Anda di halaman 1dari 5

MODEL PEMBELAJARAN DISKUSI KELAS (MKPBM 3, Surabaya, 12 September 2011) 1.

Pelajari materi tentang model pembelajaran diskusi kelas berikut ini. Setelah anda membaca, tugas Anda adalah melakukan analisis jenis diskusi apa yang terbaik dan sesuai dengan budaya kita. Mengingat diskusi adalah bukan kebiasaan kita. Selama ini diskusi masih disama artikan dengan Tanya jawab. Analisa anda harus disertai dengan alasan yang logis berupa kelebihan dan kelemahan jenis diskusi yang dipilih dibandingkan dengan jenis diskusi yang lain! Diskusi kelas merupakan suatu metode yang bertujuan untuk tukar menukar gagasan, pemikiran, informasi/pengalaman diantara peserta, sehingga dicapai kesepakatan pokok-pokok pikiran (gagasan, kesimpulan). Kesepakatan diperoleh dengan saling beradu argumentasi untuk meyakinkan peserta lainnya. Kesepakatan pikiran inilah yang kemudian ditulis sebagai hasil diskusi. Diskusi biasanya digunakan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari penerapan berbagai metode lainnya, seperti penjelasan (ceramah), curah pendapat, diskusi kelompok, permainan, dan sebagainya (media.diknas.go.id/). Metode diskusi ialah suatu cara penyampaian bahan pelajaran dimana guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan masalah. Diskusi merupakan cara yang banyak memberi kemungkinan pemecahan terbaik. Selain memberi kesempatan untuk mengembangkan ketrampilan memecahkan masalah, juga dalam kehidupan yang demokratis kita diajak untuk hidup bermusyawarah, mencari keputusan-keputusan atas dasar persetujuan bersama guru (wordpress.com). Metode diskusi sering disamakan dengan metode janya jawab. Namun sebenarnya mencakup hal yang berbeda. Kegiatan diskusi mengharapkan guru mengajak siswa untuk memecahkan masalah. Untuk pemecahan suatu masalah diperlukan pendapat-pendapat berdasarkan pengetahuan yang ada, dengan sendirinya kemungkinan terdapat lebih dari satu jawaban, malah mungkin terdapat banyak jawaban yang benar. Pertanyaan-pertanyaan yang baik untuk metode diskusi: 1) Menguji kemungkinan jawaban yang dapat dipertahankan lebih dari sebuah, 2) Tidak menanyakan manakah jawaban yang benar tetapi lebih menekankan kepada mempertimbangkan dan membandingkan, 3) menarik minat anak dan sesuai dengan taraf kemampuan/umurnya. Keunggulan metode diskusi ,yakni: 1) Siswa dapat belajar bermusyawarah, 2) Siswa mendapat kesempatan untuk menguji tingkat pengetahuan masing-masing, 3) Belajar menghargai pendapat orang lain, dan 4) Mengembangkan cara berpikir dan sikap ilmiah. Sedangkan kelemahan/kekurangan Metode Diskusi, adalah: 1) Pendapat serta pertanyaan siswa dapat menyimpang dari pokok persoalan, 2) Kesulitan dalam menyimpulkan sehingga menyebabkan tidak ada penyelesaian, 3) Membutuhkan waktu cukup banyak. Penerapan metode pembelajaran diskusi kelompok yang tepat dan memiliki minat baca yang tinggi akan dapat memotivasi siswa untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru, sehingga apa yang disampaikan oleh guru akan dapat diterima dengan mudah oleh siswa. Melalui metode diskusi kelompok kerjasama antar kelompok terjalin dengan kuat, danya sikap menghargai pendapat orang lain, terbiasa musyawarah untuk mufakat, dan keterampilan memecahkan masalah. Siswa yang suka membaca akan selalu berinovasi dalam belajar dengan menerapkan ide-ide yang ada pada dirinya untuk mencari sesuatu hal yang baru (http://digilib.uns.ac.id). Diskusi mempunyai banyak jenis. Jenis-jenis Diskusi antara lain: 1. Buzz Group, Suatu kelas yang besar dibagi ke dalam beberapa kelompok kecil 4 atau 5 orang. Tempat duduk diatur sedemikian rupa sehingga siswa saling berhadapan untuk memudahkan pertukaran pendapat. Diskusi ini dapat diadkan di tengah-tengah atau akhir (http://dictionary.bnet.com). 2. Fish Rowt, Diskusi terdiri dari beberapa orang peserta yang dipimpin oleh seorang ketua. Tcmpat duduk diatur setengah lingkaran dengan dua atau tiga kursi kosonu menghadap peserta, seolah-olah

menjaring ikan dalam sebuah mangkuk (fish boxvli. Kelompok pendengar yang ingin menyumbangkan pikiran dapat duduk di kursi kosong tersebut. Ketua mempersilahkan berbicara dan setelah selesai kembali ketempat semula (www.governor.utah.gov). 3. Whole Group, Suatu kelas merupakan satu kelompok diskusi dengan jurnlah anggota tidak lebih dari 15 anggota. 4. Syndicate group, Suatu kelas dibagi menjadi beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 3-6 orang. Guru menjelaskan garis besar masalah dengan aspek-aspeknya. kemudian tiap kelompok bertugas membahas suatu aspek tertentu dan membuat kesimpuian untuk diiaporkan dalam sidang pleno serta didiskusikan lebih lanjut (http://www.crimereduction.homeoffice.gov.uk). 5. Brainstorming, Merupakan suatu diskusi di mana anggota kelompok bebas menyumbangkan ide-ide baru terhadap suatu masalah tertentu. di bawah seorang ketua. Semua ide yang sudah masuk dicatat. untuk kemudian diklasifikasikan menurut suatu urutan tertentu. Suatu saat mungkin ada diantara ide baru tersebut yang dirasa menarik untuk dikembangkan. 6. Informal debate, Kelas dibagi menjadi dua team yang agak sama besarnya unluk memperdebatkan suatu bahan yang problematis, tanpa memperhatikan peraturan diskusi panel. 7. Colloqium, merupukan suatu kegiatan dimana siswa atau mahasiawa dihadapkan pada nara sumber untuk mengajukan pertanyaan. Selanjutnya mengandung pertanyaan-pertanyaan tambahan dari siswa dan mahasiswa yang lain. Pelajaran dengan maksud untuk memperjelas bahan pelajaran yang telah diterima. 8. Panel, merupakan suatu diskusi orang-orang yang dianggap ahli, terdiri dari 3-6 orang dan dipimpin oleh seorang moderator. Para panelis dihadapkan pada para peserta yang hanya berfungsi sebaeai pendengar. Maksudnya untuk memberikan stimulus kepada para peserta akan adanya masalah-masalah yang masih dipecahkan lebih lanjut. 9. Simposium, merupakan suatu pembahasan masalah yang bersifat lebih formal. Pembahasan dilakukan oleh beberapa orang pembicara (sedikitnya 2 orang) yang sebelumnya telah menyiapakan suatu prasarana dan pembicara yang lain mengemukakan prasarana banding/sanggahan. Suatu pokok persoalan disoroti dari beberapa aspek. yang masing-masing dibacakan oleh prasarana kemudian diikuti sanggahan dan pandangan umiun dari para pendengar. Moderator mengkoordinasi jalannya pembicaraan. Bahasan dan sanggahan itu selanjutnya dirumuskan oieh panitia perumus. 10. Seminar, merupakan suatu pembahasan yang bersifat ilmiah. Suatu pokok persoalan dibahas secara teoritis, bila perlu dibuka suatu pandangan umum. Berdasarkan kertas kerja yang ada, peserta menjadi beberapa kelompok untuk membahas lebih lanjut. Pimpinan kelompok sewaktu waktu menyimpulkan kerja keiompoknya dan dari hasil-hasil kelompok disusun suatu perumusan oleh panitia perumus yang ditinjau. Langkah-langkah dalam melakukan diskusi kelas yaitu: Pertama, melakukan persiapan fisik, seperti: mengatur meja kursi siswa agar siswa dapat berhadap-hadapan atau bertatap muka. Sulit berdiskusi hanya dengan punggung, menentukan prosedurnya, sehingga para siswa bisa dengan cepat menyesuaikan untuk bergabung dalam kelompok besar atau kemudian membentuk kelompok kecil, tanpa membuang-buang waktu. Kedua, melibatkan siswa dalam memilih topik atau tajuk yang akan didiskusikan. Para siswa akan memilih: sesuatu yang menarik perhatian mereka. Mungkin topik yang sedang in dalam masyarakat, atau mungkin isu-isu mutakhir yang sedang hangat dalam kehidupan bernegara atau bermasyarakat,

sesuatu yang menimbulkan perbedaan pendapat, atau isu yang menimbulkan pro dan kontra antara kelompok masyarakat. Ketiga, menentukan pemimpin diskusi dengan cara: memilih beberapa siswa yang mau mengambil inisiatif, tetapi bukan yang akan mendominasi diskusi, Siswa diminta untuk memilih beberapa topik atau subtopik yang menarik untuk didiskusikan, menyarankan kepada pemimpin diskusi untuk dapat mengaktifkan siswa-siswa yang pasif, yang tidak mau mengemukakan pendapatnya. Jangan menegur mereka dengan cara Fulan belum mengatakan apa-apa, tetapi dengan mungkin Anda mempunyai pendapat atau gagasan lain?. Keempat, berikan arahan agar kelas dapat menyepakati aturan-aturan tertentu, misalnya: Berbicara secara bergiliran, Tidak berbicara lama-lama, karena diskusi bukanlah berpidato, Menyatakan pandangan, bukan berdebat untuk meyakinkan, Tidak boleh agresif, Memberikan kesempatan agar semua peserta dapat mengambil bagian. Kelima, berikan arahan terutama kepada para pemimpin diskusi tentang cara yang dapat ditempuh untuk menajamkan pernyataan tentang gagasan-gagasan baru, misalnya: Apa pendapat Anda tentang ..?, Mana yang akan Anda pilih?, Apa yang akan Anda lakukan?, Apakah ada alternatif-alternatif lain?, Apakah itu satu-satunya sebab?, Apakah hasilnya atau akibatnya?, Dalam hal apa Fulan berbeda?, Adakah persamaan atau perbedaan antara dengan .?, Apakah yang akan Anda lakukan, jika Anda dalam posisinya?, Percaya saja?,. Keenam, adakan evaluasi tentang berbagai hal tentang diskusi yang telah dilakukan, misalnya: Tingkat partisipasi, misalnya: Berapa banyak siswa dalam kelompok yang telah berpartisipasi?, Adakah yang semula tidak berpartisipasi kemudian menjadi terlibat?, Apakah diskusi itu diikuti oleh semua peserta ataukah hanya didominasi oleh beberapa pelajar yang pandai berbicara?, Mutu partisipasi, misalnya: Adakah rasa hormat terhadap pendapat orang lain?, Adakah peningkatan dalam penggunaan bukti-bukri untuk mendukung pendapat?, Adakah kecenderungan untuk menunda keputusan sampai ada bukti yang lebih banyak lagi?, Apakah pelaksanaan diskusi telah mengikuti aturan yang telah digariskan?, Apakah ada kelompok yang hanya ngobrol, ketika kelompok lain sedang menyampaikan pendapat kelompoknya?, Apakah peserta bisa menaham diri ketika ada perbedaan pendapat, atau justru terjadi ketegangan di antara mereka?, Evaluasi dalam aspek pengetahuan tidak pada tempatnya untuk dilakukan. Meskipun demikian, alangkah baiknya jika guru dapat secara singkat membuat ikhtisar tentang butir-butir utama yang telah dibahas dalam diskusi kelas. Lebih dari itu, akan lebih berkesan kiranya jika guru dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan kesan-kesan yang dialami dan diperoleh dari proses diskusi. Dengan demikian, sesungguhnya peserta telah melakukan refleksi diri (Suparlan, 2007). Peranan pemimpin diskusi ada tiga yaitu sebagai: 1. Pengatur lalu lintas, Sebagai seorang pemimpin. la berhak untuk menunjukkan pertanyaanpertanyaan kepada anggota, menjaga agar tidak semua anggota bicara secara serempak, mencegah dikuasaianya pembicaraan oleh orang-orang tertentu yang gemar berbicara, membuka kesempatan bagi anggota yang pemalu atau pendiam untuk menyumbangkan ide-ide mereka, mengatur sedemikian sehingga setiap pembicaraan dapat ditangkap dengan jelas oleh pendengar. 2. dinding penangkis, dalam peran ini di ibaratkan seorang pemain tenis yang berlatih memukul bola pada dinding, selalu memantul kembali. Demikian pula pemimpin diskusi senantiasa menerima pertanyaan-pertanyaan dari para peserta dan dipantulkan kembali ke dalarn kelompok. Dia sendiri tidak selalu menjawab langsung setiap pertanyaan yang penting. Bila ada pertanyaan yang muncul, pemimpin dapat mengatakan ya, ini pertanyaan yang baik, bagaimana pendapat anda sekalian mengenai hal ini. Bila sudah memperoleh jawaban, maka jawaban tersebut dilontarkan kembali kepada para peserta untuk dimintakan pendapat mereka pada suatu saat mungkin diskusi mengalami jalan buntu, maka pada kesempatan itu pemimpin atau Guru dapat bertindak sebagai penasihat dan memberi jawaban sehingga soal-soal pokok yang sedang didiskusikan dapat dilanjutkan 3. Penunjuk jalan, dalam diskusi sering terjadi siswa tidak menyadari struktur pokok diskusi , atau tidak memahami pokok masalah yang didiskusikan sehingga mudah timbul pertanyaan-pertanyaan yang menyimpang dari garis pembicaraan. Mereka kehilangan pegangan dan tidak melihat hasil-hasil yang

sudah dicapai. Atau tidak disadari bahwa telah tiba saatnya untuk menarik kesimpulan dan menetapkan langkah-langkah. Kewajiban pemimpin diskusilah untuk memahami dengan seksama struktur diskusi yang baik sehingga ia dapat menunjukkan jalan lurus bila terjadi penyimpangan. Dengan demikian pemimpin mempunyai kewajiban menuntun anggota dalam menentukan langkah-langkah pemecahan masalah. Sebagai model, pembelajaran diskusi kelas mempunyai sintaks pembelajaran. Sintaks ini untuk membuat pembelajaran berjalan sistematis. Sintaks model pembelajaran diskusi kelas terdapat pada tabel 1 berikut ini:

Tabel 1. Sintaks Model Pembelajaran Diskusi Kelas Tahapan Tahap 1 Menyampaikan tujuan mengatur setting Tahap 2 Mengarahkan diskusi dan Kegiatan Guru Guru menyampaikan tujuan diskusi dan menyiapkan siswa untuk berpartisipasi Guru mengarahkan fokus diskusi dengan menguraikan aturanaturan dasar, mengajukan pertanyaan-pertanyaan awal, menyajikan situasi yang tidak dapat segera dijelaskan, atau menyampaikan isu diskusi Guru memonitor interaksi antar siswa, mengajukan pertanyaan, mendengarkan gagasan siswa, menanggapi gagasan, melaksanakan aturan-aturan dasar, membuat catatan diskusi, menyampaikan gagasan sendiri Guru menutup diskusi dengan merangkum atau mengungkapkan makna diskusi yang telah diselenggarakan kepada siswa Guru meminta siswa untuk memeriksa proses diskusi dan berfikir mereka.

Tahap 3 Menyelenggarakan diskusi

Tahap 4 Mengakhiri diskusi Tahap 5 Melakukan tanya jawab singkat tentang proses diskusi

Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan diskusi kelas dimulai dengan guru merumuskan tujuan pada awal diskusi serta mengenalkan topik masalah dalam bentuk pernyataan atau pertanyaan yang menggugah rasa ingin tahu, menyatakan masalah-masalah khusus dan menyatakan kembali bila terjadi penyimpangan, menandai dengan cermat perubahan-perubahan yang tidak relevan menyimpang dari permasalahan diskusi. Kontrol yang terlalu ketat dari guru dapat mematikan partisipasi dan merangkum hasil pembicaraan pada tahap-tahap tertentu. Selanjutnya guru memperjelas masalah atau urunan pendapat siswa, menguraikan kembali atau merangkum urunan tersebut hingga jelas, meminta komentar siswa dengan mengajukan pertanyaan yang membantu mereka memperjelas atau mengembangkan ide tersebut, dan menguraikan gagasan siswa dengan memberikan informasi tambahan atau contoh-contoh yang sesuai. Setelah itu Guru harus mampu menganalisis perbedaan pendapat siswa untuk diarahkan pada kesimpulan yang benar Selamat bekerja !

Anda mungkin juga menyukai