Waren Lelewa Ekonomi Manajemen Drs. M. Ch. Tulungen, M.AP Drs. Y. Tawas, MP Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat keefektifan dan keefisienan pemanfaatan modal kerja pada PT INDOSAT Tbk. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling yaitu penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Yang menjadi sampel adalah neraca pada laporan keuangan konsolidasi selama lima periode berturut-turut yaitu dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010. sedangkan untuk teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa analisis modal kerja dengan menggunakan beberapa rasio likuiditas. Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh, secara umum PT. INDOSAT Tbk dalam aktivitasnya menunjukkan performa yang kurang baik, yang dapat dilihat dari Kas, Persediaan, Aktiva lancar dan Kewajiban lancar yang fluktuatif dari tahun 2006 2010 berdasarkan data laporan keuangan konsolidasi dari Laporan Auditor Independen dan tentunya ini berpengaruh terhadap kondisi Laba perusahaan. Tahun 2007 merupakan penggunaan modal kerja yang paling efektif bagi perusahaan karena kecilnya risiko yang mungkin terjadi selama menjalankan perusahaan, dimana hal ini dijamin dengan adanya sumber-sumber modal kerja yang dapat digunakan untuk menutupi semua hutang lancar yang ada. Pada tahun 2008 perusahaan sanggup untuk mengelola modal kerja dengan sangat baik karena ditunjang dengan seluruh aktiva lancar yang ada pada tahun itu. Pada tahun 2009 dan tahun 2010, jika perusahaan hanya mengandalkan kas sebagai sumber modal kerja maka perusahaan cukup kesulitan dalam melunasi hutang lancar, oleh karena itu perusahaan harus memiliki aset keuangan lancar lainnya. Hal ini disebabkan kurangnya aktiva lancar yang ada pada perusahaan sedangkan tingginya hutang lancar pada saat itu, keadaan tersebut disebabkan karena kurangnya sumber pembiayaan modal kerja. Dengan mengacu pada penelitian, PT. INDOSAT Tbk hendaknya harus mengelola semua aktiva lancar sebaik mungkin agar modal kerja perusahaan dapat terus menjaga perusahaan tetap dalam keadaan sehat. Optimalisasi modal kerja pada PT. INDOSAT Tbk harus dengan terus memperhatikan semua sumber modal kerja dan dikelola dengan baik juga hutang lancar harus diminimalisir oleh perusahaan sebaik mungkin karena hutang lancar sangat berpengaruh terhadap efisiensi modal kerja.
(Kata Kunci : modal kerja, rasio likuiditas)
ABSTRACT
This study aims to determine the extent of the effectiveness and efficiency of utilization of working capital in PT Indosat Tbk. The method used is descriptive method and sampling technique used was purposive sampling is the determination of the sample with a certain consideration. The sample is a balance on the consolidated financial statements for five consecutive periods, namely from 2006 until 2010. whereas for the data analysis techniques used in this study the analysis of working capital by using some liquidity ratios. Based on the analysis of data obtained, in general PT. Indosat Tbk in its activity showed a poor performance, which can be seen from the Cash, Inventory, current assets and current liabilities that fluctuate from year 2006 - 2010 based on data from the consolidated financial statements Independent Auditor's Report and this certainly affects the condition of corporate earnings. 2007 is the use of the most effective working capital for the company because of the small risks that may occur during the running of the company, where it is secured by the sources of working capital that can be used to cover all existing current liabilities. In 2008 the company is able to manage working capital very well because it is supported by all existing assets in that year. In 2009 and 2010, when companies rely solely on cash as a source of sufficient working capital of the company's difficulties in paying off current debt, therefore the company should have other non-current financial assets. This is due to the lack of liquid assets available to the company, while the high current debt at the time, the situation was caused by lack of financing working capital. With reference to the study, PT. Indosat Tbk should have to manage all your best assets for working capital the company can continue to keep the company remains in good health. Optimization of working capital at PT. Indosat Tbk need to continue to consider all sources of working capital and well-managed current debts should also be minimized by companies as possible because the current debt affects the efficiency of working capital.
(Keywords: working capital, liquidity ratio)
A. Pendahuluan Dalam dunia usaha, banyak perusahaan yang kurang mampu mengatur atau mengelola modal kerja perusahaan. Hal ini merupakan salah satu masalah yang dihadapi oleh pimpinan perusahaan. Hal ini pula yang terjadi pada PT INDOSAT Tbk. PT INDOSAT Tbk dalam aktivitasnya menunjukkan performa yang kurang baik, yang dapat dilihat dari utang lancar yang fluktuatif dari tahun 2006 2010 berdasarkan data laporan keuangan konsolidasi dari Laporan Auditor Independen. Dalam Jutaan Rupiah untuk tahun 2006 hutang lancar berjumlah 6.803.205 dan tahun 2007 berjumlah 11.658.581, pada tahun 2008 hutang lancar turun menjadi 10.675.245, tahun 2009 hutang lancar naik menjadi 13.068.122, dan pada tahun 2010 hutang lancar turun menjadi 11.946.853. Dari segi persediaan dalam jutaan rupiah pada tahun 2006 berjumlah 110.935 dan tahun 2007 jumlah persediaan sebesar 161.573, tahun 2008 jumlah persediaan naik sebesar 241.991, pada tahun 2009 jumlah persediaan turun menjadi 112.260, dan pada tahun 2010 persediaan turun lagi menjadi 105.885. Untuk kas pada PT INDOSAT Tbk dalam jutaan rupiah mengalami penurunan dimana pada tahun 2006 berjumlah 2.807.260 dan tahun 2007 kas berjumlah 8.053.006, pada tahun 2008 turun menjadi 5.737.866, pada tahun 2009 turun menjadi 2.835.999, dan pada tahun 2010 turun menjadi 2.075.270. Dari segi aktiva lancar PT INDOSAT Tbk dalam jutaan rupiah juga mengalami penurunan dimana pada tahun 2006 berjumlah 5.665.432 dan meningkat pada tahun 2007 berjumlah 10.794.127, tahun 2008 turun menjadi 9.691.773, tahun 2009 turun menjadi 7.139.627, dan pada tahun 2010 turun menjadi 6.158.854. Tahun 2006 laba perusahaan dalam jutaan rupiah sebesar 1.410.093, tahun 2007 laba perusahaan sebesar 2.042.043, tahun 2008 laba perusahaan turun menjadi 1.878.522, tahun 2009 laba perusahaan turun menjadi 1.498.245, dan pada tahun 2010 laba perusahaan juga mengalami penurunan menjadi 647.174. Dari latar belakang masalah yang ada maka penulis menjumpai masalah-masalah sebagai berikut : 1. Pemanfaatan modal kerja yang belum optimal yang berpengaruh pada penurunan laba perusahaan 2. Terjadinya penurunan kas dari tahun 2008 sampai tahun 2010 3. Terjadinya penurunan persediaan pada tahun 2009 sampai tahun 2010 4. Adanya peningkatan hutang lancar pada tahun 2009 Masalah yang akan diteliti hanya dibatasi pada Pemanfaatan modal kerja yang belum optimal yang berpengaruh pada penurunan laba perusahaan. Berdasarkan pada pembatasan masalah maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini yaitu Bagaimanakah pemanfaatan modal kerja pada PT INDOSAT Tbk ?. Menurut Kasmir (2010:92) rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Rasio Likuiditas menurut fred Weston merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban (hutang jangka pendek). Artinya perusahaan mampu memenuhi hutang. Jenis-jenis rasio likuiditas yang dapat digunakan terdiri dari Rasio Lancar (current ratio) Rasio sangat lancar (quick ratio) Rasio kas (cash ratio) Ratio perputaran kas (cast turnover ratio) Inventory to net working capital Menurut Kasmir (2006) rasio modal kerja sama dengan rasio likuiditas. Rasio modal kerja atau likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk menganalisis atau menginterpretasikan posisi keuangan jangka pendek. (Munawir 2000 : 116) Rasio likuiditas mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat besarnya aktiva lancar relative terhadap hutang lancarnya. (Mamdhu Hanafi 2004 : 37). Likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar (Lukman Syamsyuddin 2004). Likuiditas merupakan perbandingan antara jumlah uang tunai dan aktiva lain yang dapat dilaksanakan dengan uang tunai disatu pihak dengan jumlah hutang lancar dipihak lain, juga dengan pengeluaran-pengeluaran untuk menyelenggarakan perusahaan dilain pihak. (Bambang Riyanto 2001 : 26) Modal kerja sangat penting dan dibutuhkan dalam menganalisis faktor intern dan ekstern perusahaan. Modal dapat bersumber dari dalam maupun luar perusahaan yang dikelola oleh pihak perusahaan dalam hal ini manajer keuangan. Seorang manajer keuangan mempunyai tugas dan fungsi sebagai pengambil keputusan artinya ia harus melakukan manajemen terhadap aktiva dan dana-dana perusahaan. Dimana dalam modal kerja dana yang akan digunakan untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari. Oleh karena itu, adalah sangat bermanfaat bila modal kerja PT INDOSAT Tbk dikaji demi kepentingan pengambilan keputusan yang tepat terlebih dalam kaitannya dengan aspek finansial. Modal kerja PT INDOSAT Tbk adalah tumpuan guna terlaksananya kegiatan operasional perusahaan itu sehari-hari dengan melihat lebih jauh mengenai pengalokasiannya pada aktiva lancar dan hutang lancarnya maka akan didapati gambaran yang lebih jelas perilaku modal kerja pada PT INDOSAT Tbk sehingga akan terlihat apakah modal kerja PT INDOSAT Tbk telah efektif dan efisien digunakan dalam hal pembiayaan kegiatan operasional perusahaan sehari-hari atau tidak. Aktiva lancar dan hutang lancar yang ada pada PT INDOSAT Tbk menjadi sentral penelitian ini karena dari pengelolaan yang berorientasi pada aktivitas perusahaan sehari-hari akan memberikan informasi demi termanfaatkannya modal kerja.
B. Metode Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif yaitu metode dengan memecahkan masalah secara sistematis dan faktual mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi (Johny Manaroinsong 2004 : 47). Melalui metode ini dapat diketahui keadaan nyata dari pemanfaatan modal kerja PT INDOSAT Tbk. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling yaitu penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Yang menjadi sampel adalah neraca pada laporan keuangan konsolidasi selama lima periode berturut-turut yaitu dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa analisis likuiditas. Dimana analisis likuiditas sama dengan analisis modal kerja, dengan menggunakan beberapa rasio likuiditas yang sesuai dengan keadaan perusahaan. 1. Current Ratio = uktu Iuncu Hutung Iuncu
Current ratio atau rasio lancar merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek atau hutang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. 2. Cash ratio = kus+c]ck Hutung Iuncu
Cash Ratio atau rasio kas merupakan alat yang dipergunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar hutang 3. Quick (acid test) Ratio = Aktu Iuncu -Pcscduun Hutung Luncu
Quick ratio atau Rasio cepat atau rasio sangat lancar merupakan ratio yang menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi atau membayar kewajiban atau hutang lancar (hutang jangka pendek) dengan aktiva lancar tanpa memperhitungan nilai persediaan.
C. Hasil Penelitian PT. Indosat Tbk didirikan dalam rangka Undang-Undang Penanaman Modal Asing No. 1 Tahun 1967 berdasarkan akta notaris Mohamad Said Tadjoedin S.H No. 55 tanggal 10 November 1967 di Negara Republik Indonesia. Akta Pendirian ini diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 26 tanggal 29 Maret 1968, dan Indosat memulai operasinya pada tahun 1969. Pada tahun 1980, Perusahaan dijual oleh American Cable and Radio Corporation (anak perusahaan dari International Telephone & Telegraph) kepada pemerintah Republik Indonesia dan Indosat menjadi Badan Usaha Milik Negara yang seluruh sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. Hingga sekarang, Indosat menyediakan layanan seluler, telekomunikasi internasional dan layanan satelit. Indosat merupakan perusahaan pertama yang menerapkan obligasi dengan konsep syariah pada tahun 2002. Setelah itu, pengimplementasian obligasi syariah Indosat mendapat peringkat AA+. Nilai emisi pada tahun 2002 sebesar Rp 175.000.000.000,00 dalam tenor lima tahun. Pada tahun 2005 nilai emisi obligasi syariah Indosat IV sebesar Rp 285.000.000.000,00. Pada tahun 2002 penerapan obligasi syariah tersebut diikuti oleh perusahaan-perusahaan lainnya. Pada akhir tahun 2002 Pemerintah Indonesia menjual 41,94% saham Indosat ke Singapore Technologies Telemedia Pte. Ltd. Pada tanggal 7 Februari 2003, Perusahaan memperoleh persetujuan dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dalam surat No. 14/V/PMA/2003 atas perubahan status dari Badan Usaha Milik Negara (Persero) menjadi Perusahaan Penanaman Modal Asing. Selanjutnya, pada tanggal 21 Maret 2003, perusahaan memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia atas perubahan Anggaran Dasar yang berkaitan dengan perubahan status hukum tersebut. Pada bulan November 2003 Indosat melakukan penggabungan usaha tiga anak perusahaannya (akuisisi) PT Satelindo, PT IM3, dan Bimagraha, sehingga menjadi salah satu operator selular utama di Indonesia Perusahaan ini bertujuan untuk menyelenggarakan jaringan dan/atau jasa telekomunikasi serta usaha teknologi informasi dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan dibawah ini: Menjalankan kegiatan penyediaan dan pelayanan jaringan dan/atau jasa telekomunikasi serta usaha teknologi informasi Menjalankan kegiatan perencanaan, pembangunan sarana dan pengadaaan fasilitas telekomunikasi serta usaha teknologi informasi termasuk pengadaan sumber daya yang mendukung Menjalankan kegiatan pengoperasian (yang meliputi juga pemasaran serta penjualan jaringan dan/atau jasa telekomunikasi serta usaha teknologi informasi yang diselenggarakan perusahaan), melakukan pemeliharaan, penelitian dan pengembangan sarana dan/atau fasilitas telekomunikasi serta usaha teknologi informasi dan penyelenggaraan pendidikan dan latihan (baik di dalam maupun di luar negeri) Menjalankan pelayanan yang berhubungan dengan pengembangan jaringan dan/atau jasa telekomunikasi serta usaha teknologi informasi Menjalankan transaksi pembayaran dan jasa pengiriman uang melalui jaringan telekomunikasi dan teknologi informasi. Berdasarkan data yang diperoleh penulis dari Neraca Konsolidasi PT. INDOSAT Tbk tahun 2006 2010, yaitu :
TABEL I. Permasalahan yang ditemukan (Dalam jutaan rupiah) Jenis permasalahan Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Kas 2.807.260 8.053.006 5.737.866 2.835.999 2.075.270 Persediaan 110.935 161.573 241.991 112.260 105.885 Aktiva lancar 5.665.432 10.794.127 9.691.773 7.139.627 6.158.854 Hutang Lancar 6.803.205 11.658.581 10.675.245 13.068.122 11.946.853 Laba 1.410.093 2.042.043 1.878.522 1.498.245 647.174 Keterangan: Data yang ada di atas di ambil lewat akses internet pada website www.indosat.com/laporan-tahunan dan www.idx.co.id
PT INDOSAT Tbk dalam aktivitasnya menunjukkan performa yang kurang baik, yang dapat dilihat dari Kas, Persediaan, Aktiva lancar dan Kewajiban lancar yang fluktuatif dari tahun 2006 2010 berdasarkan data laporan keuangan konsolidasi dari Laporan Auditor Independen dan tentunya ini berpengaruh terhadap kondisi Laba perusahaan. TABEL II. Hasil Analisis Data Tahun Current Ratio Cash Ratio Quick Ratio 2006 0,8 kali 40 % 0,8 kali 2007 0,9 kali 70 % 0,9 kali 2008 0,9 kali 53 % 0,9 kali 2009 0,5 kali 22 % 0,5 kali 2010 0,5 kali 17 % 0,5 kali
Dari table di atas dapat diketahui bahwa current ratio pada tahun 2006 sebesar 0,8 kali dan tahun 2007 sebesar 0,9 kali yang artinya jumlah aktiva lancar 0,9 kali hutang lancar atau bisa dikatakan setiap 1 rupiah dari hutang lancar dijamin oleh 0,9 harta lancar (aktiva lancar). Hal ini menandakan bahwa pada tahun 2007 keadaaan perusahaan berada pada kondisi yang tergolong baik dan masih dapat ditolerir jika kita menggunakan standar Current Ratio 1 kali, berbeda dengan tahun 2006 hanya sebesar 0,8 kali. Demikian juga pada tahun 2008, kondisi perusahaan sama dengan tahun 2007 dimana Current Ratio pada tahun 2008 sebesar 0,9 kali artinya kondisi perusahaan tergolong baik dan dapat di tolerir jika kita menggunakan standar Current Ratio 1 kali. Namun berbeda dengan tahun 2009 dan tahun 2010 dimana Current Ratio sebesar 0,5 kali, hal ini menandakan bahwa pada tahun 2009 dan tahun 2010 keadaan perusahaan kurang baik jika kita menggunakan standar Current Ratio 1 kali. Dari hasil yang ada jika kita menggunakan standar Cash Ratio sebesar 50%, maka keadaaan perusahaan pada tahun 2007 adalah di atas rata-rata yaitu 70% dimana perusahaan memiliki ketersediaan kas yang cukup untuk membayar Hutang lancarnya. Begitu pula pada tahun 2008 dimana Cash Ratio sebesar 53% yakni perusahaan masih memiliki kecukupan Kas untuk membayar Hutang. Namun pada tahun 2006, tahun 2009 dan tahun 2010 kondisi perusahaan menunjukkan keadaan kurang baik dimana Cash Ratio hanya 40%, 22% dan 17%, hal ini berarti perusahaan ada dalam kondisi yang memiliki risiko yang cukup tinggi jika dipandang dari Cash Ratio karena benar-benar tidak mampu membayar kewajiban yang ada pada perusahaan, hal ini bisa saja terjadi karena ada dana yang menggangur atau yang tidak atau belum diggunakan secara optimal. Namun pada perusahaan jasa telekomunikasi khususnya jaringan seluler hal seperti ini memang bisa terjadi karena untuk memperoleh keuntungan perusahaan biasanya harus mengeluarkan kas pribadi terlebih dahulu sehingga menyebabkan berkurangnya kas dan pada waktu yang bersamaan penerimaan mungkin masih dalam bentuk piutang, misalnya pelanggan prabayar atau paket bulanan. Dari tabel di atas, jika kita menggunakan standar untuk Quick Ratio sebesar 1 kali maka didapatkan bahwa pada tahun 2007 dan tahun 2008 dimana Quick Ratio sebesar 0,9 kali menggambarkan kondisi perusahaan masih tergolong baik dan perusahaan tidak perlu menjual persediaan untuk membayar utang lancar atau melunasi utang lancar. Namun pada tahun 2006, tahun 2009 dan tahun 2010 Quick Ratio hanya sebesar 0,8 dan 0,5 kali, kondisi ini menunjukkan bahwa perusahaan harus menjual persediaan bila hendak melunasi utang lancar, padahal untuk menjual persediaan pada harga normal sangatlah sulit kecuali perusahaan menjual dibawah harga pasar yang tentu saja bagi perusahaan akan sangat merugikan misalnya tarif telekomunikasi seluler yang akan bersaing dengan operator seluler lainnya.
D. Kesimpulan dan Saran Dari hasil pembahasan pada bab sebelumnya, maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Tahun 2007 merupakan penggunaan modal kerja yang paling efektif bagi perusahaan karena kecilnya resiko yang mungkin terjadi selama menjalankan perusahaan, dimana hal ini dijamin dengan adanya sumber-sumber modal kerja yang dapat digunakan untuk menutupi semua hutang lancar yang ada. Pada tahun 2008 perusahaan sanggup untuk mengelola modal kerja dengan sangat baik karena ditunjang dengan seluruh aktiva lancar yang ada pada tahun itu. 2. Pada tahun 2009 dan tahun 2010, jika perusahaan hanya mengandalkan kas sebagai sumber modal kerja maka perusahaan cukup kesulitan dalam melunasi hutang lancar, oleh karena itu perusahaan harus memiliki aset keuangan lancar lainnya. Pada tahun 2009 dan tahun 2010 perusahaan dalam keadaan yang kurang aman dengan modal kerja yang kurang efisien. Hal ini disebabkan kurangnya aktiva lancar yang ada pada perusahaan sedangkan tingginya hutang lancar pada saat itu, keadaan tersebut disebabkan karena kurangnya sumber pembiayaan modal kerja. 3. Aktiva lancar memiliki peran yang sangat penting dalam mengoptimalkan modal kerja perusahaan. Untuk membiayai seluruh kegiatan perusahaan serta menjamin hutang lancar yang ada pada perusahaan, seluruh aktiva lancar harus mengambil peran karena dengan demikian pengelolaan modal kerja akan menjadi sangat baik. Dengan kondisi PT. INDOSAT Tbk yang memiliki perubahan kas, persediaan, piutang yang fluktuatif setiap tahun, dibutuhkan pengelolaan dari seluruh aktiva lancar untuk menciptakan perusahaan yang sehat. Seluruh aktiva lancar harus dimanfaatkan secara optimal sebagai solusi agar perusahaan mampu mengelola perusahaan kearah yang lebih baik. 4. Hutang lancar pada PT. INDOSAT Tbk memiliki peran yang cukup signifikan dalam pengelolaan modal kerja perusahaan, karena semakin tinggi hutang lancar pada perusahaan akan berdampak pada efektifitas dan efisiensi modal kerja hal ini dapat dilihat pada tahun 2007 dan tahun 2008 perusahaan ada pada keadaan yang sangat baik karena hutang lancar tidak banyak dibandingkan dengan aktiva lancarnya. 5. Optimalisasi modal kerja pada PT. INDOSAT Tbk berbeda dengan yang ada pada perusahaan dagang. Modal kerja pada PT. INDOSAT Tbk sangat bergantung pada sumber modal kerja yang tidak menentu setiap tahun lewat perputaran piutang usaha. Optimalisasi modal kerja pada perusahaan jasa telekomunikasi seperti PT. INDOSAT Tbk terletak pada mengelola modal kerja yang ada dengan kondisi perusahaan yang memiliki perubahan aktiva lancar yang sangat besar. Optimalisasi modal kerja PT. INDOSAT Tbk yaitu dengan terus menyesuaikan dengan sumber modal kerja perusahaan sehingga efektifitas dan efisiensinya tidak bisa dihitung secara angka tetapi kualitas layanan karena ini adalah perusahaan jasa telekomunikasi.
Berdasarkan kesimpulan sebelumnya maka saran yang dapat penulis berikan sebagai berikut: 1. PT. INDOSAT Tbk hendaknya harus mengelola semua aktiva lancar sebaik mungkin agar modal kerja perusahaan dapat terus menjaga perusahaan tetap dalam keadaan sehat. 2. Optimalisasi modal kerja pada PT. INDOSAT Tbk harus dengan terus memperhatikan semua sumber modal kerja dan dikelola dengan baik. 3. Hutang lancar harus diminimalisir oleh perusahaan sebaik mungkin karena Hutang lancar sangat berpengaruh terhadap efisiensi modal kerja. 4. PT. INDOSAT Tbk hendaknya lebih lagi meningkatkan kualitas layanan telekomunikasi dan harus mampu bersaing dengan operator seluler lainnya dan memberikan inovasi dibidang jasa telekomunikasi dengan tetap menjaga efektifitas dan efisiensi penggunaan modal kerja perusahaan.
E. Daftar Rujukan
Kasmir. 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Kencana : Jakarta Kasmir, S.E, M.M (2008). Analisa Laporan Keuangan. Rajawali Pers, Jakarta Riyanto Bambang. 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. BPFE : Yogyakarta Munawir, 2000. Analisis Laporan Keuangan. Liberti : Yogyakarta Syamsuddin, Lukman. (2007). Manajemen Keuangan Perusahaan : Konsep Aplikasi dalam Perencanaan, Pengawasan dan Pengambilan Keputusan. PT.RajaGrafindo Persada : Jakarta Manaroinsong Johny. 2004. Metodologi Penelitian Ekonomi. Jurusan Ekonomi Fakultas Ilmu Sosial UNIMA : Tondano Hanafi, Mamdhu. 2004. Manajemen Keuangan. BPFE : Yogyakarta