Anda di halaman 1dari 4

Tugas 4 ETIKA PROFESI

Menganalisa Kasus Menggunakan Skema dan Alur

Disusun Oleh :
Guntur Arjuna (0931410010)

JURUSAN TEKNIK KIMIA POLITEKNIK NEGERI MALANG 2012 ARTIKEL KASUS

Praja IPDN asal Jakarta meninggal dunia


Jumat, 25 Mei 2012 14:13 WIB Bandung (ANTARA News) - Seorang mahasiswa Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) dari daerah DKI Jakarta, Yudi Wardhana Siregar (22) meninggal dunia di Rumah Sakit Al Islam Kota Bandung, Jumat dini hari, karena sakit. "Dari keterangan pihak keluarganya, pasien yang bernama Yudi Wardana ini ternyata sudah mengeluhkan rasa sakit di bagian kepalanya sejak dua pekan yang lalu," kata Divisi Pemasaran RS Al Islam dr Wendi Adam. Ketika ditanyakan apakah ada luka memar atau luka bekas tindak kekerasan pada Yudi, dr Wendi menuturkan tidak ada bekas luka memar atau tanda kekerasan pada praja IPDN tingkat empat ini. "Nggak ada itu (tanda bekas kekerasan atau luka memar). Namun yang pasti ketika dirujuk atau masuk ke sini sudah dalam kondisi berat keadaannya," ujar dia. Yudi yang diketahui berkuliah di Fakultas Ilmu Politik dan Pemerintahan IPDN Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jabar, dirujuk ke RS Al Islam pada Rabu (23/5) sekitar pukul 21.40 WIB. Praja tersebut, kata dia, sempat ditangani di bagian HCU (High Care Unit) RS Al Islam karena mengalamai demam dan infeksi berat.Menurut dia, rasa sakit kepala yang dirasakan oleh Yudi diduga karena ada masalah di bagian selaput otaknya. Jenazah Yudi saat ini telah dibawa dari kamar jenazah RS Al Islam Kota Bandung dan rencananya akan dibawa ke Jakarta untuk disemayamkan di sana.Humas Institut Pemerintah Dalam Negeri (IPDN) Sudaryana membenarkan bahwa praja asal DKI Jakarta itu meninggal dunia dikarenakan sakit. "Jadi yang jelas, Yudi meninggal dunia karena sakit setelah sebelumnya dirawat di RS Al Islam," ujar Sudaryana ketika dihubungi melalui teleponnya. (ANT) Editor: Desy Saputra

ANALISA KASUS

Dalam kasus IPDN ini teori yang sesuai adalah teori etika kewajiban,etika hak, etika moralitas dan etika utilitarianisme.Berikut uraian dan penjelasannya : 1. Teori Etika Moralitas Dalam etika moralitas, suatu tindakan dianggap benar jika tindakan itu mendukung perilaku karakter yang baik (bermoral) dan dianggap salah jika tindakan ini mendukung perilaku karakter yang buruk (tidak bermoral). Kekerasan-kekerasan yang terjadi di IPDN selama ini hanyalah semata karena budaya senioritas yang sudah lama diterapkan dalam instansi pendidikan tersebut. Penganiayaan terhadap junior mereka dianggap wajar untuk mendidik watak dan menumbuhkan jiwa kepemimpinan yang mereka akui. Padahal kekerasan yang dilakukannya sangat melanggar moral, karena unsur penganiayaan atau tindak kekerasan yang mereka lakukan termasuk dalam karaketer perilaku yang tidak bermoral(buruk). Moral hanyalah menganjurkan untuk bertindak secara halus dan mengandung nilai nilai yang positif. 2. Teori Etika Utilitarianisme Kasus kekerasan pada IPDN ini melanggar etika bedasarkan teori etika utilitarianisme karena terlihat jelas sistem pendidikan IPDN ini tidak memberi manfaat terhadap peningkatan derajat manusia, malah merugikan masyarakat pada umumnya. Dalam tinjauan teori ini, tindakan kekerasan adalah semua bentuk ucapan, perbuatan dan tingkah laku yang secara sosial-psikologis sangat merugikan masyarakat, melanggar norma susila, dan menyerang keselamatan warga masyarakat,dalam hal ini terkait dengan siswa IPDN yang menjadi korban kekerasan. Orang tua siswa IPDN yang menjadi korban juga mengalami kerugian dalam bentuk sosiologis dan psikologis. Orang tua manapun pasti tidak menginginkan anaknya dianiaya sedemikian rupa dengan apapun maksud dan alasannya. Tingkah laku atau tindak kekerasan yang im-moral dan anti-sosial pada IPDN itu banyak menimbulkan reaksi kejengkelan dan kemarahan di kalangan masyarakat dan jelasnya sangat merugikan umum.

3. Teori Etika Kewajiban Dalam setiap kasus yang timbul, dibalik itu pasti ada orang/ badan yang bertanggung jawab. Dalam hal kasus yang berkenaan dengan kekerasan dalam bidang pendidikan,pemerintahlah yang mempunyai kewajiban dalam penuntasan kasus ini. Pemerintah dan semua pihak yang terkait dengan masalah ini harus segera melakukan pengkajian ulang yang lebih mendasar guna menemukan pokok persoalan yang bersifat mendasar dan komprehensif. Jika tidak, kekerasan demi kekerasan dan berbagai perilaku sosial yang tidak berperikemanusiaan akan terus terjadi dan terulang dalam rentang waktu yang tidak terbatas. Pengusutan secara tuntas adalah satu keharusan yang tidak bisa ditawar lagi. Siapa pun yang terlibat kasus ini mesti dibawa ke pengadilan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya sesuai dengan hukum yang berlaku. Berkaitan dengan kasus yang dapat dibilang cukup parah ini, sudah saatnya pemerintah, terutama Presiden, bersikap lebih tegas, menindak semua pihak yang terlibat dan mencari solusi alternatif pendidikan yang lebih baik di masa depan. 4. Teori Etika Hak Praktik kekerasan di IPDN telah mengarah pada tindakan pelanggaran HAM berat, yakni pelanggaran terhadap hak hidup dan hak untuk tidak disiksa Kekerasan yang di lakukan di IPDN tidak mencerminkan adanya tanggung jawab atas kebebasan setiap Praja untuk mendapatkan pendidikan yang layak, Pelanggaran etika hak yang sangat krusial juga dilakukan oleh pihak IPDN yang memalsukan sebab-sebab kematian dari beberapa siswa yang menjadi korban. Korban yang sudah meninggal langsung disuntik formalin tanpa persetujuan terlebih dahulu dari pihak keluarga korban. Ini jelas-jelas sangat melanggar hak dari pihak yang dirugikan.

Anda mungkin juga menyukai