Anda di halaman 1dari 11

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Batasan Masalah Adapun permasalahan yang hendak dibahas dalam proses penyusunan makalah ini adalah Strategi Belajar Mengajar. Untuk memberikan kejelasan makna serta menghindari meluasnya pembahasan, maka dalam makalah ini masalahnya dibatasi pada : C. Tujuan Penulisan Pada dasarnya tujuan penulisan makalah ini terbagi menjadi dua bagian penting, yaitu tujuan umum dan khusus. Tujuan khusus dalam penyusunan dan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas Mata kuliah Belajar Pembelajaran Adapun tujuan umum dari penyusunan makalah ini adalah :

D. Metode Yang Digunakan Dalam proses penyusunan makalah ini penyusunan menggunakan metode heuristik dalam kegiatan penulisan dan penyusunan makalah. Metode heuristik yaitu proses pencarian dan pengumpulan sumber-sumber dalam melakukan kegiatan penelitian. Metode heuristik ini dipilih karena pada hakekatnya sesuai dengan kegiatan penyusunan dan penulisan yang hendak dilakukan.

E. Sitematika Penulisan Sistematika yang di gunakan mencangkup dua bagian. 1. Pendahuluan atau Pembukaan Dalam bagian ini penyusun memaparkan beberapa pokok permasalahan awal yang berhubungan erat dengan permasalahan utama. Pada bagian pendahuluan ini dipaparkan tentang latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan penulisan makalah, metode penulisan makalah dan sistematika penulisan makalah.

2. Pembahasan Pada bagian ini merupakan bagian utama yang hendak dikaji dalam proses penyusunan makalah. Pada bagian ini pula penyusun berusaha untuk mendeskripsikan berbagai temuan yang berhasil ditemukan dari hasil pencarian sumber yang telah dilalukan.

BAB II Pembahasan

A. Pendidikan Jasmani
Gabbard, LeBlanck, dan Lowy (1987) menyatakan bahwa pendidikan jasmani merupakan pendidikan lewat aktivitas jasmani untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan dalam ranah psikomotorik, afektif, dan kognitif

Pendidikan jasmani merupakan suatu proses seseorang sebagai individu maupun anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan dalam rangka memperoleh kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan, kecerdasan, dan pembentukan watak Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional
a. Tujuan Pendidikan Jasmani

Tujuan yang dapat dicapai dari Pendidikan Jasmani adalah :

1.Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran

jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih 2.Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik 3. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar 4.Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam

pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan 5.Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin,

bertanggungjawab, kerjasama, percaya diri dan demokratis 6.Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan

7. Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif. b. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani 1.Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan. eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor nonlokomotor,dan manipulatif, atletik, kasti, rounders,

kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan beladiri, serta aktivitas lainnya 2. Aktivitas pengembangan meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen kebugaran jasmani, dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya

3.

Aktivitas

senam

meliputi:

ketangkasan

sederhana,

ketangkasan tanpa alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya 4. Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobic serta aktivitas lainnya 5.Aktivitas air meliputi: permainan di air, keselamatan air, keterampilan bergerak di air, dan renang serta aktivitas lainnya 6.Pendidikan pengenalan luar kelas, meliputi: berkemah, piknik/karyawisata, menjelajah, dan

lingkungan,

mendaki gunung 7.Kesehatan, meliputi penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari, khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap sehat, merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman yang sehat, mencegah dan merawat cidera, mengatur waktu istirahat

yang tepat dan berperan aktif dalam kegiatan P3K dan UKS. Aspek kesehatan merupakan aspek tersendiri, dan secara implisit masuk ke dalam semua aspek.

B. Olahraga
Olahraga adalah aktivitas untuk melatih tubuh seseorang, tidak hanya secara jasmani tetapi juga secara rohani. Olahraga merupakan permainan yang dilakukan dengan beraturan, dengan kesungguhan untuk sesuatu kompetatif atau pertandingan dan perlombaan. - Tujuan Olahraga Tujuan olahraga meliputi : a. Peningkatan

Meskipun orang itu bebas penyakit belum tentu orang iti sehat,dengan mengukur beban latihan yang di berikan pada seseorang,maka kebugaran dapat di klasifikasi menjadi sangat kurang,latihan fisik yang teratur dan terukur di sertai gizi yang cukup akan meningkatkan kebugaran seseorang.kebugaran ini di tandai olah daya tahan jantung,otot,kelenturan tubuh,komposisi tubuh,kecepatan gerak,kelincahan,denyut nadi.latihan slalu di monetor[periksa]agar tidak melebihi denyut yang di perbolehkan antara72-87% dari denyut yang maksimal. b. Pencegahan Olahraga dapat mencegah dampak negatif dari hopokenisia[kurang gerak],memperlambat proses penuaan,memperlancar proses kelahiran pada wanita kehamilan. c. Pengobatan

Membantu proses penyambuhan pada penyakit jantung,kencing manis,rematik,asma,kropos tulang,dll.peredaran darah orang yang berolahraga lebih lancar,sehingga racun yang menumpuk di tubuh cepat di keluarkan. d. Pemulihan Penyandang cacat,kerusakan otak,tuna rungu,epilepsi dll membutuhkan olahraga yang sesuai dengan keadaan yang di penderita,apabila penyandang cacat ini tidak melakukan olahraga maka cacatnya akan bertambah karena terjadi kekurangan gerak,otak menjadi lemah sehingga mudah timbul penyakitpenyakit,jantung,ginjal,saluran darah,dll selain itu olahraga bagi penyandang cacat juga sangat di perlukan untuk menghilangkan anggapan masyarakat bahwa mereka tidak mampu berbuat apa-apa.

C. Diagnosisis Belajar Motorik Patokan untuk diagnosis gerak meliputi : a. Struktur Dasar Gerakan Struktur dasar gerakan dalam istilah olahraga atau dalam proses pembelajaran motoric merupakan istilah yang paling penting untuk dipahami. Jika seorang guru tidak memahami struktur dasar gerakan maka akan timbul masalah,masalah itu antara lain : 1. Guru tidak akan menentukan secara jelas pada bagian manakah letak suatu kesalahan gerakan 2. Guru tidak akan dapat memberikan koreksi gerakan dengan benar.

Susunan gerak yang dimaksud berhubungan dengan fase-fase gerak, yaitu fase awal, utama dan fase akhir. Fase Awal disebut juga dengan fase persiapan, yaitu:

Persiapan terhadap segala persayratan yang dibutuhkan untuk pemecahan tugas gerakan pada fase utama

Persiapan tersebut meliputi pengoptimalisasian dan pengkoordinasian kekuatan kecepatan dan percepatan.

Fase utama adalah fase dimana pelaksanaan pencapaian tujuan gerakan yang

sebenarnya. Misalnya dalam lompat jauh melompat (dari menolak pada balok tumpuan sampai mendarat) adalah fase utama. Pada hakikatnya fase utama merupaan realisasi dari seluruh persiapan-persiapan yang telah dilaksanakan pada fase awal.

Fase Akhir adalah fase dimana dilakukannya pengembalian seluruh

keseimbangan tubuh setelah pelaksanaan fase utama.

Maksudnya adalah tubuh akan berada pada keadaan tidak stabil setelah pelaksanaan fase utama. Keadaan yang tidak stabil tersebut diakibatkan anatar lain oleh kelebihan tenaga atau kecepatan dan kekuatan yang terpakai setelah pelaksanaan fase utama.

b. Irama Gerakan Irama gerakan adalah ciri yang menggambarkan ketepatan antara pelaksanaan gerakan dengan dimensi ruang dan waktu yang diperlukan setiap gerakan. Contohnya Lompat jauh. c. Hubungan Gerakan

Aksi aksi motoric dalam olahraga melibatkan seluruh alat gerak aktif ( otot ) maupun alat gerak pasif ( tulang ). Untuk terjadinya suatu hubungan gerakan yang baik diperlukan :

1. Kesesuaian antara pemberiaan impuls kepada otot untuk memberikan aksi motorik. 2. Koordinasi pemberian impuls kepada otot otot

Jadi hubungan gerakan adalah proses transfer impuls dari suatu alat gerak ke alat gerak ang lain, sehingga terjadi hubungan gerakan.

Contohnya : Sooting bola basket.

Terjadi impuls dari mulai kaki, tungkai pinggang, badan, lengan tangan dan jari pada ahirnya akan menolak menembak bola.

d. Luas gerakan

Luas gerakan merupakan kebebasan melakukan gerakan ke berbagai arah dengan luas wilayah yang cukup luas namun gerakan tersebut terkadang kurang efektif karena memerlukan gerakan yang sempit dan luas contohnya berjalan dan berlari.

e. Kelancaran Gerakan

Yang dimaksudkan dengan kelancaran gerakan adalah gerakan yang tidak tertunda atau terputus putus, ataupun yang mulus.

Contoh : sesorang yang belum mempunyai kelenturan tubuh yang baik, akan memperlihatkan gerakan gerakan yang tidak lancar. Misalkan dalam melakukan gerakan senam roll depan.

f. Kecepatan Gerakan

Kecepatan gerak anak sekolah dasar biasanya sudah cukup , namun kecepatan mereka pada tugas tertentu sering menjadi masalah, padahal untuk gerakan dalam olahraga dituntut akan gerakan yang cepat sehingga sering terjadi masalah dalam pemanfaatannya. Contohnya : lompat jauh, pada saat kecepatan yang tinggi untuk melakukan awalan ketika akan menolak tiba tiba kecepatannya menurun sehingga tidak menghasilkan hasil yang oftimal.

g. Ketepatan Gerakan Ketepatan gerakan adalah ketepatan melakukan bagian bagian gerakan. Ketepatan gerakan dapat dilihat dari dua pengertian :

1. Ketepatan dalam arti proses Adalah ketepatan jalannya suatu gerakan atau rangkaian gerakan dilihat dari struktur gerakan dan sistematis gerakan. 2. Ketepatan dalam arti produk Adalah hasil yang dicapai. Contohnya : gerakan Lay up Struktur gerakannya adalah langkah tiga dan gerakan tangan pada waktu lay up harus terjadi dengan tepat.

10

D. Metode Sebagai Titik Tangkap Sejak awal metodologi pembelajaran atau ilmu tentang metode pembelajaran terus melalui proses penyempurnaan. Para ahli telah mencoba suatu metode umum yang dipakai untuk semua kegiatan pembelajaran. Menurut Dougherty dan Bonano ( 1979 11-31 ) metode pembelajaran pendidikan jasmani adalah : 1. Metode komando

Pendekatan metode ini sepenuhnya dikendalikan oleh seorang guru,

11

Anda mungkin juga menyukai