Anda di halaman 1dari 3

Bahaya Ghibah

Sumber: Buletin InfoDT Jakarta - Edisi 21/Tahun III

Oleh : Aa Gym

Bismillaahirrahmanirrahiim, Semoga Allah yang membagikan nikmat kelebihan kepada siapapun yang Dia kehendaki, mengaruniakan kepada kita hati yang jauh dari kedengkian, karena kedengkian akan menggiring kita untuk melakukan perbuatan yang keji. Semoga setiap kelebihan hamba-hamba Allah yang benar bisa menambah rasa syukur kita, dan menambah kebaikan yang bisa kita lakukan. Ibu bapak yang budiman, semoga Allah menerima amal shaum kita dan yang paling penting, semoga pelatihan intensif di bulan ramadhan merubah diri kita, karena nilai kesuksesan seseorang bisa dilihat dari kegigihannya merubah diri. Dosa sebesar apapun yang sudah terjadi, maka kita harus gigih bertobat, gigih menyesali, memohon ampun dan menghindar serta gigih berbuat kebaikan. Satu yang harus kita waspadai pada diri kita adalah lisan kita. Berbicara tidak butuh tenaga besar tidak perlu biaya tetapi kita bisa terluka secara fisik dengan satu patah kata. Rumah tangga bisa cerai dengan satu patah kata, dan yang halal dapat menjadi haram. Bahkan akhir hayat bisa suul khatimah juga dengan sepatah kata. Maka buah Ramadhan yang sangat penting bagi kita tetap harus shaum lisan dari perkataan yang tidak disukai Allah. Saudara yang budiman, ada sesuatu yang dahsyat haramnya tetapi kadang tidak terfikir oleh kita yaitu bahaya ghibah. Dalam surat Al Hujuraat ayat 12 dinyatakan Hai orang-orang yang beriman jauhilah kebanyakan prasangka, sesungguhnya sebagian

prasangka itu adalah dosa. Dan janganlah kamu mencari keburukan orang dan janganlah sebagian kamu menggunjing atas sebagian yang lain. Prosedur ghibah pertama berprasangka buruk, kedua dia mencaricari kekurangan dan kalau sudah terkorek biasanya dia ingin bicara, dan bicara inilah yang disebut ghibah. Ghibah adalah menceritakan kejelekan seseorang jika orang yang dibicarakan mendengarnya dia akan sakit hati. Ghibah kalau dalam Al Quran seperti memakan bangkai saudara yang sudah mati, amat menjijikan. Ada beberapa peluang ghibah yang bisa muncul : 1. Karena bentuk tubuh. Seperti ketika menyebut tubuh seseorang gendut, atau menyebutnya seperti pinsil karena orang tersebut terlalu kurus. Siapapun yang menghina tubuh seseorang, sama dengan menghina Allah sebagai penciptanya, karena kondisi fisik yang ada tercipta karena Allah. 2. Kekayaan dan status sosial. Seorang Pejabat tidak lebih mulia dari pemungut sampah, karena sambil memungut sampah dia beristigfar, tidak menyebabkannya menjadi sombong dan ria. Tidak seperti bos yang menyombongkan diri dan jarang shalat dan terkadang memiliki barang yang bukan hak-nya. 3. Menghina masa lalu. Jangan mengunci penilaian seseorang, karena setiap orang berubah. Boleh jadi seseorang melakukan dosa besar namun karena dosa itu dia bertobat dan gigih merubah diri menjadi lebih baik dari diri kita. Orang yang menyadari dosanya mungkin tobatnya lebih baik dengan cara lebih berbakti kepada orang tua, dengan menjadi istri yang lebih sholehah. Oleh karena itu sebaiknya kita berhati hati tidak menghina masa lalu.

Indonesia tidak akan maju selama masyarakat memiliki sifat dengki. Jika kita berani berbicara tentang kesalahan orang lain, itu menunjukkan siapa sebenarnya diri kita. Janganlah percaya kepada orang yang membeberkan berita tidak baik tentang seseorang. Akan terjadi suatu saat masyarakat tidak percaya jika ada tulisan yang bersifat tendensius, mencela, mencemarkan atau melakukan pembunuhan karakter. Yang perlu dilakukan oleh kita adalah memberi contoh sesuatu yang baik. Seharusnya orang yang berpendidikan tidak akan melakukan sesuatu yang tidak baik seperti ghibah. Maka mulai sekarang marilah kita menghentikan perbuatan ghibah. Terkadang orang tidak sadar ketika sedang bergibah. Kita harus dapat menjaga diri untuk tidak larut dalam ghibah dan mengingatkan agar orang menyadari kesalahan yang diperbuatnya. Jangan pernah kita berkomentar karena praduga, segala bentuk komentar harus disertai dengan bukti nyata, jangan pernah berkomentar karena dengki. Jangan sampai kita terlibat dalam kebencian yang berlarut karena ghibah. Karena kebaikan dan keburukan yang kita lakukan akan kembali kepada kita. Kita harus mengecek kebenaran berita yang akurat, kemudian melatih diri agar tidak mudah berkomentar. Niatkan mencari berita tentang sesuatu untuk melakukan keadilan serta untuk melakukan perbaikan. Dalam kondisi tertentu kita tidak perlu menutupi suatu kekurangan atau adanya kezaliman yang terjadi, karena dapat membuat kita menghalangi proses tegaknya peradilan. Kita boleh mencari bukti agar keadilan dapat terwujud. Tetapi janganlah menjadi jalan menyebarnya fitnah. Alhamdulillaahirobbilalamin

Anda mungkin juga menyukai