Anda di halaman 1dari 7

1. Quantum Teleporter Q-Teleportation telah berhasil pada objek yang lebih kecil berdasarkan penelitian yang telah dilakukan.

"Kami bisa melakukan ekesperimen quantum teleportation untuk pertama kalinya di luar laboratorium universitas," kata Rupert Ursin, peneliti Institute if Experimental Physics, Universitas Vienna, Austria. Pada Q-Teleportation, quantum pada objek dihancurkan dan dibuat kembali. Oleh karena itu, Q-Teleportation tidak bisa memindahkan benda hidup maupun mati secara keseluruhan fisik. Alat ini "menciptakan" replika benda sebelumnya pada posisi di tempat lain dan benda sebelumnya akan "menghilang" selama replikanya diciptakan. sumber: National Geographic.

2.

360

3-D

Holographic

Displays

ZCamTM merupakan kamera video yang bisa merekam informasi hingga ke dalam bagian objek (yang biasa digunakan untuk membuat model 3D) video dan kemudian diproduksi oleh 3DV Systems. Teknologi ini berbasiskan prinsip "Time of Flight". Pada teknik ini, data ukuran 3D didapatkan dengan cara mengirim gelombang infra merah ke dalam scene video dan mendeteksi cahaya yang direfleksikan oleh permukaan objek pada scene video. Dengan menggunakan variabel waktu yang ditempuh oleh gelombang infra merah untuk mencapai objek target dan saat kembali, jarak bisa dihitung dan kemudian digunakan untuk membuat informasi 3D dari semua objek pada scene.

3.

Lightsaber

(Pedang

Laser)

Yang kita ketahui, pedang ini hanyalah hasil "karya: pada film-film sains fiksi belaka!! Lightsaber terdiri dari logam dan mata pedang berupa plasma sepanjang 1 meter. Lightsaber ini bisa memotong objek tanpa perlawanan sedikitpun. Bisa meninggalkan luka bakar pada kulit manusia. Tapi pedang ini bisa ditangkis, namun dengan pedang lightsaber pula, bisa juga ditangkis dengan perisai.

4.

JetPack

Jetpack, juga termasuk alat yang banyak kita temukan di film sains fiksi, yang mana alat ini menggunakan jet yang melepaskan gas (bisa juga air) dan kemudian "menerbangkan" penggunanya. TAM adalah perusahaan pertama dan satusatunya di dunia yang memproduksi paket lengkap kostum yang didesain oleh Rocket Belt menggunakan mutakhir dan juga material aerospace dengan mesin penyulingan khusus untuk memproduksi bahan bakar Hidrogen Peroksida jet anda.

5.

Military

exoskeleton

prototype

Military exoskeleton merupakan sejenis rangka luar bertenaga hidrolik yang dipasang pada militer dan bisa mengangkat hingga 100 kg benda untuk jangka waktu yang lama dan bisa sambil mengelilingi suatu area pula. Desainnya yang fleksibel memungkinkan pengguna untuk berjongkok, bergerak pelan dan "mengangkat" ke atas. Tidak ada joystick maupun mekanisme kontrol lainnya. Kontrolnya menggunakan indra manusia.

6.

Flying

Car

"Mobil terbang" ini disebut "The Highway in the Sky". Jika tiap waktu agan terjebak macet, maka dengan menggunakan flying car ini agan bisa berputar dan menukik di angkasa agar bisa sampai di tujuan dengan cepat.

7.

Flying

Saucer

Ini adalah model kendaraan udara tak berawak dengan bentuk cawan (mirip pesawat UFO uy) yang dibuat oleh sebuah perusahaan di Inggris bernama Aesir.

8.

Virtual

Goggles

Teknologi telah membawa dunia virtual ke dalam komputer kita sejak lama. Tapi, dunia virtual tersbut sekarang bisa disaksikan di rumah kita. Sebuah ekseprimen yang telah dilakukan selama beberapa dekade, sekarang telah menjadi kenyataan. Pada gambar di atas, wanita tsb sedang menggunakan device berteknologi virtual bernama iWear VR920 dari perusahaan Icuiti. Alat tsb bisa berfungsi sebagai output video juga sebagai gaming console.

sumber : http://www.taukahkamu.com/2010/10/8-teknologi-tercanggih-di-dunia-saat.html

KOMPAS.com - Ilmuwan bisa membaca pikiran manusia dengan menggunakan program komputer? Rasanya seperti sedang membaca buku fiksi ilmiah ya? Atau, biasanya hanya ada dalam adegan sebuah film fiksi ilmiah. Namun yang ini bukan fiksi. Para ilmuwan sudah menemukan cara untuk membaca pikiran manusia, menggunakan program komputer yang bisa melacak aktivitas otak dan menuliskannya ke dalam bentuk teks. Ahli saraf di Universitas California Berkeley, memasukkan elektroda-elektroda ke dalam tengkorak pasien operasi otak untuk memantau informasi dari lobus temporal mereka, yang digunakan untuk pengolahan kata-kata dan gambar. Ketika pasien mendengarkan seseorang berbicara, sebuah program komputer menganalisis bagaimana otak memproses dan mereproduksi kata-kata yang mereka dengar. Para ilmuwan percaya, teknik ini juga bisa digunakan untuk membaca dan melaporkan apa yang akan pasien katakan selanjutnya. Mencontek sistem kerja otak Dalam jurnal Biologi PLoS tertulis bahwa teknologi ini merupakan upaya membaca pikiran dengan tingkatan terbaru. Robert Knight, profesor psikologi dan ilmu saraf menambahkan, teknologi ini sangat berguna bagi pasien yang mengalami kesulitan berbicara karena neuron motoriknya terganggu akibat stroke. Dalam penelitian, ilmuwan memasukkan hingga 256 elektroda yang diletakkan di permukaan otak saat mereka mendengarkan pria dan wanita mengucapkan kata-kata individual termasuk kata benda, kata kerja, dan nama. Sebuah program komputer kemudian menganalisis aktivitas elektroda dan mereproduksi kata yang mereka dengar. "Ahli saraf sudah lama percaya bahwa otak secara alamiah bekerja dengan menerjemahkan aspekaspek dari dunia luarnya, seperti kata-kata yang diucapkan manusia, ke dalam aktivitas elektrik. Aktivitas inilah yang diterjemahkan balik oleh para ilmuwan, yakni menerjemahkan pola-pola aktivitas elektrik kembali ke bentuk asli," ujar Profesor Jan Schnupp dari Universitas Oxford. Hanya untuk pasien tertentu Namun, teknologi membaca pikiran ini hanya disediakan untuk pasien yang sedang menjalani operasi otak karena penyakit tertentu seperti epilepsi dan tumor otak. Para ilmuwan dan ahli saraf sedang melakukan penelitian lanjutan dan memastikan teknologi ini sebagai aplikasi biomedikal masa depan. Jadi, belum ada perangkat yang dijual secara bebas yang bisa digunakan untuk membaca pikiran tanpa pengawasan tenaga medis. Jangan dulu membayangkan bisa membaca pikiran pasangan

atau atasan Anda dengan menggunakan teknologi ini. Dengan penelitian ini, para ilmuwan pun menyadari betapa kompleksnya kerja otak manusia. "Kami sudah berusaha mempelajari sistem kerja, namun ternyata otak manusia melakukan lebih dari apa yang bisa kami teliti. Masih banyak sisi otak yang bisa diteliti lebih dalam, dengan menggunakan metode yang berbeda," ujar Brian Pasley, salah seorang penulis penelitian ini.

Anda mungkin juga menyukai