Anda di halaman 1dari 29

Beberapa Keterampilan Mengajar Guru OLEH JAMRIDAFRIZAL Pekerjaan menjadi seorang guru adalah pekerjaan professional.

Agar pendidikan berhasil dengan baik maka perlu ada sebuah standar tentang guru yang dkenal dengan standar kompetensi guru. Standar ini meliputi empat komponen yang satu dengan lainnya saling melengkapi dan terkait erat, komponen-komponen itu adalah: (1) pengelolaan pembelajaran; (2) pengembangan potensi;(3) penguasaan akademik; (4) sikap kepribadian. Secara keseluruhan standar kompetensi guru terdiri dari tujuh kompetensi, yaitu: (l) penyusunan rencana pembelajaran; (2) pelaksanaan interak belajar mengajar; (3) penilaian prestasi belajar peserta didik; (4 pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian prestasi belajar peser didik; (5) pengembangan profesi; (6) pemahaman wawasa' pendidikan; (7) penguasaan bahan kajian akademik (Direktor Tenaga Kependidikan Depdiknas, 2003)1 Untuk dapat menjadi seorang guru yang memiliki kompetensi maka diharuskan memiliki kemampuan untuk mengembangkan tiga aspek kompetensi yang ada pada dirinya, yaitu kompetensi pribadi, kompetensi profesional, dan kompetensi kemasyarakat (Piet A. Sahertian dan Ida Alaida Sahertian, 1990). Kompetensi pribadi adalah sikap pribadi guru berjiwa Pancasila yang mengutamakan budaya bangsa Indonesia, yang rela berkorban bagi kelestarian bangsa dan negaranya. Kompetensi profesional adalah kemampuan dalam penguasaan akademik (mata pelajaran/ bidang studi) yang diajarkan dan terpadu dengan kemampuan me ajarnya sekaligus sehingga guru itu memiliki wibawa akademik.Sementara itu, kompetensi kemasyarakatan (sosial) adalah kemampuan yang berhubungan dengan bentuk partisipasi seorang guru dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat tempat ia bekerja, baik formal maupun informal (Piet A. Sahertia dan Ida Alaida Sahertian, 1990). Guru yang dapat atau mampu mengembangkan ketiga aspek kompeterisi tersebut pada diri deilgan baik, niscaya ia tidak hanya memperoleb keberhasilan tetapi ia juga memperoleh kepuasan atas profesi yang dipilihnya. Kompetensi yang harus dimiliki oleh guru adalah: Pertama memiliki pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia.Kedua,mempunyai sifat yang tepat tentang diri sendiri, sekolah,rekan sejawat, dan bidang studi yang dibinanya. Ketiga, menguasai bidang. Studi yang diajarkan. Keempat, memmpunyai keterampilan mengajar. (Nurhala dan Radito, 1986). Keterampilan mengajar adalah sejumlah kompetensi guru yang menampilkan kinerjan secara professional. Keterampilan ini menunjukkan bagaimar guru memperlihat perilakunya selama interaksi belajar mengajar berlangsung yang terdiri dari: (1) keterampilan membuat pelajaran, yaitu kegiatan guru untuk menciptakan suasana yang menjadikan siswa siap mental sekaligus menimbulkan perhatian siswa terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari; (2) keterampilan menutup pelajaran, yaitu kegiatan guru untuk mengakhiri proses belajar mengajar; (3) keterampilan menjelaskan, yaitu usaha menyajikan materi pembelajaran yang diorganisasikan secan sistematis; (4) keterampilan mengelola kelas, yaitu kegiatan guru untuk menciptakan siklus belajar yang kondusif; (5) keterampilan bertanya, yaitu usaha guru untuk mengoptimalkan kemampuan menjelaskan melalui pemberian pertanyaan kepada siswa (6) Keterampilan memberikan penguatan, yaitu suatu respons positif yang diberikan guru kepada siswa yang melakukan perbuatan baik atau kurang baik; (7) keterampilan memberi variasi, yaitu usaha guru untuk menghilangkan kebosanan siswa dalam menerima pelajaran melalui variasi gaya mengajar, penggunaan
Kunandar,Guru professional: implementasi kurikulum Tingkat satuan pendidikan ( KTSP) dan persiapan menghadapi sertifikasi guru. Jakarta: Grafindo,2007.hal 56
1

media, pola interaksi kegiatan Siswa, dan komunikasi nonverbal (suara, mimik, kontak mata,dan semangat) (Suprayekti, 2003)2 1). Keterampilan Dasar Mengajar3 Seorang guru mestilah memiliki keterampilan mengajar (teaching skills) yang dapat dilatih melalui micro-teaching.Adapun keterampilan mengajar adalah sbb: (1) Keterampilan bertanya (questioning skiils) (,2) Keterampilan memberikan penguatan ( reinforcement skills),( Keterampilan mengadakan variasi (variation skills), 3) (4) Keterampilan menjelaskan ( explaining s kills),(5)Keterampilan membuka dan menutup pelajaran (set induction and closer),(6) Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil,(7) Keteramptlan mengelola kelas dan (8)Keterampilan mengajar perseorangan Secara rinci semua keterampilan mengajar tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut; (1.) Keterampilan Bertanya. Pengetahuan yg dimiliki seseorang selalu bermula dari bertanya. Bertanya merupakan strategi utama pembelajaran berbasis kontekstual. Bertanya dalam pembelajaran sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berpikir siswa. Bagi siswa kegiatan bertnya merupakan bagian penting dalam melaksanakan pembelajaran yang berbasis inkuiri, yaitu menggali informasi, mengkofirmasi apa yang sudah diketahui. Dalam aktivitas belajar, kegiatan bertnaya dapat diterapkan : antara siswa dengan siswa, antara guru dengan siswa, antara siswa dengan guru, antara siswa dengan orang lain dan sebagainya. Kegatan bertanaya ini berguna dalam pembelajaran untuk a) Menggali informasi, baik administrasi maupun akademis; b) Mengecek pemahaman siswa; c) Memecahkan persoalan yang dihadapi siswa d) Mengetahui sejauh mana keingin tahuan siswa e) Mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa; f)Memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki guru; g) Memangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa h) Menyegarkan kembali ingatan siswa 4 Dalam proses belajar-mengajar,bertanya memainkan peranan penting sebab pertanyaan yang tersusun dengan baik dan teknik pelontaran yang tepat pula akan memberikan dampak positif terhadap siswa, yaitu (a) Meningkatkan partsipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar, (b) Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu masalah yang sedang dihadapi atau dibicarakan, (c) Mengembangkan pola dan cara belajar aktif dari siswa sebab berpikir itu sesungguhnya bertanya, (d) Menuntun proses berpikir siswa sebab pertanyaan yang baik akan membantu siswa agar dapat menentukan jawaban yang baik, (e) Memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang sedang dibahas. Keterampilan dan kelancaran bertanya dari calon guru maupun dari guru itu perlu dilatih dan ditingkatkan, baik isi pertanyaannya maupun teknik bertanya. a. Dasar-dasar pertanyaan yang baik
Ibid.,hal 56-57 Muhammad Uzer Usman.op.cit. hal.74-80 4 Kunandar.Op.Cit.hal. 288
2 3

(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g)

Jelas dan mudah dimengerti oleh siswa. Berikan informasi yang cukup untuk menjawab pertanyaan Difokuskan pada suatu masalah atau tugas tertentu. Berikan waktu yang cukupkepada anak untuk berpikir sebelum menjawab pertanyaan. Bagikanlah semua pertanyaan kepada seluruh murid seeara merata. Berikan respons yang ramah dan menyenangkan sehingga timbul keberanian siswa untukmenjawab atau bertanya. Tuntunlah jawaban siswa sehingga mereka dapat menemukan sendiri jawaban yang benar.

b Jenis-jenis pertanyaan yang baik. a) Jenis pertanyaan menurut maksudnya. (a) Pertanyaan permintaan (complwnce question), yakni pertanyaan yang mengharapkan agar siswa mematuhi perintah yang diucapkan dalam bentuk pertanyaan. Contoh: Dapatkah kamu tenang agar suara bapak (ibu) dapat didengar oleh kalian? (b) Pertanyaan retoris (rhetorical question), yaitu pertanyaan yang tidak menghendaki jawaban, tetapi dijawab sendiri oleh guru. Hal ini merupakan teknik penyampaian informasi kepada murid. Contoh: Mengapa observasi diperlukan sebelum melaksanakan PPL? Sebab observasi merupakan ..... dst. (c) Pertanyaan mengarahkan atau menuntun (prompting question), yaitu pertanyaan yang diajukan untuk memberi arah kepada murid dalam proses berpikimya, Hal ini dilakukan apabila guru menghendaki agar siswa memperhatikan dengan saksama bagian tertentu atau inti pelajaran yang dianggap penting. Dari segi yang lain, apabila siswa tidak dapat menjawab atau salah menjawab, guru mengajukan pertanyaan lanjutan yang akan mengarahkan atau menuntun proses berpikir siswa sehingga pada akhirnya siswa dapat menemukan jawaban bagi pertanyaan pertama tadi. (d) Pertanyaan menggali (probing question), pertanyaan Ianjutan yang yaitu akan mendorong murid untuk lebih mendalami jawabannya terhadap pertanyaan pertama. Dengan pertanyaan menggali ini siswa didorong untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas jawaban yang dib pada pertanyaan sebelumnya Pertanyann menurut taksonomi bloom (a) Pertanyaan pengetahuan (recoIl question atau knowledge question), atau ingatan dengan menggunakan kata-kata apa, dl. mana, kapan, siapa, sebutkan. Contoh: Sebutkan ciri-ciri micro-teachmg! (b) Pertanyaan pemahaman (comprehension question), yaitu pertanyaan menghendaki jawaban yang bersifat pemahaman dengan kata sendiri. Biasanya menggunakan kata-kata jelaskan, uraikan, bandingkan. Contoh: Jelaskan manfaat micro-teaching! (c) Pertanyaan penerapan (aplication question) yaitu pertanyaan yang menghendaki jawaban untuk menerapkan pengetahuan atau Informasi yang diterimanya. Contoh: Berdasarkan proses tersebut, kesimpulan apa yang dapat anda berikan? (d) Pertanyaan sintesis (synthesis question), yaitu pertanyaan yang menghendaki jawaban yang benar, tidak tunggal, tetapi lebih dari satu dan menuntut murid untuk membuat ramalan (prediksi), memecahkan masalah mencari

a)

komunikasi. Contoh: Apa yang terjadi bila musin kemarau tiba? Apa yang anda lakukan bila seorang siswa anda tidak mau memperhatikan pelajaran? (e) Pertanyaan evaluasi (evaluation question), yaitu pertanyaan yang menghendaki jawaban dengan cara memberikan peilaian atua pendapatnya terhadap suatu isyu yang ditampilkan. Contoh: Bagamana pendapat anda tentang program transmigrasi? Apa komentar tentang keluarga berencana? c Hal-hal yang perlu diperhatikan a) Kehangatan dan Keantusiasan Untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam proses belajar-mengajar, perlu menunjukkan sikap baik pada waktu mengajukan pertanyaan mau ketika menerima jawaban siswa. Sikap dan cara guru termasuk cara guru termasuk suara,ekspresi wajah, gerakan, dan posisi badan menampakkan ada-tida kehangatan dan keantusiasannya. b) Kebiasaan yang Perlu Dihindari (a) Jangan mengulang-ulang pertanyaan bila siswa tidak mampu menjawabnya karena hal ini dapat menyebabkan menurunnya perhatian partisipasi siswa. . (b) Jangan mengulang-ulang jawaban siswa. Hal ini akan membuangbuang waktu, siswa tidak memperhatikan jawaban temannya karena menunggu komentar dari guru. (c) Jangan menjawab sendiri pertanyaan yang diajukan sebelum siswa memperoleh kesempatan untuk menjawabnya. Hal ini membuat siswa frustrasi dan mung kin ia tidak mengikuti pelajaran dengan baik. (d) Usahakan agar siswa tidak menjawab pertanyaan secara serempak karena guru tidak dapat mengetahui dengan pasti siapa yang menjawab benar dan siapa yang salah serta menutup kemungkinan berinteraksi selanjutnya. (e) Menentukan siapa siswa yang harus menjawab sebelum mengajukan pertanyaan akan menyebabkan siswa yang tidak ditunjuk untuk menjawab tidak memikirkan jawaban pertanyaan. Oleh karena itu, pertanyaan hendaknya ditujukan lebih dahulu kepada. Seluruh siswa baru kemudian guru menunjuk salah seorang untuk menjawabnya. (f) Pertanyaan ganda: Guru kadang-kadang mengajukan pertanyaan yang sifatnya ganda, menghendaki beberapa jawaban atau kegiatan yang hams dilakukan oleh siswa. Contoh: Apa yang dimaksud dengan micro teaching dan apa gunanya bagi kita sebagai calon guru? Apa yang menyebabkan terjadinya turun hujan dan bagaimana akibatnya bila turun hujan? d Komponen-komponen keterampilan bertanya dasar a.) Penggunaan pertanyaan secara jelas dan singkat.Pertanyaan guru harus diungkapkan secara jelas dan singkat dengan menggunakan kata-kata yang dapat dipahami oleh siswa sesuai dengan taraf perkembangannya b.) Pemberian acuan.Sebelum memberikan pertanyaan, kadang-kadang guru perlu memberikan acuan yang berupa pertanyaan yang berisi informasi yang relevan dengan jawaban yang diharapkan dari siswa, contoh: Kita ketahui bahwa erosi tanah dapat disebabkan oleh air dan angina. Coba kamu sebutkan factor penyebab yang lain yang mengakibatkan terjadinya erosi. c.) Pemindahan giliran. Adakalanya satu pertanyaan perlu dijawab oleh lebih dad seorang siswa karena jawaban siswa benar atau belum memadai

d.) penyebaran Untuk melibatkan siswa sebanyak-banyaknya di dalam pelajaran, , guru perlu menyebarkan giliran menjawab pertanyaan secara acak. Ia hendaknya berusaha agar setiap siswa mendapat giliran secara merata. Perbedaanya dengan memindahkan giliran adalah bahwa pada pemindahan giliran beberapa siswa bergiliran diminta menjawab pertanyaan yang sama, sedangkan pada pada penyebaran, berbeda, disebarkan giliran menjawabnya kepada siswa yang berbeda pula, sedangkan pada penyebaran, beberapa pertanyaan yang berbeda, disebarkan giliran menjawabnya kepada siswa yang berbeda pula e.) Pem berian w aktu berpikir. mengajukan pertanyaan kepada seluruh siswa, Setelah guru perlu memberi waktu beberapa detik untuk berpikir sebelum menunjuk salah seorang siswa untuk menjawabnya. f.) Pe m b e ria n tu n tu n a n . siswa itu menjawab salah atau tidak dapat menjawab, guru Bila hendaknya memberikan tuntunan kepada siswa agar ia dapat menemukan jawaban yang benar e. Komponen-Komponen Keterampilan Bertanya Lanjutan Keterampilan bertanya lanjutan dibentuk atas dasar penguasaan komponen komponen bertanya dasar. Oleh sebab itu komponen bertanya dasar, dipakai dalam penerapan keterampilan bertanya lanjut. Adapun komponen-komponennya adalah sebagai betikut: a) P engubahan tuntunan tingkat kognitif dalam m enjaw ab pertanyaan. Pertanyaan yang dikemukakan guru dapat mengandung proses mental berbeda-beda, dari proses mental yang rendah sampai proses mental tinggi oleh karena itu guru dalarn mengajukan pertanyaan hendaknya berusaha mengubah tuntutan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan dari tingkat mengikat kembali fakta-fakta ke berbagai tingkat kognitif lainnya yang lebih tinggi seperti pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi. Guru dapat pula mengajukan pertanyaan pelacak (probing) b) P engaturan urutan pertanyaa. Untuk mengembangkan tingkat kognitif dari yang sifatnya rendah ke yang lebih tinggi dan kompleks, guru hendaknya dapat mengatur urut tanyaan yang diajukan kepada siswa dari tingkat mengingat, kemudian pertanyaan pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. usahakan agar jangan memberikan pertanyaan yang tidak menentu atau yang bolak-balik, misalnya sudah sampai kepada pertanyaan analisis, kembali lagi kepada pertanyaan igatan, dan kemudian melonjak kepada pertanyaan evaluasi. Hal ini akan menimbulkan kebingungan pada Siswa dan partisipasi siswa dalam mengikuti pelajaran dapat menurun c) P enggunaan pertanyaan pelacak. Jika jawaban yang diberikan oleh siswa dinilai benar oleh guru, tetapi masih dapat ditingkatkan menjadi lebih sempurna, guru dapat mengajukan pertanyaanpertanyaan pelacak kepada siswa tersebut. Berikut adalah beberapa teknik pertanyaan pelacak yang dapat digunakan (a) Klasifikasi: Jika siswa menjawab dengan kalirriat yang kurang tepat, guru dapat memberikan pertanyaan pelacak yang meminta siswa tersebut untuk mehjelaskan dengan kata-kata lain sehingga jawaban siswa menjadi lebih baik. (b) Meminta siswa memberikan alasan (argumentasi) yang dapat menunjang kebenaran pandangannya dalam menjawab pertanyaan guru. (c) Meminta kesempatan pandangan: Guru clap at memberikan kesempatan kepada siswa lainnya untuk menyatakan persetujuan atau penolakan disertai

(d) (e) (f) (g)

alasan terhadap jawaban rekannya, agar diperolehpandangan yang dapat diterima oleh semua pihak. Meminta kesempatan jawaban: Guru dapat meminta siswa untuk meninjau kembali jawaban yang diberikannya bila dianggap kurang tepat. Meminta jawaban yang lebih relevan; Bila jawaban siswa kurang relevan, guru dapat meminta jawaban yang benar dan relevan dari siswa tersebut. Meminta contoh: Bila siswa menjawab dengan samar-samar, guru dapat meminta siswa untuk memberikan ilustrasi atau contoh konkret tentang apa yang dikemukakannya. Meminta jawaban yang lebih kompleks: Guru dapat meminta siswa tersebut untuk memberi penjelasan atau ide-ide penting lainnya sehingga jawaban yang diberikannya menjadi lebih kompleks.

d) Peningkatan terjadinya interaksi Agar siswa lebih terlibat secara pribadi dan lebih bertanggung jawab atas kemajuan dan hasil diskusi, guru hendaknya mengurangi atau menghilangkan peranannya sebagai penanya sentral dengan cara mencegah pertanyaan dijawab oleh seorang siswa. Jika siswa mengajukan pertanyaan, guru tidak segera menjawab, tetapi melontarkannya kembali kepada siswa lainn 2. Keterampilan Memberi Penguatan Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk proses, apakah bersifat verbal ataupun nonverbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingaikah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan baik (feedback) bagi si penerima (siswa) atas perbuatanya sebagai suatu tindak dorongan ataupun koreksi. Atau, penguatan adalah respons terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut. Tindakan tersebut di maksudkan untuk mengajar atau membesarkan hati siswa agar mereka lebih giat berpartisipasi dalam interaksi belajar mengajar. Contoh: Guru : Coba kamu sebutkan salah satu sifat udara? Ya, coba kamu, Irwan! (sambil menunjuk) Siswa : Udara mempunyai bentuk seperti wadahnya, Bu! Guru : Bagus, itu jawaban yang tepat. Ibu senang mempunyai murid yang dapat menjawab dengan baik seperti kamu. a. Tujuan Pemberian Penguatan penguatan mempunyai pengaruh yang berupa sikap positif terhadap proses belajar siswa dan bertujuan sebagai berikut : 1. Meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran. 2. Merangsang dan meningkatkan motivasi belajar. 3. Meningkatkan kegiatan belajar dan membina tingkah laku siswa yang produktif. b. Jenis Jenis Pengaturan 1. Pengaturan Verbal

Biasanya digunakan atau di utarakan dengan kata-kata pujian, penghargaan, persetujuan, dan sebagainya, misalnya; bagus sekali; betul; pintar; ya, seratus buat kamu! 2. Pengaturan nonverbal a. Pengaturan gerak isyarat, misalnya anggukan atau gelengan kepala, senyuman, kerut kening, acungan jempol, wajah mendung, wajah cerah, sorot mata yang sejuk bersahabat atau tajam memandang. b. Pengaturan pendekatan: Guru mendekati siswa untuk menyatakan perhatian dan kesenangannya terhadap pelajaran, tingkah laku, atau penampilan siswa. Misalnya guru berdiri di samping siswa, berjalan menuju siswa, duduk dekat seorang atau sekelompok siswa, atau berjalan di sisi siswa. Penguatan ini berfungsi menambah pengutan verbal. c. Penguatan dengan sentuhan (contact): Guru dapat menyatakan persettujuan dan penghargaan terhadap usaha dan penampilan siswa, berjabat tangan, mengangkat tangan siswa yang menang dalam pertandingan. Penguatannya harus di pertimbangkan dengan saksama agar sesuai dengan usia, jenis kelamin, dan latar belakang kebudayaan setempat. d. Pengutan dengan kegiatan yang menyenangkan: Guru dapat mmenggunakan kegiatan-kegiatan atau tugas-tugas yang di senangi oleh siswa sebagai penguatan. Misalnya seorang siswa yang menunjukan kemajuan dalam pelajaran musik di tunjuk sebagai pimpinan panduan suaara di sekolahnya. e. Pengutan berupa symbol atau benda: penguatan ini di lakukan dengan cara menggunakan berbagai symbol berupa benda seperti kartu bergambar, bintang plastik, lencana, ataupun komentaar tertulis pada buku siswa. Hal ini jangan terlalu sering di gunakan agar tidak sampai terjadi kebiasaan siswa mengharap sesuatu sebaagai imbalan. f. Jika sisswa memberikan jawaban yang hanya sebagian saja benar, guru hendaknya tidak langsung menyalahkan siswa. Dalam keadaan seperti ini guru sebaiknya menggunakan atau memberikan penguatan tak penuh (partial). Umpamanya, bila seorang siswa hanya memberikan jawaban sebagian benar, sebaiknya guru menyatakan, Ya, jawaban mu sudah baik, tetapi masih perlu di sempurnakan, sehingga siswa tersebut mengetahui bahwa jawabannya tidak seluruhnya salah, dan ia mendapatkan dorongan untuk menyempurnakannya. c. Prinsip Penggunaan Penguatan 1. Kehangatan dan keantusiasan Sikap dan gaya guru, termasuk suara, mimik dan gerak badan, akan menunjukan adanya kehangatan dan keantusiasan dalam memberikan penguatan. Dengan demikian tidak terjadi kesan bahwa guru tidak ikhlas dalam memberikan penguatan karena tidak di sertai kehangatan dan keantusiasan. 2. Kebermaknaan Penguatan hendaknya di berikan sesuai dengan tingkah laku dan penampilan siswa sehingga ia mengerti dan yakin bahwa ia patut di beri penguatan. Dengan demikian penguatan itu bermakna baginya. Yang jelas jangan sampai terjadi sebaliknya.

3. Menghindari penggunaan respons yang negatif Walaupun teguran dan hukkuman masih bisa di gunakan, respons negatif yang di berikan guru berupa komentar, becanda menghina, ejekan yang kasar perlu di hindari karena akan mematahkan saemangat siswa untuk mengembangkan dirinya. Misalnya, jika seorang siswa tidak dapat memberikan jawaban yang diharapkan, guru jangan langsung menyalahkannya, tetapi bisa melontarkan pertanyaan kepada siswa lain. d. Cara Menggunakan Penguatan 1. Pengutan kepada pribadi tertentu Penguatan harus jelas kepada siapa di tunjukan sebab bila tidak, akan kurang efektif. Oleh karena itu, sebelum memberikan penguatan, guru terlebih dahulu menyebut nama siswa yang bersangkutan sambil menatap kepadanya. 2. Penguatan kepada kelompok Penguatan dapat pula di berikan kepada sekelompok siswa, misalnya apabila satu tugas telah di selesaikan dengan baik oleh satu kelas, guru membolehkan kelas itu bermain bila voli yang menjadi kegemarannya. 3. Pemberian penguatan dengan segera Penguatan seharusnya di berikan segera setelah muncul tingkah laku atau respons siswa yang di harapkan. Penguatan yang di tunda pemberiannya, cenderung kurang efektif. 4. Variasi dalam penggunaan Jenis atau macam penguatan yang di gunakan hendaknya bervariasi, tidak terbatas pada satu jenis saja karena hal ini akan menimbulkan kebosanan dan lama-kelamaan akan kurang efektif. e. Latihan Penguatan dalam Pengajaran Mikro Adakan satu pelajaran singkat antara sepuluh dan lima belas menit mengenai suatu pokok bahasan tertentu. Konsultasikan dengan pembimbing bila daa yang perlu di perbiaki. Sajikanlah pada sekelompok agar dalam perjalanan itu anda dapat memperoleh urunan pendapat dan pemikiran siswa, dan beriaknlah penguatan sesuai dengan tingkah laku dan penampilan atau respons siswa tersebut dengan berbagai jenis penguatan. Perlu anda ketahui bahwa pengajaran yang anda lakukan bukanlah simulasi, melainkan pengajaran sebenarnya dalam bentuk kecil. f. Penerapan dalam PPL Pada waktu anda melaksanakan PPL nanti di sekolah latihan, cobalah lakukan hal-hal di bawah ini : 1. Amatilah guru pamong waktu mengajar selama satu jam pelajaran dan keerjakanlah hal-hal berikut : a) Catat jenis penguatan verbal yang dipakai oleh guru selama sepuluh menit. Hitunglah frekuensi pemakaian setiap jenis. b) Pilih seorang murid untuk di amati. Apakah ada penguatan yang di berikan kepadanya? Jika ada, dengan cara bagaimana dan bagaimana pula reaksi anak tersebut?

c) Perhatikan secara keseluruhan apakah guru memberikan penguatan segera pada munculnya tingkah laku siswa yang perlu diberi penguatan. d) Perhatikan apakah ada respons negatif yang di berikan oleh guru dan apa akibatnya. e) Perhatikan pula cara guru memberikan penguatan. Apakah di berikan kepada pribadi tertentu atau hanya secara umum. 2. Teliti dan pelajari hasil pengamatan di atas serta manfaatkan hal itu dalam membuat persiapan mengajar. 3. Waktu anda praktik mengajar di sekolah latihan, mintalah bantuan teman anda untuk mengamati dan membuat catatan seperti yang anda lakukan terhadap guru pamong. Manfaatkan hasil pengamatan teman anda itu sebaik-baiknya untuk perbaikan cara mengajar anda selanjutnya.

3. Keterampilan Mengadakan Variasi a. Pengertian Variasi stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajarmengajar yang di tunjukan untuk mengatasi kebosanan murid sehingga, dalam situasi belajar mengajar, murid senantiasa menunjukan ketekunan, antusiasme, serta penuh partisipasi. Untuk itu anda sebagai calon guru perlu melatih diri agar menguasai keterampilan tersebut. b. Tujuan dan Manfaat 1. Untuk menimbulkan dan meningkatkan perhatian sisawa kepada aspek-aspek belajarmengajar yang relevan. 2. Untuk memberikan kesempatan bagi berkembangnya bakat ingin mengetahui dan menyelidiki pada siswa tentang hal-hal yang baru. 3. Untuk memupuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan sekolah dengan berbagai cara mengajar yang lebih hidup dan lingkungan belajar yang lebih baik. 4. Guna memberi kesempatan kepada siswwa untuk memperoleh cara menerima pelajaran yang disenanginya. c. Prinsip Penggunaan 1. Variasi hendaknya digunakan dengan satu maksud tertentu yang relevan dengan tujuan yang hendak dicapai. 2. Variasi harus digunakan secara lancar dan berkesinambungan sehingga tidak akan merusak perhatian siswa dan tidak mengganggu pelajaran. 3. Direncanakan secaara baik, dan secara eksplisit dicantumkan dalam rencana pelajaran atau satuan pelajaran. d. Komponen-Komponen Keterampilan Mengadakan Variasi

1. Variasi dalam cara mengajar guru a. Penggunaan variasai suara (teacher voice): Variasi suara adalah perubahan suara dari keras menjadi lembut, dari gembira menjadi sedih, atau pada suatu saat memberikan tekanan pada kata-kata tertentu. b. Pemusatan perhatian siswa (focusing): memusatkan pperhatian siswa pada hal-hal yang dianggap penting dapat dilakukan oleh guru. Misalnya dengan perkataan perhatiakan ini baik-baik, atau Nah ini penting sekali, atau perhatikan dengan baik, ini agak sukar di mengerti. c. Kesenyapan atau kebisuan guru (techer silence): Adanya kesenyapan, kebisuan atau selingan diam yang tiba-tiba dan di sengaja selagi guru menerangkan sesuatu merupakan alat yang baik untuk menarik perhatian siswa. Perubahan stimulus dari adanya suara kepada keadaan tenang atau senyap, atau dari adanya kesibukan atau kegiatan lalu di hentikan akan dapat menarik perhatian karena siswa ingin tahu apa yang terjadi. d. mengadakan kontak pandang dan gerak (eye contact and inovement): bila guru sedang berbicara atau berinteraksi dengan siswanya, sebaiknya pandangan menjelajahi seluruh kelas dan melihat mata murid-murid untuk menunjukan adanya hubungan yang intim dengan mereka. Kontak pandang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi dan untuk mengetahui perhatian atau pemahaman siswa. e. Gerakan dadan mimik: Variasi dalam ekspresi wajah guru, gerakan kepala, dan gerakan badan adalah aspek yang sangat penting dalam berkomunikasi. Gunanya untuk menarik perhataian dan untuk menyampaikan arti dari pesan lisan yang dimaksudkan. Ekspresi wajah misalnya tersenyum, mengerutkan dahi, cemberut, menaikan alis mata, untuk menunjukan kagum, tercengang, atau heran. Gerakan kepala dapat dilakukan dengan bermacam-macam, misalnya menganggukan, menggeleng, mengangkat atau merendahkan kepala untuk menunjukan setuju atau sebaliknya. Jari dapat di gunakan untuk menunjukan ukuran, jarak arah ataupun menjentik untuk menarik perhatian. Menggoyangkan tangan dapat berarti tidak, mengangkat tangan keduanya dapat berarti apa lagi? f. Pergantian posisi guru di dalam kelas dan gerak guru (teachers movement): Pergantian posisi guru di dalam kelas dapat digunakan untuk mempertahankan perhatian siswa. Terutama sekali bagi calon guru dalam menyajikan pelajaran di dalam kelas, biasakan bergerak bebas, tidak kikuk atau kaku, dan hindari tingkah laku negatif. Berikut ini ada beberapa hal yang perlu di perhatikan: Biasakan bergerak bebas didalam kelas. Gunanya untuk menanamkan rasa dekat kepada murid sambil mengontrol tingkah laku murid. Jangan membiasaka menerangkan sambil menulis menghadap ke papan tulis. Jangan membiasakan menerangkan dengan arah pandangan kelangit-langit, ke arah lantai, atau keluar, tetapi arahkan pandangan menjelajahi seluruh kelas. Bila diinginkan untuk mengobservasi seluruh kelas, bergeraklah perlahan-lahan dari belakang ke aarah depan untuk mengetahui tingkahlaku murid. 2. Variasi dalam penggunaan media dan alat pengajaran Media dan alat pengajaran, bila di tinjau dari indra yang digunakan, dapat digolongkan ke dalam tiga bagian, yakni dapat didengar, dilihat dan diraba. Pergantian penggunaan jenis media yang satu kepada jenis yang lain mengharuskan anak menyesuaikan alat indranya sehingga dapat mempertinggi perhatiannya karena setiap anak mempunyai perbedaan kemampuan dalam menggunakan alat indranya. Ada yang termasuk tipe visual, auditif, dan motorik. Penggunaan alat yang multimedia dan relevan dengan

tujuan pengajaran dapat meningkatkan hasil belajar sehingga lebih bermakna dan tahan lama. Adapun variasi penggunaan alat antara lain adalah sebagai berikut: a. Variasi alat atau bahan yang dapat dilihat (visual aids): Alat atau media yang termasuk ke dalam jenis ini idalah yang dapat dilihat, antara lain grafik, bagan, poster, diorama, spesimen, gambar, film, dan slide. b. Variasi alat atau bahan yang dapat didengar (auditif aids): Suara guru termasuk kedalam media komunikasi yang utama di dalam kelas. Rekaman suara ,suara radio, musik, deklamasi puisi, sosiodrama, telepon dapat dipakai sebagai penggunaan indra dengar yang divareasikan dengan indra lainnya. c. Variasi alat atau bahan yang dapat diraba, dimanipulasi,dan digerakan (motorik): Penggunaan alat yang termasuk kedalam jenis ini akan dapat menarik perhatian siswa dan dapat melibatkan siswa dalam membentuk dan memperagakan kegiatannya, baik secara perseorangan ataupun secaara kelompok. Yang termasuk kedalam hal ini, misalkan peragaan yang dilakukan oleh guru atau siswa, model, spesiment, patung, topeng, dan boneka, dapat digunakan oleh anak untuk diraba, diperagakan, atau dimanipulasikan. d. Variasi alat atau bahan yang dapat didengar, dilihat, dan diraba (audio visual aids): Penggunaan alat jenis ini merupakan tingkat yang paling tinggi karena karena melibatkan semua indra yang kita miliki. Hal ini sangat dianjurkan dalam proses belajar-mengajar. Media ini termasuk AVA ini, misalnya film, televisi, radio, slide projector yang diiringi penjelasan guru, tentusaja penggunaannya disesuaikan dengan tujuan pengajaran yang hendak dicapai. 3. Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa Pola interaksi guru dengan murid dalam kegiatan belajar-mengajar sangat beraneka ragam coraknya, mulai dari kegiatan yang di dominasi oleh guru sampai kegiatan sendiri yang dilakukan anak. Hal ini bergantung pada keterampilan guru dalam mengelola kegiatan belajar-mengajar penggunaan variasi pola interaksi ini dimaksudkan agar tidak menimbulkan kebosanan, kejemuan, serta untuk menghidupkan suasana kelas demi keberhasilan murid dalam mencapai tujuan. Adapun jenis pola interaksi (gaya interaksi) dapat digambarkan sebagai berikut: a. Pola guru murid G Komunikasi sebagai aksi (satu arah)

M G

M Ada balikan (feedback) bagi guru tidak ada interaksi antar siswa (komunikasi sebagai interaksi) M

b. Pola guru-mu

c. Pola guru-murid-murid

Ada balikan bagi guru, siswa saling belajar satu sama lain. G

d. Pola guru-murid, murid-guru, murid-murid G Interaksi optimal antara guru dengan murid dan antara murid dengan murid (komunikasi sebagai transaksi, multiarah) M M e. Pola melingkar Setiap siswa mendapat giliran untuk mengemukakan sambutan atau jawaban, tidak di perkenankan berbicara dua kali apabila setiap siswa belum mendapat giliran. G M M M e. Latihan Penerapan dalam Pengajaran Mikro Rencana suatu pengajaran mikro (5-10 menit) untuk topik dan kelas tertentu. Gunakan komponen-komponen keterampilan mengadakan variasi yang sesuai dengan kemampuan, tujuan, serta usia anak. Latihan beberapa variasi yang lebih menarik, baik variasi dalam gaya mengajar, variasi media, maupun variasi pola interaksi. Gunakan lembar pengamatan untuk memperoleh balikan bagi anda. f. Latihan Penerapan dalam PPL 1. Rencana suatu rangkayan pengajaran yang masing-masing menggunakan salah satu jenis pola interaksi. Mintalah teman sejawat untuk mengamati dan menilai hasil yang di capai seta reaksi atau peran serta siswa dalam kegiatan belajar-mengajar. 2. Bila memungkinkan, ciptakanlah posisi tempat duduk siswa dari klasikal menjadi posisi kelompok sehingga memudahkan interaksi belajar yang bervariasi. 3. Rencanakan dan bimbinglah siswa dalam membuat model, diorama, sandiwara boneka, papan buletin, dan alat peraga tiga dimensi lainnya. 4. Keterampilan Menjelaskan M M M

Yang dimaksud dengan keterampilan menjelaskan dalam pengajaran ialah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasi secara sistematik untuk mewujudkan adanya hubungan yang satu dengan yang lainnya, misalnya antara sebab dan akibat, ddefinisi dengan contoh atau dengan sesuatu yang belum diketahui. Penyimpanan informasi yang terencana dengan baik dan di sajikan dengan urutan yang cocok merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan. Pemberian penjelasan merupakan salah satu aspek yang amat penting dari kegiatan guru dalam intertaksinya dengan siswa di dalam kelas. Dan biasanya guru cenderung lebih mendominasi pembicaraan dan mempunyai pengaruh langsung, misalnya dalam memberikan fakta, ide, ataupun pendapat. Oleh sebab itu, hal ini harus dibenahi untuk di tingkatkan keefektifannya agar tercapai hasil yang optimal dari penjelasan dan pembicaraan guru tersebut sehingga bermakna bagi murid. a. Tujuan Memberikan Penjelasan 1. Membimbing murid untuk mendapat dan memahammi hukum, dalil, fakta, definisi, dan prinsip secara objektif dan benar. 2. Melibatkan murid untuk berfikir dengan memecahkan masalah-masalah atau pertanyaan. 3. Untuk mendapat balikan dari murid mengenai tingkat pemahamannya dan untuk mengatasi kesalahpahaman mereka. 4. Membimbing murid untuk menghayati dan mendapat proses penalaran dan menggunakan bukti-bukti dalam pemecahan masalah. b. Alasan Perllunya Keterampilan Menjelaskan Dikuasai oleh Guru 1. Menggunakan keefektifan pembicaraan agar benar-benar merupakan penjelasan yang bermakna bagi siswa karena paaada umumnya pembicaraan lebih didominasi oleh guru daripada oleh siswa. 2. Penjelasan yang di berikan oleh guru kadang-kadang tidak jelas bagi muridnya, tetapi hanya jelas bagi guru sendiri. Hal ini tercermin dalam ucapan guru: Sudah jelas, bukan? atau Dapat dipahami, bukan? Oleh karena itu, kemampuan mengelola tingkat pemahaman murid sangat penting dalam memberikan penjelasan. 3. Tidak semua murid dapat menggali sendiri pengetahuan dari buku atau dari sumber lainnya. Oleh karena itu, guru perlu membantu menjelaskan hal-hal tertentu. 4. Kurangnya sumberyang tersedia yang dapat dimanfaatkan oleh murid dalam belajar. Guru perlu membantu muri dengan cara memberikan informasi lisan berupa penjelasan yang cocok dengan materi yang diperkukan. c. Komponen-Komponen Keterampilan Menjelaskan 1. Merencanakan Penjelasan yang diberikan oleh guru perlu di rencanakan dengan baik, terutama yang berkenan dengan isi pesan dan penerima pesan. Yang berkenan dengan isi pesan (materi) meliputi penganalisaan masalah secara keseluruhan, penentuan jenis hubungan yang ada di antara unsur-unsur yang dikaitkan dan penggunaan hukum, rumus, atau generalisasi yang sesuai dengan hubungan yang telah ditentukan. Mengenai yang berhubungan dengan penerimaan pesan (siswa) henddaknya di perhatikan hal-hal atau perbedaan-perbedaan pada setiap anak yang akan menerima pesan seperti usia, jenis kelamin, kemampuan, latar belakang sosial, bakat minat serta lingkungan belajar anak.

2. Penyjian sutu penjelasan Penyajian suatu penjelasan dapat ditingkatkan hasilnya dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Penjelasan: penjelasan hendaknya diberiakan dengan menggunakaan bahasa yang mudah dimengerti oleh siswa, menghindari penggunaan ucapan-uacapan seprti e, aa, mm, kira-kira, umumnya, biasanya, seringkali dan istilah-istilah yang tidak dapat dimengerti oleh anak. b. Penggunaan contoh dan ilustrasi: Dalam memberikan penjelasan sebaiknya digunakan contoh-contoh yang ada hubungannya dengan suatu yang dapat di temui oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari. c. Pemberian tekanan: Dalam memberikan pelajaran, guru harus memusatkan perhatian siswa kepada masalah pokok dan mengurangi informasi yang begitu penting. Dalam hal ini guru dapat menggunakan tanda atau isyarat lisan seperti yang terpenting adalah, Perhatikan baik-baik konsep ini, atau perhatikan, yang ini agak sukar. d. Penggunaan balikan: Guru hendaknya memberi kesempatan kepada siswa untuk menunjukan pemahaman, keraguan, atau ketidak mengertiannya ketika penjelasan itu di berikan. Hal ini dapat di lakukan dengan mengajukan pertanyaan seperti Apakah kalian mengerti dengan penjelasan tadi? juaga perlu ditanyakan, apakah pelajaran tadi bermakna bagi kalian? dan sebagainya. d. Latihan Penerapan dalam Pengajaran Mikro Sajiakan penjelasan selama 10 menit dan gunakan lembar observasi keterampilan menjelaskan sebagai pedoman. Cobalah nilai penjelasan yang anda berikan tersebut dengan bantuan seorang teman. e. Latihan Penerapan dalam PPL 1. Sajikanlah pelajaran yang sama pada dua kelas yang homogen. Salah satu kelas di beerikan penjelasan dengan diberikan contoh-contoh dan ilustarsi, sedangkan satu kelas lagi hanya diberi penjelasan verbal. Bandingkan hasilnya atau pengaruh kedua penjelasan tersebbut atau bagai mana hasil tes kedua kelas tersebut. 2. Mintalah teman sejawat untuk mengamati salah satu pelajaran yang anda sajikan dengan menggunakan lembar observasi keterampilan menjelaskan, dan diskusikan hasilnya. 3. Amatilah beberapa pelajaran yang memuat penjelasan yang diberikan oleh guru pamong dengan menggunakan lembar observasi keterampilan menjelaskan. Komponen mana yang banyak muncul dan bagaimana dampaknya bagi murid. 5. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran Yang dimaksud dengan set induction ialah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk menciptakan prokondisi bagi murid agar mental maupun perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajarinya sehingga usaha tersebut akan memberikan efek yang positif terhadap kegiatan belajar. Dengan kata lain, kegiatan yang di lakukan oleh guru untuk menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian siswa agar terpusat pada hal-hal yang akan dipelajarinya.

Kegiatan membuka pelajaran tidak hanya di lakukan oleh guru pada awal jam pelajaran, tettapi juga pada awal setiap penggal kegiatan inti pelajaran yang diberikan selama jam pelajaran itu. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara mengemukakan tujuan yang akan dicapai, menarik perhatian siswa, memberi acuan, dan membuat kaitan antara materi pelajaran yang telah dikuasai oleh siswa dengan bahasa yang akan di pelajarinya. a. Tujuan Pokok Siasat Mmbuka Plajaran Menyaiapkan mental siswa agar siap memasuki persoalan yang akan dipelajari atau di bicarakan. Menimbulkan minat serta pemusatan perhatian siswa terhadap pada yang akan dibicarakan dalam kegiatan belajar-mengajar, contoh: Guru : Nah, anak-anak! Pada pertemuan kali ini kita akan mempelajari suatu pokok bahasan baru tentanhg bangun datar. Tetapi, sebelum kita pelajari lebih lanjut topik itu, sebbaiiiknya cobalah perhatikan dahulu ke depan. Gambar apakah yang ibu pegang ini? Ya kamu beni!dan seterusnya b. Siasat Menutup Pelajaran Menutup pelajaran (closure) ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran atau kegiatan belajar-mengajar. Usaha menutup pelajaran itu dimaksudkan untuk memberi gagasan menyeluruh tenteng apa yang telah di pelajari oleh siswa, mengetahui tingkat pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar-mengajar. Bentuk usaha guru dalam mengakhiri kegiatan belajar mengajar adalah sebagai berikut: 1. Merangkum atau membuat garis-garis besar persoalan yang baru di bahas atau di pelajari sehingga siswa memperoleh gambaran yang jelas tentang makna serta esensi pokok persoalan yang baru saja diperbincangkan atau di pelajari. 2. Mengonsolidasikan perhatian siswa terhadap hal-hal yang pokok dalam pelajaran yang bersangkutan agar informasi yang telah di terimanya dapat membangkitkan minat dan kemampuannya terhadap pelajaran selanjutnya. 3. Mengorganisasi semua kegiatan atau pelajaran yang telah di pelajari sehingga memerlukan suatu kebulatan yang berarti dalam memahami materi yang baru di pelajari. 4. Memberikan tindak lanjut (follow up) brupa saran-saran serta ajakan agar minat yang baru di pelajarai jangan dilupakan serta agar dipelajari kembali dirumah. c. Komponen Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran 1. Membuka pelajaran Komponen keterampilan membuka pelajaran meliputi: a. Menarik perhatian siswa: Banyak cara yang dapat digunakan guru untuk menarik peerhatian siswa antara lain dengan: Gaya mengajar guru, Penggunaan alat bantu pelajaran, Pola interaksi yang bervariasi b. Menimbulkan motifasi dengan cara Disertai kehangatan dan keantusiasan, Menimbulkan rasa ingin tahu,

Mengemukakan ide yang bertentangan, Memperhatikan minat siswa.

c. Memberi acuan melalui berbagai usaha seperti: Mengemukakan tujuan dan batas batas tugas, Menerangkan langkah-langkah yang akan dilakukan, Mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas, Mengajukan pertanyaan-pertanyaan. d. Membuat kaitan atau hubungan dianta4ra materi-materi yang akan di pelajari dengan pengalaman dan pengetahuan yang telah dikuasai siswa.

2. Menutup pelajaraan Cara yang dapat dilakukan oleh guru dalam menutup pelajaran adalah: a. Meninjau kembali penguasaan inti pelajaran dengan merangkum inti pelajaran dan membuat ringkasan. b. Mengevaluasi. Betuk evaluasi yang dapat dilakukan guru antara lain ialah: Mendemonstrasikan keterampilan, Mengaplikasikan ide baru pada situasi lain, Mengeksplorasi pendapat siswa sendiri, Memberikan tukisan soal-soal tertulis. d. Pelatihan Penerapan dalam Pengajaaran Mikro 1. Sajikan suatu pengajaran selama 10-15 menit. Khususkan latihan dalam hal: Menarik perhatian siswa, Menimbulkan motivasi, Memberi acuan, Meutup pelajaran. 2. Sajikanlah suatu pengajaran selama 10-15 menit. Latihlah semua kommponen membuka dan menutup pelajaran. Mintralah teman sejawat anda untuk mengamatinya dengan menggunakan lembar observasi ketaeampilan membuka dan menutup pelajaaran. Bila anda video-tape-recorder, rekamlah dan putar kembali untuk mengetahui kelemahan yang perlu di perbaiki. e. Platihan Penerapan dalam PPL 1. Amatilah dahulu guru pamong yang sedang mengajar. Catatlah komponen-komponen yang dilakukan yang banyak muncul dan perhatikan cara mana yang terbaik. 2. Mintalah bantuan teman sejawat untuk mengamati proses pengajaran yang anda di lakukan dengan menggunakan lembar observasi. Priksalah dan tandai hasilnya, mana hal yang dianggap penting tetapi terlupakan. 3. Mintalah saran dan komentar guru pamong di sekolah tempat anda praktek tentanng proses pengajaran yang telah anda lakukan untuk memperbaiki proses pengajaran yna akan anda lakukan selanjutnya.

6. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam iteraksi tatap muka yang informal dengan berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan, atau pemecahan masalah. Pengertian diskusi kelompok dalam kegiatan belajar-mengajar tidak jauh berbeda dengan pengertian diatas. Siswa berdiskusi dalam kelompok-kelompok kecil dibawah pimpinan guru untuk berbagai informasi, pemecahan masalah, atau pengambilan keputusan. Diskusi ttersebut berlangsung dalam suasana terbuka. Setiap siswa bebas mengemukakan ide-idenya tanpa merasa ada tekanan dari teman atau gurunya, dan setiap siswa harus menaati peraturan yang di tetapkan sebelumnya. Diskusi kelompok merupakan suatu kegiatan yang harus ada dalam proses belajar-mengajar. Akan tetapi, tidak setiap guru dan calon guru mampu membimbing para siswanya untuk berdiskusi tanpa mengalami latihan. Oleh karena itu, keterampilan ini perlu diperhatikan agar para guru mampu melaksanakan tugas ini dengan baik. a. Komponen Keterampilan Membimbing Diskusi 1. Memusatkan perhatian siswa pada tujuan dan topik diskusi Caranya adalah sebagai berikut : Rumusan tujuan dan topik yang akan dibahas pada awal diskusi. Kemukakan masalah-masalah khusus. Catat perubahan atau penyimpangan diskusi dari tujuan. Rangkum hasil pembicaraan dalam diskusi. 2. Memperluas masalah atau urunan pendapat Selama diskusi berlangsung sering terjadi penyampain ide yang kurang jelas hingga sukar ditangkap oleh anggota kelompok, yang akhirnya menimbulkan kesalah pahaman hingga keadaan menjadai tegang dalam hal demikian tugas guru dalam memimpin diskusi untuk memperjelasnya, yakni dengan cara: Menguraikan kembali atau merangkum urunan tersebut hingga menjadi jelas. Meminta komentar siswa dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang membantu mereka memperjelas atau mengembangkan ide tersebut. Menguraikan gagasan siswa dengan memberi informasi tambahan atau contohcontoh yang sesuai hingga kelompok memperoleh pengertian yang lebih jelas.

3. menganalisis pandangan siswa Di dalam sering terjadi perbedaan antara anggota kelompok. Dengan demikian guru hendaklah guru mampu mennganalisis alasan perbedaan tersebut dengan cara sebagai berikut: Meneliti apakah alasan tersebut memang mempunyai dasar yang kuat. Memperjelas hal-hal yang disepakati dan yang tidak disepakati. 4. meningkatkan urusan siswa

Beberapa cara untuk menningkatkan urusan pikir siswa adalah: Mengajukan pertanyaan yang menantang siswa untuk berfikir. Memberikan contoh-contoh verbalatau nonverbal yang sesuai dan tepat. Memberiksn waktu untuk berfikir Memberikan dukungan terhadap pendapat siswa dengan pennnuh perhatian. 5. menyebarkan kesempatan berpartisipasian Penyebaran kesempatan berpartisipasi dapat dilakukan dengan cara: Mencoba memancing urunan siswa yang enggan berpartisipasi dengan mengarahkan pertanyaan langsung secara bijaksana. Misalnya, Bapak (ibu) yakin bahwa Nita dapat menjawab. Coba, Nita! Mencegah terjadinya pembicaraan serentak dengan memberi giliran kepada siswa yang pendiam terlebih dahulu. Mencegah secara bijaksana siswa yang suka memonopoli pembicaraan. Mendorong siswa untuk mengomentari urunan temanya hingga interaksi antar siswa dapatrt ditingkatkan. 6. menutup diskusi Keterampilan akhir yang harus dikusai oleh guru adalah mennutup diskusi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut. Membuat rangkuman hasil diskusi dengan bantuan para siswa. Ini lebih efektif daripada rangkuman hanya dibuat sendiri oleh guru. Memberi ganbaran tentang tindak lanjut hasil diskusi ataupun tentang topik diskusi yang akan datang. Mengajak siswa untuk menilai proses maupun hasil diskusi yang telah dicapai.

7. hal-hal yang harus diperhatikan. Memdominasi diskusi sehingga siswa tidak diberi kesempatan. Membiarkan siswa tertentiu memonopoli diskusi. Membiarkan terjadinyapenyimpangan dari tujuan diskusi dengan pembicaran yang tidak relevan. Membiarkan siswa yang enggan berpartisipasi. Tidak memperkelas atau mendukungurunan pikir siswa. Gagal mengakhiri diskusi secara efektif.

b. latihan penerapan dalam pengajaran mikro sajikanlah sutu pengajaran selama 10 -15 menit dengan menggunakan metode diskusi. Siapkan satu topik diskusi, dan usahakan agar anda dengan siswa mempunyai latar belakang yang sama tentang topik yang tersebut. Terapkanlah sejumlah komponen keterempilan yang sesuai dalam memimpin diskusi. Rekamlah diskusi itu dengan VTR. Bila tidak tersedia pakailah tape-recorder, dan putarlah kembali hasilnya. Gunakanlah lembar observasi untuk menilainya. c. Latihan Penerapan dalam PPL

1. Amatilah dengan teliti diskusi yang diselenggarakan oleh guru pamong tempat anda praktek. Catat hal-hal berikut : Dasar pembentukan kelompok. Jumlah kelompok dan anggota tiap kelompok. Sipakah yang paling dominan dalam diskusi, guru atau murid? Dan siapa pemimpin diskusinya? Cara guru menyebarkan berpartisipasi. Respons siswa ketika orang lain mengemukakan pendapatnya. 2. Rencanakanlah suatu diskusi dengan memperhatikan ketentuen-ketentuan dalam diskusi. Dalam pelaksanaanya, mintalah teman sejawat untuk mengamatinya. Kajilah hal-hal mana yang harus disempurnakan demi perbaikan serta peningkatan diskusi yang akan datang. 7. Keterampilan mengelola kelas Pengelolaan kelas adlah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikanya bila terjadi dalam proses belajarmengajar.dengan kata lain kegiatan-kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar-mengajar. Yang termasuk kedalam hal ini misalnya menghentikan tingkah laku siswa yang menyelewengkan perhatian kelas, pembeerian ganjaran bagi ketepatan waktu penyelesaian tugas oleh siswa, atau penetapan norma kelompok yang produktif. Suatu kondisi belajar yang optimal dapat jika guru mampu mengatur siswa dan sarana pengajaran serta mengendalikanya dalam suasana yang memyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran, juga hubungan interpersonal yang baik antara guru dengan siswa merupakan syarat keberhasilan pengelolaan kelas. Pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat mutlak bagi terjadianya proses belajar-mengajar yang efe.ktif. a. prinsip penggunaan 1. kehangatan dan keantusiasan Kehangatan dan keantusiasan guru dapat memudahkan terciptanya iklim kelas yang memyenangkan yang merupakan salah satu syarat bagi kegiatan belajar-mengajar yang optimal. 2. Tantangan Pennggunaan kata-kata, tindakan, atau bahan yang menantang, akan meningkatkan gairah siswa unttuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyinpang. 3. Bervariasi Penggunaan alat atau media,gaya, dan interaksi belajar-mengajar yang bervariasi merupakan kunci tercapainya pengelolaan kelas yang efektif dan menghindari kejenuhan. 4. keluwesan Keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengjarnya dapat mencegah kemungkinan munculnya gangguan siswa serta menciptakan iklim belajar-mengajar yang efektif.

5. penekanan yang hal-hal yang positif Pada dasarnya, didalam mengajar dan mendidik, guru hanya menekankan hal-hal yang positif dan menghindari pemusatan perhatian siswa pada hal-hal yang negatif. 6.penanaman disiplin diri Pengembangan disiplin diri oleh siswa merupakan tujuan akhir dari pengelolaan kelas. Untuk itu guru harus selalu mendorong siswa untuk melaksanakan disiplin diri sendiri, dan guru sendiri hendaknya menjadi contoh atau teladan tentang pengendalian diri dan pelaksanaan tanggung jawab. b. komponen keterampilan 1. keterampilan yang berhubungan dengan pennciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal ( bersifat preventif) Keterampilan ini berkaitan dengan keterampilan guru dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran serta kegiata-kegiatan yang berhubungan dengan hal-hal tersebut yang meliputi keterampilan sebagai berikut: a. Menunjukan sikap tanggap : tanggap terhadap perhatian, keterlibatan, ketidak acuan, dan ketidak terlibatan siswa dalam tugas-tugas dikelas. Siswa merasa bahwa guru hadir berama mereka dan tau apa yang mereka perbuat. Kesan ketanggapan ini dapat ditunjukan dengan berbagai cara seperti berikut. Memandang secara seksama : memandang secara seksama dapat menggunakan dan melibatkan siswa dalam kontak serta interaksi antarpribadi yang dapat ditampilkan dalam pendekatan guru untuk bercakap-cakap, bekerja sama, dan menunjuksn rasa persahabatan. Gerak mendekati: gerak guru dalam posisi mendekati kelompok kecil atau individu menandakan kesiagaan, minat dan perhatian guru yang diberikan terhadap tugas serta aktivitas siswa. Gerak mendekati hendaklah dilakukan secara wajar, bukan untuk menakut-nakuti, mengancam, atau memberi keritikan atau hubungan . Memberikan pernyataan : pernyataan guru terhadap sesuatu yang dikemukakan siswa sangat di perlukan, baik berupa tanggapan, komentar, ataupun yang lain.akan tetapi, haruslah dihindari hal-hal yang menunjukan dominasi guru, misalnya dengan komentar atau pertanyaan seperti yang mengandung ancaman seperti; saya tunggu sampai kalian diam ! saya atau kalian yang keluar? atau siapa yang tidak senang dengan pelajaran saya, silahkan keluar! Memberi reasi terhadap gangguan dan kekacauan siswa .apabila ketidak acuan, guru dapat menjadikan reaksi dalam bebtuk teguran. Teguran guru merupakan tanda ada bbarsamanya guru. teguran baiknya diberikan pada saat yang tepat dansasaran yang tepat pula sehinggadapatmencegah meluasnya penyimpangan tingkah laku.

b. Komponen Keterampilan 1. Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondis belajar yang optimal (bersifat preventif)

Keterampilan ini berkaitan dengan kemampuan guru dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaraan serta kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan hal-hal tersebut yang meliputi keterampilan sebagai berikut: Menunjukan sikap tanggap: Tanggap terhadap perhatiaan, keterlibatan, ketidakacuhan, dan ketidakterlibatan siswa dalam tugaas-tugas kelas. Siswa merasa bahwa guru hadir bersama mereka dan tahu apa yang mereka perbuat. Kesan ketanggapan ini dapat ditunjukan dengan berbagai cara seperti berikut: Memandang secara saksama: Memandang secara saksama dapat mengundang dan melibatkan siswa dfalam kontak paandangan serta interaksi antarpribadi yang dapat di tampakan dalam pendekatan guru untuk bercakap, bekerja sama, dan menunjukan rasapersahabatan. Gerak mendekati: Gerak guru dalam posisi mendekati kelompok kecil atau individu menandakan kesiagaan, minat dan perhatian guru yang di berikan terhadap tugas serta aktivitas siswa.gerak mendekati hendaklah dilakuklan secara wajar, bukan untuk menakut-nakuti, mengancam, atau memberi kritikan dan hubungan. Memberikan pernyataan: Pernyataan guru terhadap sesuatu yang di kemukakan siswa sangat diperlukan, baik berupa tanggapan, komentar, ataupun yang lain. Akan tetapi, haruslah dihindari hal-hal yang menunjukan dominasi guru, misalnya dengan komentar atau pernyataan yang mengandung ancaman sepertti: Saya tunggu sampai kalian diam! Saya atau kalian yang keluar? atau Saya yang tidak senang dengan pelajaran saya, silahkan keluar! Memberi reaksi terhadap gangguan dan ketakacuhan siswa. Apabila ada siswa yang menimbulkan gangguan atau menunjukan ketakacuhan, guru dapat memberikan reaksi dalam bentuk teguran. Teguran guru merupakan tanda ada bersamanya guru. Teguran haruslah diberikan pada saat yang tepat dan sasaran yang tepat pula sehingga dapat mencegah meluasnya penyimpangan tingkah laku. b. Memberi perhatian: Pengelolaan kelas yang efektif terjadi bila guru mampu memberi perhatian kepada beberapa kegiatan yang berlangsung dalam waktu yang sama. Membagi perhatian dapat di lakukan dengan dua cara : visual dan verbal. Visual: mengalihkan pandangan dari satu kegiatan kepada kegiatan lain dengan kontak pandang terhadap kelompok siswa atau seseorang siswa secara individual. Verbal: guru dapat memberikan komentar, penjelasan, pertanyaan, dan sebagainya terhadap aktivitas seorang siswa sementara ia memimpin kegiatan siswa yang lain. c. Memusatkan perhatian kelompok: Kegiatan siswa dalam belajar dapat di pertahankan apabila dari waktu-kewaktu guru mampu memusatkan perhatian kelompok terhadap tugas-tugas yang dilakukan. Hal ini dapat dilaksanakan dengan cara berikut. Menyiagakan siswa. Maksudnya ialah memusatkan perhatian siswa kepada suatuhal sebelum guru menyampaikan materi pokok. Menuntut tanggungjawab siswa. Hal in berhubungan dengan cara guru memegang teguh kewajiban dan tanggung jawab yang dilakukan oleh siswa serta ketertiban siswa dalam tugas-tugas. Misalnya dengat meminta kepada siswa memperagakan, melaporkan, dan memberikan respon. d. Memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas. Hal ini berhubungan dengan cara guru dalam memberikan petunjuk agar jelas dan singkat dalam pelajaran sehingga tidak terjadi kebingungan pada diri siswa.

e. Menegur. Apabila terjadi tingkah laku siswa yang mengganggu kelas atau kelompok dalam kelas, hendaklah guru menegurnya secara verbal. Teeguran verbal yang efektif ialah yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: Tegas dan jelas tertuju kepada siswa yang mengganggu serta kepada tingkah lakunya yang menyimpang. Menghindari peringatan yang kasar dan menyakitkan atau yang mengandung penghinaan. Menghindari ocehan atau ejekan, lebih-lebih yang berkepanjangan. f. Memberi pengetahuan. Dalam hal itu guru dapat menggunakan dua macam cara sebaagai berikut: Guru dapat memberikan penguatan kepada siswa yang mengganggu, yaitu dengan jalan menangkap siswa tersebut ketika sedang melakukan tingkah laku yang tidak wajar, kemudian menegurnya, Guru dapat memberikan penguatan kepada siswa yang bertingkah laku wajar dan dengan demikian menjadi contoh atau teladan tentang tingkah laku positif bagi siswa yang mengganggu. 2. Keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajaar yang optimal Keterampilan ini berkaitan dengan resp[ons guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal. Apabila terdapat siswa yang menimbulkan gangguan gangguan yang berulang-ulang walaupun guru telah menggunakan tingkah laku dan respons yang sesuai, guru dapat meminta bantuan kepada kepala sekolah, konselor sekolah, atau orang tua siswa. Bukanlah kesalahan profesional guru apabila tidak dapat menangani setiap problem siswa di dalam kelas. Namun, pada tingkat tertentu guru dapat menggunakan seperangkat strategi untuk tindakan perbaikan terhadap tingkah laku siswa yang terusmenerus menimbulkan gangguan dan yang tidak mau terlibat dalam tugas di kelas. Strategi tersebut adalah: a. Modifikasi tingkah laku. Guru hendaknya menganalisis tingkah laku siswa yang mengalami masalah atau kesulitan dan berusaha meodivikasi tingkah laku tersebut dengan mengaplikaasikan pemberian penguatan secsara sistematik. b. Guru dapat menggunakan pendekatan pemecahan masalah kelompok dengan cara: Memperlancar tugas-tugas: mengusahakan terjadinya kerjasama yang baik dalam pelaksanaan tugas. Memelihaara kegiatan-kegiatan kelompok: memelihara dan memulihkan semangat siswa dan menangani konflik yang timbul. c. Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah. Guru dapat menggunakan seperangkat cara untuk mengendalikan tingkah laku keliru yang muncul, dan ia mengetehui sebab-sebab dasar yang mengakibatkan ketidak patuhan tingkah laku tersebut serta berusaha untuk menemukan pemecahannya. c. Hal-Hal yang Harus Dihindari

Dalam usaha mengelola kelas secara efektif dan sejumlah kekeliruan yang harus dihindari oleh guru, yaitu sebagai berikut. 1. Campur tangan yang berlebihan (teachers instruction) Apabila guru menyela kegiatan yang sedang asik berlangsung dengan komenter, pertanyaan, atau peteunjuk yang mendadak, keggiatan itu akan terganggu atau terputus. Hal ini akan memberi kesan kepada siswa bahwa guru tidak memperhatikan keterlibatan dan kebutuhan anak. Ia hanya ingin memuaskan kehendak sendiri. 2. Kelenyapan (fade away) Hal ini terjadi jika guru gagal secara tepat melengkapi suatuintruksi, penjelasan, petunjuk, atau komentar, dan kemudian menghentikan penjelasan atau sajian tanpa alasan yang jelas: juga dapat terjadi dalam bentuk waktu diam yang terlalu lama kehilangan akal, atau merupakan langkah-langkah dalam pelajaran. Akibatnya ialah membiarkan pihak siswa mengawang-ngawang, melantur, dan mengganggu keefektifan serta kelancaran pelajaran. 3. Ketidaktepatan memulai dan Mengakhiri Kegiatan (stop and starts) Hal ini dapat terjadi bila guru memulai suatu aktivitas tanpa mengakhiri aktivitas sebelumnya menghentikan kegiatan pertama, memulai yang kedua, kemudian kembali kepada kegiatan yang pertama lagi. Dengan demikian guru tidak dapat mengendalikan situasi kelas dan akhirnya mengganggu kelancaran kegiatan belajar siswa. 4. Pinyimpangan (digression) Akibat guru terlalu asik dfalam sutu kegiatan atau bahan tertentu memungkinkan ia dapat menyimpang. Penyimpangan tersebut dapat mengganggu kelancaran kegiatan belajar siswa. 5. Ber tele-tele (overdwelling) Kesalahan ini terjadi bila pembicaraan guru bersifat mengulang-ngulang hal-hal tertentu, memperpanjang keterangan atau penjelasan mengubah teguran yang sederhana menjadi ocehan atau kupasan yang panjang. d. Latihan Penerapan dalam Pengajaran Mikro Sajikanlah suatu pengajaran dalam waktu 10-15 menit yang terdiri dari 15 siswa. Bagilah kedalam tiga kelompok yang masing-masing terdiri dari lima orang. Kemukanlah satu topik untuk didiskusikan kepada masing-masing kelompok di bawah bimbingan anda, kemudian simpulksn kembali hasil diskusi tersebut dalam kelompok besar atas keseluruhan. Usahakan agar dalam latihan ini anda melaksanakan bagian dari komponen prakarsa guru ntuk menciptakan dan memelihaara serta mengembalikan kondisi belajar yang optimal. Bila mungkin, peraktekanlah komponen respons guru terhadap gabungan yang muncul dari siswa. Dan jangan lupa, mintalah bantuan teman anda untuk mengamatinya dengan lembar observasi. e. Latihan Penerapan dalam PPL Dalam melaksanakan praktek mengajar, amatilah dulu guru pamong anda atau yang ada anggap lebih mampu, dan buatlah catatan tentang dengan banyaknya teguran yang di berikan, pemberian pengutan, dan tanda-tanda yang menunjukan perhatian atau tanggapan guru. Praktekanlah keterampilan menuntun dan mengalihkan berbagi

kegiatan siswa. Mintalah bantuan teman sejawat untuk mengamati kegiatan yang anda lakukan dengan menggunakan lembar observasi keterampilan mengelola kelas. Diskusikan untuk perbaikan langkah berikutnya. Selama annda melakukan kegiatan belajar-mengajar, coba amati dan catatpula tingkah laku siswa yang tidak patut dan yang menimbulkan gangguan, dan rencanakanlah stsrategi untuk mengawasi hal tersebut jika anda mengalaminya. 8. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perseorangan Scara fisik bentuk pengajaran ini ialah bila jumlah siswa yang dihadapi oleh guru terbatas, yaitu berkisar antara 3-8 orang untuk kelompok kecil, dan seorang untuk perseorangan. In tidak berarti bahwa guru hanya menghadapi satu kelompok atrau seorang siswa saja sepanjang waktu belajar. Guru menghadapi banyak siswa yang terdiri dari beberapa eklompok yang dapat bertaatap muka, baik secara perseorangan maupun secara kelompok. Hakikat pengajaran ini adalah: Terjadinya hubungan interpersonal antara guru dengan siswa dan juga siswa denga siswa. Siswa belajar sesui dengan kecepatan dan kemampuan masing-masing, Siswa mendapat bantuan dari guru sesuai dengan kebutuhannya, dan Siswa dilibatkan dalam perencanaan kegiatan belajar-mengajar . Peran guru dalam pengajaaran ini ialah sebagai: Organisator kegiatan belajar-mengajar, Sumber informasi (narasumber) bagi siswa, Motifator bagi siswa untuk belajar, Penyedia materi dan kesempatan belajar (pasilitator) bagi siswa, Pembimbing kegiatan belajar siswa (konselor), dan Peserta kegiatan belajar. Pengajaran kelompok kecil dan perseorangan memungkinkan guru memberikan penertian terhadap setiap siswa setar terjadinya hubungan yang lebih akrab antara guru dan siswa maupun antara siswa dengan siswa. Adakalanya siswa lebih mudah belajar dari temanya sendiri, adapula siswa yang lebih mudah belajar karena harus mengajari atau meltih temannya sendiri. Dalam hal ini pengajaran kelompok kecil dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Pengajaran ini memungkinkan siswa belajar lebih aktif, memberikan rasa tanggung jawab yang lebih besar, berkambangnya danya pelatih dan sifat kepemimpinan pada siswa serta dapat memenuhi kebutuhan siswa secara optimal. Akhinya dapat disimpulkan bahwa kombinasi pengajaran klasikal, kelompok kecil, dan perseorangan memberikan peluang yang besar bagi tercapainya tujuan pengajaran. Dengan demikian, penguasaan keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan merupakan satu kebutuhan yang sensial bagi setiap calon guru dan guru profesional, a. Penggunaan di dalam Kelas 1.Variasi pengorganisasian Dibawah ini disajikan berbagai variasi pengorganisasian untuk memberikan kesempatan belajar kepada siswa dalam kelompok kecil maupun perseorangan.

Model 1 Kelas besar

I.Kel. Kecil

II. Perseorangan

Kelas besar Keterangan : Pelajaran diawali dengan pertemuan klasikal untuk memberikan informasi daasar, penjelasan tentang tugas yang akan di kerjakan, sera hal-hal lain yang dianggap perlu. Dalam model lama, dalam model ini, setelah pertemuan kelas, siswa diberikan kesempatan untuk memilih kegiatan dengan bekerja dalam kelompok atau bekerja secara perseorangan. Setelah waktu yang ditetapkan berakhir, pelajaran diahiri dengan pertemuan kelas kembali untuk melaporkan segala sesuatu yang telah di lakukan. Model 2 Kelas besar

Keterangan : Pertemuan diawali dengan pengarahan atau penjelasan secara klasikal tentang materi, tugas, serta cara yang di gunakan. Setelah itu langsung bekerja dalam kelompokkelompok kecil yang diakhiri dengan laporan kelompok. Model 3 Kelas besar Perseorangan

Keterangan : Pertemuan diawali dengan penjelasan secara klasikal. Setelah itu siswa langsung bekerja secara perseorangan dan kemudian bergabung dalam kelompok-kelompok kecil untuk mengolah hasil yang di capai dan di akhiri dengan laporan kelompok. Model 4

Kelas besar Perseorangan

Keterangan : Pertemuan di awali dengan penjelasan klasikal yentang kegiatan atau tugas yang akan dilaksanakan. Setelah itu langsung bekerja secara perseorangan. 2. Hal-hal yang perlu di perhatikan Bagi guru yang sudah bisa dengan pekerjaan klasikal, sebaiknya dimulai dengan pelajaran kelompok, kemudian secara bertahap mengarah kepada pengajaran perseorangan. Sedangkan bagi guru sebaiknya dimulai dengan pengajaran perseorangan kemudian secara bertahap kepada pengakaran kelompok kecil. Tidak semua topik atau pokok bahasan dapat di pelajari secara efektif dalam kelompok kecil maupun perseorangan. Hal-hal yang bersifat umum seperti pengarahan informasi umum sebaiknya diberikan dalam bentuk kelas besar. Dalam pengajaran kelompok kecil, langkah pertama adalah mengorganisasi siswa, sumber, materi, ruangan, serta waktu yang di perlukan dan di akhiri dengan kegiatan kulminasi yang dapat berupa rangkuman, pemantapan, atau laporan. Dalam pengajaran perseorangan guru harus mengenal siswa secara pribadi sehingga kondisi belajar dapat diatur. Kegiatan dalam pengajaran perseorangan dapat dilakukan melalui paket belajar atau bahasan yang disiapkan oleh guru. b. Komponen-Komponen Keterampilan 1. Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi Salah satu prinsip pengajaran kelompok kecil dan perseorangan adalah terjadinya hubungan yang akrab dan sehat antara guru dan siswa dengan siswa. Hal ini dapat

terwujud bila guru memiliki keterampilan berkomunikasi secara pribadi yang dapat di ciptakan antara lain dengan : Menunjukan kehangatan dan kepekaan terhadap kebutuhan siswa baik dalam kelompok kecil maupun perseorangan, Mendengarkan secara simpatik ide-ide yang di kemukakan oleh siswa Memberikan respons positip terhadap buah pikiran siswa Membangun hubungan saling mempercayai, Menunjukan kesiapan untuk membantu siswa, Menerima perasaan siswa dengan penuh perhatian dan terbuka, Berusaha mengembalikan situasi hingga siswa aman, penuh pemahaman, dan dapat memecahkan masalah yang dihadapinya. 2. Keterampilan Mengorganisasi Selama kegiatan kelompok kecil atau perseorangan berlangsung, guru berperan sebagai organisator yang mengatur dan memonitor kegiatan dari awal sampe akhir. Dalam hal ini guru memerlukan keterampilan sebagai berikut. Memberikan orientasi umum tentang tujuan dan tugas yang akan dilakukan. Memvariasikan kegiatan yang mencakup penyediaan ruang, peralatan, Dan cara melaksanakannya. Membentuk kelompok yang tepat. Mengoordinasikan kegiatan. Membagi perhatian kepada berbagai tugas dan kebutuhan siswa. Mengakhiri kegiatan dengan laporan hasil yang di capai oleh siswa. 3. Keterampilan Membimbing dan Memudahkan Belajar Keterampilan ini memungkinkan guru membantu siswa untuk maju tanpa mengalami prustasi. Hal ini dapat dicapai bila guru memiliki keterampilan berikut. Memberikan penguatan yang merupakan dorongan yang penting bagi siswa untuk maju. Mengembangkan superfisi proses awal, yakni sikap tanggap guru terhadap siswa baik individu maupun kelompok yang memungkinkan guru mengetahui apakah segala sesuatu berjalan lancar sesuai dengan yang di hadapkan. Mengadakan supervisi proses lanjut yang memusatkan perhatian pada penekanan dan pemberian bantuan ketika kegiatan berlangsung Mengadakan supervisi pemanduan yang memusatkan perhatian pada penilaian pencapai tujuan dari berbagai kegiatan yang dilakukan dalam rangka menyiapkan rangkuman dan pemantapan sehingga siswa saling belajar dan memperoleh wawasan yang menyeluruh. Ini dilakukan dengan mendatangi kelompok, menilai kemajuannya, dan memnyiapkan mereka untuk mengikuti kegiatan akhir cara yang efektif. Untuk meksud ini ialah mengingatkan siswa akan waktu yang masih tersisa untuk menyelesaiakan tuga, misalnya, waktu tinggal 15 menit lagi.pukul 10.15 semua kelompok harus sudah siap dengan laporannya. 4. keterampilan merencanklan dan melaksanakan kegiatan belajar-mengajar Tugas guru yang utama adalah membantu siswa melakukan kegiatan, baik secara perorangan maupun kelompok. Untuk itu guru harus mampu mmwbuat perencanaan kegiatan belajar mengajar yang tepat bagi setiap siswa dan kelompok,

serta mampu melaksanakannya. Untuk membuat perencanaan yang tepat, guru dituntut mampu mendiagnosis kemampuan akademis siswa, memahamai gaya belajar-mengajar, minat siswa, dan sebagainya. Berdasarkan hasil diagnosis tersebut guru diharapakan mampu menetapkan kondisi dan tuntutan belajar berupa belajar mandiri, paket kegiatan belajar, belajar dengan tutor sejawat, simulasi dan sebagainya yang semuanya memandu siswa untuk mengahayati pengalaman bekerja sama atau bekerja dengan pengaharan sendiri. Keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar-mengajar mencakup: Membantu siswa menetapkan tujuan pelajaran dan menstimulasi siswa untuk mencapai tujuan tersebut. Merencanakan kegiatan belajar bersaman siswa yang mencakup kriteria keberhasilan, langkah-langkah kerja,w aktu, serta kondisi belajar. Bertinfak atau berperan sebagai penasehat bagi siswa bila diperlukan. Membantu siswa menilai pencapaian dan kemajuannya sendiir. Ini berarti memberi kesempatan kepafa siswa untuk memperbaiki dirinya sendiri yang merupakan kerja sama guru dengan siswa dalam situasi pendidikan yang manusiawi. Untuk keempat keterampilan tersebut di atas ternyata ada keterampilan dasar yang sebelumnya harus dikuasai guru, yaitu keterampilan bertanya, memberi penguatan, mengadakan variasi, dan menjelaskan. Dengan demikian, keterampilan mengajar serta membimbing kelompok kecil dan perorangan merupakan keterampilan yang kompleks.

Bab 7 Penilaian kemampuan mengajar Kompetensi yang harus dimiliki setiap calon guru salah satunya adalah kemapuan melaksanakan program pengajaran yang merupakan salah satu ktiteria keberhasilan pendidikan jabatan guru, maka perlu ada semacam instrumen penilaian yang dapat mengungkapakan aspek-aspek keterampilan yang sifatnya dasar dan umum. Bersifat dasar artinya keterampilan itu merupakan prasayarat bagi pelaksanaan tugas-tugas mengajar dan menddidik secara efektif, sedangkan bersifat umum menunjukkan kenyataan bahwa aspek-aspek keterampilan tersebut relatif paling sering dipersyaratkan terlepas dari jenjang kelas, murid, dan jenis bidang pengajaran yang sedang disajikan dalam kegiatan belajar-mengajar Untuk memenuhi harapan tersebut di atas yang dapat mengetahui dan mengungkapakan kemampuan dalam mengajar sebagai salan as[ek kelayakan kemampun guru, dapat dipergunakan isntrumen penilaian kemampuan mengajar (IPKM) dan selama ini dipakai sebagai salah satu alat penilaian kemampuan mengajar yang terdiri dari: 1. lembar penilaian keterampilan menyusun rencana pengajaran atau satuan pelajaran (IPKM-1) 2. lembar penilaian keterampilan melaksanakan prosedur mengajar atau pelaksanaankegiatan belajar-mengajar di kelas (IPKM-2) 3. lembar penilaian ketrampilan melaksanakan hubungan antarpribadi (IPKM-3) format penilaian kemampuan mengajar tersebut menggunakan rentangan nilai 1 sampai 5 yang berarti :

nilai 5 nilai 4 nilai 3 nilai 2 nilai 1

= baik sekali = baik = cukup = kurang = kurang sekali

untuk mengatahui kemampuan kita dalam mengajar, cobalah sekali-kali meminta bantuan teman sejawat untuk menilainya dengan menggunakan format ini.

Anda mungkin juga menyukai