Anda di halaman 1dari 24

STATUS UJIAN ILMU PENYAKIT SARAF CASE REPORT

Pembimbing : Dr. Tumpal, Sp.S

Disusun oleh : Eva Mariana 0861050135

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT SARAF PERIODE 9 JULI 2012 4 AGUSTUS 2012 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA JAKARTA

TRANSIENT ISCHEMIC ATTACK Gangguan dalam fungsi otak yang berlangsung kurang dari 1 jam yang disebabkan oleh penyumbatan sementara suplai darah otak.

Penyebab dan gejala TIA adalah sama dengan stroke iskemik. TIA berbeda dengan stroke iskemik karena gejala hilang dalam waktu 1 jam.

Gejala meenunjukkan diagnosis, tetapi pemeriksaan radiologi dan laboratorium darah juga perlu dilakukan Mengontrol tekanan darah tinggi, kadar kolesterol tinggi, dan kadar gula darah tinggi dan tidak merokok adalah hal yang dianjurkan. Obat-obatan untuk membuat darah cenderung tidak menggumpal dan kadang-kadang operasi (endarterektomi) atau angioplasti digunakan untuk mengurangi risiko stroke setelah TIA. TIA mungkin merupakan tanda peringatan dari stroke iskemik yang akan datang. Orang yang telah memiliki TIA jauh lebih mungkin untuk mengalami stroke dibandingkan mereka yang tidak. Sekitar setengah dari stroke terjadi dalam waktu 1 tahun, dan banyak terjadi dalam beberapa hari TIA. Menyadari TIA dan memiliki penyebabnya diidentifikasi dapat membantu mencegah stroke. TIA yang paling sering terjadi pada orang dewasa hingga lanjut usia. TIA berbeda dengan stroke iskemik karena, setelah TIA, gejala hilang secara lengkap dan cepat. Para ahli dulu berpikir bahwa gejala mungkin hilang lebih cepat karena TIA tidak menyebabkan kerusakan otak secara permanen. Artinya, tidak ada sel otak mati. Namun, kebanyakan ahli sekarang berpikir bahwa TIA adalah stroke iskemik kecil. Artinya, dalam TIA, seperti pada stroke iskemik, sel-sel otak mati. Perbedaannya adalah bahwa di TIA, kerusakan biasanya sangat kecil. Penyebab Penyebab TIA dan stroke iskemik sebagian besar sama. TIA paling banyak terjadi ketika thrombus atau dari bahan lemak (ateroma atau plak) akibat aterosklerosis berjalan dari hati atau dari dinding arteri, dan dengan perjalanan melalui aliran darah (menjadi embolus), dan masuk ke arteri yang memasok otak. Kadang-kadang, TIA merupakan manifestasi dari tingkat oksigen yang sangat rendah dalam darah, kekurangan berat sel darah merah (anemia), keracunan karbon monoksida, darah mengental (seperti dalam polisitemia), atau tekanan darah yang sangat rendah (hipotensi), terutama ketika arteri ke otak sudah menyempit. Gejala Gejala TIA terjadi tiba-tiba. Mereka identik dengan stroke iskemik tetapi bersifat sementara

dan reversibel. Mereka biasanya berlangsung kurang dari 5 menit dan tidak lebih dari 1 jam. TIA berulang pada sekitar 5% orang dengan aterosklerosis. Beberapa orang mungkin mengalaminya 1 hari, atau bahkan hanya dua atau tiga dalam beberapa tahun.

Diagnosa Orang yang memiliki gejala tiba-tiba mirip dengan gejala stroke, bahkan jika itu cepat menghilang, harus segera pergi ke bagian gawat darurat. Hal itu menunjukkan gejala TIA. Namun, gangguan lain, termasuk kejang, tumor otak, sakit kepala migrain, dan tingkat abnormalitas rendah gula dalam darah (hipoglikemia), menyebabkan gejala yang sama, sehingga evaluasi lebih lanjut diperlukan. Jika dokter menduga bahwa TIA telah terjadi, mereka mengevaluasi orang cepat, biasanya di rumah sakit, karena stroke dapat terjadi segera setelah TIA. Dokter memeriksa faktor risiko stroke dengan menanyakan pertanyaan orang, meninjau riwayat kesehatan mereka, dan melakukan tes darah. Pencitraan tes, seperti computed tomography (ct) atau magnetic resonance imaging (mri), yang dilakukan untuk memeriksa bukti stroke, perdarahan, dan tumor otak. Suatu jenis khusus dari mri, yang disebut difusi mri, dapat menunjukkan daerah jaringan otak yang tidak berfungsi dan dengan demikian membantu dokter mendiagnosa suatu TIA (atau stroke iskemik). Namun, difusi mri tidak selalu tersedia. Tes pencitraan lain membantu menentukan apakah arteri ke otak tersumbat dan bagaimana menyelesaikan penyumbatan tersebut. Tes ini memberikan gambar dari arteri yang membawa darah melalui leher ke otak (arteri karotid internal dan arteri vertebralis) dan arteri otak (seperti arteri serebral). Color doppler ultrasonografi (digunakan hanya untuk arteri karotid internal), magnetik resonance angiography, atau ct angiography dapat dilakukan. Kadang-kadang jika stroke parah, angiografi serebral (menggunakan pewarna disuntikkan melalui kateter) dilakukan Pengobatan Pengobatan TIA ditujukan untuk mencegah stroke. Hal ini sama dengan yang setelah stroke iskemik. Langkah pertama dalam mencegah stroke adalah untuk mengontrol, jika mungkin, faktor-faktor risiko utama yaitu: tekanan darah tinggi, kadar kolesterol tinggi, merokok, diabetes. Menggunakan obat-obat antiplatelet, seperti aspirin bayer tablet kombinasi dosis rendah aspirin

bayer ditambah dipyridamole persantine, atau clopidogrel plavix , mengurangi kesempatan yang akan membentuk gumpalan dan menyebabkan TIA atau stroke iskemik. Derajat penyempitan pada Arteri Karotis membantu dokter memperkirakan risiko terjadinya stroke atau TIA berikutnya dan dengan demikian menentukan pengobatan. Jika orang diperkirakan berada pada risiko tinggi (misalnya, jika arteri karotid yang menyempit setidaknya 70%), operasi untuk melebarkan arteri (disebut karotid endarterektomi) dapat dilakukan untuk mengurangi risiko. Endarterektomi biasanya melibatkan atheromas menghapus dan pembekuan pada arteri karotid internal. Namun, operasi bisa memicu stroke karena operasi dapat mengusir gumpalan atau bahan lain yang kemudian dapat melakukan perjalanan melalui aliran darah dan menghalangi arteri. Namun, setelah operasi, risiko stroke lebih rendah selama beberapa tahun dibandingkan bila obat digunakan. Dalam arteri menyempit lain, seperti arteri vertebralis, endarterektomi mungkin tidak dapat dilakukan karena operasi lebih berisiko untuk melakukan dalam arteri daripada di arteri karotid internal. Jika orang tidak cukup sehat untuk menjalani operasi, angioplasti dengan pemasangan stent dapat dilakukan. Untuk prosedur ini, sebuah tabung tipis fleksibel (kateter) dengan balon di ujungnya berulir ke dalam arteri yang menyempit. Balon tersebut kemudian meningkat selama beberapa detik untuk melebarkan arteri. Untuk menjaga arteri terbuka, dokter memasukkan suatu tabung yang terbuat dari kawat (stent) ke dalam arteri.

STATUS NEUROLOGI IDENTITAS

Nama Jenis kelamin Umur Pekerjaan Agama Alamat Masuk tanggal

: Tn. P : Laki - laki : 59 tahun : Pensiun : Islam : Kampung Baru I No.31 RT 06 / 05 Halim,Makasar : 17 Juli 2012 : Alloanamnesis (19/07/12) : Lemah separuh badan kiri : Kedua mata kabur (mata kiri sakit), tungkai kanan

ANAMNESIS Auto / Alloanamnesis Keluhan utama Keluhan tambahan lemas

Riwayat perjalanan penyakit : 8 tahun SMRS UKI, os dirawat di RS Ridwan Antariksa dengan keluhan tekanan darah 250/110 mmhg, gejala yang terlihat mual, muntah terus menerus hingga pasien lemas. Os didiangnosa hipertensi dan dirawat 2 minggu. 2 bulan setelah keluar dari RS Ridwan Antariksa, pasien masuk RS Ridwan Antariksa kembali dengan keluhan yang sama tekanan darah 250/110 mmhg dengan keluhan mual, muntah terus menerus hingga pasien lemas. Os didiagnosa hipertensi dan dirawat 3 minggu, kemudian keluar dari RS dalam keadaan sehat. 2 tahun setelah keluar RS Ridwan Antariksa, os masuk lagi ke RS Gatot Subroto dengan tekanan darah 250/120 mmhg, dengan keluhan mual, muntah terus menerus dan sakit kepala. Di RS Gatot Subroto os. melakukan pemeriksaan CT-Scan kepala dan ditemukan pembekuan darah di kepala, os. dirawat selama 3 minggu, kemudian os. dirawat jalan dengan tiap bulan dikontrol ke RS Gatot Subroto. 4 minggu SMRS UKI os. ditemukan istrinya dilantai dalam keadaan terlentang pada dini hari. Menurut istri, sepertinya os. sudah terjatuh sejak malamnya ketika mau buka pintu. Saat itu juga os. sudah ditemukan lumpuh setengah badan kirinya, kemudian os. mau dibawa ke RS tapi pasien menolak. Maka keluarga membawa os. ke pengobatan alternative, namun tetap tidak ada perbaikan. 10 hari SMRS UKI os. merasa lemas pada tungkai kanannya, lalu 9 hari SMRS UKI pasien dibawa ke RS Bekasi, os. hanya diberikan obat dan dirawat jalan. 1 hari SMRS UKI pasien mengeluh kedua matanya kabur dan pada mata kiri os. Terasa sakit dan tampak kelopak matanya jatuh, mata kaburnya ini hanya terjadi pada sore hari saja. Kemudian besoknya os. dibawa ke UGD RS UKI dengan keluhan lemas setengah badan kiri, tungkai kanan lemas dan mata kiri sakit. Tekanan darah 180/100 mmhg pada lengan kiri dan 170/100 mmhg pada lengan kanan, suhu 36,5C, frekuensi nadi 72x/menit, pernapasan 20x/menit, pupil anisokor dengan diameter 5mm/3mm, pergerakkan mata tidak kesegala arah, SNL mendatar ke kiri, pada pemeriksaan telunjuk hidung dan telunjuk telunjuk : dismetri. Os. ada

riwayat hipertensi, riwayat kencing manis disangkal, mual dan muntah tidak ada, demam - . Riwayat Penyakit Dahulu Pasien mempunyai riwayat tekanan darah tinggi sejak 8 tahun yag lalu. Riwayat kencing manis disangkal. Makan, Minum, Kebiasaan Nafsu makan baik. Kedudukan dalam keluarga : suami / Ayah PEMERIKSAAN FISIK Pemeriksaan Umum Keadaan Umum : TSS Kesadaran : Komposmentis ( GCS E4V5M6 ) Nadi : 72 x/menit Tekanan darah : 170/90 mmHg (lengan kanan) dan 180/100 mmHg (lengan kiri) Suhu : 36,5C Pernapasan : 22 x/menit Umur klinis : 50-an Bentuk badan: Normal Gizi : Baik Kulit : Sawo matang KGB : Tidak teraba pembengkakan KGB Pembuluh Darah : - Palpasi Arteri Karotis Komunis : kanan = kiri - Bising Arteri Karotis Komunis : Bruit negatif PEMERIKSAAN REGIONAL Kepala : tidak ada kelainan Kalvarium : tidak ada kelainan Mata : sclera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis Hidung : bentuk biasa, cavum nasi kanan = kiri lapang, sekret Mulut : mukosa bibir kering, sianosis sirkum oral Telinga : tidak ada kelainan Oksiput : tidak ada kelainan Leher : tekanan vena jugularis tidak meningkat Toraks : pergerakan dinding dada simetris Jantung : BJ I-II mormal, murmur -, gallop Paru-Paru : bunyi napas dasar vesikuler, wheezing -/-, ronkhi -/Abdomen : perut datar, bising usus + 4x/menit Hepar : tidak teraba Lien : tidak teraba Vesica Urinaria : tidak ada kelainan, tidak ditemukan abses maupun massa

Ekstremitas Sendi-sendi Otot-Otot Gerakan Leher Gerakan Tubuh Nyeri Ketok Nyeri Sumbu

: tidak ada kelainan : tidak ada kelainan : tidak ada kelainan : baik : baik : tidak ada : tidak ada

PEMERIKSAAN NEUROLOGIS 1. Rangsang Meningen Kaku kuduk :Brudzinski I :Brudzinski II :-/Kernig :-/Laseque : > 70 / > 70 2. Nervus Cranialis - N I ( Olfaktorius ) Cavum Nasi : lapang/lapang Penciuman : normosmia/normosmia N II ( Optikus ) Visus ( Snellen, dll ) Lihat warna Kampus ( konfrontasi ) Funduskopi : sama dengan pemeriksa : baik : sama dengan pemeriksa : tidak dilakukan

N III, IV, VI ( Occulomotorius, Trochlearis, Abdusen ) Sikap bola mata Ptosis :-/Strabismus :-/Eksoptalmus :-/Enoptalmus :-/Diplopia :-/Deviasi konjuge :-/Pergerakan bola mata Lateral kanan : baik Lateral kiri : baik Atas : baik Bawah : baik Pupil Bentuk : bulat, tepi rata, d: 5mm/3mm Isokor :Refleks cahaya - langsung :+/+ - konsensual : + / + -

Refleks akomodasi : + / + N V ( Trigeminus ) Motorik Membuka tutup mulut : baik Gerakan rahang : lateralisasi kiri Sensorik Rasa raba : kanan > kiri Rasa nyeri : kanan > kiri Rasa suhu : kanan > kiri Refleks Refleks kornea :+/+ Refleks maseter :+ N VII ( Fasialis ) Sikap wajah ( dalam istirahat ) : tidak simetris Mimik : biasa Angkat alis : kanan = kiri Kerut dahi : kanan = kiri Lagoftalmus :-/Menyeringai : sulcus nasolabialis mendatar ke kiri Fenomena Chovstek :-/Rasa Kecap 2/3 Lidah : tidak dilakukan N VIII ( Vestibulokokhlearis ) Vestibularis Nistagmus :-/Vertigo :Kokhlearis Suara bisik : kanan = kiri Gesekan jari : kanan = kiri N IX, X ( Glossofaringeus, Vagus ) Arkus faring : simetris Palatum mole : intak Uvula : ditengah Disfoni :Rinolalia :Disfagi :Batuk :Refleks faring :+ Refleks okulokardiak : + Refleks sinus karotikus : + N XI ( Asesorius )

Menoleh Angkat bahu N XII ( Hipoglosus ) Sikap lidah Julur lidah Tremor Fasikulasi Tenaga otot lidah

: baik : kanan + / kiri : tidak simetris : simetris ::: kanan + / kiri -

3. Motorik Derajat kekuatan otot : 5555 3333 5555 2222 Tonus otot : normotonus Trofi otot : eutrofi Gerakan spontan abnormal Kejang : Tetani :Tremor : Khorea : Atetosis : Balismus : Diskinesia : Mioklonik : 4. Koordinasi - telunjuk hidung - telunjuk telunjuk - Disdiadokinesis 5. Refleks Refleks tendo Biseps : ++ / ++ Triseps : ++ / ++ KPR : ++ / ++ APR : ++ / ++ Refleks abnormal Babinski :-/Chaddock :-/Oppenheim :-/Gordon :-/Schaeffer :-/Hoffman trommer : - / : dismetri : dismetri : tidak dapat dilakukan

Klonus lutut Klonus kaki

:-/:-/: Kanan > kiri : Kanan > kiri : Kanan > kiri

6. Sensibilitas Rasa raba ( pakai kapas ) Rasa nyeri ( pakai jarum ) Rasa suhu ( pakai tabung air panas/dingin 7. Vegetatif Miksi Defekasi Salivasi Sekresi keringat 8. Fungsi luhur Memori Bahasa Afek dan emosi Kognitif

: baik : baik : baik ; baik : Kurang baik : Baik : Normotim : Kurang baik : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada

9. Tanda regresi Refleks menghisap Refleks menggigit Refleks memegang RESUME

Pasien seorang Laki - laki, Tn. P, umur 59 tahun, datang ke UGD RS UKI dengan keluhan lemas setengah badan kiri, tungkai kanan lemas dan mata kiri sakit. Tekanan darah 180/100 mmhg pada lengan kiri dan 170/100 mmhg pada lengan kanan, suhu 36,5C, frekuensi nadi 72x/menit, pernapasan 22x/menit, pupil anisokor dengan diameter 5mm/3mm, pergerakkan mata tidak kesegala arah, SNL mendatar ke kiri, pada pemeriksaan telunjuk hidung dan telunjuk telunjuk : dismetri. Os. ada riwayat hipertensi, riwayat kencing manis disangkal, mual dan muntah tidak ada, demam - . Pemeriksaan fisik Kesadaran : Komposmentis ( GCS E4V5M6 ) Nadi : 68 x/menit Tekanan darah : 170/90 mmHg (lengan kanan) dan 180/100 mmHg (lengan kiri) Suhu : 36,5C Pernapasan : 22 x/menit Pemeriksaan neurologis

pupil anisokor dengan diameter 5mm/3mm, pergerakkan mata tidak kesegala arah, SNL mendatar ke kiri, pada pemeriksaan telunjuk hidung dan telunjuk telunjuk : dismetri. Pemeriksaan anjuran Rontgen, 17 Juli 2012 CT-Scan Kepala, 17 Juli 2012 Laboratorium,17 Juli 2012 Hematologi Hb Leukosit Hematokrit Trombosit : 13,3 gr/dl : 8,7 ribu/L : 37,8 % :357 ribu//L Kimia darah GDS Ureum darah Kreatinin darah : 123 mg/dl : 26 mg/dl : 1.31 mg/dl

Elektrolit darah Natrium : 143 mmol/l Kalium : 3.6 mmol/l Clorida : 104 mmol/l

DIAGNOSIS DIAGNOSIS - KLINIS : lumpuh separuh badan kiri, pupil anisokor dengan diameter 5mm/3mm, pergerakkan mata tidak kesegala arah, SNL mendatar ke kiri, pada pemeriksaan telunjuk hidung dan telunjuk telunjuk : dismetri. - TOPIS : Korteks Serebri - ETIOLOGIS : Stroke Non Haemoragik DIAGNOSIS BANDING Stroke Haemoragik TERAPI IVFD : I.RL + 1 gr Chulinar / 12 jam Diit : Rendah Garam Mm : Kalmethasone Meconeuro Manitol Pletaal Omeperazole Askardia Amlodipin Captopril Bisoprolol

PROGNOSIS Ad Vitam Ad Fungsionum Ad Sanationum : Bonam : Bonam : Bonam

PERAWATAN HARI I Rabu, 18 Juli 2012

S O

: : Keadaan umum Kesadaran Tekanan darah Nadi Pernapasan Suhu : tampak sakit sedang : composmentis ( GCS E4V5M6 ) : 180/100 mmHg : 68x/ menit : 20x/menit : 36C

Status neurologis Rangsang Meningen Kaku kuduk Brudzinski I Brudzinski II Kernig Laseque Nervus Cranialis N I ( Olfaktorius ) Cavum Nasi Penciuman N II ( Optikus ) Visus ( Snellen, dll ) Lihat warna Funduskopi : sama dengan pemeriksa : baik : tidak dilakukan : lapang/lapang : normosmia/normosmia :::-/:-/: > 70 / > 70

Kampus ( konfrontasi ) : sama dengan pemeriksa

N III, IV, VI ( Occulomotorius, Trochlearis, Abdusen )

Sikap bola mata Ptosis Strabismus Eksoptalmus Enoptalmus Diplopia Deviasi konjuge Pergerakan bola mata Lateral kanan Lateral kiri Atas Bawah Pupil Bentuk Isokor Refleks cahaya - langsung :+/+ - konsensual : + / + Refleks akomodasi : + / + N V ( Trigeminus ) Motorik Membuka tutup mulut Gerakan rahang Sensorik Rasa raba Rasa nyeri Rasa suhu Refleks Refleks kornea Refleks maseter :+/+ :+ : baik : baik : baik : baik : baik : bulat, tepi rata, d: 5mm/3mm :: terbatas : terbatas : terbatas : terbatas :-/:-/:-/:-/:-/:-/-

N VII ( Fasialis ) Sikap wajah ( dalam istirahat ) Mimik Angkat alis Kerut dahi Lagoftalmus Menyeringai Fenomena Chovstek Rasa Kecap 2/3 Lidah : tidak simetris : biasa : kanan = kiri : kanan = kiri :-/: sulcus nasolabialis mendatar ke kiri :-/: tidak dilakukan

N VIII ( Vestibulokokhlearis ) Vestibularis Nistagmus Vertigo Kokhlearis Suara bisik : kanan = kiri Gesekan jari : kanan = kiri :-/:-

N IX, X ( Glossofaringeus, Vagus ) Arkus faring Palatum mole Uvula Disfoni Rinolalia Disfagi Batuk Refleks faring Refleks okulokardiak : simetris : intak : ditengah :::::+ :+

Refleks sinus karotikus : +

N XI ( Asesorius ) Menoleh Angkat bahu : baik : kanan + / kiri -

N XII ( Hipoglosus ) Sikap lidah Julur lidah Tremor Fasikulasi Tenaga otot lidah Motorik Derajat kekuatan otot : 5555 3333 5555 2222 Tonus otot Trofi otot : normotonus : eutrofi : tidak simetris : simetris ::: baik

Gerakan spontan abnormal Kejang Tetani Tremor Khorea ::::-

Atetosis : Balismus : Diskinesia : Mioklonik : Koordinasi - telunjuk hidung : dismetri

- telunjuk telunjuk - Disdiadokinesis Refleks Refleks tendo Biseps Triseps KPR APR : ++ / ++ : ++ / ++ : ++ / ++ : ++ / ++

: dismetri : tidak dapat dilakukan

Refleks abnormal Babinski Chaddock Oppenheim Gordon Schaeffer Hoffman trommer Klonus lutut Klonus kaki Sensibilitas Rasa raba ( pakai kapas ) Rasa nyeri ( pakai jarum ) : Kanan sama dengan kiri : Kanan sama dengan kiri :-/:-/:-/:-/:-/:-/:-/:-/-

Rasa suhu ( pakai tabung air panas/dingin ) : Kanan sama dengan kiri

Vegetatif Miksi Defekasi : pampers : pampers

Salivasi

: baik

Sekresi keringat ; baik Fungsi luhur Memori Bahasa Kognitif A : DIAGNOSIS KLINIS : lumpuh setengah badan kiri, pupil anisokor dengan diameter 5mm/3mm, pergerakkan mata tidak kesegala arah, SNL mendatar ke kiri, pada pemeriksaan telunjuk hidung dan telunjuk telunjuk : dismetri. P/ TOPIS ETIOLOGIS : korteks serebri : Stroke Non Haemoragik : Kurang baik : Baik : Kurang baik

Afek dan emosi : Normotim

IVFD : I.RL + 1 gr Chulinar / 12 jam Diit : Rendah Garam Mm : Kalmethasone Meconeuro Manitol Pletaal Omeperazole Askardia Amlodipin Captopril Bisoprolol

FOLLOW UP HARI II

Kamis, 19 Juli 2012 S O :: Keadaan umum Kesadaran Tekanan darah Nadi Pernapasan Suhu Status neurologis Rangsang Meningen Kaku kuduk Brudzinski I Brudzinski II Kernig Laseque Nervus Cranialis N I ( Olfaktorius ) Cavum Nasi Penciuman N II ( Optikus ) Visus ( Snellen, dll ) Lihat warna Funduskopi : sama dengan pemeriksa : baik : tidak dilakukan : lapang/lapang : normosmia/normosmia :::-/:-/: > 70 / > 70 : tampak sakit ringan : composmentis ( GCS E4V5M6 ) : 150/90 mmHg : 72 x/menit : 20x/menit : 36C

Kampus ( konfrontasi ) : sama dengan pemeriksa

N III, IV, VI ( Occulomotorius, Trochlearis, Abdusen )

Sikap bola mata Ptosis Strabismus Eksoptalmus Enoptalmus Diplopia Deviasi konjuge Pergerakan bola mata Lateral kanan Lateral kiri Atas Bawah Pupil Bentuk Isokor Refleks cahaya - langsung :+/+ - konsensual : + / + Refleks akomodasi : + / + N V ( Trigeminus ) Motorik Membuka tutup mulut Gerakan rahang Sensorik Rasa raba Rasa nyeri Rasa suhu Refleks Refleks kornea Refleks maseter :+/+ :+ : baik : baik : baik : baik : baik : bulat, tepi rata, d: 5mm/3mm :: terbatas : terbatas : terbatas : terbatas :-/:-/:-/:-/:-/:-/-

N VII ( Fasialis ) Sikap wajah ( dalam istirahat ) Mimik Angkat alis Kerut dahi Lagoftalmus Menyeringai Fenomena Chovstek Rasa Kecap 2/3 Lidah : tidak simetris : biasa : kanan = kiri : kanan = kiri :-/: sulcus nasolabialis mendatar ke kiri :-/: normogeusia

N VIII ( Vestibulokokhlearis ) Vestibularis Nistagmus Vertigo Kokhlearis Suara bisik : kanan = kiri Gesekan jari : kanan = kiri :-/:-

N IX, X ( Glossofaringeus, Vagus ) Arkus faring Palatum mole Uvula Disfoni Rinolalia Disfagi Batuk Refleks faring Refleks okulokardiak : simetris : intak : ditengah :::::+ :+

Refleks sinus karotikus : +

N XI ( Asesorius ) Menoleh Angkat bahu : baik : kanan + / kiri -

N XII ( Hipoglosus ) Sikap lidah Julur lidah Tremor Fasikulasi Tenaga otot lidah Motorik Derajat kekuatan otot : 5555 2222 5555 1111 Tonus otot Trofi otot : normotonus : eutrofi : tidak simetris : simetris ::: kanan + / kiri -

Gerakan spontan abnormal Kejang Tetani Tremor Khorea ::::-

Atetosis : Balismus : Diskinesia : Mioklonik : Koordinasi - telunjuk hidung : dismetri

- telunjuk telunjuk - Disdiadokinesis Refleks Refleks tendo Biseps Triseps KPR APR : ++ / ++ : ++ / ++ : ++ / ++ : ++ / ++

: dismetri : tidak dapat dilakukan

Refleks abnormal Babinski Chaddock Oppenheim Gordon Schaeffer Hoffman trommer Klonus lutut Klonus kaki Sensibilitas Rasa raba ( pakai kapas ) Rasa nyeri ( pakai jarum ) : Kanan sama dengan kiri : Kanan sama dengan kiri :-/:-/:-/:-/:-/:-/:-/:-/-

Rasa suhu ( pakai tabung air panas/dingin ) : Kanan sama dengan kiri

Vegetatif Miksi Defekasi : pampers : pampers

Salivasi

: baik

Sekresi keringat : baik Fungsi luhur Memori Bahasa Kognitif A : DIAGNOSIS KLINIS : lumpuh setengah badan kiri, pupil anisokor dengan diameter 5mm/3mm, pergerakkan mata tidak kesegala arah, SNL mendatar ke kiri, pada pemeriksaan telunjuk hidung dan telunjuk telunjuk : dismetri. P/ IVFD Diit Mm TOPIS ETIOLOGIS : Korteks serebri : Stroke Non Haemoragik : Kurang baik : Baik : Kurang baik

Afek dan emosi : Normotim

: I.RL + 1 gr Chulinar / 12 jam : Rendah Garam : Kalmethasone Meconeuro Manitol Pletaal Omeperazole Askardia Amlodipin Captopril Bisoprolol

Anda mungkin juga menyukai