Anda di halaman 1dari 19

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan oleh Allah sebagai makhluk mulia dan diberi kelebihan dari makhluk lainnya, yaitu berupa akal dan potensi-potensi yang dapat berkembang dan dapat dikembangkan. Untuk meningkatkan dan mengembangkan kelebihannya itu manusia memerlukan proses pengarahan dan bimbingan berupa pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu sektor pembangunan yang sangat menentukan dalam kelanjutan perjuangan bangsa, di samping itu juga pendidikan merupakan kebutuhan manusia yang tidak dapat diabaikan selama manusia berkiprah di alam jagat raya ini. Pendidikan yang dilaksanakan dalam lembaga sekolah adalah merupakan kegiatan belajar secara langsung dan berkesinambungan. Salah satu bentuk nyatanya adalah proses belajar mengajar dikelas. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. (Slameto, 1995: 2 ) Selama proses belajar mengajar di kelas dapat dipengaruhi oleh lingkungan yang meliputi antara lain murid, guru, petugas perpustakaan, kepala sekolah, bahan atau materi pelajaran. (Azhar Arsyad, 1997: 1) Perpustakaan merupakan alat kelengkapan yang langsung berhubungan dengan mutu pendidikan dalam rangka mencapai tujuannya. Karena mempengaruhi efisiensi proses belajar mengajar. Perpustakaan bertujuan mengusahakan agar

semua pengunjung dapat secara mudah dan langsung memperoleh bahan yang diperlukannya (Towa P. Hamkonda dan J.N.B Tiaras, 2001: 1). Disamping itu juga, perpustakaan memungkinkan guru, murid, dan petugas lainnya memperoleh kesempatan memperluas dan memperdalam pengetahuan dan pandangan masingmasing. Oleh sebab itu perlu ditekankan bahwa pada tahap permulaan, fokus pengadaan koleksi perpustakaan harus diarahkan pada penyediaan fasilitas terutama buku-buku yang berkaitan dengan kurikulum. Kelengkapan dari alat-alat pelajaran mau tidak mau mempunyai pengaruh yang sangat besar sekali pada keberhasilan pendidikan. Alat-alat pelajaran yang lengkap akan memberikan kesempatan bagi anak untuk pembentukan materiil dan pembentukan formal yang lebih baik. Pembentukan materiil berarti pembentukan pengetahuan, sedangkan pembentukan formal ialah pembentukan sikap-sikap belajar dan berpikir termasuk alat-alat pelajaran yaitu, buku-buku, alat-alat peraga, kimia, alat-alat ilmu alam, perpustakaan sekolah dan kebun sekolah (Amir Daien Indra Kusuma, 1973: 139). Untuk memperlancar pengadaan buku-buku perpustakaan diperlukan personal yang cukup, baik jumlahnya maupun kualitasnya. (Handari Nawawi, 1989: 143-144). Keberhasilan penyelenggaraan perpustakaan sekolah banyak bergantung pada sumber daya manusia (SDM) pengelolanya. Tersedianya pengelola yang berkualitas, terampil, bertanggung jawab, serta penuh dedikasi memungkinkan berhasilnya penyelenggaraan perpustakaan sekolah. Pelajaran Pendidikan Agama Islam adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan mulai dari bangku Sekolah Dasar hingga ke jenjang selanjutnya. Hal ini

dapat menimbulkan kecenderungan terkesan monoton dan dianggap membosankan bagi siswa, karena pada umumnya metodologi pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang digunakan adalah sistem hafalan dan ceramah di dalam kelas. Hal ini mengakibatkan kurangnya motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Oleh sebab itu, Untuk mencapai proses belajar yang diharapkan khususnya pada pelajaran Pendidikan Agama Islam seorang guru harus mampu memberikan motivator dan fasilitator kepada anak didiknya, sehingga dalam proses belajar anak didik akan merasa senang dan bergairah dalam belajarnya. Hal ini dijelaskan oleh Sardiman ( 2010: 145) menyatakan bahwa peranan guru sebagai motivator ini penting dalam rangka meningkatkan kegairahan belajar siswa. Menurut Sardiman A.M (2010: 75) motivasi adalah serangkaian usaha untuk menyediankan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak itu. Proses kegiatan belajar mengajar dalam Pendidikan Agama Islam, memiliki cara tersendiri dalam proses pembelajarannya, karena pada kegiatan belajar mengajar tidak hanya mengutamakan aspek afektif, aspek kognitif, dan psikomotor tetapi, berupa nilai-nilai yang harus difahami dan direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Sementara itu berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan terhadap kepala perpustakaan dan staffnya, diketahui bahwa di satu sisi ketersediaan literatur (buku-buku) perpustakaan SMK Bakti Nusantara 666 secara kuantitas bejumlah

3.115 buah buku. Hal ini ditunjukan dengan tersedianya buku pelajaran, buku paket, buku penunjang, buku pegangan guru, buku bacaan, dan majalah. Disamping itu juga, di perpustakaan SMK Bakti Nusantara 666, selain buku juga terdapat Alquran yang di pergunakan untuk kegiatan belajar siswa khususnya ketika belajar mata pelajaran PAI sejumlah 150 buah Al-quran. Melihat upaya pengadaan buku-buku perpustakaan di SMK Bakti Nusantara 666 di atas, semestinya dapat memberikan sebuah motivasi kepada siswa agar gemar belajar di perpustakaan, dan menggunakannya secara optimal. Akan tetapi kenyataanya di sisi lain menunjukan bahwa motivasi belajar mereka khususnya pada mata pelajaran PAI tidak memuaskan. Masih ditemukan siswa yang tidak memiliki motivasi untuk pergi ke perpustakaan dan jarang meminjam buku, hal ini dapat diketahui dari data presensi mereka. Siswa yang datang mengunjungi perpustakaan dalam sehari hanya 31 orang berdasarkan buku daftar pengunjung, siswa yang belajar hanya 15 menit, siswa yang pinjam buku musiman baru mengunjungi perpustakaan. Berdasarkan fenomena di atas penulis tertarik untuk meneliti lebih mendalam bagaimana tanggapan siswa terhadap ketersediaan literatur di perpustakaan? bagaimana pula motivasi belajar mereka pada Pendidikan Agama Islam (PAI)? serta adakah hubungan antara tanggapan siswa terhadap ketersediaan literatur perpustakaan dengan motivasi belajar PAI. Untuk menjawab pertanyaan tersebut penulis merumuskannya dalam sebuah judul TANGGAPAN SISWA TERHADAP KETEREDIAAN LITERATUR DI PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR HUBUNGAANNYA

DENGAN MOTIVASI BELAJAR PAI ( Penelitian di kelas X-1 RPL SMK BAKTI NUSANTARA 666 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalahnya adalah: 1. Bagaimana tanggapan siswa terhadap ketersediaan literatur perpustakaan sebagai sumber belajar PAI di kelas X RPL-1 SMK Bakti Nusantara 666 Cileunyi Bandung? 2. Bagaimana motivasi belajar siswa pada pelajaran PAI di kelas X RPL-1 SMK Bakti Nusantara 666 Cileunyi Bandung ? 3. Bagaimana hubungan tanggapan siswa terhadap ketersediaan literatur di perpustakaan sebagai sumber belajar PAI dengan motivasi belajar siswa pada pelajaran PAI di kelas X RPL-1 SMK Bakti Nusantara 666 Cileunyi Bandung? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan penelitiannya adalah: 1. Untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap ketersediaan literatur di perpustakaan sebagai sumber belajar PAI di kelas X RPL-1SMK Bakti Nusantara 666 Cileunyi Bandung. 2. Untuk mengetahui motivasi belajar siswa pada pelajaran PAI di kelas X RPL-1 SMK Bakti Nusantara 666 Cileunyi Bandung. 3. Untuk mengetahui hubungan tanggapan siswa terhadap ketersediaan

literatur di perpustakaan sebagai sumber belajar PAI dengan motivasi belajar siswa pada pelajaran PAI di kelas X RPL-1 SMK Bakti Nusantara 666 Cileunyi Bandung. D. Kerangka Pemikiran Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang saling berkaitan. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Sedangkan mengajar merupakan suatu kesatuan yang integral antara siswa sebagai pelajar dan guru sebagai pengajar. Muhibbin Syah (1995: 239) mengatakan bahwa proses belajar mengajar merupakan suatu kesatuan yang integral antara siswa sebagai pelajar dan guru sebagai pengajar dan terjadilah interaksi resiprokal, yaitu hubungan guru dengan anak didik dalam situasi intruksional, yakni suasana yang bersifat pengajaran. Perpustakaan yang dijadikan sebagai sumber belajar dalam mempelajari pendidikan agama Islam, cenderung akan dapat memberikan suasana baru kepada siswa. Dalam proses belajar, karena perpustakaan merupakan suatu tempat yang di dalamnya terdapat kegiatan penghimpunan, pengolahan, dan penyebarluasan (pelayanan) segala macam informasi, baik yang tercetak maupun yang terekam dalam berbagai media seperti buku, majalah, surat kabar, film, kaset, tape recorder, video, computer dan lain-lain. Yang semuanya itu disusun berdasarkan sistem tertentu dan dipergunakan untuk kepentingan belajar melalui kegiatan membaca dan mencari informasi bagi segenap masyarakat yang membutuhkannya. (Pawit M

Yusuf dan Yaya Suhendar, 2007: 1) Motivasi belajar dapat diartikan sebagai keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan. (Abd.Rachman Abror 1993: 114) Begitu pentingnya motivasi dalam belajar mengajar maka diperlukan adanya usaha untuk membangkitkan motivasi. Sardiman A.M (2010: 91) mengemukakan beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar disekolah, di antaranya: memberi angka, hadiah, memberi ulangan, mengetahui hasil, pujian, hasrat untuk belajar, minat, tujuan dan hukuman. Berdasarkan pendapat tersebut di atas, ternyata dalam belajar diperlukan adanya motivasi sebab dengan adanya motivasi, maka hasil belajar akan optimal. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu. Disamping itu, salah satu yang mempengaruhi kegiatan belajar adalah tanggapan anak didik. Zakiyah Drajat, Dkk (1995: 26) mengemukakan bahwa faktor yang mempengaruhi belajar diantaranya adalah tanggapan, yaitu sebagai tindakan atau perubahan batin yang mempersiapkan organisme jasmani untuk bertindak. Tindakan ini dapat diperoleh melalui penglihatan, pendengaran, dan lain-lain. Sumbernya didasari orang, buku atau lingkungan sekitarnya, sehingga akan berpengaruh pada perilaku belajar anak didik. Hal yang sama diutarakan oleh Sardiman A.M (2010: 45) bahwa tanggapan itu memiliki pengaruh terhadap perilaku belajar setiap siswa.

Karena posisi tanggapan itu hadir mendahului motivasi, maka variabel tanggapan menempati sebab, sedangkan variabel motivasi belajar menduduki posisi akibat. Secara metodologis, tanggapan itu didefinisikan sebagai variabel indevendent (bebas), sedangkan motivasi belajar sebagai variabel devendent (terikat). Tegasnya secara teoritik dapat dipastikan bahwa motivasi belajar siswa itu salah satunya ada ketergantungan pada tanggapannya mengenai suatu objek atau keadaan. Adapun dalam ketersediaan leteratur di perpustakaan, yang merupakan objek yang ditanggapi siswa (variabel X), penulis berketetapan bahwa pengangkatan datanya akan diarahkan pada: tanggapan positif, negatif, sarana prasarana, suasana di dalam perpustakaan, dan pelayanan dalam perpustakaan. Tanggapan siswa terhadap ketersediaan literatur di perpustakaan sebagai sumber belajar dapat dilihat atau diketahui melalui responden, sebagaimana yang dikemukakan oleh Sardiman A.M (2010: 218) bahwa ada tiga kemungkinan tanggapan siswa terhadap interaksi belajar mengajar yang sedang berlangsung, yaitu menerima, acuh tak acuh dan menolak. Sikap menerima akan menimbulkan perilaku seperti: diam penuh perhatian, menyenangi dan ikut berpartisifasi aktif. Sikap acuh tak acuh tercermin dalam perilaku yang setengah-setengah diantara menerima dan menolak. Sedangkan sikap yang menolak nampak pada perilaku yang negativ seperti bermain sendiri, mengalihkan perhatian kelas, mengganggu teman yang lain, bahkan mempermainkan guru. Sedangkan cara memperoleh motivasi belajar Pendidikan Agama Islam (variable Y) yaitu dengan mengidentifikasi indikator motivasi. Orang yang

aan literatur di perpustakaan sebagai sumber belajar ( variabel X )

Perpustakaan ANALISIS KORELASI

Motivasi Belajar PAI ( Variabel Y )

9 Durasinya kegiatan Frekuensi kegiatan memiliki motivasi yang tinggi menurut Abin Syamsudin (2002: 40) akan terlihat Persistensinya Ketabahan, keuletan dan kemampuannya dari kemampuan indikator-indikator motivasi sebagai berikut: Devosi dan pengorbanan 1. Durasinya kegiatan (berapa lama kemampuan penggunaan waktunya untuk Tingkatan aspirasinya melakukan kegiatan). Tingkat kualifikasi 2. Frekuensi kegiatan (berapa sering kegiatan dilakukan dalam periode tertentu). sikap Arah 3. Persistensinya (ketetapan dan kelekatannya) pada tujuan kegiatan. 4. Ketabahan, keuletan, dan kemampuannya dalam menghadapi rintangan dan kesulitan untuk mencapai tujuan. 5. Devosi (pengabdian) dan pengorbanan (uang, tenaga, pikiran, bahkan jiwanya atau nyawanya) untuk mencapai tujuan. 6. Tingkatan aspirasinya (maksud, rencana, cita-cita, sasaran atau target dan idolanya) yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan. 7. Tingkat kualifikasi pretasi atau produk atau out put yang dicapai dari kegiatannya (berapa banyak, memadai atai tidak, memuaskan atau tidak). 8. Arah sikapnya terhadap sasaran kegiatan (positif atau negatif). Untuk menjelaskan kerangka pemikiran tersebut secara sederhana dapat dilihat dalam skema berikut ini:

SISWA

E. Hipotesis Hipotesis adalah sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian ( Sugiyono, 2010: 84). Dengan demikian hipotesis adalah perumusan jawaban sementara terhadap sesuatu soal yang harus diuji melalui penelitian untuk mendapatkan jawaban yang sebenarnya. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : Semakin positif tanggapan siswa terhadap ketersediaan literatur di perpustakaan, maka semakin tinggi motivasi belajar mereka pada PAI, sebaliknya

11

jika tanggapan siswa terhadap ketersediaan literatur diperpustakaan negatif, maka semakin rendah motivasi belajar mereka pada PAI . F. Langkah-langkah Penelitian 1. Prosedur Penelitian a. Menentukan Jenis data Jenis data dalam penelitian ini akan dibagi menjadi dua bagian, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Mohammad Ali ( 1982: 151) bahwa data kuantitatif yaitu data yang berhubungan dengan angka-angka, baik yang diperoleh dari hasil pengukuran, maupun dari nilai sesuatu data yang diperoleh dengan jalan mengubah data kualitatif kedalam data kuantitatif, misalnya skor tes. Sedangkan data kualitatif yaitu data yang berhubungan dengan katagorisasi, karakteristik atau sifat sesuatu, misalnya baik, sedang, kurang baik, dan tidak baik. Data jenis kualitatif akan dihimpun melalui observasi dan wawancara. Sedangkan data kuantitatif adalah data hasil pengukuran prosentase, rata-rata atau penghitungan lainnya. Dalam penelitian ini penulis lebih mengfokuskan menggunakan data kuantitatif dimana data ini akan diarahkan pada variabel X yaitu tanggapan siswa terhadap ketersediaan literatur di perpustakaan sebagai sumber belajar dan variabel Y yaitu motivasi belajar PAI, sedangkan untuk data kualitatif hanya sebatas data penambah saja. Dilihat dari teknik pengumpulannya data kualitatif akan diangkat dengan mengajukan sebuah item pertanyaan dalam bentuk angket kepada responden yang ditetapkan sebagai sampel penelitian. 2. Sumber Data

a. Lokasi Penelitian

11

Lokasi Penelitian ini bertempat di kelas X RPL-1 SMK Bakti Nusantara 666 Cileunyi Bandung. Penentuan lokasi tersebut karena terdapat masalah yang akan diteliti dan dengan pertimbangan lokasi yang akan diteliti cukup dekat dengan tempat tinggal peneliti, serta kesatuan tempat penulis kerja, di bawah naungan Yayasan Bakti Nusantara. b. Populasi dan Sampel Tujuan penetapan sampel adalah untuk memperoleh keterangan mengenai objek penelitian dengan cara mengamati hanya sebagian populasi. Penetapan jumlah populasi, penulis berpijak pada pendapat Suharsimi Arikunto ( 1977: 120) bahwa subjek kurang dari 100 orang lebih baik diambil semua sehingga

penelitiannya merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika jumlah subjek lebih banayak dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.Adapun sampel yang penulis ambil sebanayak 40 orang sehingga dinamakan penelitian populasi. 3. Alat Pengumpul Data a. Metode Penelitian Untuk mengoperasionalisasi penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif, yaitu suatu metode yang diarahkan pada suatu usaha pemecahan masalah dengan cara memaparkan atau menggambarkan apa adanya hasil penelitian. Ketetapan penentuan metode ini didasarkan atas pendapat Winarno Surakhmad (1994: 139) yang menyatakan bahwa aplikasi metode ini dimaksudkan pada pemecahan masalah yang terjadi pada masa sekarang. b. Teknik Pengumpulan Data Dalam teknik pengumpulan data ini, penulis menggunkan cara-cara

13

berdasarkan yang dijelaskan oleh Suharsimi Arikunto (2006: 150-158) yaitu sebagai berikut: 1. Tes Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok 2. Angket atau Kuesioner Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang peribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Jenis angket yang digunakan untuk mengangkat data kedua variabel di atas berdasarkan atas skala penilaian dengan lima alternatif jawaban. Untuk pertanyaan positif, tiap opsion memiliki masing-masing nilai, yaitu a= 5, b= 4, c=3, d=2, e=1. Sedangkan untuk pertanyaan negatif, setiap opsion memiliki nilai yaitu opsion a= 1, b=2, c=3, d=4, e=5 3. Interviu Interviu adalah sering disebut juga dengan wawancara lisan, adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara.

4. Observasi Didalam pengertian psikologik, observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan perhatian terhadap sesuatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indra.

13

5. Skala bertingkat (rating) atau rating scale Rating atau skala bertingkat adalah suatu ukuran subjektif yang dibuat berskala 6. Dokumentasi Dokumentasi, dari asal dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya. 3. Pengolahan dan Analisis Data Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya melakukan pengolahan data. Untuk data yang bersifat kuantitatif akan diolah dengan menggunakan statistik, sedangkan data yang bersiafat kualitatif akan diolah dengan pendekatan logika. Kemudian selanjutnya dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut: A. Analisis Parsial Tahap ini bertujuan memberikan gambaran dari realitas kondisi tentang masing-masing variabel, baik variabel X (Tanggapan Siswa Terhadap ketersediaan literatur di perpustakaan Sebagai Sumber Belajar), maupun variabel Y (Motivasi Belajar PAI di kelas X RPL-1 SMK Bakti Nusantara 666 dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Mencari nilai rata-rata tiap variabel dengan menempuh langkahlangkah sebagai berikut : a. Menghitung jumlah skor yang diperoleh dari tiap-tiap jawaban item Cileunyi Bandung)

15

b. Menjumlahkan seluruh skor jawaban item dalam tiaptiap indikator c. Menghitung jumlah keseluruhan skor indikator dan membaginya dengan jumlah seluruh item serta

banyaknya responden. Selanjutnya untuk menginterpretasikan intensitas tinggi rendahnya variabel X (Tanggapan Siswa Terhadap ketersediaan literatur di perpustakaan Sebagai Sumber Belajar) dan variabel Y, (Motivasi Belajar PAI di kelas X RPL-1 SMK Bakti Nusantara 666 Cileunyi Bandung). maka disesuaikan dengan standar kualifikasi sebagai berikut: 0,50 1,50 1,50 2,50 2,50 3,50 3,50 4,50 4,50 5,50 = sangat rendah = rendah = cukup = tinggi = sangat tinggi

B. Uji Normalitas masing-masing variabel 1) Menguji Normalitas Data 1. Menentukan nilai standar deviasi dengan rumus SD 2 = N-1 (Sugiyono, 2010:57)

2. Membuat tabel distribusi frekuensi 3. Menentukan harga Z hitung, dengan rumus:

15

Z = BK - Y SD (Sugiyono, 2010:57)

4. Menentukan harga Z daftar dengan taraf signifikansi 5% (0,95).n 20 5. Menentukan luas daerah interval (Li) 6. Menentukan frekuensi ekspektasi ( Ei) 7. Menentukan derajat kebebasan ( db ) dengan rumus: dk = k 3 8. Menentukan harga Chi Kuadrat (X2) hitung dengan rumus: =

( Oi Ei )
Ei (Sugiyono, 2010:290) 9. Menentukan harga chi kuadrat (X2) daftar dengan taraf signifikansi 5% 10. Menentukan Normalitas distribusi data, dengan rumus 1. Data dikatakan normal jika: x2 hitung < x2 tabel (Sugiyono, 2010:324)

2. Data dikatakan tidak normal jika: x2 hitung > x2 tabel (Sugiyono, 2010:324)

C. Analisis Korelasional Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel devenden. Analisis yang digunakan adalah uji linieritas dan korelasi. Rumus yang digunakan dan sistematika penghitungannya adalah

17

sebagai berikut:

1. Menentukan rumus persamaan regresi Y = a + bX 2. Menguji Linieritas regresi, yaitu Ftc = RKtc RKkk (Sugiyono, 2010:230)

3. Menghitung harga koefisien korelasi dengan ketentuan: 1. Jika kedua variabel berdistribusi normal dan regresinya linier, maka rumus korelasi yang digunakan Product Moment, yaitu rxy = n x i y i ( xi
2 i 2 i

) (

yi
2 i

) ( yi )
2

{n x ( x ) } {n y

} (Sugiyono, 2010:230)

2. Jika salah satu atau kedua variabel berdistribusi tidak normal, atau regresinya tidak linier, maka rumus korelasi yang digunakan adalah korelasi Rank ( r ) sebagai berikut: 6 d 2 r =1 n( n 1) (Sugiyono, 2010:230)

4. Melakukan uji signifikansi hubungan kedua variabel a. Menghitung nilai t hitung dengan rumusL: t= r n2

17

1 r2

(Sugiyono, 2010:230)

b. mencari nilai t daftar dengan taraf signifikansi 5% c. Pengujian hipotesis dengan ketentuan: Jika t hitung lebih besar dari t daftar, maka hipotesis ditolak 5. Menentukan harga koefisien korelasi, dengan mendasarkan pada koefisien nilai berikut: 0,00 0,20 0,21 0,40 0,41 0,60 0,61 0,80 0,81 1,00 = Hampir tidak ada korelasi = Korelasi rendah = korelasi sedang = korelasi tinggi = korelasi sempurna (Mohammad Ali, 1982:105)

6. Menghitung kadar pengaruh kebebasan variabel independen terhadap variabel dependen, yaitu: E = 100 ( 1 K ) Adapun untuk mengetahui nilai K, dengan menggunakan rumus: K = 1 r2

DAFTAR PUSTAKA Abd Rachman Abror 1993 Psikologi Pendidikan, PT. Tiara Wacana Jogya, Jogyakarta.

Mohammad Ali 1982 Penelitian Kependidikan Prosedur & Strategi, Angkasa, Bandung.

Nana Sudjana

19

1996 Sardiman 2010

Statistik Pendidikan, Rosdakarya, Bandung.

Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta

Slameto 1995 Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta. Sugiyono 2010 Statistik Untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung

Suharsimi Arikunto 1997 Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta.

Suharsimi Arikunto 2006 Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta.

Tayar Yusuf 1993 Ilmu Praktek Mengajar, PT. Alma Arif, Bandung

Winarno Surakhmad 1994 Pengantar Penelitian Ilmiah, Tarsito, Bandung.

19

Anda mungkin juga menyukai