Hakim Pengawas. Pengangkatan tersebut harus ditetapkan dalam putusan pernyataan pailit.

Pelaksanaan pengurusan harta pailit oleh kurator bersifat seketika, dan berlaku saat itu pulaterhitung sejak tanggal putusan ditetapkan meskipun terhadap putusan itu kemudian diajukan kasasiatau peninjauan kembali.Sesudah pernyataan pailit tersebut maka segala perikatan yang dibuat debitor dengan pihak ketigatidak dapat dibayar dari harta pailit, kecuali bila perikatan-perikatan tersebut mendatangkankuntungan bagi harta pailit atau dapat menambah harta pailit. Oleh karena itu, gugatan-gugatanyang diajukan dengan tujuan untuk memperoleh pemenuhan perikatan dari harta pailit, selamadalam kepailitan, yang secara langsung diajukan kepada debitor pailit, hanya dapat diajukan dalambentuk laporan untuk pencocokan atau rapat verifikasi. Segala tuntutan mengenai hak ataukewajiban yang menyangkut harta pailit harus diajukan oleh atau terhadap kurator. Begitu pulamengenai segala eksekusi pengadilan terhadap harta pailit. Eksekusi pengadilan terhadap setiapbagian dari kekayaan debitor yang telah dimulai sebelum kepailitan harus dihentikan, kecualieksekusi itu sudah sedemikian jauh hingga hari pelelangan sudah ditentukan, dengan izin hakimpengawas kurator dapat meneruskan pelelangan tersebut.Lalu, tentang perkara yang sedang berjalan atau suatu tuntutan hukum yang sedangberjalan dimanadebitor menjadi Penggugat dimana ia sudah tidak cakap lagi, maka di sini pihak tergugat dapatmemohon agar perkara tersebut ditanguhkan terlebih dahulu untuk memanggil kurator gunamengambil alih perkara. Namun, bila kurator tidak mengindahkan panggilan tersebut, maka tergugatberhak memohon agar perkara itu digugurkan saja. Pada dasarnya dengan diucapkannya putusanpailit terhadap debitor, semua tuntutan hukum yang diajukan terhadapnya yang bertujuan untukmemperoleh pemenuhan kewajiban dari harta pailit dan perkara yang sedang berjalan menjadigugur demi hukum. Dalam hal perkara tersebut dilanjutkan oleh kurator, maka kurator dapatmengajukan pembatalan atas segala perbuatan yang dilakukan oleh debitor sebelum debitordinyatakan pailit.Terhadap perjanjian timbal balik yang dilakukan oleh debitor dimana debitor sendiri belummemenuhi perjanjian atau baru dipenuhi sebagian, maka pihak pihak yang mengadakan perjanjiandengan debitor dapat meminta kepada kurator untuk memberikan kepastian tentang kelanjutanpelaksanaan perjanjian tersebut dalam jangka waktu yang disepakati oleh kurator dan pihak yangbersangkutan. Bila kesepakatan tentang jangka waktu itu tidak tercapai, maka Hakim Pengawaslahyang menetapkan jangka waktu yang dimaksud. Kuratoryang sangup melanjutkan perjanjian ituharus memberikan kepastian dengan memberi jaminan untuk melaksanakan perjanjian tersebut.Bila yang terjadi sebaliknya, dimana kurator tidak mau melanjutkan perjanjian itu, maka perjanjiantersebut berakhir, untuk menuntut haknya, pihak yang bersangkutan dapat menjadi kreditorkonkuren.Mengenai perjanjian sewa menyewa yang dilakukan oleh debitor pailit, dimana debitor menjadipihak yang menyewa maupun pihak yang menyewakan, maka perjanjian sewa menyewa itu dapatdihentikan tentu dengan syarat harus ada pemberitahuan terlebih dahulu menurut adat kebiasaansetempat. Bila ternyata uang sewa telah dibayar di muka, maka perjanjian sewa ini tidak dapatdihentikan lebih awal sebelum berakhirnya jangka watu yang telah dibayardan sejak putusan pailititu diucapkan maka uang sewa masuk ke dalam harta pailit.Hal lain yang patut menjadi perhatian ialah

tentang nasib pekerjan yang bekerja untuk debitor. Kitaketahui dengan putusan pailit itu dapat dipastikan akan terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)secara besar-besaran. Di Indonesia sendiri masalah ketenagakerjaan diatur dalam Undang-UndangNomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. Undang-Undang memberikan jaminan hak hak dasar pekerja/buruh dan menjamin kesamaan kesempatan serta perlakuan tanpa diskriminasi atasdasar apapun untuk mewujudkan kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya dengan tetapmemperhatikan perkembangan kemajuan dunia usaha karena dalam pelaksanaan pembangunannasional, tenaga kerja mempunyai peranan dan kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku dantujuan pembangunan. Dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan sendiri juga diatur mengenaimasalah Pemutusan Hubungan Kerja yang terjadi karena perusahaan mengalami pailit. Dalam Pasal165 Undang-Undang Ketenagakerjaan menyatakan bahwa Pengusaha dapat melakukan pemutusanhubungan kerja terhadap pekerja/ buruh karena perusahaan pailit, dengan ketentuan pekerja/buruhberhak atas uang pesangon sebesar 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (2), uang penghargaanmasa kerja sebesar 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (3) dan uang penggantian hak sesuaiketentuan Pasal 156 ayat (4). Itu artinya uang menjadi hak para pekerja yang PHK karenaperusahaan pailit sebesar sebagai berikut :1. Uang Pesangon, paling sedikit sebagai berikut :a. masa kerja kurang dari 1 (satu) tahun , 1 (satu) bulan upah;b. masa kerja 1 (satu) tahun atau lebih tetapi kurang dari 2 (dua) tahun, 2 (dua) bulan upah;c. masa kerja 2 (dua) tahun atau lebih tetapi kurang dari 3 (tiga) tahun, 3 (tiga) bulan upah;d. masa kerja 3 (tiga) tahun atau lebih tetapi kurang dari 4 (empat) tahun, 4 (empat) bulan upah;e. masa kerja 4 (empat) tahun atau lebih tetapi kurang dari 5 (lima) tahun, 5 (lima) bulan upah;f. masa kerja 5 (lima) tahun atau lebih, tetapi kurang dari 6 (enam) tahun, 6 (enam) bulan upah;g. masa kerja 6 (enam) tahun atau lebih tetapi kurang dari 7 (tujuh) tahun, 7 (tujuh) bulan upah.h. masa kerja 7 (tujuh) tahun atau lebih tetapi kurang dari 8 (delapan) tahun, 8 (delapan) bulanupah;i. masa kerja 8 (delapan) tahun atau lebih, 9 (sembilan) bulan upah.2. Uang Penghargaan masa kerja, ditetapkan sebagai berikut :a. masa kerja 3 (tiga) tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 (enam) tahun, 2 (dua) bulan upah;b. masa kerja 6 (enam) tahun atau lebih tetapi kurang dari 9 (sembilan) tahun, 3 (tiga) bulan upah;c. masa kerja 9 (sembilan) tahun atau lebih tetapi kurang dari 12 (dua belas) tahun, 4 (empat) bulanupah;d. masa kerja 12 (dua belas) tahun atau lebih tetapi kurang dari 15 (lima belas) tahun, 5 (lima) bulanupah;e. masa kerja 15 (lima belas) tahun atau lebih tetapi kurang dari 18 (delapan belas) tahun, 6 (enam)bulan upah;f. masa kerja 18 (delapan belas) tahun atau lebih tetapi kurang dari 21 (dua puluh satu) tahun, 7(tujuh) bulan upah;g. masa kerja 21 (dua puluh satu) tahun atau lebih tetapi kurang dari 24 (dua puluh empat) tahun, 8(delapan) bulan upah;h. masa kerja 24 (dua puluh empat) tahun atau lebih, 10 (sepuluh ) bulan upah. 3. Uang Penggantian hak yang seharusnya diterimaa. cuti tahunan yang belum diambil dan belum gugur;b. biaya atau ongkos pulang untuk pekerja/buruh dan keluarganya ketempat dimana pekerja/buruhditerima bekerja;c. penggantian perumahan serta pengobatan dan perawatan ditetapkan 15% (lima belas perseratus)dari uang pesangon dan/atau uang penghargaan masa kerja bagi yang memenuhi

syarat;d. hal-hal lain yang ditetapkan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama.Menurut Pasal 39 UUK, pekerja dapat memutuskan hubungan kerja dengan debitor atau justru iadapat diberhentikanoleh kurator, pemberhentian tersebut setelah ada pemberitahuan paling singkat45 (empat puluh lima) hari sebelumnya. Sejak putusan pailit itu pula upah yang terutang baiksebelum maupun sesudah putusan pailit menjadi utang harta pailit.Bagaimana jika debitor pailit itu seorang suami atau istri, Pasal 62 Undang-Undang Kepailianmenyatakan bahwa dalam hal suami atau istri dinyatakan pailit maka istri atau suaminya berhakmengambil kembali semua benda bergerak dan tidak bergerak yang merupakan harta bawaan dariistri atau suami dan harta yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan. Jika bendamilik istri atau suami telah dijual oleh suami atau istri dan harganya belum dibayar atau uang hasilpenjualan belum tercampur dalam harta pailit maka istri atau suami berhak mengambil kembaliuang hasil penjualan tersebut. Untuk tagihan yang bersifat pribadi terhadap istri atau suami makakreditor terhadap harta pailit adalah suami.Istri atau suami tidak berhak menuntut atas keuntungan yang diperjanjiakan dalam perjanjianperkawinan kepada harta pailit suami atau istri yang dinyatakan pailit , demikian juga kreditor suamiatau istri yang dinyatakan pailit tidak berhak menuntut keuntungan yang diperjanjikan dalamperjanjian perkawinan kepada istri atau suami yang dinyatakan pailit. Kepailitan suami atau istri yangdalam suatu persatuan harta, diperlakukan sebagai kepailitan persatuan harta tersebut. Kepailitanmeliputi semua benda yang termasuk dalam persatuan, sedangkan kepailitan tersebut adalah untukkepentingan semua kreditor yang berhak meminta pembayaran dari harta persatuan. Dalam halsuami atau istri yang dinyatakan pailit mempunyai benda yang tidak termasuk persatuan harta makabenda tersebut termasuk harta pailit, akan tetapi hanya dapat digunakan untuk membayar utangpribadi suami atau istri yang dinyatakan pailit.Menurut Munir Fuady, akibat yuridis kepailitan tersebut berlaku kepada debitor dengan dua metodepemberlakuan, yaitu :1. Berlaku Demi HukumAda beberapa akibat yuridis yang berlaku demi hukum (by the operation of law) segera setelahpernyataan pailit mempunyai kekuatan hukum tetap ataupun setelah berakhirnya kepailitan. Dalamhal seperti ini, Pengadilan Niaga, hakim pengawas, kurator, kreditor, dan siapa pun yang terlibatdalam proses kepailitan tidak dapat memberikan andil secara langsung untuk terjadinya akibatyuridis tersebut. Misalnya, larangan bagi debitor pailit untuk meninggalkan tempat tinggalnya.2. Berlaku Rule of ReasonUntuk akibat-akibat hukum tertentu dari kepailitan berlaku Rule of Reason. Maksudnya adalahbahwa akibat hukum tersebut tidak otomatis berlaku, akan tetapi baru berlaku jika diberlakukanoleh pihak-pihak tertentu, setelah mempunyai alasan yang wajar untuk diberlakukan. Pihak-pihakyang mesti mempertimbangkan berlakunya akibat-akibat hukum tertentu tersebut misalnya kurator,Pengadilan Niaga, Hakim Pengawas, dan lainlain.Perlu juga diperhatikan bahwa berlakunya akibat hukum di atas tersebut tidaklah semuanya sama.Ada yang perlu di persetujuan institusi tertentu,tetapi ada juga yang berlaku karena hukum (by operation of law) begitu putusan pailti dikabulkanoleh pengadilan.

Anda mungkin juga menyukai