Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN

DELEGASI DPD RI PADA PERTEMUAN APPF


(Asia Pacific Parliamentary Forum)
Ke-16 di Auckland, Selandia Baru, 20-24 Januari 2008

I. PENDAHULUAN

Pertemuan tahunan ke-16 Forum Parlemen Asia Pasifik (16th Annual Meeting of
The Asia Pacific Parliamentary Forum) di Auckland, Selandia Baru telah berlangsung
dari tanggal 20 – 24 Januari 2008.
Berturut-turut sejak tanggal 19 dan 20 Januari 2008 sebelum pembukaan resmi
dimulai para Delegasi Parlemen dari kawasan Asia Pasifik (ASPAS) telah berdatangan ke
Auckland, sebuah kota sebelah utara Wellington, Ibukota Selandia Baru yang berjarak
+ 500 KM dari Ibu Kota Welington. Hadir sebanyak 20 (dua puluh) Parlemen Negara
Anggota APPF, yaitu Australia, Kambodia, Kanada, Cili, China, Indonesia, Jepang, Laos,
Malaysia, Meksiko, Mikronesia, Mongolia,, Selandia Baru, PNG, Pilipina, Korea Selatan,
Federasi Rusia, Thailand, dan Vietnam dan 9 (sembilan) Parlemen Negara Kepulauan
dikawasan ASPAS, yaitu Brunei Darussalam, Kepulauan Cook, Kiribati, Nauru, Nive,
Samoa, Tonga, Tuvalu dan Vanuatu 12 (dua belas) dari 20 (dua puluh) delegasi parlemen
yang hadir dipimpin oleh Pimpinan Parlemen (Ketua/Wakil Ketua) dan Anggota Majelis
Rendah (DPR) dan Majelis Tinggi (Senat).
Penetapan Auckland sebagai tempat pertemuan ini didasarkan salah satu putusan
pertemuan tahunan ke-15 APPF di Moskow, Federasi Rusia tahun 2007.
Adapun dasar pembentukan Delegasi DPD RI adalah Undangan dari Parlemen
Selandia Baru dan putusan Ketua DPD RI, Yth. Bapak Ginandjar Kartasamita tentang
pengiriman Delegasi DPD RI ke Pertemuan ke-16 APPF yang terdiri sebagai berikut:

1. Yth. Dr. Laode Ida (Wakil Ketua DPD RI) – Ketua Delegasi

1
2. Yth. A. Edwin Kawilarang (Ketua PKALP) – Anggota Delegasi
3. Yth. Nyoman Rudana (Anggota PKALP) – Anggota Delegasi
4. Yth. Dr. Mochtar Naim (Anggota PKALP) – Anggota Delegasi

SETJEN DPD RI
1. Dr. Genius Umar – Sekretaris Delegasi
2. Dr. Sjofjan Noor – Staf Ahli Delegasi
3. Okie Irawan – Sekretaris Ketua Delegasi

Partisipasi Delegasi DPD RI yang bergabung dalam Delegasi DPR RI yang


membawa Missi Delegasi Indonesia (DELRI) berperan aktif dalam setiap kegiatan Rapat
Pleno menyampaikan statement membahas 13 (tiga belas) agenda Item yang diuraikan
dalam 23 draft resolusi dan ditetapkan Executive Committee (EXCOM) untuk dijadikan
sejumlah Resolusi APPF. DELRI mengusulkan 6 (enam) draft resolusi untuk digabung
dengan draft resolusi yang akan dibahas pada rapat selanjutnya.
Selain didampingi oleh DUBES RI, delegasi dalam menghadiri rapat-rapat
tersebut juga didampingi beberapa Pejabat KBRI lainnya dalam berbagai rapat.

II. AGENDA SIDANG

Sebelum pembukaan sidang, telah berlangsung Rapat Executive Committee pada


hari Minggu, 20 Januari 2008 yang dipimpin Ketua EXCOM, YM. Margaret Wilson,
Ketua Parlemen Selandia Baru dan Para Anggota EXCOM dari Canada, Chili, Cambodia,
Indonesia, Jepang, Malaysia, Selandia Baru dan Laos. Anggota DPD RI ikut menghadiri
dan memonitor hasil rapat EXCOM ini. Rapat tersebut membahas dan mengesahkan
acara pertemuan dan agenda topik yang telah disusun oleh Tuan Rumah Penyelenggara
dari Selandia Baru. Agenda Sidang tersebut adalah sebagai berikut:
1. Political and Security Issues
1.1. Situation in the Korean Peninsula
1.2. Institutional building in the Asia Pacific, include report/briefing on ASEAN,
APEC, EAS

2
1.3. Cluster Munitions
1.4. Good Governance
1.5. Middle East Peace Process

2. Economic and Trade Issues


2.1. Climate change and sustainable development
2.2. Energy security
2.3. International and regional trade development
(The South Pacific Regional Fisheries Management Organization)
2.4. Science and Technology

3. Regional Coorperation in the Asia- Pacific Region


3.1. Disaster preparedness and pandemic disease
3.2. Interfaith dialog and alliance of civilization
3.3. Promoting women’s participation in politics and the economiy
3.4. Issues of long-term concern to the region (demographic change, water
management, human right, poverty alleviation, treatment and protection of
migrant workers)

4. Future Work of the APPF


4.1. Date and venue of the 17th Annual Meeting
4.2. Measure to increase the role of the APPF as the inter-parliamentary organization
and promote cooperation with other countries.

5. Adoption of resolution and Joint Communique


Rapat EXCOM juga telah memetapkan bahwa seluruh draft resolusi yang
diusulkan para anggota delegasi termasuk 6 (enam) draft resolusi dari DELRI akan
dibahas bersama dalam Rapat-rapat Drafting Committee yang akan dipimpin oleh
Tuan Rumah Penyelenggara dan anggota pengusul terkait. Diputuskan pula bahwa
Rapat Pleno Pertama akan diawali dengan Statement oleh Ketua Senat Parlemen
Federasi Rusia dalam topik Institutional Building In The Asia Pacific. Kemudian pada

3
rapat-rapat pleno berikutnya penyampaina statement dalam berbagai topik menurut
susunan agenda topik yang telah ditetapkan EXCOM. Rapat EXCOM juga
menyetujui bahwa Pertemuan ke-17 APPF akan dilaksanakan di Vientiene, Laos dari
tanggal 11-15 Januari 2009. Terakhir diputuskan pula bahwa apakah Parlemen Korea
Utara akan diundang sebagai Peninjau atau menjadi Anggota APPF, akan ditetapkan
pada pertemuan mendatang..
Perlu dilaporkan bahwa sebelum memasuki Rapat EXCOM, maka sebagai
persiapan awal DELRI untuk memasuki rapat-rapat berikutnya dalam rangka pertemuan
APPF, pada hari Sabtu, tanggal 19 Januari 2008, telah diadakan konsultasi antara DELRI
(DPR RI dan DPD RI) dengan pihak KEDUBES RI untuk Selandia Baru. Hal ini
dimaksudkan agar 6 (enam) draft resolusi yang diusulkan sesuai agenda item yang akan
dibahas dapat singkron dengan posisi DELRI dan mewarnai hasil akhir yang dicapai.
Begitu pula Statement yang akan disampaikan pada rapat-rapat Pleno dalam kaitan
dengan topic draft resolusi tersebut dapat mengakomodir posisi DELRI.

Selanjutnya diluar acara sidang, maka telah dilakukan pula beberapa kegiatan sebagai
berikut:
1. Mengadakan Kunjungan ke Museum Auckland.
Untuk mengenal lebih jauh mengenai Selandia Baru, maka seluruh DELRI
mengadakan kunjungan ke beberapa tempat penting antara lain Memorial Museum of
Auckland.
2. Menghadiri Resepsi Selamat Datang oleh Gubernur Jenderal Selandia Baru dan Ketua
ParlemenSelandia Baru, YM. Margaret Wilson.
3. Menghadiri Jamuan Makan Malam oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk
Selandia Baru, YM. Amris Hassan.
4. Menghadiri Jamuan Makan Malam oleh Gubernur Auckland.
5. Menghadiri Jamuan Makan Malam Perpisahan oleh Ketua Parlemen, YM. Margaret
Wilson.

III. UPACARA PEMBUKAAN

4
Sesuai dengan program acara yang telah ditetapkan oleh EXCOM maka pada hari
Senin, 21 Januari 2008 pukul 10.00-12.00 waktu setempat telah dilaksanakan Opening
Ceremony Pertemuan APPF ke-16. Upacara Pembukaan Sidang dimeriahkan dengan
upacara Powhiri sebagai ucapan selamat datang dari Suku Maori yang bersifat Sakral
dan penuh hidmat. Opening Ceremony ini dibuka oleh Y.M. Margaret Wilson selaku
Presiden Pertemuan APPF ke-16. Pada awal pidatonya beliau mengucapkan selamat
datang bagi para peserta Pertemuan APPF ke-16 yang terdiri dari 20 (dua puluh)
parlemen anggota APPF dan 10 (sepuluh) peninjau dari parlemen dari Negara Kepulauan
dikawasan Asia Pasifik. Selanjutnya beliau mengatakan bahwa rakyat Selandia Baru
dulunya secara langsung memfokuskan diri mereka pada negara Inggris dan Amerika
Serikat terutama dalam bidang ekonomi, kebudayaan dan pendidikan. Tapi kini mereka
mengarahkan pandangannya kepada kawasan Asia dan Pasifik, karena mereka sangat
peduli terhadap terciptanya keamanan dan stabilitas kawasan. Dikatakannya bahwa
hubungan Selandia Baru dengan Negara-negara di kawasan Asia Pasifik masa kini lebih
erat karena hubungan budaya dan Selandia Baru dikelilingi Negara-negara kepulauan
ASPAS. Selandia Baru termasuk dalam ruang lingkup APEC (Asia Pacific Economic
Cooperation). Begitu pula hubungannya dengan Negara-negara di Asia Tenggara dalam
ruang lingkup ASEAN Regional Forum (ARF) sangat erat. Oleh karena itu, partisipasi
Parlemen Selandia Baru pada APPF telah dimulai sejak awal berdirinya forum ini. Beliau
mengingatkan bahwa berdirinya forum ini tidak terlepas dari jasa baik dari mantan
Perdana Menteri Jepang Yasuhiro Nakasone sebagai pendiri APPF yang saat ini
berhalangan hadir pada Pertemuan APPF ke-16.
YM. Margaret Wilson selanjutnya menghimbau agar melalui forum semacam
ini, aksi program yang menyangkut politik dan keamanan, ekonomi, lingkungan, hukum,
hak asasi manusia, pendidikan dan hal-hal yang terkait menyangkut kepentingan rakyat
kawasan dapat dimusyawarahkan bersama selama pertemuan ini berlangsung. Oleh
karena itu, dengan proses ini maka kita dapat menciptakan pembangunan yang
konstruktif diantara para anggota parlemen serta dapat menjalin pengertian bersama.
Beliau mengharapkan pada akhir persidangan dapat ditandatangani sebuah komunike
bersama yang dapat dimanfaatkan dan berarti bagi kepentingan bersama menuju
kemakmuran rakyat di kawasan Asia Pasifik.

5
Selanjutnya pada kesempatan pembukaan tersebut, Ketua Senat Rusia Y.M.
Sergey Mironov telah memberikan statementnya, antara lain menyatakan bahwa
pertemuan sekarang menyangkut topik-topik yang langsung membawa kepentingan
kawasan Asia Pasifik. Karena itu, beliau mengharapkan akan dapat dicapai hasil yang
maksimal untuk mengatasi kebutuhan rakyat dikawasan ini.
Beliau menyatakan bahwa sejumlah topik-topik penting yang dibicarakan dalam
sidang ini antara lain yang menyangkut kepentingan kerjasama regional ASPAS adalah
mengenai topic-topik: Situation in the Korean Peninsula; Institution Building in the Asia
Pacific; Climate Change and Sustainable Development; Energy Security; diharapkan
akan sangat mendukung kemajuan-kemajuan pembangunan mendatang di kawasan Asia
Pasifik.
Sudah beberapa tahun ini Pemerintah Federasi Rusia sangat memfokuskan
perhatiannya pada kawasan Asia Pasifik termasuk Asia Tenggara. Sebaiknya Parlemen
Rusia juga ikut aktif pada kegiatan-kegiatan sidang-sidang parlemen regional tersebut.
Begitu pula telah dijalin forum kerjasama ekonomi dengan beberapa Negara di kawasan
Asia Pasifik sehingga telah menghasilkan komitmen-komitmen bilateral yang
menguntungkan di kedua belah pihak. Demikian antara lain sambutan dari Rusia selaku
mantan tuan rumah APPF ke-15 tahun 2007.
Turut pula menyampaikan sambutan Yth. Yoshinobu Shimamura atas nama
founding father APPF, yakni mantan Perdana Menteri Jepang Yasuhiro Nakasone yang
berhalangan hadir pada pertemuan ini. Dikatakannya bahwa beliau menyambut baik
pertemuan ini dengan harapan hasil-hasilnya yang dicapai dapat lebih memperat
kerjasama kawasan. Agenda item yang dibicarakan kali ini sangat relevan dengan
kepentingan-kepentingan pembangunan rakyat dikawasan Asia Pasifik. Beliau
menambahkan bahwa APPF lahir untuk memberikan dukungan dan sebagai alat
penghubung menuju kepada tercapainya tujuan dan maksud Asia Pacific Economy
Coorporation (APEC) khususnya dalam membangun kerjasama ekonomi dan
perdagangan.

IV. RAPAT PLENO

6
Setelah makan siang pada Senin, 21 Januari 2008 pukul 14.00 s/d 15.30
pertemuan diawali dengan Rapat Pleno Pertama dengan acara sesuai dengan putusan
EXCOM untuk mendengarkan statement khusus dari YM. Sergey Mironov, Ketua
Senat Federasi Rusia dengan topik “Institution Building in the Asia Pacific” Pada
pukul 16.00 s/d 17.15 Rapat Pleno Kedua untuk mendengarkan sambutan yang
disampaikan oleh beberapa Negara peserta dalam topik: Situation in the Korean
Peninsula disampaikan oleh Korea, Indonesia (Abdillah Toha), Jepang, China, Selandia
Baru, Malaysia, Kanada.

Selanjutnya Hari Selasa 22 Januari 2008 pada pukul 09.00 s/d 10.30 diadakan
Rapat Pleno Ketiga untuk mendengarkan sambutan dengan topik:
1. Institution Building In The Asia Pacific disampaikan oleh Jepang, Selandia Baru,
Malaysia, Kanada dan Vietnam. Masih dalam kaitan dengan topik ini Singapura
menyampaikan statementnya dengan topik Report from ASEAN Minister Meeting
2007. Berikutnya Report from APEC disampaikan oleh YM. David Hawker
Perdana Menteri Selandia Baru.
2. Cluster Munition disampaikan oleh Selandia Baru, Kanada dan Meksiko. DELRI
tidak ikut menyampaikan statement dalam topik ini karena tidak mengajukan draft
resolusi.

Namun bersamaan dengan Rapat Pleno Ketiga, DELRI berpartisipasi pada rapat
drafting committee untuk finalisasi Draft Resolusi tentang Poverty Alleviation. DELRI
menunjuk Delegasi DPD RI yang diwakili oleh Bapak Dr. Mochtar Naim bersama
dengan delegasi dari Selandia Baru, Cili, Kanada, dan Vietnam.
Setelah melalui diskusi yang cukup alot dengan masukan-masukan dari DELRI,
maka rapat berhasil mengesahkan draft resolusi final tentang Poverty Alliviation yang
akan disahkan pada akhir persidangan tanggal 24 Januari 2008.
Juga pada waktu bersamaan DELRI telah mengadakan pertemuan Bilateral
dengan pihak Tuan Rumah Selandia Baru. DELRI dipimpin oleh Bapak Abdillah Toha
yang didampingi oleh Wakil Ketua DPD RI, Bapak Laode Ida sedangkan pihak Selandia

7
Baru dipimpin Ketua Parlemen Selandia Baru, Y.M Margaret Wilson. Pertemuan ini
menghasilkan beberapa butir penting, yaitu:
1. Pada Sidang IPU yang akan datang ada pemilihan Presiden Executive Committee
(EXCOM). Indonesia ingin mencalonkan diri sebagai Presiden IPU. Untuk maksud
tersebut, DELRI ingin mendapatkan dukungan dari Parlemen Selandia Baru.
Alasannya karena selama ini dari kawasan Asia Tenggara, belum mendapatkan giliran
untuk menjabat jabatan tersebut, dalam hal ini Selandia Baru bersedia mendukung
DELRI dalam jabatan tersebut.
2. Banyak tenaga kerja kasar asal Indonesia yang bekerja di Selandia Baru, dan untuk
DELRI ingin mengusulkan agar pada masa mendatang dapat ditingkatkan menjadi
tenaga kerja yang professional dalam berbagai bidang. Walaupun kuota untuk tenaga
kerja dari kawasan Asia Pasifik sudah ditentukan jatahnya untuk Indonesia, namun
DELRI mengusulkan agar jumlah kuota ini bisa ditingkatkan. Parlemen Selandia
Baru menyambut baik usul DELRI dan akan menyampaikan hal ini kepada
Pemerintah (Menteri yang terkait).
3. Hal yang sama disampaikan DELRI menyangkut kerjasama pendidikan diusulkan
agar Pemerintah Selandia Baru untuk menambah lebih banyak pelajar Indonesia
untuk belajar di Selandia Baru. Inipun mendapat sambutan baik dari Parlemen
Selandia Baru.
4. Sebagai balasan atas kunjungan Delegasi DPR RI ke Selandia Baru pada waktu yang
lalu, maka DELRI mengundang Parlemen Selandia Baru untuk mengadakan visit ke
Indonesia. Parlemen Selandia Baru menyambut baik undangan ini dan dalam waktu
dekat akan melaksanakan kunjungan dimaksud.
5. Berhubung karena Ketua Parlemen Selandia Baru sangat tertarik dengan masalah
wanita, maka DPD RI pada kesempatan kunjungan beliau nanti akan mengatur waktu
dan membawa Delegasi Parlemen Selandia Baru mengadakan pertemuan dengan
Menteri Urusan Pemberdayaan Wanita Republik Indonesia untuk memahami lebih
jauh tentang peranan wanita di Indonesia. Selanjutnya melalui pertemuan dengan
Anggota DPD RI yang wanita, Delegasi Parlemen Selandia Baru informasi dan
sekaligus mengadakan kunjungan ke tempat-tempat keterampilan dan kegiatan wanita
untuk mengetahui lebih lanjut tentang peranan wanita di Indonesia.

8
Rapat Pleno Keempat yang dilaksanakan pada pukul 11.00 s/d 12.30 dengan topik :
1. Good Governance yang disampaikan oleh Cambodia, Cili, Kanada dan Selandia
Baru DELRI tidak menyampaikan statement karena tidak mengusulkan draft
resolusi.
2. Middle East Peace Process yang disampaikan oleh Indonesia (Sudharto
Danusubroto), Jepang, Selandia Baru dan Kanada.

Rapat Pleno Kelima dilaksanakan pada pukul 14.00 s/d 15.30 yang membicarakan
Climate Change and Sustainable Development disampaikan Indonesia (Zainuddin
Amali), Kamboja, Jepang, Cili, Cina, Selandia Baru, Mikronesia, Meksiko, dan
Malaysia.
Sebelum Rapat Pleno kelima berlangsung dilaksanakan rapat drafting committee
mengenai Draft Resolusi Climate Change and Suistanable Development. DELRI
diwakili oleh Bapak Nyoman Rudana dan anggota drafting committee lainnya dari:
Jepang, Meksiko, Kanada, dan Selandia Baru. Tetapi berhubung waktu untuk
pembahasan draft ini sangat singkat, menyusul Rapat Pleno Kelima mengenai statement
atas topic yang sama, maka Ketua Drafting Committee, Metria Turei (Selandia Baru)
menunda pembahasannya dan dilanjutkan pada hari Rabu, 23 Januari pukul 09.00.
Pada waktu yang bersamaan diadakan Rapat Drafting Committee mengenai Draft
Resolusi tentang Middle East Peace Process. DELRI dalam hal ini diwakili oleh Bapak
Laode Ida (DPD RI) dan Bapak Sudharto Danusubroto (DPR RI). Delegasi dari Parlemen
lainnya adalah: Jepang, Selandia Baru, dan Kanada. Dalam kesempatan tersebut pihak
DPD RI (Bapak Laode Ida) telah memberikan masukan yang berarti dan bermanfaat bagi
proses perdamaian di kawasan Timur Tengah.
Pertemuan APPF ke-16 dilanjutkan dengan Rapat Pleno Keenam pada pukul
16.00 s/d 17.15 untuk mendengarkan pandangan umum tentang topik Energy Security

9
yang disampaikan oleh delegasi Cili, Selandia Baru, Kanada, Rusia, Mexiko dan
Indonesia (Lalu Misbah Hidayat).
Bersamaan dengan penyampaian statement ini juga berlangsung Rapat Drafting
Committee untuk finalisasi draft resolusi tentang Energy Security. Anggota Drafting
Committee lainnya terdiri dari delegasi Cili, Selandia Baru, Kanada, Rusia, Meksiko dan
Indonesia.

Rapat Pleno Ketujuh, Rabu, 25 Januari 2008 pukul 09.00 s/d 12.30 adalah
mendengarkan pemandangan umum mengenai:
1. International and Regional Trade Development dengan sub topik the South Pacific
Regional Fisheries Management Organization.
2. Science and Technology
3. Disaster Preparedness and Pandemic Diseases
Dalam butir no. 1 di atas, telah disampaikan statement dari Jepang, Cili, Cina,
Selandia Baru dan Meksiko, butir no. 2 telah disampaikan oleh Selandia Baru, Cili, dan
Kanada. DELRI dalam hal ini tidak menyampaikan statement pada kedua butir tersebut,
karena tidak menyampaikan draft resolusi. Sedangkan pada butir no. 3 DELRI (Hakim
Sorimudo Pohan) menyampaikan statement diikuti oleh delegasi Cili, Pilipina, Selandia
Baru, Kanada, dan Meksiko.
Menjelang diadakannya Rapat Pleno Kedelapan pada pukul 09.30 s/d 10.00
telah berlangsung pertemuan Bilateral antara Delegasi Kanada yang dipimpin oleh
Yth. Bryon Wilfert didampingi Senator Joseph Day dengan DELRI yang dipimpin Bapak
Theo Sambuaga didampingi oleh Bapak Dr. Laode Ida (Wakil Ketua DPD RI). Masalah
yang dibicarakan antara lain: mengenai bantuan Kanada terhadap Pilot Proyek
Ketenagalistrikan di Indonesia agar pemakaian tenaga listrik dapat dihemat dan
kerjasama akan menyampaikan ke pihak pemerintah (Menteri terkait). Delegasi Kanada
berjanji akan menyampaikan.

Rapat Pleno Kedelapan diadakan pada pukul 11.00 s/d 12.30 mendengarkan
pembicaraan atas topik tentang:
1. Interfaith dialog and alliance of civilizations
2. Promoting woman’s Participation in politics and economy

10
3. Issues of long-term concern to the region dalam sub topik:
a. Demographic change
b. Water management
c. Human rights
d. Poverty Alleviation
e. Treatment and Protection of migrant workers,

Beberapa delegasi yang telah menyampaikan statement tentang Interfaith Dialog


dan Alliance of Civilization adalah Indonesia, Selandia Baru, China, Malaysia, Kanada
dan Rusia. Pihak DELRI disampaikan oleh Bapak A. Edwin Kawilarang. Sedangkan
topik Promoting Woman’s Participation in Politic and Economy disampaikan oleh
beberapa delegasi, yaitu Selandia Baru, Kanada, dan Meksiko. Dalam topik ini pihak
DELRI tidak menyampaikan statement karena tidak mengusulkan draft resolusi.
Kemudian pada topik Issues of long-term concern to the region berturut-turut
pada sub topik Demographic Change disampaikan oleh Delegasi Selandia Baru dan
Kanada. Sub topik Water Management disampaikan oleh Indonesia, Cili, Selandia Baru,
Kanada, Meksiko, Vietnam. Pihak DELRI disampaikan oleh Bapak Nyoman Rudana.
Sub topik Human Rights disampaikan oleh Kamboja, Pilipina, Selandia Baru dan
Kanada. Selanjutnya sub topik Poverty Alleviation disampaikan oleh Indonesia, Cili,
Kanada, Selandia Baru dan Kambodia. Pihak DELRI disampaikan oleh Bapak Mochtar
Naim. Pada sub topik Treatment and Protection of Migrant Workers beberapa delegasi
yang menyampaikan statement adalah Indonesia (Constant Malino Pongawa), Kamboja,
Cili, Pilipina, Selandia Baru, Kanada dan Meksiko.
Sebelum Rapat Pleno berakhir pada waktu yang bersamaan DELRI mengadakan
pertemuan Bilateral dengan Delegasi Meksiko Yth. Carlos Jimenez, Ketua Komite Luar
Negeri Bidang ASPAS. Dari pihak DELRI dipimpin oleh Yth. Bapak Theo.L. Sambuaga
dan didampingi oleh Bapak Dr. Laode Ida. Maksud pertemuan adalah dalam rangka
kerjasama Bilateral parlemen, khususnya untuk memenuhi usul Meksiko untuk mendapat
dukungan DELRI terhadap keanggotaan Meksiko pada EXCOM menghadapi pertemuan
APPF mendatang di Laos 2009. DELRI menyambut baik permintaan Meksiko tersebut
dan akan mendukung Meksiko pada pertemuan APPF di Laos tahun 2009. Rapat Pleno

11
berakhir bersamaan dengan disyahkannya secara aklamasi seluruh draft resolusi menjadi
23 (dua puluh tiga) resolusi APPF.

V. RAPAT PLENO PENUTUPAN

Pada hari Kamis, 24 Januari 2008 telah disahkan secara aklamasi draft Joint
Communiqué menjadi Joint Communiqué (Komite Bersama) Pertemuan APPF ke-16
yang ditanda tangani oleh Para Ketua Delegasi dari 20 (dua puluh) Parlemen negara-
negara Kawasan Asia Pacifik yang hadir pada pertemuan ini.
Komite Bersama tersebut antara lain berisi tentang ikhtisar pelaksanaan
Pertemuan APPF ke-16 dan hasil-hasil yang dicapai digambarkan dalam 23 (dua puluh
tiga) resolusi yang disyahkan. Selanjutnya diulas pula mengenai perlunya Presiden APPF
setelah berkonsultasi dengan EXCOM dan Ketua Rapat Pleno mengkomunikasi ke
Presiden EXCOM yang baru untuk mengadakan perubahan terhadap Tata Tertib dan
membuat rekomendasi ke Pertemuan APPF ke-17 dan menyusun draft program dan draft
agenda pertemuan APPF ke-17. Pertemuan ini ditutup dengan pidato penutupan oleh
Presiden APPF YM. Margaret Wilson, Ketua Parlemen Selandia Baru. Sebelumnya
didahului sambutan dari Ketua Delegasi Parlemen Laos, YM. Xaysomphone
Phomvihane, Wakil Ketua Majelis Nasional Laos selaku Tuan Rumah Pertemuan APPF
ke-17 disertai dengan penayangan sekilas tentang kekayaan dan keragaman Sosial-
budaya Laos.
Pertemuan APPF ke-16 diakhiri dengan upacara adat suku Maori sebagai ucapan
selamat jalan kepada para delegasi.
Sebagai informasi tambahan, atas nama Delegasi DPD RI, Bapak Nyoman
Rudana dan Bapak Muchtar Naim telah menyerahkan kenang-kenangan kepada Ketua
Parlemen Selandia Baru YM. Margaret Wilson berupa Plakat DPD RI dan buku tentang
DPD RI. Ketua Parlemen Selandia Baru menyambut baik penyerahan cindramata ini dan
mengharapkan akan terjalin hubungan dengan kedua lembaga ini serta dapat bertemu
kembali pada pertemuan APPF ke-17 di Vientine, Laos, yang akan berlangsung 11 s/d 15
Januari 2009.

12
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Pertemuan APPF ke-16 di Auckland, Selandia Baru yang berlangsung
tanggal 20-24 Januari 2008 telah berakhir dengan sukses. Berkat terjalinnya
kerjasama diantara peserta, maka dengan semangat kebersamaan dan saling
pengertian telah berhasil mengesahkan 23 (dua puluh tiga) Resolusi dalam
bidang Politik, Ekonomi dan Kerjasama ASPAS (terlampir) dan
penandatanganan Kommunike Bersama oleh Ketua-ketua Delegasi.
2. Walaupun persiapan Delegasi DPD RI relative singkat, namun tetap
berperan aktif dalam mengupayakan kepentingan nasional dalam Topik-
topik yang ditugaskan sebagaimana bunyi resolusi yang disyahkan. Begitu
pula Delegasi DPD RI dalam melaksanakan tugasnya yang tergabung
menjadi Delegasi Republik Indonesia (DELRI)
3. Selama berlangsungnya pertemuan, untuk pertama kalinya partisipasi
Delegasi DPD RI dalam forum ini sangat menonjol, sehingga kesempatan
ini dipergunakan delegasi untuk membuat laporan harian langsung kepada
Ketua DPD RI. Dengan demikian seluruh kegiatan dan peranan delegasi
dapat dipantau dan termasuk juga kepada mass media disampaikan laporan
ini.
4. Berkat pro-aktif Delegasi DPD RI sebagai full member pada setiap kegiatan
Rapat Pleno dalam berbagai statement dan pada srafting committee dalam
membahas Draft-draft Resolusi maka existensi DPD RI dalam forum yang
dihadiri parlemen/senat Negara kawasan ASPAS.
5. Dalam proses kegiatan rapat-rapat DPD RI telah memberikan kontribusi
yang berarti pada penyampaian statement dan pembahasan draft-draft
resolusi dalam berbagai topic, terutama menyangkut Poverty Allivations,
Middle East, Climate Change, Migrant Worker, Interfaith Dialogue dan
Water Management.
6. Dengan kehadiran para peserta yang lebih dari 1/3 (sepertiga) anggota
delegasi berasal dari Senat dan peranan mereka dalam berbagai kegiatan,

13
maka DPD RI merasa statusnya sebagai bagian legislative terangkat.
Apalagi kali ini DPD RI dapat tampil sebagai delegasi penuh dan tidak lagi
sebagai peninjau.

B. SARAN
1. Peran aktif Delegasi DPD RI pada forum ini dan forum lainnya seperti
AIPA, APA, IPU dan sebagainya harus terus dikembangkan agar terjadi
kesinambungan kerja, maka disarankan anggota delegasi ini dapat terus ikut
pada Sidang IPU mendatang. Bila perlu dapat diperkuat dengan
penambahan anggota delegasi menjadi sebuah Team Kerja yang andal.
2. Untuk dapat dipenuhi keberadaan DPD RI di forum regional/internasional,
maka DPDRI disarankan agar Delegasi DPD RI dapat secara regular
mengirim delegasi yang menyangkut keberbagai kegiatan sidang-sidang
organisasi parlemen seperti AIPA, APA, IPU dan lainnya.
3. Karena sebagian besar dari 23 (dua puluh tiga) resolusi pertemuan APPF
ke-16 adalah issue-issue yang menyangkut kawasan Asia Pasifik, dan juga
relevant dengan masalah yang terjadi di daerah, maka DPD RI perlu
menyampaikan Ringkasan Eksekutifnya ke Pemerintah. Demikian juga
perlu disampaikan ke DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota, agar
dapat digunakan sebagai input kebijakan bagi pemerintah daerah.
4. Hal yang sama dapat dilakukan kepada alat kelengkapan seperti PAH-PAH
DPD RI dan dalam hubungan Bilateral menghadapi Parlemen/Senat
kawasan ASPAS.
5. Hasil dari monitoring terhadap implementasi dan respond yang masuk dari
berbagai lembaga yang diuraikan diatas disarankan menjadi pegangan bagi
Delegasi DPD RI menghadapi Pertemuan APPF ke-17 bulan Januari 2009.

VII. PENUTUP
Demikian laporan lengkap delegasi DPD RI dalam Pertemuan
APPF ke-16 ini, dan kepada pihak yang membantu delegasi, khususnya
KBRI di Auckland, Selandia Baru, delegasi menyampaikan terima kasih.

14
Semoga beban tugas yang diemban Delegasi ini dapat memenuhi
maksud dan tujuannya serta hasil yang dicapai bermanfaat untuk kita
semua.

Jakarta, 31 Januari 2008


Ketua Delegasi

Dr. Laode Ida


Wakil Ketua DPD RI

15

Anda mungkin juga menyukai