Anda di halaman 1dari 17

THE DALKON SHIELD

Ignoring User Safety


Arie Pratama Diah Vitaloka A Fitri Ayu Lilis Ratnawati Ratih Kusumawardhani

IUD
IUD (Intrauterine Devices) atau AKDR (Alat Kontrasepsi dalam Rahim) adalah suatu alat yang dimaksukkan ke dalam rahim untuk mencegah kehamilan
Jenis-jenis IUD, antara lain: a. Generasi pertama : Berbentuk spiral atau huruf S ganda terbuat dari plastik (polyethiline). b. IUD Generasi kedua : Berbentuk huruf T, angka 7, atau 2/3 lingkaran elips (batangnya dililit tembaga). c. IUD Generasi ketiga : Berbentuk huruf T dengan lilitan tembaga dan perak .

Cara Kerja IUD


Meninggikan getaran saluran telur sehingga pada waktu blastokista sampai ke rahim, endometrium belum siap untuk menerima nidasi hasil konsep (blastokista). Menimbulkan reaksi jaringan, sehingga terjadi serbukan sel darah putih (lekosit), yang melarutkan blastokista. Lilitan logam menyebabkan reaksi anti fertilitas.

Dalkon Company

AH Robbins Company

1967 Davis & Lerner mendapat ide tentang IUD baru Dalkon Shield. 1968. Lerner mematenkan IUD tersebut. 1969. Dalkon Co. dibentuk 1970. Artikel mengenai penelitian Davis atas Dalkon Shield diterbitkan dengan hasil yang mengesankan.

1860. AH Robins membuka apotek kecil di rumahnya. 1878. Robins memperluas usahanya menjadi manufaktur 1933. Edwin Robins mengubah strategi penjualannya menjadi penjualan langsung ke dokter dan apoteker.
1963. AH Robins Go-public.

Juni 1970. Hak Kepemilikan atas Dalkon Shield dijual oleh Dalkon Co. pada AH Robin Co.

Perkembangan Dalkon Shield


1971. Dalkon Shield siap didistribusikan secara nasional Dalkon Shield dipromosikan sebagai: modern, superior IUD with the lowest pregnancy rate (1.1%), expulsion rate (2.3%), and the highest continuation rate (94%) The only anatomically engineered for optimal uterine placement, fit, tolerance, and retention Dalam iklan pada jurnal-jurnal kesehatan, Dr Davis digambarkan sebagai peneliti yang mengesankan, tanpa mengungkap adanya kepentingan keuangan terhadap produk Dalkon Shield.

Juni 1973. Henry Kahn mendapati bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara Dalkon Shield dan insiden perawatan wanita karena kehamilan yang sulit.
Oct 1973. Kemasan Dalkon Shield direvisi dengan mencantumkan Severe sepsis with fatal outcome, most often associated with spontaneous abortion following pregnancy with the Dalkon Shield in situ has been reported. In view of this, serious consideration should be given to removing the device when the diagnosis of pregnancy is made with the Dalkon Shield in situ.

Perkembangan Dalkon Shield


Feb 1974. AH Robins Co. mengadakan konvensi dengan panel penasehat dari Dokter kandungan untuk mengevaluasi kasus spontaneous septic abortion yang terjadi. Kesimpulan yang didapat adalah kurangnya informasi untuk menetukan hubungan sebab akibat antara kasus tersebut dengan Dalkon Shield.

May 1974. AH Robins Co. menyatakan bahwa Dalkon Shield harus dikeluarkan secepatnya jika pasien mengalami kehamilan dan jika hal tersebut tidak dimungkinkan maka lakukanlah therapeutic abortion.
June 1974. Food and Drug Administration (F&DA) meminta pemasaran Dalkon Shield di USA dihentikan hingga pengujian yang dilakukan F&DA selesai. Dec 1974. F&DA mengumumkan bahwa Dalkon Shield dapat dipasarkan kembali selama catatan yang akurat atas penggunanya tetap disimpan.

Aug 1975. AH Robins CO. menyatakan tidak akan lagi memasarkan Dalkon Shield.

Perkembangan Dalkon Shield


Sept 1980. AH Robins Co. meminta para dokter untuk mengeluarkan Dalkon Shield dari penggunanya karena penelitian menyatakan bahwa kemungkinan terjadinya infeksi pelvic actinomycosis semakin besar seiring lamanya penggunaan Dalkon Shield.

1984. AH Robins Co. mencatat extraordinary charge sebesar USD 615,000,000 sebagai cadangan atas tuntutan hukum yang dialaminya. Tindakan ini mengakibatkan AH Robins Co. mencatat kerugian sebesar USD 461,600,000 pada tahun tersebut.
Aug 1985. AH Robins Co. filed Chapter 11 bankruptcy. Jan 1988. AH Robins Co. dijual kepada American Home Products.

Dalkon Shields

Problem

QUESTIONS

1. At what point unethical practices first become apparent?


Pada jurnal disebutkan bahwa terdapat internal memo yang mengindikasikan bahwa AH Robins mengetahui adanya potential danger, kurang dari satu bulan setelah hak atas Dalkon Shield dibeli. Berdasarkan informasi ini, kita dapat menyimpulkan bahwa tindakan tidak etis yang muncul pertama kali pada kasus ini adalah ketika AH Robbins mengesampingkan informasi mengenai keamanan produk demi kepentingan bisnis sehingga AH Robbins tidak melakukan tindakan preventive atau meneliti lebih lanjut untuk mengantisipasi potential danger tersebut. promosi dengan menggunakan informasi yang salah/ informasi yang tidak reliabel, dan tidak disampaikannya efek samping dari penggunaan produk tersebut dalam kegiatan promosi dan penjualan, No general effects on the body, blood, or brainsafe and trouble-freethe safest and most satisfactory method of contraception...truly superior

Adanya Conflict of Interest (berupa penerimaan saham dan persentase royalti 10% dari semua penjualan di U.S dan Kanada), menyebabkan penelitian H.Davis menjadi bias dan tidak objektif dalam memberitahukan kegunaan dan kelemahan produk. Tidak memberikan keterangan keamanan penggunaan produk HPP nya 0,25 USD sementara harga jual nya adalah 4,35 % atau diberikan margin hingga hampir 15 kali lipat (1500%), padahal IUD sudah menjadi kebutuhan publik.

2. What should have been done at that point?


Pengujian seharusnya lebih terencana dan dalam skala besar sebelum memproduksi dan memasarkan produk tersebut baik dari sisi efektivitas produk dan juga keamanan (efek samping) produk. Perusahaan tidak terlalu besar memberikan promosi Mencantumkan keterangan efek samping dari penggunaan produk baik pada kemasan produk maupun pada saat promosi, sehingga tidak menimbulkan kebohongan publik. Memberikan jaminan keamanan (liability) produk

3. Can a firm guarantee complete product safety?


Perusahaan tidak dapat memberikan complete product safety atas setiap produk yang dihasilkan karena selalu ada faktor mechanical maupun human error yang dapat menyebabkan penyimpangan atas spesifikasi maupun kualitas produk yang dihasilkan. Hal yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi kondisi tersebut adalah dengan meningkatkan quality control sehingga penyimpangan yang terjadi dapat diminimalisir. Di lain sisi, pelayanan pasca penjualan juga memiliki peran yang berarti karena selain dapat meningkatkan service value atas produk yang dihasilkan, kita juga dapat mengetahui bentuk-bentuk error yang terjadi sehingga dapat dijadikan feedback dalam planning process agar produk yang dihasilkan dapat memberikan manfaat yang optimal bagi konsumen.

4. Design a strategy for the Dalkon Shield that would have minimized the problems Robins eventually faced. What might be some concerns with such a strategy?
Strategi yang digunakan perusahaan HARUS mengutamakan keselamatan pengguna produk. Sehingga konsumen dapat loyal dengan dengan produknya. Jika telah terdapat keluhan dari pengguna seharusnya The Dalkon Shield menarik produk dari pasar, melakukan redesign dan sosialisasi semua informasi terkait produknya secara lebih baik Mengganti top management yang sudah rusak reputasinya

5. After this disaster, do you think Robins could ever have regained a sufficiently respected image to be a viable business under the same management? Even the same name? Why or why not?
Sulit, karena concern konsumen saat ini mengarah pada health and safety dari produk Selain itu image atau citra perusahaan telah rusak di mata masyarakat. Fakta yang terjadi adalah AH Robins telah mengabaikan laporan mengenai masalah-masalah yang terjadi terkait dengan Dalkon Shield seperti massive bleeding, pelvic inflammatory diseases, miscarriages, dan bahkan kematian. Ketika tuntutan hukum mulai diajukan, AH Robbins juga lebih mengutamakan melakukan lobby terhadap Congress dan membela dirinya dari tuntutan hukum yang ada.

6. Do you think prison sentences should have been the fate of top executives?
Hukuman penjara dapat menjadi salah satu pilihan hukuman yang diberikan mengingat tindakan yang dilakukan AH Robbins telah merenggut sekian banyak nyawa. Namun pertimbangan dalam menentukan hukuman yang lebih tepat juga sebaiknya didasarkan pada kepentingan pihak yang selama ini telah dirugikan yaitu konsumen agar nantinya peristiwa seperti ini dapat dihindari. Bisa saja karena ada kasus kematian yang disebabkan oleh kelalaian, dapat dikenakan hukuman pidana

KESIMPULAN
A H Robinson tidak beretika dalam berbisinis yaitu mengabaikan keselamatan konsumen sehingga banyak konsumen mengalami infeksi rahim dan berujung pada kematian serta terlibat kasus hukum dan pailit.

Anda mungkin juga menyukai