Anda di halaman 1dari 13

I.

JUDUL : PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI UNTUK PENINGKATAN KEMAMPUAN MENENTUKAN ELEKTRODA TRANSISTOR JENIS PNP PADA SISWA KELAS VIII-B SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 SAMBIREJO SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2009/2010 A. Latar Belakang Masalah Teknik Elektro merupakan mata pelajaran sebagai muatan lokal di SMP Negeri 1 Sambirejo Sragen. Ketika penulis menyampaikan pembelajaran kompetensi dasar mengkomunikasikan pemahaman symbol, fungsi, dan tipe komoen aktif khususnya pada indikator menentukan elektroda atau kaki transistor jenis PNP maka siswa yang tuntas belajar hanya mencapai 50%. Berdasarkan pengalaman mengajar selama ini, maka peneliti sebagai guru Elektronika dapat menduga penyebab rendahnya kemampuan siswa terletak pada kurang baiknya pemahaman siswa terhadap karakteristik elektroda atau kaki transistor pada saat dilakukan pengecekan dengan AVO meter. Kondisi tersebut disebabkan oleh kelemahan penulis sebagai guru dalam menyampaikan pembelajaran, yaitu guru belum menggunakan metode pembelajaran yang tepat agar dapat membantu siswa dalam menguasai teknik dasar pengecekan elektroda transistor dengan baik yang dapat mendukung hasil belajar siswa. Pembelajaran dalam menentukan elektroda transistor yang dilakukan guru selama ini hanya sebatas pada pengenalan teknik pengecekan secara teoritis dan disampaikan denga metode ceramah konvnsional, sehingga siswa kurang dapat memahami materi dan berdampak pada rendahnya prestasi siswa.

Masalah pembelajaran yang terjadi pada siswa tersebut harus segera diatasi agar tidak menimbulkan dampak yang lebih buruk yaitu siswa semakin tidak menguasai materi elektronika yang terkait dengan penentuan elektroda transistor. Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan menerapkan metode demonstrasi. Pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi bertujuan untuk memberi gambaran nyata tentang teknik pengecekan elektroda transistor dengan baik dan benar, karena keberhasilan penentuan elektroda transistor sangat tergantung pada penguasaan terhadap karakteristik dan teknik dasar pengecekan komponen. D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, maka diajukan sebuah rumusan masalah: Apakah penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan kemampuan menentukan elektroda transistor jenis

PNP pada siswa kelas VIII-B SMP Negeri 1 sambirejo sragen tahun pelajaran 2009/2010 ? E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan meningkatkan kemampuan siswa dalam menentukan elektroda transistor jenis PNP melalui penerapan metode demonstrasi F. Manfaat Penelitian Beberapa manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini antara lain : 1. Manfaat teoritis : a. Mendapatkan pengetahuan tentang peningkatan kekmapuan menentukan elktroda trnsistror PNP melalui penggunaan metode demonstrasi .

b. Sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya 2. Manfaat praktis a. Bagi siswa Meningkatkan prestasi belajar siswa pada pembelajaran Elektronika b. Bagi guru Memperoleh masukan dan pedoman dalam memilih metode pembelajaran yang relevan dan efektif untuk meningkatkan hasil belajar Elektronika . c. Bagi sekolah Sekolah memperoleh manfaat berupa peningkatan kualitas pembelajaran dan pelayanan pendidikan terhadap masyarakat.

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Tinjauan Pustaka 1. Metode Demonstrasi Metode demonstrasi digunakan guru untuk memperagakan atau

menunjukkan suatu prosedur yang harus dilakukan perserta didik yang tidak dapat dijelaskan hany dengan kata-kata, metode demonstrasi diartikan sebagai cara penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada peserta didik dalam suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain yang memahami topik bahasan yang harus didemonstrasikan, kemudian apabila memungkinkan maka peserta didik

menirukannya (Sumantri:2001) Metode demonstrasi biasanya berkenaan dengan tindakan atau prosedur yang harus dilakauakan, misalnya proses mengerjakan dan menggunakannya, komponen-komponen yang membentuk sesuatau, membandingkan suatu cara dengan cara lain dan untuk mengetahui atau melihat kebenaran sesuatu. Adapun tujuan penggunaan metode demonstarsi adalah : a) mengajarkan suatu proses atau prosedur yang harus dimiliki peserta didik b) mengkonkritkan informasi atau penjelasan kepada peserta didik c) mengembangkan kemampuan pengamatan pandangan dan penglihatan para peserta didik secara bersama-sama. 2. Muatan Lokal Elektronika Sesuai dengan kurikulum KTSP, maka setiap sekolah diberi hak atau wewenang untuk menentukan mata pelajaran muatan lokal sesuai dengan kebijakan 4

pihak sekolah masing-masing. Untuk SMP negeri 1 Sambirejo Sragen maka salah satu muatan lokal yang dibelajarkan adalah mata pelajaran teknik elektronika. Salah satu kompetensi dasar yang terdapat pada mata pelajaran Elektronika kelas VIII adalah mengkomunikasikan pemahaman symbol, fungsi, dan tipe komponen aktif khususnya pada indikator menentukan elektroda atau kaki transistor jenis PNP. Materi menentukan elektroda atau kaki transistor termasuk materi dengan kesulitan yang cukup tinggi, karena siswa dituntut untuk mampu menentukan jenis masing-masing elektroda atau kaki-kaki transistor yang terdiri atas Basis, Emitor dan kolektor. Penentuan setiap jenis kaki ini dapat dilakukan dengan pengecekan komponen dengan AVO meter sehingga dibutuhkan pemehaman awal tentang karakterisitik elektroda, teknik dan prinsip pengecekan. B. Kerangka Pemikiran Salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar matematika adalah faktor guru, guru sebagai salah satu sumber belajar sangat menentukan kualitas dan hasil pembelajaran. Semakin kreatif guru dalam pembelajaran akan dapat menunjang hasilhasil pemeblajaran. Pemilihan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi merupakan cermin kreativitas guru. Penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran menentukan elektroda atau kaki-kaki transistor dirasa tepat. Karena dengan metode ini siswa dapat memahami secara nyata prinsip dan teknik pengecekan elektroda transistro jenis PNP. Dengan menguasai prinsip dan teknik dasar pengecekan elektroda transistro jenis PNP tersebut maka diharapkan kemampuan atau prestasi belajar siswa dalam menentukan elektroda atau kaki-kaki transistor akan lebih baik. Berikut ini adalah bagan dari kerangka pemikiran :

Kondisi awal : 1. Siswa kurang memahami prisip dan teknik pengecekan elektroda transitor jenis PNP 2. Kemampuan siswa dalam menentukan elektroda transitor jenis PNP rendah

Guru Melaksanakan Pembelajaran dengan menerapkan Metode Demonstrasi

Kondisi akhir: 1. Siswa dapat memahami prisip dan teknik pengecekan elektroda transitor jenisPNP 2. Kemampuan siswa dalam menentukan elektroda transitor jenis PNP meningkat

C. Hipotesis Tindakan Hipotesis tindakan yang diajukan adalah : penerapan metode demonstrsi dapat meningkatkan kemampuan menentukan elektroda transistor jenis PNP pada siswa kelas VIII-B SMP Negeri 1 sambirejo sragen tahun pelajaran 2009/2010.

III. A. Subyek Penelitian

METODE PENELITIAN

Subyek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IX-A SMP Negeri 1 Sambirejo yang berjumlah 40 orang B. Setting Penelitian 1. Tempat penelitian Peneletian ini dilaksanakan di tempat peneliti mengajar, yaitu di kelas IX-A semester I SMP Negeri 1 Sambirejo Sragen kabupaten Sragen. 2. Waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus September 2009. C. Teknik Pengumpulan Data 1. Metode dokumentasi Metode dokumentasi, fungsi metode dokementasi pada penelitian ini adalah untuk menentukan bentuk rencana pembelajaran yang dibuat guru, nilai ulangan siswa, silabus yang digunakan dan buku atau materi pelajaran yang relevan dan digunakan dalam proses pembelajaran. 2. Metode Observasi Metode observasi digunakan untuk mencatat atau merekam data tentang berbagai aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. 3. Metode Tes Metode tes diperlukan untuk mengetahui secara obyektif dampak tindakan perbaikan pembelajaran terhadap diri siswa. D. Validasi Data Teknik pemeriksaan validitas data dalam penelitian ini adalah teknik triangulasi sumber data dan triangulasi metode pengumpulan data. Triangulasi adalah adalah teknik pemeriksaan validitas data dengan memanfaatkan sarana di luar data tersebut 7

untuk keperluan pengecekan atau pembandingan data (Moleong dalam Suwandi 2009 : 60) E. Teknik Analisis Data Data yang bersifat kuantitatif dianalisis dengan teknik analisis deskriptif komparatif dan data yang besifat kualitatif dianalisis dengan teknik analisis kritis. F. Prosedur Penelitian Penelitian ini dirancang dalam dua siklus dan agar hasil yang diperoleh dapat optimal, peneliti mengikuti prosedur sebagai berikut : 1. Perencanaan tindakan. Pada tahap perencanaan tindakan yang dilakukan adalah : a) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran. b) Menyiapkan alat dan bahan sebagai sumber belajar. c) Membuat blanko observasi d) Menentukan bentuk evaluasi. 2. Pelaksanaan tindakan Pada tahap pelaksanaan tindakan atau, yang dilakukan adalah melaksanakan

tindakan guna mengatasi permasalahan berupa rendahnya kemampuan siswadalam menentukan elektroda atau kaki transistor. Tindakan yang dilakukan adalah menerapkan penenerapan metode demonstrasi sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran. 3. Observasi Tindakan Pada tahap Observasi, yang dilakukan adalah mengamati secara langsung proses pembelajaran dan mencatat hasil-hasil pembelajaran untuk dijadikan bahan dalam analisis dan refleksi.

4. Analisis dan refleksi Pada tahap analisis dan refleksi, yang dilakukan adalah menganalisis data-data hasil observasi sebagai cerminan dari hasil tindakan yang telah dilakukan. Analisis dilakukan secara mendalam untuk mengetahui sejauh mana kemajuan yang telah diperoleh sekaligus mengetahui kelemahan yang ada untuk selanjutnya dijadikan sebagai relflkesi guru dalam mengadakan siklus selanjutnya. perbaikan-perbaikan pada

DAFTAR PUSTAKA Mulyani, Sumantri. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Maulana Suwandi, Sarwiji. 2009. Penelitian Tindakan Kelas.

10

1. Metode Pembelajaran Demonstrasi Perkembangan metode pembelajaran saat ini cenderung mengarah pada penempatan siswa sebagai subyek utama dalam pembelajaran, sedangkan guru diharapkan hanya bertindak sebagai fasilitator dan motivator, dengan demikian siswa akan aktif dan dapat membangun sendiri pengetahuannya. Dengan membangun pengetahuan secara mandiri maka proses belajar akan semakin bermakna dan hasil belajar akan semakin meningkat (Margono, 2004 :13). Metode atau model belajar yang selaras dengan pemikiran di atas antara lain adalah metode demonstrasi, pada metode ini guru hanya memberi contoh dengan sebaik mungkin tentang sebuah keterampilan tertentu yang harus dikuasai siswa dan selanjutnya siswa dituntut untuk aktif berlatih dengan mendemonstrasikan secara mandiri contoh keterampilan dari guru sehingga semakin aktif dan matang dalam melakukan demonstrasi secara mandiri maka pengusaan siswa terhadap materi yang diberikan guru akan semakin baik, hasil belajar sangat tergantung pada keaktifan siswa dalam melakukan demonstrasi, sedangkan guru hanya menjadi fasilitator dan motivator.
Metode demonstrasi digunakan guru untuk memperagakan atau menunjukkan suatu prosedur yang harus dilakukan peserta didik yang tidak dapat dijelaskan hanya dengan kata-kata saja. Adapun pengertian metode demonstrasi adalah cara penyajian pembelajaran dengan memperagakan dan menunjukkan kepada peserta didik suatu benda, proses atau keterampilan tertentu yang sedang dipelajariyang ditunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain yang memahami atau ahli dalam topik bahasan yang harus didemonstrasikan.

11

Metode demonstrasi biasanya berkenaan dengan tindakan -

tindakan atau

prosedur yang harus dilakukan, misalnya proses mengatur sesuatu, proses mengerjakan seuatu maupun proses menggunakan sesuatu, membandingkan suatu cara dengan cara lain dan untuk mengetahui atau melihat kebenaran tentang sesuatu. Tujuan penggunaan metode demonstrasi, antara lain adalah : a. Mengajarkan suatu proses atau prosedur yang harus dimiliki atau dikuasai peserta didik. b. Mengkonkretkan informasi atau penjelasan kepada peserta didik c. Mengembangkan kemampuan pengamatan pandangan dan pendengaran peserta didik secara bersama-sama. Menurut Sumantri (2001 : 134) metode demonstrasi memiliki beberapa kelebihan, antara lain : penyajian materi lebih jelas, memudahkan pemahan materi, proses pembelajaran lebih menarik, dapat merangsang minat peserta didik untuk aktif mengamati dan mencoba sendiri dan terkadang dapat menyajikan materi pembelajaran yang tidak dapat disampaikan dengan metode yang lain.

3. Prestasi Belajar Dalam proses belajar mengajar, prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai dari suatu usaha dalam mengikuti pendidikan atau latihan tertentu yang hasilnya dapat ditentukan dengan memberikan tes pada akhir pendidikan. Kedudukan siswa dalam kelas dapat diketahui melalui prestasi belajar yaitu siswa tersebut termasuk pandai, sedang atau kurang. Dengan demikian prestasi belajar mempunyai fungsi yang penting disamping sebagai indikator keberhasilan belajar dalam mata pelajaran tertentu, juga dapat berguna sebagai evaluasi dalam pelaksanaan proses belajar mengajar.

12

Prestasi belajar terdiri dari kata prestasi dan belajar Menurut Zainal Arifin (1991: 2) kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie. Kemudian dalam bahasa Indonesia nienjadi prestasi yang berarti hasil usaha. Suharsimi Arikunto (1995: 112) mengemukakan bahwa prestasi belajar sebagai perubahan tingkah laku yang meliputi tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Prestasi belajar siswa dapat diketahui dengan adanya evaluasi belajar atau penilaian hasil belajar. Penilaian merupakan suatu usaha untuk mengumpulkan berbagai informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses belajar dan hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa melalui kegiatan belajar mengajar. Evaluasi hasil belajar mengajar siswa bermakna bagi semua komponen dalam proses pengajaran terutama siswa, guru dan orang tua siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan prestasi belajar adalah keberhasilan atau kemajuan yang diperoleh seseorang melalui proses belajar yang dilakukannya, yang biasanya ditunjukkan dengan nilai nilai tes akademiknya. 4. Lompat Jauh a. Pengertian Lompat Jauh Lompat jauh merupakan suatu bentuk gerak melompat mengangkat kaki ke atas ke depan dalam upaya membawa titik berat badan selama mungkin di udara (melayang di udara) yang dilakukan dengan cepat dengan jalan melalui tolakan pada satu kaki untuk mencapai jarak lompatan yang sejauh-jauhnya. Faktor faktor yang mempengaruhi prestasi lompat jauh menurut Gunter Bernhard (1993: 45) menyatakan unsur-unsur dasar bagi suatu prestasi pada lompat jauh adalah (1) Faktor kondisi : terutama kecepatan, tenaga loncat dan tujuan yang diarahkan kepada keterampilan, (2) Faktor

13

Anda mungkin juga menyukai