Latar Belakang
Atrial fibrilasi ( AF ) aritmia yang paling sering dijumpai dalam praktek sehari-hari. AF merupakan keadaaan emergency aritmia supraventrikuler >> morbiditas dan mortalitas. Penatalaksanaan AF mengontrol ketidakteraturan irama jantung, menurunkan peningkatan denyut jantung, mencegah adanya komplikasi tromboembolisme. AS 2,2 juta pasien AF dan setiap tahun ditemukan 160.000 kasus baru. Indonesia ????
Anatomi Jantung
Atrial Fibrilasi
Atrial fibrilasi adalah suatu gangguan pada jantung (aritmia supraventrikuler) yang ditandai dengan ketidakteraturan irama denyut jantung dan peningkatan frekuensi denyut jantung, yaitu sebesar 350-650 x/menit. Indikator untuk mementukan ada tidaknya AF tidak adanya gel P pada EKG, yang secara normal ada saat kontraksi atrium yang terkoordinasi timbulnya gel F dinamakan gelombang fibrilasi. Impuls AF chaotic signals AV Nodes Impuls ventrikel rapid/slow
ETIOLOGI
CARDIAC:
PAROKSISMAL
PERSISTEN
PERMANEN
PATOGENESIS
Atrium dan ventrikel Tidak lagi berkontraksi scr terkordinasi, meybbkan irama yang cepat dan tdk teratur
Sinyal listrik jantung dimulai di bagian yang berbeda dari atrium atau arteri atau vena pulmonari terdekat dan dikonduksi secara abnormal
Sinyal tidak melalui jalur yang normal, tetapi dapat menyebar ke atrium dengan cara tidak teratur
Atrium yang berdenyut cepat Tidak teratur, dan yang tidak berkoordinasi disebut fibrilasi. Sinyal abnormal dr SA tertumpuk di AV node Dengan impuls listrik
Ini menyebabkan atrium berkontraksi dengan lebih dr 300 kali dalam chaotic fashion
Pemeriksaan Fisik : Inspeksi :- pembengkakan, pembesaran kelenjar tiroid Palpasi :- pulsasi arteri radialis Auskultasi :- laju dan irama detik jantung
PULSUS DEFISIT
SESAK NAPAS
GEJALA KLINIS
KELELAHAN
NYERI DADA
Elektrokardiogram
Frekuensi : frekuensi atrium antara 350 sampai 600 denyut permenit; respons ventrikuler biasanya 120 sampai 200 denyut per menit atau lambat. Gelombang P : tidak terdapat gelombang P yang jelas; tampak indulasi yang ireguler, dinamakan gelombang fibrilasi atau gelombang F, interval PR tidak dapat diukur. Kompleks QRS : Biasanya normal, kecuali adanya kelainan ventrikel. Irama : irreguler dan biasanya cepat, kecuali bila terkontrol. Iregularitas irama diakibatkan oleh perbedaan hantaran pada nodus AV.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PENATALAKSANAAN
AF
Paroksismal Rekuren
AF Persisten Rekuren
-blocker
Menghambat efek sistem saraf simpatis menurunkan denyut jantung dan kontraktilitas jantung efisiensi kinerja jantung.
Antagonis Kalsium
Obat antagonis kalsium menyebabkan penurunan denyut jantung akibat dihambatnya ion Ca2+ dari ekstraseluler ke dalam intraseluler melewati Ca2+ channel yang terdapat pada membran sel.
Tipe IB
Tipe IC Tipe II Tipe III Tipe IV
Lidokain, Meksiletin
Flekainid, Moricizin, Propafenon Penyekat beta ( contoh : Propanolol ) Amiodaron, Bretilium, Dofetilid, Ibutilid, Sotalol Antagonis kalsium ( contoh : Verapamil dan Diltiazem )
Cara Kerja Obat Obat-obat menurunkan respons membran melalui bloker kanal Na (Na channel blocker)
Kelas II
Kelas III
Kelas IV
Procainamide Propafenon
1000-4000 mg 450-900 mg
Quinidine
600-1500 mg
Sotalol
240-320 mg
Torsade de pointes, gagal jantung kongestif, bradikardia, penyakit paru bronkospastik yang merupakan eksaserbasi dari obstruksi kronik, bradikardia
H A2 D S2
V A Sc
1 2 1 2 1 1 1
Antikoagulasi
Skor 0 Risiko Mudah Terapi antikoagulasi Tidak ada terapi antitrombotik (atau Aspirin ) Pertimbangan Tidak ada terapi antitrombotik (atau Aspirin 75-325mg sehari) Oral antikoagulan, juga obat antikoagulan baru misalnya etexilate atau warfarin terkontrol dengan baik pada INR 2,0-3,0 ( Aspirin 75-325mg sehari, tergantung pada faktor-faktor pada pasien) Oral antikoagulan, baik menggunakan obat antikoagulan baru oral (misalnya rivaroxaban atau etexilate) atau warfarin terkontrol dengan baik pada INR 2,0-3,0
Moderat
2 atau lebih
Tinggi
Oral antikoagulan
Warfarin
Warfarin golongan antikoagulan yang berfungsi dalam proses pembentukan sumbatan fibrin untuk mengurangi atau mencegah koagulasi. Warfarin oral dan sangat cepat diserap hingga mencapai puncak konsentrasi plasma dalam waktu 1 jam dengan bioavailabilitas 100%.
Aspirin
Aspirin zat antitrombotik secara irreversible menonaktifkan siklooksigenase dari trombosit (COX2) dengan cara asetilasi dari asam amino serin terminal. Efek dari dihambatnya COX2 ini adalah terhambatnya produksi endoperoksida dan tromboksan (TXA2) di dalam trombosit. Hal inilah yang menyebabkan tidak terbentuknya agregasi dari trombosit.
Kesimpulan
Atrial fibrilasi suatu gangguan pada jantung (aritmia) yang ditandai dengan ketidakteraturan irama denyut jantung dan peningkatan frekuensi denyut jantung, yaitu sebesar 350-650 x/menit. Menurut AHA (American Heart Association), klasifikasi dari atrial fibrilasi dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu AF deteksi pertama, paroksismal AF, persisten AF dan kronik/permanen AF. Penatalaksanaan AF mengontrol ketidakteraturan irama jantung, menurunkan peningkatan denyut jantung dan mencegah adanya komplikasi tromboembolisme terutama stroke. Penatalaksanaan Atrial Fibrilasi: Rate Control digitalis, -Blokers dan Antagonis Kalsium Rhytme Control farmakologi yaitu anti aritmia dan non-farmakologi dengan elektrikal dan operatif Antikoagulant Warfarin ataupun Aspirin berdasarkan CHADS score