Disusun Oleh :
Guntur Arjuna (0931410010)
ANALISA KASUS
Dalam kasus IPDN ini teori yang sesuai adalah teori etika kewajiban,etika hak, etika moralitas dan etika utilitarianisme.Berikut uraian dan penjelasannya : 1. Teori Etika Moralitas Dalam etika moralitas, suatu tindakan dianggap benar jika tindakan itu mendukung perilaku karakter yang baik (bermoral) dan dianggap salah jika tindakan ini mendukung perilaku karakter yang buruk (tidak bermoral). Kekerasan-kekerasan yang terjadi di IPDN selama ini hanyalah semata karena budaya senioritas yang sudah lama diterapkan dalam instansi pendidikan tersebut. Penganiayaan terhadap junior mereka dianggap wajar untuk mendidik watak dan menumbuhkan jiwa kepemimpinan yang mereka akui. Padahal kekerasan yang dilakukannya sangat melanggar moral, karena unsur penganiayaan atau tindak kekerasan yang mereka lakukan termasuk dalam karaketer perilaku yang tidak bermoral(buruk). Moral hanyalah menganjurkan untuk bertindak secara halus dan mengandung nilai nilai yang positif. 2. Teori Etika Utilitarianisme Kasus kekerasan pada IPDN ini melanggar etika bedasarkan teori etika utilitarianisme karena terlihat jelas sistem pendidikan IPDN ini tidak memberi manfaat terhadap peningkatan derajat manusia, malah merugikan masyarakat pada umumnya. Dalam tinjauan teori ini, tindakan kekerasan adalah semua bentuk ucapan, perbuatan dan tingkah laku yang secara sosial-psikologis sangat merugikan masyarakat, melanggar norma susila, dan menyerang keselamatan warga masyarakat,dalam hal ini terkait dengan siswa IPDN yang menjadi korban kekerasan. Orang tua siswa IPDN yang menjadi korban juga mengalami kerugian dalam bentuk sosiologis dan psikologis. Orang tua manapun pasti tidak menginginkan anaknya dianiaya sedemikian rupa dengan apapun maksud dan alasannya. Tingkah laku atau tindak kekerasan yang im-moral dan anti-sosial pada IPDN itu banyak menimbulkan reaksi kejengkelan dan kemarahan di kalangan masyarakat dan jelasnya sangat merugikan umum.
3. Teori Etika Kewajiban Dalam setiap kasus yang timbul, dibalik itu pasti ada orang/ badan yang bertanggung jawab. Dalam hal kasus yang berkenaan dengan kekerasan dalam bidang pendidikan,pemerintahlah yang mempunyai kewajiban dalam penuntasan kasus ini. Pemerintah dan semua pihak yang terkait dengan masalah ini harus segera melakukan pengkajian ulang yang lebih mendasar guna menemukan pokok persoalan yang bersifat mendasar dan komprehensif. Jika tidak, kekerasan demi kekerasan dan berbagai perilaku sosial yang tidak berperikemanusiaan akan terus terjadi dan terulang dalam rentang waktu yang tidak terbatas. Pengusutan secara tuntas adalah satu keharusan yang tidak bisa ditawar lagi. Siapa pun yang terlibat kasus ini mesti dibawa ke pengadilan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya sesuai dengan hukum yang berlaku. Berkaitan dengan kasus yang dapat dibilang cukup parah ini, sudah saatnya pemerintah, terutama Presiden, bersikap lebih tegas, menindak semua pihak yang terlibat dan mencari solusi alternatif pendidikan yang lebih baik di masa depan. 4. Teori Etika Hak Praktik kekerasan di IPDN telah mengarah pada tindakan pelanggaran HAM berat, yakni pelanggaran terhadap hak hidup dan hak untuk tidak disiksa Kekerasan yang di lakukan di IPDN tidak mencerminkan adanya tanggung jawab atas kebebasan setiap Praja untuk mendapatkan pendidikan yang layak, Pelanggaran etika hak yang sangat krusial juga dilakukan oleh pihak IPDN yang memalsukan sebab-sebab kematian dari beberapa siswa yang menjadi korban. Korban yang sudah meninggal langsung disuntik formalin tanpa persetujuan terlebih dahulu dari pihak keluarga korban. Ini jelas-jelas sangat melanggar hak dari pihak yang dirugikan.