Anda di halaman 1dari 4

CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL): Sebuah Pendekatan terhadap Metode Pengaj aran dan Pembelajaran (An Approach

on the Method of Teaching and Learning) LATAR BELAKANG MAKRO: Kondisi pendidikan secara makro di Indonesia masih memprih atinkan, baik dalam scope internasional maupun nasional. LATAR BELAKANG MIKRO: Kondisi pembelajaran di sekolah dan tingkat pemahaman sisw a terhadap materi ajar. Beberapa di antaranya, yaitu: Banyak siswa mampu menyajikan tingkat hapalan yang baik terhadap materi ajar yan g diterimanya, tetapi kenyataannya mereka tidak memahami materi ajar tersebut. Sebagian besar dari siswa tidak mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelaj ari dengan kenyataan bagaimana pengetahuan tersebut akan dipergunakan/dimanfaatk an. Siswa mendapatkan kesulitan untuk memahami konsep akademik sebagaimana mereka bi asa diajarkan yaitu dengan menggunakan sesuatu yang abstrak dan metode ceramah. Padahal siswa sangat butuh untuk dapat memahami konsep-konsep yang berhubungan d engan lingkungan dan masyarakat pada umumnya dimana mereka akan hidup dan bekerj a. PERMASALAHAN Bagaimana menemukan cara terbaik untuk menyampaikan berbagai konsep yang diajark an di dalam mata pelajaran tertentu, sehingga semua siswa dapat menggunakan dan mengingat konsep tersebut lebih lama? Bagaimana setiap individual mata pelajaran dipahami sebagai bagian yang saling b erhubungan dan membentuk satu pemahaman yang utuh? Bagaimana seorang guru dapat berkomunikasi secara efektif dengan siswanya yang s elalu bertanya-tanya tentang alasan dari sesuatu, arti dari sesuatu, dan hubunga n dari apa yang mereka pelajari? Bagaimana guru dapat membuka wawasan berpikir yang beragam dari siswa, sehingga mereka dapat mempelajari berbagai konsep dan mampu mengkait-kannya dengan kehidu pan nyata, sehingga dapat membuka berbagai pintu kesempatan selama hidupnya? TEORI YANG MELANDASI CTL Knowledge-Based Constructivism; menekankan kepada pentingnya siswa membangun sen diri pengetahuan mereka lewat keterlibatan aktif dalam proses belajar mengajar. Effort-Based Learning/Incremental Theory of Intellegence; Bekerja keras untuk me ncapai tujuan belajar akan memotivasi seseorang untuk terlibat dalam kegiatan ya ng berkaitan dengan komitmen untuk belajar. Socialization; yang menekankan bahwa belajar merupakan proses sosial yang menent ukan tujuan belajar, oleh karenanya, faktor sosial dan budaya perlu diperhatikan selama perencanaan pengajaran. Situated Learning; pengetahuan dan pembelajaran harus dikondisikan dalam fisik t ertentu dan konteks sosial (masyarakat, rumah, dsb) dalam mencapai tujuan belaja r. KOMPONEN UTAMA CTL (7 PILAR) konstruktivisme (constructivism) bertanya (questioning) menemukan (inquiry) masyarakat belajar (learning community) permodelan (modeling) refleksi (reflection) authentic (assessment) PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL Proses pembelajaran yang holistik, bertujuan membantu siswa untuk memahami makna materi ajar dengan mengaitkannya terhadap konteks kehidupan sehari-hari (pribad i, sosial dan kultural) sehingga siswa me-miliki pengetahuan/keterampilan yang s ecara fleksibel dapat diterapkan dari satu konteks ke konteks lainnya. IMPLEMENTASI CTL Sesuai dengan faktor kebutuhan individual siswa, maka untuk dapat mengimplementa sikan pembelajaran dan pengajaran kontekstual, guru harus; Merencanakan pembelajaran sesuai dengan perkembangan mental (developmentally app ropriate) siswa. Membentuk group belajar yang saling tergantung (interdependent learning groups).

Mempertimbangan keragaman siswa (diversity of students). Menggunakan teknik bertanya (questioning) yang meningkatkan pembelajaran siswa, perkembangan pemecahan masalah dan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Mengembangkan pemikiran bahwa siswa akan belajar lebih bermakna jika ia diberi k esempatan untuk bekerja, menemukan, dan mengkontruksi sendiri pengetahuan dan ke terampilan baru (constructivism). Memfasilitasi kegiatan penemuan (inquiry) agar siswa memper-oleh pengetahuan dan keterampilan melalui pene-muannya sendiri (bukan hasil mengingat sejumlah fakta ). Mengembangkan sifat ingin tahu siswa melalui pengajuan pertanyaan (questioning). Menciptakan masyarakat belajar (learning community) dengan membangun kerjasama a ntar siswa. Memodelkan (modeling) sesuatu agar siswa dapat menirunya untuk memperoleh penget ahuan dan ke-terampilan baru. Mengarahkan siswa untuk merefleksikan (reflection) tentang apa yang sudah dipela jari. Menerapkan penilaian yang sebenarnya (authentic assessment). Pendekatan Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) Mei 13, 2008 Sampai saat ini, pendidikan di Indonesia masih didominasi oleh kelas yang berfok us pada guru sebagai utama pengetahuan, sehingga ceramah akan menjadi pilihan ut ama dalam menentukan strategi belajar. Sehingga sering mengabaikan pengetahuan a wal siswa.Untuk itu diperlukan suatau pendekatan belajar yang memberdayakan sisw a. Salah satu pendekatan yang memberdayakan siswa dalah pendekatan kontekstual ( CTL). CTL dikembangkan oleh The Washington State Concortium for Contextual Teaching an d Learning, yang melibatkan 11 perguruan tinggi, 20 sekolah dan lembaga-lembaga yang bergerak dalam dunai pendidikan di Amerika Serikat. Salah satu kegiatannya adalah melatih dan memberi kesempatan kepada guru-guru dari enam propinsi di In donesia untuk belajar pendekatan kontekstual di Amerika Serikat, melalui Direkto rat SLTP Depdiknas Pendekatan Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan kon sep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan si tuasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota kelu arga dan masyarakat (US Departement of Education, 2001). Dalam konteks ini siswa perlu mengerti apa makna belajar, manfaatnya, dalam status apa mereka dan bagai mana mencapainya. Dengan ini siswa akan menhadari bahwa apa yang mereka pelajari berguna sebagai hidupnya nanti. Sehingga, akan membuat mereka memposisikan seba gai diri sendiri yang memerlukan suatu bekal yang bermanfaat untuk hidupnya nant i dan siswa akan berusaha untuk meggapinya. Tugas guru dalam pembelajaran kontekstual adalah membantu siswa dalam mencapai t ujuannya. Maksudnya, guru lebih berurusan dengan trategi daripada memberi inform asi. Guru hanya megelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja sama untuk menemu kan suatu yang baru bagi siswa. Proses belajar mengajar lebih diwarnai Student c entered daripada teacher centered. Menurut Depdiknas guru harus melaksanakan beb erapa hal sebagai berikut: 1) Mengkaji konsep atau teori yang akan dipelajari ol eh siswa . 2) Memahami latar belakang dan pengalaman hidup siswa melalui proses pengkajian secara seksama. 3) Mempelajari lingkungan sekolah dan tempat tinggal siswa yang selanjutnya memilih dan mengkaiykan dengan konsep atau teori yang aka n dibahas dalam pembelajaran kontekstual. 4) Merancang pengajaran dengan mengkai tkan konsep atau teori yang dipelajari dengan mempertimbangkan pengalaman yang d imiliki siswa dan lingkungan hidup mereka. 5) Melaksanakan penilaian terhadap pe mahaman siswa, dimana hasilnya nanti dijadikan bahan refeksi terhadap rencana pe mebelajaran dan pelaksanaannya. Dalam pengajaran kontekstual memungkinkan terjadinya lima bentuk belajar yang pe nting, yaitu mengaitkan (relating), mengalami (experiencing), menerapkan (applyi

ng), bekerjasama (cooperating) dan mentransfer (transferring). 1. Mengaitkan adalah strategi yang paling hebat dan merupakan inti konstruk tivisme. Guru menggunakan strategi ini ketia ia mengkaitkan konsep baru dengan s esuatu yang sudah dikenal siswa. Jadi dengan demikian, mengaitkan apa yang sudah diketahui siswa dengan informasi baru. 2. Mengalami merupakan inti belajar kontekstual dimana mengaitkan berarti m enghubungkan informasi baru dengan pengelaman maupun pengetahui sebelumnya. Bela jar dapat terjadi lebih cepat ketika siswa dapat memanipulasi peralatan dan baha n serta melakukan bentuk-bentuk penelitian yang aktif. 3. Menerapkan. Siswa menerapkan suatu konsep ketika ia malakukan kegiatan p emecahan masalah. Guru dapet memotivasi siswa dengan memberikam latihan yang rea listic dan relevan. 4. Kerjasama. Siswa yang bekerja secara individu sering tidak membantu kema juan yang signifikan. Sebaliknya, siswa yang bekerja secara kelompok sering dapa t mengatasi masalah yang komplek dengan sedikit bantuan. Pengalaman kerjasama ti dak hanya membanti siswa mempelajari bahan ajar, tetapi konsisten dengan dunia n yata. 5. Mentransfer. Peran guru membuat bermacam-macam pengelaman belajar dengan focus pada pemahaman bukan hapalan. Menurut Blanchard, ciri-ciri kontekstual: 1) Menekankan pada pentingnya pemecaha n masalah. 2) Kegiatan belajar dilakukan dalam berbagai konteks 3) Kegiatan bel ajar dipantau dan diarahkan agar siswa dapat belajar mandiri. 4) Mendorong sisw a untuk belajar dengan temannya dalam kelompok atau secara mandiri. 5) Pelajaran menekankan pada konteks kehidupan siswa yang berbeda-beda. 6) Menggunakan penil aian otentik Menurut Depdiknas untuk penerapannya, pendekatan kontektual (CTL) memiliki tujuh komponen utama, yaitu konstruktivisme (constructivism), menemukan (Inquiry), be rtanya (Questioning), masyarakat-belajar (Learning Community), pemodelan (modeli ng), refleksi (reflection), dan penilaian yang sebenarnya (Authentic). Adapaun t ujuh komponen tersebut sebagai berikut: 1. Konstruktivisme (constructivism) Kontruktivisme merupakan landasan berpikir CTL, yang menekankan bahwa belajar ti dak hanya sekedar menghafal, mengingat pengetahuan tetapi merupakan suatu proses belajar mengajar dimana siswa sendiri aktif secara mental mebangun pengetahuann ya, yang dilandasi oleh struktur pengetahuanyang dimilikinya. 2. Menemukan (Inquiry) Menemukan merupakan bagaian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis kontekstual Karen pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta tetapi hasil dari menemukan sendiri. Kegiatan menemukan (inquiry) merupakan sebuah siklus yang terdiri dari observasi (observa tion), bertanya (questioning), mengajukan dugaan (hiphotesis), pengumpulan data (data gathering), penyimpulan (conclusion). 3. Bertanya (Questioning) Pengetahuan yang dimiliki seseorang selalu dimulai dari bertanya. Bertanya merup akan strategi utama pembelajaan berbasis kontekstual. Kegiatan bertanya berguna untuk : 1) menggali informasi, 2) menggali pemahaman siswa, 3) membangkitkan res pon kepada siswa, 4) mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa, 5) mengetahui h al-hal yang sudah diketahui siswa, 6) memfokuskan perhatian pada sesuatu yang di kehendaki guru, 7) membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa, untuk menyegarkan kembali pengetahuan siswa. 4. Masyarakat Belajar (Learning Community) Konsep masyarakat belajar menyarankan hasil pembelajaran diperoleh dari hasil ke rjasama dari orang lain. Hasil belajar diperolah dari sharing antar teman, antar k elompok, dan antar yang tau ke yang belum tau. Masyarakat belajar tejadi apabila ada komunikasi dua arah, dua kelompok atau lebih yang terlibat dalam komunikasi pembelajaran saling belajar. 5. Pemodelan (Modeling) Pemodelan pada dasarnya membahasakan yang dipikirkan, mendemonstrasi bagaimana g uru menginginkan siswanya untuk belajar dan malakukan apa yang guru inginkan aga

r siswanya melakukan. Dalam pembelajaran kontekstual, guru bukan satu-satunya mo del. Model dapat dirancang dengan ,elibatkan siswa dan juga mendatangkan dari lu ar. 6. Refleksi (Reflection) Refleksi merupakan cara berpikir atau respon tentang apa yang baru dipelajari aa u berpikir kebelakang tentang apa yang sudah dilakukan dimasa lalu. Realisasinya dalam pembelajaran, guru menyisakan waktu sejenak agar siswa melakukan refleksi yang berupa pernyataan langsung tentang apa yang diperoleh hari itu. 7. Penilaian yang sebenarnya ( Authentic Assessment) Penialaian adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberi gambaran me ngenai perkembangan belajar siswa. Dalam pembelajaran berbasis CTL, gambaran per kembangan belajar siswa perlu diketahui guru agar bisa memastikan bahwa siswa me ngalami pembelajaran yang benar. Fokus penilaian adalah pada penyelesaian tugas yang relevan dan kontekstual serta penilaian dilakukan terhadap proses maupun ha sil.

Anda mungkin juga menyukai