Anda di halaman 1dari 3

KUTAI

Pada abad IV berdirilah kerajaan bercorak Hindu-Budha yaitu Kerajaan Kutai Mulawarman yang berdiri di Martapura, Muara Kaman, yang didirikan oleh Kudungga. Sementara pada Abad XIII di MUara Sungai Mahakam berdiri kerajaan bercorak Hindu-Jawa yaitu Kerajaan Kutai Kertanegara. yang didirikan oleh Raden Kusuma. Lalu diadakan proses asimilasi antara kedua kerajaan tersebut pada abad XIII dengan kawin politik antara Aji Batara Agung Paduka Nira dan Putri Indra Perwati Dewi puteridari Guna Perana Tungga. Datanglah Aji Batara Agung Paduka Nira melamar Putri Indra Perwati Dewi di kerajaan Kutai Mulawarman Dengan menggunakan kuda ndan membawa beberapa perwakilan dari kerajaan Kutai Kertanegara Perwakilan Kerajaan : Kedatangan Kami disini tidak bermaksud jahat Penjaga Kerajaan : lalu apa maksud Kalian Datang kerajaan Kami ? Perwakilan Kerajaan : Kami hanya ingin Melamar Putri Indra Perwati Dewi Penjaga Kerajaan : Baiklah jika benar itu maksud kedatangan kalian , maka Kupersilahkan Masuk Perwakilan Kerajaan : Terimakasih Penjaga Kerajaan Segara Melapor Kepada Raja lalu mempersilahkan Aji Batara Agung Paduka Nira dan beberapa Perwakilan Keluarga Kerajaan . Penjaga Kerajaan : (bersujud) Ampun Raja , Hamba ingin memberitakan Bahwa Aji Batara Paduka Nira yang berasal Dari Kerajaan Kutai Kertanegara datang Ingin Melamar Putri Indra Perwati Dewi Raja Mulawarman : Apakah Benar Begitu ? Penjaga Kerajaan : Benar Paduka! Hamba tidak Bohong! Di luar ada Rombongan Aji Batara Agung Paduka Nira Dan Perwakilan Keluarga Kerajaan Siap melamar Putri.. Paduka! Para Mulawarman : Baiklah Persilahkan Masuk..! Penjaga Kerajaan : (Tunduk pada Raja Dan Keluar) Baik Paduka Lalu Rombongan Raden Kusuma pun Masuk Di Kerajaan Kutai Mulawarman . Raden Kusuma : Salam Raja Mulawarman Kedatangan Saya Disini Untuk Melamar Putri Indra Perwati Dewi Raja Mulawarman : Salam Kembali Raden Kusuma , Kupersilahkan Kau Melamar Dinastiku ,Putri Indra Perwati Dewi Prosesi Pelamaran Raden Kusuma Kepada Putri Indra Perwati Dewi Pun berlangsung lancar , Bahkan Putri pun menerima Lamaran Raden Kusuma . Lalu Mereka Berdua Menikah , Tetapi Perkawina Raden Kusuma dan Putri Indra Perwati Dewi tidak Berhasil Menyatukan Kedua Kerajaan Tersebut .Baru pada abad XVI melalui perang besar antara kerajaan Kutai Kertanegara pada masa pemerintahan Aji Pangeran Sinum Panji Ing Mendapa dengan Kerajaan Kutai Mulawarman (Martadipura) pada masa pemerintahan Raja Darma Setia.

Aji Pangeran Sinum Panji :percuma kau Darma Setia.!! Kerajaan ini akan Bersatu Di tanganku Raja Darma Setia : terserah kau Sinum Panji. Kerajaan ini tak Akan bersatu ditanganmu. Aji Pangeran Sinum Panji : ah Banyak Omong Chiat! Perang punTerjadi.! Dalam pertempuran tersebut Raja Darma Setia mengalami kekalahan dan gugur di tangan Raja Kutai Kertanegara Aji Pangeran Sinum Panji, yang kemudian berhasil menyatukan kedua kerajaan Kutai Tersebut sehingga wilayahnya menjadi sangat luas dan nama kerajaannyapun berubah menjadi Kerajaan Kutai Kertanegara Ing Martadipura.

No Nama Kerajaan Tahun 1. Kutai 500 M Peninggalan : 1. Prasasti Bulak 2. Kitab Sutasoma 3. Kitab Negarakertagama 4. Kitab Pararaton 5. Berita Cina 6. Kidung Harsawijaya dan Kidung Wijayakarma 7. Kidung Sundalaya 8. Candi Penataran 9. Candi Tegalwangi 10. Candi Tikus 11. Candi Jabung 12. Candi Brahu 13. Candi Bajang Batu Corak : Hindu Bidang pemerintahan : Kerajaan Majapahit dibangun oleh Raden Wijaya dan berkembang pesat ditangan Hayam Wuruk dan patihnya Gajah Mada yang berhasil menaklukkan kerajaan Negaranegara tetangga. Kerajaan Majapahit mengalami kemunduran saat dipegang oleh Wirakrama Wardhana. 1. Aspek Geografis : Berdasarkan sumber-sumber berita yang berhasil ditemukan menunjukkan bahwa kerajaan Kutai terletak di Kalimantan Timur, yaitu di hulu sungai Mahakam. Nama kerajaan ini disesuaikan dengan nama daerah tempat penemuan prasati, yaitu di daerah Kutai. Sumber menyatakan bahawa di Kalimantan Timur telah berdiri dan berkembang kerajaan yang mendapat pengaruh Hindu (India) adalah beberapa dari penemuan peninggalan berupa tulisan

(prasasti). Tulisan itu berhasil ditemukan terdapat pada tujuh buah tiang batu yang disebut dengan nama Yupa. Tulisan yang terbuat pada Yupa itu mempergunakan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta. 2. Aspek Politik Raja-raja yang berhasil diketahui pernah memerintah kerajaan Kutai adalah sebagai berikut. Raja Kudungga, merupakan raja pertama yang berkuasa di kerajaan Kutai. Kedudukan Raja Kudungga pada awalnya adalah seorang kepala suku. Dengan masuknya pengaruh Hindu, ia mengubah struktur pemerintahannya menjadi kerajaan dan menganggap dirinya menjadi raja, sehingga pergantian raja dilakukan secara turun temurun. Raja Aswawarman, prasasti Yupa menyatakan bahwa Raja Aswawarman merupakan seorang raja yang cakap dan kuat. Pada masa pemerintahannya, wilayah kekuasaan Kutai diperluas lagi. Hal ini dibuktikan dengan pelaksanaan upacara Aswamedha. Upacara-upacara ini pernah dilaksanakan di India pada masa pemerintahan Raja Samudragupta, ketika ingin memperluas wilayahnya. Raja Mulawarman, adalah putra dari Raja Aswawarman. Ia adalah raja terbesar dari kerajaan Kutai. Di bawah pemerintahannya kerajaan Kutai mengalami masa yang gemilang. Rakyat hidup tentram dan sejahtera. Dengan keadaan seperti itulah akhirnya raja Mulawarman mengadakan upaca kurban emas yang amat banyak. 3. Aspek Sosial : Berdasarkan isi prasasti-prasasti Kutai dapat diketahui bahwa pada abad ke-4 M di daerah Kutai terdapat suatu masyarakat Indonesia yang telah banyak menerima pengaruh Hindu. Masyarakat tersebut telah dapat mendirikan suatu kerajaan yang teratur rapi menurut pola pemerintahan di India. Masyarakat Indonesia menerima unsur-unsur yang datang dari luar (India) dan mengembangkannya sesuai dengan tradisi bangsa Indonesia sendiri. 4. Aspek Ekonomi : Dilihat dari letaknya, Kutai sangat strategis, terletak pada jalur aktifitas pelayaran dan perdagangan antara dunia barat dan dunia timur. Secara langsung maupun tidak langsung besar pengaruhnya dalam kehidupan masyarakat Kutai, terutama dalam bidang perekonomian masyarakatnya, dimana perdagangan juga dijadikan mata pencaharian utama saat itu. 5. Kehidupan Budaya Salah satu yupa menyebutkan suatu tempat suci dengan kata Vaprakecvara, yang artinya sebuah lapangan luas tempat pemujaan. Vaprakecvara itu dihubungkan dengan Dewa Siwa. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa masyarakat Kuta memeluk agama Siwa. Hal ini didukung oleh beberapa faktor berikut. Besarnya pengaruh kerajaan Pallawa yang beragama Siwa menyebabkan agama Siwa terkenal di Kutai. Pentingnya peranan para Brahmana di Kutai menunjukkan besarnya pengaruh Brahmana dalam agama Siwa terutama mengenai upacara korban.

Anda mungkin juga menyukai