Anda di halaman 1dari 2

koran1000.blogspot.

com

http://koran1000.blogspot.com/2012/07/kesuksesan-farikin-kiniterdengar.html

Kesuksesan Farikin kini terdengar santer


Kesuksesan Farikin kini terdengar santer. Dia kerap diundang jadi pembicara di seminar-seminar motivasi. Kisahnya memang fenomenal. Bermodal soto, Farikin meraup omzet ratusan juta rupiah sebulan. SUKSES boleh datang menggelora. Tetapi, Farikin tidak mau jumawa. Sikin -panggilannya- tetap seperti dulu. Apa adanya, polos, berbicara santun, dan tidak foya-foya. Padalal, pundi-pundi kekayaannya dipastikan sudah menggunung. "Omzet (cabang) yang di Cinere bisa Rp 5 juta per hari kalau Sabtu-Minggu. Hari biasa Rp 3 juta-4 juta. Kalau di sini (cabang Pondok Cabe, Red) cuma Rp 2,5 juta-3 juta sehari," katanya saat ditemui Rabu lalu (11/7). Omzet di dua cabang lain juga terus meningkat. Di Lebak Bulus, sehari bisa di atas Rp 3 juta. Di Ciputat masih berkisar di Rp 1 juta sehari karena faktor lokasi. Setidaknya, dari biaya sewa bangunan di cabang Pondok cabe saja dapat diketahui bahwa perputaran uang di bisnis sotonya cukup tinggi. "Sewanya Rp 10 juta per bulan," ungkapnya. Dia mengaku cukup keberatan dengan tarif yang ditetapkan pemilik bangunan. Sebab, saat pertama menyewa, tarifnya masih Rp 10 juta per tahun. Setelah itu, naik dua kali lipat jadi Rp 20 juta per tahun dan akhirnya meroket jadi Rp 50 juta per tahun. Pada 2012, bayarnya berubah bulanan, yakni Rp 10 juta per bulan. "Eh, sekarang orangnya minta naik lagi Rp 14 juta sebulan," keluhnya. Barangkali, sang pemilik bangunan melihat Sikin sukses berjualan di tempatnya sehingga dengan gampang menaikkan tarif. Maklum, meskipun Sikin mengatakan cabang Pondok Cabe tidak terlalu besar omzetnya, berdasar pantauan Jawa Pos, orang silih berganti datang menikmati kelezatan Soto Kudus Kauman. Parkiran selalu penuh. Perantau yang Disambut Bentrokan Merantau ke Jakarta pada 1998, Farikin disambut kejadian yang tidak terlupakan sampai sekarang. Malam itu dia tepat turun dari bus di kawasan Semanggi yang sedang panas oleh bentrokan mahasiswa dengan TNI. Lumpuhnya transportasi umum di malam mencekam itu membuat Farikin harus berjalan jauh menuju Cileduk yang jaraknya sekitar 10 kilometer dari Semanggi. Tidak enak numpang makan lama-lama, Farikin segera mencari pekerjaan seadanya. Di Cileduk dia bekerja di pangkalan taksi, mencuci mobil. Malamnya dimanfaatkan untuk kuliah di PTIQ (Pendidikan Tinggi Ilmu Al Quran) Lebak Bulus. Setidaknya, dia ingin menyandang gelar sarjana. "Saya sengaja pilih PTIQ karena kuliahnya gratis, cuma menghafalkan Alquran," kata Farikin. Capai mencuci taksi, Sikin mulai memberanikan diri jadi sopir taksi meskipun tidak memiliki SIM. Tidak berselang lama, Sikin berganti menjadi sopir pribadi dari satu majikan ke majikan yang lain. Berbagai profesi pun dijalani sekadar bertahan hidup di ibu kota. "Saya pernah jualan obat, jualan ayam, jadi sales, dan macem-macem. Ngelamar kerja ke sana-kemari tapi nggak diterima." Saat itu, dia juga bekerja di warung soto kecil milik teman sekampungnya, yaitu Soto Yuri. Namun, Soto Yuri tidak mampu bertahan lama karena omzetnya sangat kecil. Sang pemilik Soto Yuri terpaksa pulang kampung dan meminta Sikin meneruskan usahanya. "Tapi, dia minta supaya saya beli warung

sotonya Rp 5 juta. Saya bingung karena saat itu tidak punya uang," kata dia. Dia lantas teringat salah satu majikannya saat menjadi sopir pribadi. Dia lantas datang ke orang tersebut dan meminjam uang sebesar Rp 5 juta untuk membeli warung soto Yuri. Berkat kedekatannya semasa masih menjadi sopir itulah, akhirnya Sikin mendapat pinjaman tanpa agunan apa pun. "Modalnya cuma kepercayaan karena bisa saja saya larikan uangnya. Tapi, saya memegang kepercayaan itu. Sampai sekarang, beliau saya ajak kerja sama mengembangkan Soto Kudus Kauman," terangnya. Setelah pembelian itu, Sikin akhirnya mengubah nama warungnya menjadi Soto Kudus Kauman pada 2008. Soto Kudus Kauman juga penuh kejutan. Salah satu programnya yang terkenal adalah makan gratis bagi wanita hamil. Kalau puasa, makan buka dan sahur di tempat itu juga gratis. Farikin Panggilan : Sikin Lahir : Pati, 28 Mei 1978 Status : Belum menikah Hobi : Membaca, olahraga, silaturahmi Pendidikan: MA (Madrasah Aliyah) Silahul Ulum Asempapan Trangkil Sarjana Perguruan Tinggi Ilmu Alquran Jakarta Magister Pascasarjana Institut Ilmu Alquran Jakarta --Lika-liku Sikin * 1998 Sikin merantau ke Jakarta dengan naik bus. Dia turun di kawasan Semanggi yang sedang rusuh, lalu berjalan kaki dari Semanggi ke rumah temannya di Cileduk yang berjarak 10 kilometer. * 1998-2005 Dia bekerja serabutan, mencuci mobil di pool taksi, berjualan obat, berjualan ayam, menjadi sopir taksi, dan menjadi sopir pribadi. * 2005 Dia menjadi pelayan di warung Soto Yuri milik teman sekampungnya. * 2008 Soto Yuri hampir ditutup oleh pemiliknya karena sepi pembeli. Sikin pinjam uang Rp 5 juta kepada mantan majikannya saat menjadi sopir. Dia membeli peralatan warung Soto Yuri sebesar Rp 5 juta, lantas mengganti namanya menjadi Soto Kudus Kauman pada pertengahan Mei 2008. * 2011 Konsep Soto Kudus Kauman yang dibuatnya dijiplak dan dipatenkan secara diam-diam oleh salah seorang karyawannya. Sikin lantas mengganti logo warungnya dengan model bulatan yang bergambar Menara Kudus. * Sejak 2008 Dia menggelar program gratis makan untuk wanita hamil dan mengundang 1.000 wanita hamil untuk makan gratis setiap Hari Ibu, 22 Desember. Ada juga gratis makan pada jam-jam tertentu untuk beberapa cabang dan gratis makan saat buka puasa dan sahur pada Ramadan.

Anda mungkin juga menyukai