Anda di halaman 1dari 27

MODUL 4 SOSIALISASI, ADVOKASI, DAN NEGOSIASI PROGRAM KESEHATAN HAJI DI DAERAH

I. DESKRIPSI SINGKAT

Penyelenggaraan Ibadah Haji, sebagaimana diamanahkan dalam Undang-Undang Nomor 13, tahun 2008, bertujuan untuk

memberikan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan yang sebaikbaiknya bagi Jemaah Haji sehingga Jemaah Haji dapat menunaikan ibadahnya sesuai dengan ketentuan ajaran agama Islam, dan untuk maksud tersebut, Pemerintah berkewajiban melakukan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan dengan menyediakan layanan

administrasi, bimbingan Ibadah Haji, Akomodasi, Transportasi, Pelayanan Kesehatan, keamanan, dan hal-hal lain yang diperlukan oleh Jemaah Haji.

Pembinaan ibadah haji adalah serangkaian kegiatan yang meliputi penyuluhan kesehatan dan adalah pembimbingan pemeriksaan, bagi jemaah haji. Pelayanan

perawatan

dan

pemeliharaan

kesehatan jemaah haji.

Berkaitan

dengan

Pelayanan

Kesehatan,

Menteri

Kesehatan

berkewajiban melakukan pembinaan dan pelayanan kesehatan

ibadah haji, baik pada

saat

persiapan maupun pelaksanaan

Penyelenggaraan Ibadah Haji dan kewaspadaan terhadap penularan penyakit yang terbawa oleh jemaah haji, yang dalam pelaksanaannya berkoordinasi dengan lintas sektor terkait dan pemerintah daerah.

Penyelenggaraan pelayanan

kesehatan haji

haji

adalah

rangkaian

kegiatan kesehatan,

kesehatan

meliputi

pemeriksaan

bimbingan dan penyuluhan kesehatan haji, pelayanan kesehatan, imunisasi, surveilans, SKD dan respon KLB, penanggulangan KLB dan musibah massal, kesehatan lingkungan dan manajemen

penyelenggaraan kesehatan haji.

Pembinaan dan pelayanan kesehatan bagi jemaah haji dilaksanakan secara menyeluruh yang meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif, dan dalam pelaksanaannya perlu kerjasama berbagai pihak terkait, sektor dan pemerintah daerah.

Agar pelaksanaan pembinaan dan pelayanan kesehatan dapat berjalan efektif dan efisien maka diperlukan kiat-kiat khusus untuk menunjang keberhasilan program kesehatan haji. Adapun kiat tersebut menggunakan: teknik fasilitasi, advokasi dan negosiasi. Diharapkan teknik tersebut dapat dikuasai oleh pengelola program kesehatan haji baik di Dinas Kesehatan Propinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

II. TUJUAN PEMBELAJARAN

A. Tujuan Pembelajaran Umum Setelah menyelesaikan modul ini pembelajar dapat melakukan Sosialisasi, Advokasi, dan Negosiasi penyelenggaraan program kesehatan haji kepada para pemangku kepentigan yang terkait di tingkat daerah

B. Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah menyelesaikan modul ini pembelajar dapat : 1. Menjelaskan prosedur kesehatan haji 2. Menjelaskan program Sosialisasi, Advokasi, dan Negosiasi penyelenggaraan kesehatan haji 3. Melaksanakan negosiasi program sosialisasi, haji advokasi kepada dan para umum penyelenggaraan Program

program

kesehatan

pemangku kepentigan yang terkait di tingkat daerah

III.

POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN A. Prosedur umum program soasalisasi, advokasi dan

negosiasi dalam penyelenggaraan program kesehatan haji di daerah B. Program sosialisasi, advokasi dan negosiasi dalam

penyelenggaraan kesehatan haji : 1. Prosedur Sosialisasi program kesehatan haji 2. Prosedur Advokasi program kesehatan haji

3. Prosedur Negosiasi program kesehatan haji

IV.

LANGKAH LANGKAH PROSES PEMBELAJARAN

Untuk memperlacar proses pembelajaran, disusunlah langkah-langkah sebagai berikut : A. Langkah 1 1. Kegiatan Fasilitator Kegiatan bina suasana dikelas a. Memperkenalkan diri b. Menyampaikan ruang lingkup bahasan c. Menggali pendapat pembelajar tentang Prosedur Advokasi Program kesehatan haji d. Menggali pendapat pembelajar tentang Prosedur Sosialisasi Program kesehatan haji e. Menggali pendapat pembelajar tentang Prosedur Negosiasi Program kesehatan haji 2. Kegiatan Peserta a. Mempersiapkan diri dan alat tulis yang diperlukan b. Pengemukakan pendapat atas pertanyaan fasilitator c. Mendengar dan mencatat hal-hal yang dianggap penting B. Langkah 2 1. Kegiatan Fasilitator a. Menyampaikan Pokok Bahasan 1, 2, 3, dan 4 tentang Prosedur umum, Prosedur advokasi, sosialisasi dan negosiasi program kesehatan haji

b. Memberikan

kesempatan

kepada

pembelajar

untuk

menanyakan hal-hal yang kurang jelas c. Memberikan pembelajar jawaban atas pertanyaan yang diajukan

2. Kegiatan Peserta a. Mendengar, mencatat dan menyimpulkan hal-hal yang dianggap penting b. Mengajukan pertanyaan sesuai dengan kesempatan yang diberikan c. Memberikan fasilitator jawaban atas pertanyaan yang diajukan

C. Langkah 3 1. Kegiatan Fasilitator a. Meminta kelas menjadi 5 kelompok, disesuaikan dengan

pokok bahasan dan memilih ketua, sekretaris dan penyaji. b. Meminta masing-masing kelompok untuk mendiskusikan penugasan yang diberikan. c. Meminta masing-masing kelompok untuk menuliskan hasil dikusi untuk disajikan d. Memberikan bimbingan pada proses diskusi

2. Kegiatan Peserta a. Membentuk kelompok diskusi dan memilih ketua, sekretaris dan penyaji. b. Mendengar, mencatat dan bertanya pada hal-hal yang kurang jelas pada fasilitator. c. Melakukan proses diskusi dan menuliskan hasil dikusi untuk disajikan. D. Langkah 4 1. Kegiatan Fasilitator a. Meminta masing - masing kelompok mempresentasikan hasil duskusi b. Memberikan masukan c. Merangkum hasil diskusi 2. Kegiatan Peserta a. Mengikuti proses penyajian atau praktek hasil duskusi b. Berperan aktif dalam proses dengan bertanya,

mengemukakan pendapat/ saran yang berguna dalam proses prembelajarn c. Merangkum hasil proses pembelajaran E. Langkah 5 1. Kegiatan Fasilitator a. Mengadakan evaluasi dengan melemparkan 5 pertanyaan sesuai topik pokok bahasan b. Memperjelas jawaban peserta terhadap masing masing pertanyaan

c. Bersama

peserta

merangkum

hasil

proses

hasil

pembelajaran

2.

Kegiatan Peserta a. Menjawab pertanyaan yang diajukan fasilitator b. Bersama fasilitator merangkum hasil proses hasil

pembelajaran

V. URAIAN MATERI A. POKOK BAHASAN 1BAHASAN I PROSEDUR UMUM SOSIALISASI, ADVOKASI, DAN NEGOSIASI PENYELENGGARAAN PROGRAM KESEHATAN HAJI DIDAERAH

1. Pengertian Sosialisasi

Dalam kamus Bahasa Inggris, fasilitasi (facilitate) adalah memudahkan.

Fasilitator

adalah

peran karena penyusun

seseorang dianggap kebijakan

atau mampu atau

lembaga/instansi/badan menjembatani peraturan lainnya. sebagai

dengan

masyarakat/lembaga/instansi/badan

Sehingga secara umum fasilitasi adalah satu proses atau penyediaan materi kelengkapan yang dilakukan untuk memudahkan seseorang/kelompok agar ke giatan suatu program dapat berhasil dicapai.

Agar penyampaian kegiatan suatu program dapat sukses maka diperlukan komunikasi yang dapat diterima dan ditanggapi serius oleh orang lain.

2. Teknik Fasilitasi Untuk keberhasilan suatu program kegiatan

diperlukan Tim bersama yang akan mempersiapkan serta mengelola pelaksanaan kegiatan berdasarkan kewenangan dan tugas masing-masing.

Langkah-langkah

berikut

merupakan

proses

pelaksanaan fasilitasi baik regional maupun lintas sektoral. a. Tahap Pembuka Melakukan menyiapkan perkenalan diskusi dengan terbuka tujuan dan

yang

menyenangkan.

Perkenalan

dengan

menyebutkan nama dan asal instansi serta Tim penyelenggara b. Tahap Penjelasan Melakukan penyampaian maksud dan tujuan, alur proses dan waktu pelaksanaan c. Tahap Pemaparan Melakukan proses pembahasan kebijakan, latar belakang dan tujuan kebijakan d. Tahap curah pendapat Tanggapan peserta terhadap substansi

rancang kebijakan

e. Tahap tanya jawab Berkaitan dengan substansi dan tema penting dari draft kebijakan yang dirumuskan 3. Tahap diskusi Diskusi berdasarkan tema kebijakan a. Tahap kesimpulan hasil diskusi dan rencana tindak lanjut, berdasarkan masukan atau proses pembahasan draft kebijakan b. Tahap Perumusan hasil diskusi dan pengelompokan masukan didasarkan pada masukan yang bersifat umum, perbaikan redaksional, sistematika draft kebijakan,

penambahan pasal atau ayat baru dan penghapusan pasal atau ayat baru.

4. Materi kelengkapan Dalam mempersiapkan penyelenggaraan suatu kegiatan atau program seorang fasilitator akan membuat daftar alat dan bahan yang dibutuhkan, meliputi: a. Publikasi, Publikasi diperlukan untuk menyebarluaskan informasi tentang pelaksanaan kegiatan. Media publikasi yang biasa dipergunakan antara lain:spanduk, leafleat/brosur, display dan press release

10

b. Dokumentasi Dokumentasi dalam proses penyelenggaraan merupakan suatu bentuk akuntabilitas publik dalam suatu perumusan kebijakan sekaligus justifikasi suatu usulan. Peralatan dokumentasi yang diperlukan adalah tape recorder, handycam, kamera, komputer/laptop, bloknote dan alat tulis lain.

5. Perlengkapan administrasi Perlengkapan administrasi seperti: daftar hadir, format biodata, lembar evaluasi dan lembar isian.

6. Peralatan tulis menulis Peralatan tulis menulis yang sering digunakan: kertas

transparansi, spidol, white board, LCD proyektor, kertas dan notebook

7.

Perlengkapan seminar Penyelenggara harus menyediakan perlengkapan seminar yang terdiri dari blok note, alat tulis, ID card, map dan materi.

8.

Tata letak ruangan Perlu diperhatikan agar memberikan kenyamanan. Setting

ruangan berbentuk kelas atau teater dinilai kurang efektif untuk berdiskusi. Sementara setting berbentuk U lebih memberikan kenyamanan untuk berdiskusi. Pencahayaan ruangan yang

11

memadai

dan

suhu

ruangan

juga

akan

mempengaruhi

kenyamanan peserta. Pencahayaan ruangan pada bagian display hendaknya tidak terlalu terang, jika terlalu terang akan

mempengaruhi kualitas tampilan presentasi.

9. PENGERTIAN ADVOKASI

Dalam Kamus Bahasa Inggris, kata advokasi (advocasy) berarti sokongan atau dukungan, anjuran, tindakan pembelaan. Istilah advokasi dibidang kesehatan dimulai sejak tahun 1984 oleh WHO sebagai salah satu strategi dalam Promosi Kesehatan. Untuk mewujudkan visi dan misi dari promosi kesehatan secara efektif menggunakan 3 strategi pokok yaitu: advokasi, social support dan empowerment.

Advokasi diartikan sebagai upaya pendekatan terhadap seseorang atau badan/organisasi yang diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan suatu program atau kegiatan yang

dilaksanakan.

Oleh karena itu sasaran dari advokasi adalah para pemimpin atau pengambil kebijakan atau pembuat keputusan baik di institusi pemerintah maupun swasta. Dalam melakukan advokasi, komunikasi merupakan hal yang sangat penting. Untuk itu diperlukan komunikasi efektif dengan

12

kiat-kiat sebagai berikut: jelas, benar, kongkret, lengkap, ringkas, menyakinkan, konstektual, berani, sopan dan hati-hati.

Tujuan dari advokasi adalah memperoleh a. Komitmen politik ( Political Commitment ); Komitmen penentu kebijakan atau pembuat keputusan sangat penting untuk mendukung atau mengeluarkan peraturan kesehatan yang berkaitan dengan masyarakat. b. Dukungan Kebijakan ( Policy support ); Dengan adanya komitmen politik maka perlu ditindak lanjuti lagi dengan advokasi lagi agar dikeluarkan kebijakan untuk mendukung program yang telah memperoleh komitmen tersebut. C. Penerimaan Sosial ( Social acceptance ); Diterimanya suatu program kesehatan oleh masyarakat untuk itu perlunya sosialisasi program ke masyarakat d. Dukungan sistem ( System support ); Agar suatu program kesehatan berjalan dengan baik maka perlu sistem atau prosedur yang jelas mendukung

Metode atau teknik advokasi adalah sebagai berikut: a. Lobi politik ( political lobying ) b. Presentasi/Seminar c. Media (press release, spanduk, poster/leafleat,

d. Perkumpulan

13

Unsur-unsur advokasi adalah: a. Menetapkan tujuan b. Pemanfaatan data dan penelitian c. Identifikasi sasaran (masyarakat)

d. Pengembangan dan penyampaian pesan e. Membuat presentasi yang persuasif f. Penggalangan dana

g. Evaluasi

Pendekatan utama advokasi yaitu: a. Melibatkan para pemimpin b. Bekerja dengan media massa c. Membangun kemitraan

d. Memobilisasi massa e. Membangun kapasitas

Langkah-langkah Advokasi: a. Tahap Persiapan Persiapan advokasi yang paling penting adalah adalah

menyusun bahan/materi atau instrumen advokasi. Bahan advokasi berisi data, informasi sebagai evidence base yang dikemas dalam bentuk tabel, grafik atau diagram yang menjelaskan besarnya masalah kesehatan, akibat atau dampak masalah, dampak ekonomi dan program yang

diusulkan/proposal program.

14

b. Tahap Pelaksanaan Tergantung dari metode atau cara advokasi

c. Tahap Penilaian Keberhasilan dari advokasi adalah sebagai berikut: 1) Dikeluarkannya UU, PP, Perda, Kepmen, SK Bupati, dll 2) Meningkatnya anggaran kesehatan dan adanya bantuan sarana

10. PENGERTIAN NEGOSIASI

Dalam Bahasa Inggris negosiasi (negotiation) adalah perundingan. Menurut Fisher dan Ury, negosiasi adalah komunikasi dua arah yang dirancang untuk mencapai kesepakatan pada saat kedua belah pihak memiliki kepentingan yang berbeda. Menurut Gary Godpaster, negosiasi adalah proses interaksi dan komunikasi yang dinamis dan beraneka ragam, mengandung seni dan penuh rahasia, untuk mencapai suatu tujuan yang dianggap menguntungkan para pihak

Syarat Negosiasi yang Efektif: a. Para pihak bersedia bernegosiasi secara sukarela berdasarkan kesadaran yang penuh (willingness) b. Para pihak memiliki kesiapan untuk melakukan negosiasi (preparednees) c. Para pihak memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan (authoritative)

15

d. Para pihak memiliki kekuatan yang relatif seimbang (relative

equal bargaining power)


e. Para pihak memiliki kemauan menyelesaikan masalah (sense

problem solving)

Bentuk dan Teknik Negosiasi a. Negosiasi kompetitif vs Negosiasi kooperatif (G. Williams) b. Negosiasi bertumpu pada posisi

(positional based) vs

Negosiasi bertumpu pada kepentingan (interest based) (Fisher dan Ury) c. Negosiasi bersifat keras (hard) vs Negosiasi bersifat lunak

(soft) (Fisher dan Ury)


d. Negosiasi bersaing (menang kalah) vs Negosiasi kompromi (Gary Godpaster)

Teknik Negosiasi Kompetitif a. Mengajukan permintaan awal yang sangat tinggi pada awal negosiasi b. Menjaga tuntutan agar tetap tinggi sepanjang proses negosiasi dilangsungkan (maintaining

high level of

demands)
c. Konsesi diberikan sangat langka / jarang / sangat terbatas

d. Menganggap perunding lain sebagai musuh atau lawan e. Sering menggunakan cara yang berlebihan, kasar,

ancaman, dan melemparkan tuduhan-tuduhan untuk menciptakan ketegangan dan tekanan terhadap lawan

16

Teknik Negosiasi Kooperatif a. Menganggap negosiator lawan sebagai mitra kerja untuk mencari common ground b. Melakukan komunikasi yang menjajaki kepentingan dan nilai-nilai bersama (shared interest and values) c. Menggunakan rasio dan akal sehat

d. Membangun atmostfir yang positif untuk saling percaya e. Mencari penyelesaian yang adil berdasar analisis yang obyektif

Perbandingan Teknik Negosiasi a. Soft (lunak) 1) Para perunding adalah teman 2) Tujuan Perundingan adalah kesepakatan 3) Lunak terhadap orang maupun masalah 4) Memberi konsesi untuk membina hubungan 5) Mempercayai perunding lawan 6) Mudah untuk merubah posisi 7) Mengemukakan tawaran 8) Mengalah untuk / asalkan mencapai kesepakatan 9) Mencari satu jawaban: sesuatu yang dapat diterima secara menyenangkan oleh pihak / perunding lawan 10) Bersikeras terhadap perlunya kesepakatan 11) Mencegah persaingan kepentingan 12) Menerima untuk ditekan

17

b. Hard (keras) 1) Perunding dipandang sebagai musuh (adversaries) 2) Tujuan semata-mata untuk mencapai kemenangan 3) Keras terhadap orang maupun masalah 4) Menuntut konsesi sebagai prasayarat dari pembinaan hubungan 5) Tidak mempercayai lawan 6) Menggali semakin dalam/memperkuat posisi 7) Membuat ancaman 8) Menuntut perolehan sepihak sebagai harga dari kesepakatan (win-lose) 9) Mencari suatu jawaban: sesuatu yang harus diterima oleh perunding lawan 10) Bersikeras terhadap posisi yang diinginkan 11) Memenangkan persaingan kepentingan 12) Menerapkan tekanan

Resiko penerapan kedua Teknik Negosiasi diatas: Keras VS Keras Buntu, Gagal Keras VS Lunak Menang, kalah Lunak VS Lunak Semu

18

Karakteristik Principled Negotiation (Interest Based Negotiation) a. Para perunding adalah pemecah masalah b. Tujuannya mencapai hasil yang bijaksana mencerminkan kebutuhan dan kepentingan para pihak c. Lunak terhadap orang, keras terhadap permasalahan (untuk mencapai kesepakatan) d. Pisahkan antara orang dengan masalah e. Kepercayaan dibangun berdasarkan situasi dan kondisi (tidak bergantung pada kepercayaan yang sudah pre

occupied)
f. Fokus pada kepentingan bukan pada posisi

g. Menelusuri kepentingan h. Menggali pilihan semaksimal mungkin untuk mencapai hasil yang diterima para pihak i. Mengembangkan pilihan terlebih dahulu sebelum memutuskan j. k. Bersikukuh pada kriteria obyektif Berupaya mencari kesepakatan / hasil berdasarkan keinginan bersama l. Mendayagunakan argumentasi dan terbuka terhadap alasan perunding lawan

19

Cara Melakukan Negosiasi Berdasar Kepentingan (Principied Negotiation)

a. Tahap Persiapan 1) Indentifikasi kepentingan atau kebutuhan anda 2) Berspekulasi dengan kepentingan / kebutuhan pihak lain

b. Tahap Negosiasi (tawar menawar) 1) Bangunlah kontak hubungan pertama dan

suasana yang kondusif 2) Sampaikan tujuan dan arti penting negosiasi 3) Mulailah bernegosiasi dengan cara saling

memberitahukan kepentingan anda (ungkapkan dan dengarkan) 4) Bingkailah masalah sebagai tujuan bersama untuk mempertemukan kebutuhan pihak-pihak terkait 5) Carilah cara-cara untuk memperbesar kue yang akan dibagi 6) Buatlah pilihan-pilihan masalah, berganda dan jika untuk menemui

menyelesaikan

kemacetan kembalilah ke prosedur awal dan ditinjau kembali kepentingan-kepentingan pihak lain

20

7) Evaluasi pilihan-pilihan pemecahan (sejauh mana pilihan tersebut dapat bersama) 8) Pilih / modifikasi pilihan-pilihan mana semua berdasarkan yang pihak paling (cari memenuhi kebutuhan

pertimbangan memenuhi

pilihan

kebutuhan

penyelesaian masalah yang paling elegan) 9) Susunlah kesepakatan bagaimana) rencana (siapa, untuk apa, melaksanakan dimana, kapan,

Tahap-Tahap Negosiasi

a. Orientasi dan mengatur posisi 1) Negosiator mulai membuka kontak satu sama lain 2) Negosiator mengembangkan / mengatur posisi, dengan

membicarakan kekuatan kasus yang ada untuk dinegosiasikan 3) Menentukan posisi pembuka: (a) Maximalist , meminta sesuatu lebih dari yang sesungguhnya (b) Equitable, posisi fair bagi dua belah pihak (c) Integrative, pencarian solusi untuk kepentingan bersama

21

b. Beragumentasi 1) 2) Para pihak saling memberikan argumentasi Berusaha mengetahui posisi yang sesungguhnya (real position) dari pihak lawan 3) 4) Kekuatan dan kelemahan masing-masing mulai terlihat Saling meminta dan memberi konsesi

c. Keadaan darurat dan kritis 1) Kondisi mendekati batas waktu (deadlines), menurut Pasal 6 ayat (2) UU No.30 Tahun 1999 maksimal 14 hari harus selesai 2) Harus saling memberi isyarat tentang konsesi dan alternatif baru (apa dan bagaimana) yang sebaiknya dikembangkan

d. Formulasi Kesepakatan 1) Setelah berhasil mencapai kesepakatan, para pihak menyiapkan rincian akhir kesepakatan 2) Formalisasi kesepakatan, dibuat dalam perjanjian tertulis (vide: Pasal 1851 KUHPerdata, Pasal 6 ayat (7) UU No.30 Tahun 1999

22

B. POKOK BAHASAN 2 PROGRAM SOSIALISASI, ADVOKASI DAN NEGOSIASI DALAM PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI : 1. Prosedur Sosialisasi program kesehatan haji a. Bersumber Anggaran Pusat 1) Pengelola menyusun program rencana di dinas kesehatan kegiatan Kab/kota program

sosialisasi

kesehatan haji tahun yang akan datang. 2) Mengusulkan anggaran rencana sosialisasi program kesehatan haji ke bagian perencanaan kesehatan haji Depkes, dengan melampirkan proposal sosialisasi

kesehatan haji tahun yang akan datang.

b. Bersumber Anggaran Propinsi 1) Pengelola program di dinas kesehatan Kab/kota menyusun rencana sosialisasi kegiatan program kesehatan haji tahun yang akan datang. 2) Mengusulkan anggaran rencana sosialisasi program

kesehatan haji ke bagian program kesehatan haji di dinas kesehatan propinsi. 3) Dinas kesehatan Propinsi bagian program kesehatan haji akan merekap seluruh usulan rencana sosialisasi dari kab/Kota untuk mendapatkan anggaran melalui APBD Propinsi.

23

c. Bersumber Anggaran Kab/Kota 1) Pengelola menyusun program rencana di dinas kesehatan kegiatan Kab/kota program

sosialisasi

kesehatan haji tahun yang akan datang yang terdiri dari : a) Menentukan waktu b) Menentukan sasaran c) Menentukan tempat d) Menyiapkan materi e) Menyiapkan narasumber f) Menentukan sumber anggaran

2) Mengusulkan anggaran rencana sosialisasi program kesehatan haji ke bagian perencanaan di dinas kes kab/kota untuk tahun yang akan datang. 3) Setelah anggaran tersedia pengelola program membuat rencana pelaksanaan sosialisasi program kesehatan haji yang melibatkan lintas sektor terkait, yang akan difasilitasi oleh Pemda Kab/Kota. 4) Pengelola program membuat surat ke Pemda cq Sekda berisi telah staf untuk sosialisasi program kesehatan haji. Untuk kemudian Pemda membuat surat undangan pertemuan sosialisasi yang melibatkan lintas sektor terkait. 5) Tersusunnya Rencana tindak lanjut program kesehatan haji untuk kab/kota, sebagai masukan bagi Pemda.

24

2. Prosedur Advokasi Program Kesehatan Haji a. Bersumber Anggaran Pusat 1) Pengelola program di dinas kesehatan Kab/kota menyusun rencana advokasi kegiatan program kesehatan haji tahun yang akan datang. 2) Mengusulkan anggaran rencana advokasi program

kesehatan haji ke bagian perencanaan kesehatan haji Depkes, dengan melampirkan proposal program

kesehatan haji tahun yang akan datang.

b. Bersumber Anggaran Propinsi 1) Pengelola program di dinas kesehatan Kab/kota menyusun rencana advokasi kegiatan program kesehatan haji tahun yang akan datang. 2) Mengusulkan anggaran rencana advokasi program

kesehatan haji ke bagian program kesehatan haji di dinas kesehatan propinsi. 3) Dinas kesehatan Propinsi bagian program kesehatan haji akan merekap seluruh usulan rencana advokasi dari kab/Kota untuk mendapatkan anggaran melalui APBD Propinsi.

c.

Bersumber Anggaran Kab/Kota 1) Pengelola program di dinas kesehatan Kab/kota

menyusun rencana advokasi kegiatan program kesehatan haji tahun yang akan datang.

25

2) Mengusulkan

anggaran

rencana

advokasi

program

kesehatan haji ke bagian perencanaan di dinas kes kab/kota untuk tahun yang akan datang. 3) Setelah anggaran tersedia pengelola program membuat rencana pelaksanaan advokasi program kesehatan haji yang melibatkan lintas sektor terkait, yang akan

difasilitasi oleh Pemda Kab/Kota. 4) Pengelola program membuat surat ke Pemda cq Sekda berisi telah staf untuk advokasi program kesehatan haji. Untuk kemudian Pemda membuat surat undangan pertemuan advokasi yang melibatkan lintas sektor terkait. 5) Tersusunnya Rencana tindak lanjut program kesehatan haji untuk kab/kota, sebagai masukan bagi Pemda.

d. Prosedur Negosiasi Program Kesehatan Haji 1) Kegiatan negosiasi dari pengelola program Kab/Kota dapat dilakukan langsung kepada bagian perencanaan dinas kesehatan kab/kota. 2) Pengelola program mendampingi bagian perencanaan pada saat pembahasan anggaran di Pemda untuk melakukan negosiasi dengan Bappeda tentang pentingnya program yang diusulkan. 3) Secara informal dapat dilakukan dengan pihak-pihak terkait dengan pendekatan interapersonal.

VI. PUSTAKA RUJUKAN

26

1. Negosiasi, Moh. Jamin,S.H., M.Hum, Muh. Rustamaji,S.H, Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Solo. 2. Ketrampilan Fasilitasi Konsultasi Publik, Bagian 6, 3. Beberapa Teknik Fasilitasi, Dani Wahyu Munggoro dan Budhita Kismadi atas budi baik bapak Yando Zakaria 4. Teknik-teknik pelatihan dan fasilitasi, 5. Kerangka acuan Pentaloka Advokasi dan Komunikasi hasil penelitian Badan Litbangkes 6. Advokasi dalam Promkes, Mirzal Tawi,13 Mei 2008 7. Pedoman Teknis Pemeriksaan Keseahtan Calon Jemaah Haji Indonesia. 8. 9. Buku Kesehatan Jemaah Haji (BKJH) Cetakan 2005. Modul Prosedur dan Standar Pemeriksaan Kesehatan CJH

27

Anda mungkin juga menyukai