Anda di halaman 1dari 8

WAWASAN WIYATAMANDALA

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Dalam upaya mencapai tujuan pembangunan nasional, peranan pendidikan sangat menentukan. Pendidikan pada umumnya dilaksanakan di sekolah, karena sekolah berfungsi untuk meneruskan nilai-nilai luhur bangsa kepada generasi muda, untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Agar proses pendidikan di sekolah dapat berlangsung sesuai dengan tugas dan tujuan pendidikan perlu diciptakan suatu pandangan atau wawasan yang dikenal dengan nama "Wawasan Wiyatamandala". Wawasan Wiyatamandala adalah suatu kebijakan pemerintah yang menempatkan sekolah sebagai lingkungan pendidikan yang didalamnya terdapat masyarakat belajar mengajar. Hal ini berarti bahwa sekolah berfungsi untuk mendidik, mengajar, dan melatih. Dengan demikian sekolah hendaknya tidak digunakan untuk kegiatan-kegiatan di luar tujuan pendidikan. Perlu disadari bahwa salah satu unsur pokok yang sangat diperlukan bagi kelangsungan pendidikan di sekolah adalah situasi dan kondisi yang aman dan tentram di lingkungan sekolah. Agar kondisi demikian dapat tercipta setiap unsur persekolahan harus iebih menyadari fungsi dan peranannya sebagai warga wiyata. Siswa diharapkan juga dapat mendudukkan dan menempatkan diri sesuai dengan fungsinya dalam menciptakan lingkungan sekolah yang tertib dan ketahanan sekolah yang tangguh.

B. Tujuan Berbekal pengetahuan Wawasan Wiyatamandala diharapkan siswa dapat berperan aktif dalam meningkatkan fungsi sekolah sebagai lingkungan pendidikan. Aktivitas dan kreativitas siswa sangat diperlukan untuk menciptakan sekolah sebagai masyarakat belajar, tempat saling asah, saling asih, dan saling asuh yang dibimbing oleh kepala sekolah dan guru yang dapat mendorong semangat dan minat belajar. Hal yang sangat penting bagi siswa adalah dapat mendudukan dan menempatkan diri sesuai dengan fungsinya sebagai warga wiyata. C. Ruang Lingkup Dalam memahami Wawasan Wiyatamandala berturut-turut siswa akan diajak untuk mengenal sekolah dan fungsinya, mengetahui arti dan makna Wawasan Wiyatamandala. Kemudian siswa dibimbing untuk memahami peran aktif dal= proses belajar mengajar. Selain itu siswa diperkenalkan pula pada kondisi yang mendukung pelaksanaan W.a asan Wiyatamandala. Uraian ini dipertegas dengan perlunya Ketahanan Sekolah dalam menunjang Wawasan Wiyatamandala.

BAB II SEKOLAH DAN FUNGSINYA


A. Keadaan Fisik Sekolah Fisik sekolah yang memenuhi persyaratan bangunan sesuai jenjang dan jenis sekolah, peralatan yang lengkap dan cukup, dan letak yang strategis merupakan bagian penting untuk dan menunjang keberhasilan pelaksanaan proses belajar mengajar di sekolah. Dalam rangka mewujudkan dan mengambangkan sekolah sebagai masyarakat belajar, berbagai faktor perlu dikaji secara leas untuk mendukung terlaksananya masyarakat belajar dalam lingkungan sekolah. Berbagai faktor yang perlu mendapat perhatian adalah: 1. Sarana dan Prasarana a. Ruang Belajar; b. Ruang Perpustakaan ; c. Ruang Laboratoriurn / Praktik; d. Ruang Keterampilan; e. Ruang Kesenian; f. Ruang Vasilitas Olah Raga; g. Ruang UKS; h. Ruang BP; i. Ruang Kepala Sekolah j. Ruang Administrasi k. Ruang Guru l. Ruang Koperasi Sekolah/Watung Sekolah; m. Ruang OS'S n. Ruang kamar mandi dan kamar kecil; o. Pagar Sekolah. 2. Halaman yang tertata indah, sejuk, dan segar. 3. Peta sekolah dan peta kelas serta peta siswa. B. Fungsi Sekolah Sekolah sebagai lembaga pendidikan dan merupakan pusat kegiatan belajar mengajar menjadi tumpuan harapan orang tualkeluarga, masyarakat, pemerintah. Karena sekolah memberikan pelayanan pendidikan, pengajaran, pelatihan yang bersifat pengetahuan/teknologi, keterampilm dan pembentukan sikap mental yang baik bagi siswa-siswanya. Pada akhirnya diharapkan sekolah berfungsi dan bertanggungjawab mendidik, membina/mengembangk'an dan mempersiapkan generasi muda bangsa ang berkualitas, mandiri, mampu membangun dirinya dan membangun bangsanya pada masa datang. Untuk mewujudkan dan mencapai tujuan pendidikan nasional, maka sekolah seyogyanya memenuhi kebutuhan yang diperlukan, seperti : 1. Kepala Sekolah yang berkualitas; 2. Tenaga pengajar yang berkualitas dan cukup; 3. Tenaga administrasi yang cukup; 4. Sarana prasarana yang memadai; 5. Lingkungan yang aman, bersib, tertib, indah, serta diwarnai suasana kekeluargaan yang tinggi; 6. Pelaksanaan proses belajar mengajar berjalan lancar;

7. Letak sekolah jauh dari suasana keramaian/lingkungan yang dapat mengganggu kelancaran proses belajar mengajar; 8. Hubungan antara warga sekolah harmonis, penuh keakraban, dan kekeluargaan; 9. Peraturan dan tata tertib; 10. Hubungan kerja sama yang baik antara orang tua (BP3/POMG) dengan warga sekolah; dan 11. Dukungan serta partisipasi lingkungan masyarakat sekitarnya. Hal-hal tersebut sangat besar artinya guna memberi dorongan yang kuat kepada'sesama warga sekolah untuk belajar keras dan bekerja keras; mencintai dan menyayangi sekolahnya, sehingga pada suatu saat tumbuh sikap dan tetrad bahwa aku adaiah warga sekolah, warga masyarakat belajar, aku adaiah putra-putri siswa Indonesia, masa depan tanah air dan bangsaku berada ditanganku dan generasiku. C. Program Pendidikan Sekolah Program. pendidikan di sekolah tcrgantung pada jenis, jenjang dan tingkat pendidikan yang bersangkutan misalnya SLTP. Lama pendidikan berlangsung selama 3 tahun, dimulai dari kelas I. Tiap kelas pendidikan ditempuh oleh peserta didik selama setahun, dan terbagi atas tiga caturwulan, pada tiap akhir caturwulan dilakukan tes/ujian. Pada akhir tahun pelajaran bagi kelas 1 dan kelas 2 diberlakukan tes/ujian atau penilaian guna mengetahui kemampuantkemajuan belajar siswa yang dijadikan ukuran untuk kenaikan kelas disamping aspek lain sebagai bahan pertimbangan seperti jumlah kehadiran, dan kegiatan lainnya. Bagi siswa kelas 3 diberlakukan tes/ujian atau EBTANAS yang merupakan ukuran keberhasilan untuk mengakhiri masa belajarnya ditingkat sekolah tersebut. Materi kegiatan yang diberikan kepada peserta didik mulai dari kelas 1 sampai kelas 3, pada hakikatnya telah terprogram dalam kurikulum yang terdiri dari 2 program, yaitu ; 1. Program Intrakurikuler; dan 2. Program Extrakurikuler

BAB III ARTI DAN MAKNA WAWASAN WIYATAMANDALA


A. Arti Wawasan Wiyatamandala Secara Harfiah kata "Wawasan" mengandung arti pandangan, penglihatan, tinjauan, atau tanggapan inderawi. Secara lebih luas dapat diartikan suatu pandangan atau sikap mendalam terhadap hakikat. Selain menujukkan kegiatan untuk mengetahui isi, juga melukiskan cara pandang, cara lihat, cara tinjau, atau cara tanggap inderawi. Kata "Wiyatamandala" terdiri dari dua bagian kata yaitu "Wiyata" dan "Mandala". Kata "Wiyata" mempunyai arti pelajaran atau pendidikan, sedangkan kata "Mandala" mengandung arti bulatan, lingkaran, lingkungan daerah. atau kawasan. Jadi kata "Wiyatamandala" mengandung arti lingkungan pendidikan/pengjaran. Dengan demikian "Wawasan Wiyatamandala" diartikan sebagai suatu pandangan atau tinjauan mengenai lingkungan pendidikan/pengajaran. Sekolah merupakan Wiyatamandala berarti bahwa sekolah adalah lingkungan pendidikan. Berdasarkan pokok pengertian tersebut, maka "Wawasan Wiyatamandala" adalah cara pandang kalangan pendidikan pada umumnya dan perangkat atau warga sekolah pada khususnya tentang keberadaan sekolah sebagai pengemban tugas pendidikan di tengah lingkungan masyarakat yang membutuhkan pendidikan. B. Makna Wawasan Wiyatamandala Berdasarkan pengertian bahwa Wawasan Wiyatamandala adalah suatu pendangan atau tinjauan mengenai lingkungan pendidikan/pengajaran, maka Wawasaan Wiyatamandala mempunyai makna yang sangat claim dan strategic sebagai lingkungan pendidikan. Makna itu menuntut sekolah untuk : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Memiliki sarana prasarana yang cukup baik; Memiliki tenaga edukatif berpribadi teladan, terampil serta berpengalaman/ berwawasan luas; Terciptanya lingkungan aman, bersih, tertib, indah, sejuk, dan segar; Tumbuhnya partisipasi kerjasama dan dukungan masyarakat sekitar; Adanya hubungan harmonis secara timbal balik antara orang tua dengan para warga sekolah; Terciptanya disiplin para warga sekolah mentaati segala peraturan dan tata tertib sekolah; Adanya hubungan kekeluargaan para warga sekolah yang akrab dan harmonis; dan Tumbuhnya semangat peserta didik untuk maju, bekerja keras dan belajar keras.

Apabila hal-hal tersebut terpenuhi dan terbina baik, maka keberhasilan pendidikan akan terwujud dan menghasilkan tenaga kader pembangunan bangsa atau sumber daya manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.

C. Sekolah Sebagai Lingkungan Pendidikan Sekolah sebagai lembaga pendidikan mengandung satu pengertian pokok bahwa sekolah mempunyai tugas dan fungsi untuk menyelenggarakan proses/kegiatan pendidikan. Kegiatan tersebut dilaksanakan secara terencana, tertib, dan teratur

sehingga usaha untuk menghasilkan tenaga-tenaga terdidik dan terampil yang senantiasa diperlukan bagi pelaksanaan pembangunan dapat terwujud. Sekolah sebagai pusat pendidikan lahir, tumbuh, dan berkembang dari dan untuk masyarakat. Sekolah sebagai lembaga pendidikan merupakan perangkat masyarakat. Pada sisi lain keberadaan sekolah sebagai lembaga sosial yang terletak ditengah-tengah masyarakat rnemungkinkan pula sekolah menjadi lingkungan pendidikan dengan ciri khas rnasyarakat belajar di dalamnya. Tugas penyelenggaraan pendidikan memang tidak mungkin diserahkan sepenuhnya kepada lembaga persekolahan raja, karena pengalaman belajar pada dasarnya dapat diperoleh sepanjang hidup manusia, kapan dan dimanapun. Termasuk dilingkungan keluarga dan dimasyarakat. Meskipun demikian, berdasarkan pokok pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa sekolah memang mempunyai peranan yang amat penting sebagai pengemban misi pendidikan. Sekolah sebagai lingkungan pendidikan akan terwujud dengan sebaik-baiknya apabila didukung dan dipenuhinya 5K, sarana dan prasarana, administrsi pendidikan, ketahanan sekolah, displin dan tata tertib sekolah. Sekolah dan masyarakat atau pranata pendidikan dan pranata-pranata sosial yang lain harus saling menghargai dan menjalin hubungan yang harmonis karena diantar anya terdapat kaitan saling membutuhkan dan mempengaruhi.

BAB IV PERAN AKTIF SISWA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR


Berbagai kegiatan di sekolah yang berhubungan dengan proses belajar mengajar dikelas antara lain adalah kegiatan di perpustakaan dan kegiatan di laboratorium. Namun demikian kegiatan OSIS juga sangat besar pengaruhnya untuk meningkatkan minat dan semangat belajar. Untuk itu peran aktif siswa sangat diharapkan. A. Persipan Belajar Di Kelas Suasana kelas yang rapi, indah, dan teratur dapat mendorong semangat dan minat para siswa dalam belajar. Oleh karena itu agar terciptanya suasana kelas yang menyenangkan para siswa perlu membantu pengaturan kelas masing-masing. Salah satu contoh yang dapat dilakukan siswa untuk menciptakan suasana yang dapat mendorong semangat belajar adalah sebagai berikut : 1. Ruang kelas hendaknya bersih dan rapi, suasana kursi dan meja ditata dengan teratur. Demikian juga keadaan meja dan kursi, meja guru. 2. Papan tulis terletak ditempatnya, dilengkapi dengan kapur tulis dan penghapus papan tulis. 3. Di dinding antara lain terpasang gambar Presiden dan Wakil Presiden, 'Lambang Garuda, teks tata tertib, teks Sumpah Pemuda, teks Wawasan Wiyatamandala, daftar regu kerja, dan papan daftar hadir. 4. Gambar-gambar Pahiawan Nasional dan tokoh-tokoh pendidikan diatur sesuai dengan tata ruang di kelas itu. 5. Hasil kerajinan siswa dikelas itu diletakkan pada tempat yang tepat. 6. Di sudut depan kelas itu diletakkan tempat sampah, dan seterusnya. Hal lain yang diperlukan untuk pesiapan belajar dikelas adalah kesiapan siswa untuk meng;kuti kegiatan belajar mengajar, misalnya : 1. Mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru; 2. Mengulang/mempelajari bahan pelajaran yang telah dijelaskan sebelumnya; 3. Mempelajari terlebih dahulu bahan pelajaran yang belum dijelaskan, dan mencatat hal-hal yang perlu ditanyakan kepada guru; 4. Menyiapkan alat tulis dan membawa buku pelajaran sesuai dengan jadwal pelajaran; 5. Mengusahakan tidur secukupnya, agar dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar secara baik; 6. Sarapan terlebih dahulu sebelum berangkat ke sekolah Selain yang diuraikan di atas, ada hal lain yang sangat penting, yaitu tekad, semangat, dan kemauan untuk mengikuti pelajaran secara sungguh-sungguh. B. Aktif Berperan dalam Proses Belajar di Kelas Proses belajar mengajar dapat berlangsung dalam berbagai cara, antara lain melalui, 1. Tatap muka; 2. Belajar berkelompok; 3. Pemberian tugas perorangan.

Pada setiap cara tersebut peran aktif siswa sangat diperlukan agar tujuan belajar mengajar yang diharapkan dapat tercapai. Dibawah ini diberikan contoh peran aktif siswa tentang cara belajar mengajar di kelas. Tentu saja contoh ini dapat diperluas atau dikembangkan sesuai dengan situasi dan kondisi setempat. 1. Peran aktif siswa dalam proses belajar mengajar secara tatap muka. a. Mengikuti penjelasan guru secara sungguh-sungguh; b. Mencatat hal-hal yang dianggap penting; c. Menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru sesuai dengan pendapat yang dimiliki siswa; d. Mengajukan pertanyaan bila ada hal-hal yang belum difahami; e. Mengemukakan pendapat bila dianggap penting; f. Memanfaatkan waktu sebaik-baiknya. 2. Peran aktif siswa dalam proses belajar mengajar secara berkelompok. a. Mempelajari dan memahami tugas yang diberikan kepada kelompok; b. Mengembangkan bahan-bahan yang dapat dimanfaatkan oleh kelompok dalam menyelesaikaan tugas, misalnya buku-buku sumber; c. Mendiskusikan tugas tersebut dengan kelompok; d. Aktif berperan dalam memberi pendapat dan menarik kesimpulan; e. Melaksanakan tugas yang diberikan oleh kelompok; f. Turut bertanggungjawab akan hasil kerja kelompok. 3. Peran aktif siswa dalam proses belajar mengajar secara perorangan. a. Mempelajari dan memahami tugas yang diberikan; b. Memanfaatkan buku-buku sumber dari perpustakaan; c. Bertanya kepada guru apabila ada hal yang belum difahami; d. Berusaha sungguh-sungguh menyelesaikan tugas. C. Kegiatan Ekstrakurikuler Salah satu faktor pendukung keberhasilan proses belajar mengajar adalah kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler dilakukan di luar jam pelajaran biasa, dapat pula dilakukan di sekolah atau di luar sekolah secara berkala atau sewaktu -waktu. Kegiatan ini untuk lebih memantapkan pembentukan kepribadian. Kegiatan ini juga dimaksudkan untuk lebih mengaitkan antara pengetahuan yang diperoleh dalam program kurikuler dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan.

Beberapa contoh kegiatan ekstra kurikuler yang dapat dilakukan oleh Siswa antara lain sebagai berikut. 1. Membaca dan merangkum buku-buku perpustakaan yang menujang mata. pelajaran. 2. Mengadakan percobaan dan penelitian yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan alam. 3. Mengadakan kunjungan ke tempat-tempat bersejarah dan membuat karya tulis mengenai tempat-tempat tersebut. 4. Mengunjungi rumah panti asuhan dan panti jompo.

5. Mengikuti siaran teve yang berkaitan dengan pendidikan serta merangkum inti sari siaran tersebut. 6. Membuat kliping yang menunjang mata pelajaran pokok. 7. Latihan kesenian sesuai dengan bakat. 8. Latihan olahraga sesuai dengan bakat.

Anda mungkin juga menyukai