Anda di halaman 1dari 3

soda kaustik, (NaOH 40%) - kristal bewarna putih, menyerap air dan CO2 dari udara - mudah larut

dalam air, banyak mengeluarkan panas - merupakan larutan alkali kuat, korosif - titik lebur 318,4C

1. Unit brine untuk memurinakan air garam d ari impuritis sehingga kadar, pH, kejenuhan garam dapat untuk proses elektrolisa a. Saturasi pemekatan larutan garam, ditempatkan dalam wadah, bahan baku dilewatkan conveyor dan masuk ke dalam Brine Saturator. Dilakukan pelarutan sehingga garam berubah menjadi larutan garam encer. Diencerkan sampai kadar 300-310 g/L dan kejenuhan 22-23 derajat Be. Keluar dari Brine Saturator, flowrate 60m3/jam (overflow) melalui strainer untuk menyaring kotoran2 agar tidak masuk ke reactor tank.. b. proses reaksi Impuritis (Ca2+, Mg2+, Fe2+, SO4 2-) dimasukkan ke reaction tank untuk mengendapkan impuritis tsb.

Na2CO3 -> untuk mengendapkan kalsium, reaksinya : Ca2+ + Na2CO3 -> CaCO3 + 2Na+ NaOH -> mengendapkan Fe2+ dan Mg2+, reaksinya Mg2+ atau Fe2+ + 2NaOH -> Fe(OH)2 + 2Na+ BaCl2 -> mengendapkan sulfur, reaksinya SO4 2- + BaCl2 -> BaSO4 + 2Clkanji -> memperbesar flok2 agar cepat mengendap..

kondisi alat dipertahankan 65-75C, pH 10-10,5 dengan derajat Be 22-23

c. purifikasi pH 10,5, kotoran yang masuk slurry mengandung air garam dilakukan recycle untuk mengurangi losses air garam. Kotoran masuk ke filter press dan iar garam terfilter masuk ke reaction tank. Slurry dibuang sebagai limbah padat/ Air garam murni ke treated brine receiver yang merupakan penampung sementara. d. filtrasi

Air garam murni (pH 10-10,5) masuk ke tangki sementara. Air tersebut keluar dari Brine Purifier karena overflow, sehingga air garam keluar melalui selokan2 di sisi bagian atas di brine purifier. Intermediet brine tank berupa penampung sementara ke dalam sand filter. Sand filter berupa alat yang terbuat dari karbon steel rubbliring yang berkapasitas 30m3. Air garam yang telah murni dilewatkan sand filter, karena dimungkinkan masih terdapat pengotor yang belum mengendap. Sisa pengotor akan tertinggal di dalam media silika yang telah dicuci dengan HCl 32% selama 1 hari dan dibilas dengan air sampai bersih. Suhu brine 58-60C. Setelah penyaringan air garam masuk ke dalam filtered brine reciever e. naturalisasi penurunan pH sebelum ke filtered brine receiver, air garam di atur keasaman dengan HCl mixer untuk menurunkan pH 4-5. penambahan pH diatur secara otomatis oleh pH recording controller. Bila pH terlalu rendah terjadi proses hidrolisa H2O->H2 dan O2 yang akan berpotensi meledak apabila direaksikan dengan Cl2 di dalam sel elektrolisa. Bila pH tinggi, akan terbentuk Hypo -> terjadi kausting yang timbul bersama klorin sehingga anoda dalam sel cepat habis. Reaksi : OH + NaCl -> NaOCl setelah masuk ke dalam Brine Head yang berfungsi untuk menstabilkan tekanan. f. deklorinasi terjadi pada brine yang tidak terelektrolisa, diolah hingga berkonsentrasi 300-310g/L dengan cara mencampurkan garam. Larutan garam sisa harus dibebaskan dari Cl2, dilakukan di dechlorination tower (kandungan chlor bebas ditekan di bawah 0,005g/L) Cl2 sifatnya ringan dan mudah menguap, dihisap pompa dan selanjutnya dialirkan ke unit bahan dasar chlor. Di dalam tower, pH 4-5 diturunkan menjadi 2-2,5 dengan menambah HCl 32%. Pengaruh HCl menyebabkan pennurunan kelarutan Cl sehingga menjadi Cl2. Suhu larutan di dalamnya dikondisikan sebesar 84C, setelah terbebas dari gas klor dan memiliki pH 2-2,5 kemudian dialirkan ke tangki depleted brine. Kemudian di pompa menuju brine dissolving tank, namun sebelumnya di lewatkan dalam NaOH mixer

2. Elektrolisa . sel mercury (Hg) menggunakan elektroda Hg yang bersikulasi dan sebagai katalisator untuk membawa Na+ sedangkan titanium sebagai anoda. . ionisasi NaCl larutan garam yang berupa brine dari brine head tank mengalir menuju sel elektrolisa secara grafitasi. Sebelumnya melalui rotameter berfungsi untuk mengetahui banyaknya larutan yang masuk ke setiap sel per jamnya. Dari pipa induk brine masuk ke masing2 sel melalui bagian sel yang disebut top box. dalam top box terdapat juga Hg yang terus mengalir sehingga larutan garam kontak degan Hg tsb. Ionisasi NaCl : 2NaCl -> 2Na+ + 2Cl-

Anoda Katoda reaksi total

: 2Cl- -> Cl2+2e: 2Hg+ +2Na+ + 2e- -> 2NaHg : 2NaCl + 2Hg -> 2NaHg + Cl2

NaCl sisa derajat Be 20-21 yang tersebut dibawa ke menara deklorinasi untuk dibebaskan Cl2 nya dan selanjutnya sisa ditampung dalam tangki depleted tank. Cl2 yang terbentuk dihisap dengan kipas angin dan dialirkan ke unit produksi HCl. Air garam yang masuk sel elektrolisa memiliki kadar 300g/L dan keluar dengan kadar 265-270g/L

3. Pembentukan NaOH NaHg di dalam sel elektrolisa dilewatkan dalam end box untuk dicuci agar impuritis berupa NaCl berupa NaCl sisa dpat hilang dengan pendinginan. Setelah itu msuk dalam dekomposer melalui media grafit (berfungsi untuk mengikat Na sehingga Na- amalgam akan terurai menjadi Na dan Hg) Air demineralisasi masuk ke samping dekomposer yang diatur flow rate sehingga dengan adanya pelarut Na-amalgam akan berkntak dengan air membentuk NaOH. reaksinya -> 2NaHg + 2H2O -> 2NaOH + H2 + 2Hg

Anda mungkin juga menyukai