Anda di halaman 1dari 4

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Menurut Hendrik L. Blum (1974) derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh empat faktor utama yaitu : faktor lingkungan, perilaku manusia, pelayanan kesehatan dan keturunan. Keempat faktor tersebut saling terkait dengan beberapa faktor lain yaitu sumber daya alam, keseimbangan ekologi, kesehatan mental, sistem budaya dan populasi sebagai satu kesatuan. Lingkungan mempunyai pengaruh yang paling besar terhadap derajat kesehatan masyarakat. Faktor lingkungan meliputi lingkungan fisik , lingkungan biologik dan lingkungan sosiokultural. Menurut pasal 22 Undang-undang Nomor 23 tahun1992 tentang Kesehatan menyebutkan antara lain : 1. Kesehatan lingkungan diselenggarakan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat 2. Kesehatan lingkungan dilaksanakan terhadap tempat umum, lingkungan pemukiman, lingkungan kerja, angkutan umum dan lingkungan lainnya. 3. Kesehatan lingkungan meliputi : Penyehatan air, tanah dan udara Pengamanan limbah padat, limbah cair, limbah gas, radiasi dan kebisingan Pengendalian vektor penyakit Penyehatan atau pengamanan lainnya

4. Setiap tempat atau sarana pelayanan umum wajib memelihara dan ,meningkatkan lingkungan yang sehat sesuai dengan standar dan persyaratan Peranan Puskesmas sangat strategis, karena puskesmas berada pada tingkat terdekat dengan tempat di mana masalah yang menyangkut kesehatan itu terjadi, sehingga kemampuan untuk mendeteksi adanya masalah serta kemampuan untuk menganalisa besarnya masalah akan menentukan keberhasilan upaya pemecahannya. Masalah pada derajat yang tidak terlalu besar dimana masih dalam lingkup jangkauan kemampuan puskesmas maka masalah tersebut dapat cepat ditangani Program kesehatan lingkungan Puskesmas Borobudur sendiri telah melakukan kegiatan pendataan dan pengawasan sanitasi pada institusi yang dibina. Untuk program kesehatan lingkungan ini dikepalai oleh seorang tenaga kesehatan yaitu ibu Kurnia Artananti, SKM. Beliau mengelola kesehatan lingkungan luar gedung dan dalam gedung. Institusi dibina (pondok pesantren) yang ada di wilayah kerja puskesmas Borobudur pada bulan Januari-

Oktober 2011 belum mencapai target dari yang memenuhi syarat yang ditetapkan Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang. Jika dipresentasikan cakupan pelayanannya baru mencapai 40%, sedangkan menurut standar pelayanan minimal (SPM) Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang yang memenuhi syarat yaitu 80%. Kondisi di Kecamatan Borobudur sendiri menunjukkan masih terdapat Institusi yang dibina (pondok pesantren) yang belum dilakukan pemeriksaan sanitasinya, sehingga penulis mengambil pondok pesantren di kecamatan Borobudur untuk melakukan evaluasi sanitasi yang belum dilakukan pemeriksaan. I.3. TUJUAN I.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui dan menganalisis Institusi yang dibina (pondok pesantren) yang memenuhi syarat sanitasi di Kecamatan Borobudur pada bulan JanuariOktober 2011 I.3.2. Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui jumlah Institusi yang dibina yang memenuhi dan yang belum memenuhi syarat sanitasi di Kecamatan Borobudur pada bulan Januari-Oktober 2011 2. Untuk mengetahui penyebab masalah dan upaya pemecahan masalah yang belum diperiksa serta kurangnya sanitasi Instansi yang dibina di Kecamatan Borobudur pada bulan Januari-Oktober 2011 I.4. MANFAAT KEGIATAN I.4.1. Bagi Penulis Untuk menambah pengetahuan penulis tentang penyebab kurangnya sanitasi yang baik pada Institusi yang dibina (pondok pesantren) di Kecamatan Borobudur bulan Januari-Oktober 2011 I.4.2. Bagi Profesi Laporan ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan kepada instansi terkait dan dapat dijadikan sebagai dokumentasi ilmiah untuk memperbaiki status kesehatan khususnya di Kecamatan Borobudur.

I.4.3. Bagi Masyarakat Berdasarkan hasil inspeksi diharapkan pengetahuan masyarakat dapat bertambah mengenai bagaimana menjaga kebersihan di Instansi yang dibina (pondok pesantren) agar tercipta Instansi yang sehat sesuai dengan syarat kesehatan. I.5. BATASAN PENGKAJIAN I.5.1. Batasan Judul Cakupan evaluasi program kesehatan lingkungan institusi yang dibina kurang. Oleh karena, itu penulis memilih judul Evaluasi program kesehatan lingkungan cakupan institusi yang dibina (pondok pesantren) di Kecamatan Borobudur periode Januari-Oktober 2011, dengan batasan pengertian judul sebagai berikut : 1. Evaluasi adalah proses penilaian yang sistematis mencakup pemberian nilai, atribut, apresiasi dan pengenalan permasalahan serta pemberian solusi-solusi atas permasalahan yang ditemukan. 2. Kesehatan masyarakat. 3. Institusi yang dibina adalah insitusi yang sesuai dengan standar kesehatan lingkungan di satu wilayah kerja tertentu pada kurun waktu satu tahun. Mencakup Rumah Sakit, puskesmas, sekolah, instalasi pengolahan air minum, perkantoran, industri rumah tangga dan industri kecil, serta tempat penampungan pengungsi. Institusi yang dibina tersebut adalah unit kerja yang dalam memberikan pelayanan/jasa potensial menimbulkan resiko/dampak kesehatan. 4. Kecamatan Borobudur adalah salah satu kecamatan di wilayah Kabupaten Magelang. 5. Kabupaten Magelang adalah salah satu kabupaten di wilayah Propinsi di Jawa Tengah. 6. Periode Januari-Oktober 2011 adalah periode waktu yang digunakan untuk mengevaluasi mengenai cakupan institusi yang memenuhi syarat sanitasi. I.5.2. Batasan Operasional lingkungan adalah keadaan lingkungan yang mempengaruhi

kesehatan fisiologis, psikologis dan bebas dari penularan penyakit pada

- Sasaran adalah institusi yang dibina (pondok pesantren) di Kecamatan Borobudur. - Cakupan adalah prosentase hasil perbandingan antara jumlah institusi yang diperiksa (pondok pesantren) yang tidak memenuhi syarat sanitasi dengan jumlah seluruh institusi yang dibina (pondok pesantren) di Kecamatan Borobudur. I.6. METODOLOGI PENELITIAN Dengan melakukan survei seluruh Institusi yang dibina (pondok pesantren) di Kecamatan Borobudur tahun 2011, untuk mendapatkan data primer dan data sekunder diperoleh dari laporan yang terdapat pada petugas kesehatan lingkungan Puskesmas Borobudur - Data primer diperoleh langsung melalui survei ke Institusi yang dibina (pondok pesantren) di Kecamatan Borobudur pada tanggal 1-2 Desember 2011 dengan hasil ditulis dalam tabel tilik dan diberi nilai langsung oleh penilik. Data sekunder berupa pengumpulan data-data dari petugas kesehatan

lingkungan Puskesmas Borobudur Data yang terkumpul diolah untuk menentukan penyebab permasalahan, selanjutnya dilakukan pemilihan penyebab yang paling mungkin untuk selanjutnya ditentukan alternatif pemecahan masalah diikuti dengan penetapan pemecahan masalah terpilih dan penyusunan rencana penerapan sehingga selanjutnya dapat dilakukan monitoring dan evaluasi.

Anda mungkin juga menyukai