Anda di halaman 1dari 9

Siti Oktovani - 0810852015 Pengaruh Reformasi Ekonomi India (Pemerintahan P.V.

Narasimha Rao - 1991) Terhadap India Rising Abad 21 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Ekonomi India saat ini sedang mengalami pertumbuhan yang sangat pesat dan tengah mengalami saat terbaik dalam sejarahnya. Hampir semua indikator perekonomian ma kronya mengalami pertumbuhan positif dengan angka pertumbuhan yang cukup tinggi (bahkan pernah mencapai angka 9,6 persen pada tahun fiskal 2006-2007) , semakin besarnya simpanan devisa, pasar kapital yang mengalami booming, dan semakin dera snya arus masuk Foreign Direct Investment. India saat ini telah muncul sebagai n egara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat kedua di dunia yang hanya bisa disaing i oleh China. Buktinya, ditengah badai krisis ekonomi 2008-2009 India merupakan salah satu dari sedikit negara yang berhasil bertahan menghadapi krisis dan memp ertahankan tingkat pertumbuhan di atas 6 %. Sebelum menjadi kekuatan ekonomi baru yang cukup diperhitungkan di tingkat inter nasional saat ini, India dulunya dikenal sebagai negara yang menganut sistem pem erintahan terpusat. Keterlibatan pemerintah dalam skala besar sudah terjadi seja k tahun 1950an, sebagai cerminan nilai nilai nasionalisme dan sosialisme pemerin tahan pasca kemerdekaan yang dipimpin oleh Jawaharlal Nehru. Kebijakan ekonomi I ndia didominasi oleh pengembangan industri subsititusi impor yang membutuhkan ba nyak kebijakan proteksi atas industri dalam negeri melalui berbagai kebijakan pe rizinan (dikenal sebagai license raj = rejim perijinan). Hingga pada akhirnya, pad a 26 Januari 1950, sistem pemerintahan India diubah menjadi republik. Baru kemu dian pada tahun 1984, India mulai mengadakan langkah liberalisasi. Reformasi yang dijalankan India ini memberikan dampak positif. Aktivitas perekon omian mengalami peningkatan positif yang cukup signifikan. Perusahaan - perusaha an mulai mampu memperkerjakan mereka yang sebelumnya justru tidak bekerja. Infla si dua digit kembali dapat dikembalikan pada posisi semula. Hutang negara segera terlunasi, krisis ekonomi dapat dilalui, kehidupan India mulai menggeliat. Indi a mempunyai kebebasan sipil dan politik selama hampir satu abad, tetapi kebebasa n di bidang ekonomi barulah benar-benar tercapai semejak bergulirnya reformasi e konomi di tahun 1991. Pada tahun 1991, P.V Narasimha Rao yang saat itu menjabat sebagai perdana mentri , menjadi pelopor yang melakukan perubahan penting dalam kebijakan ekonomi India . Banyak kontrol terhadap sektor swasta yang dihapus dan monopoli negara pada bi dang-bidang tertentu. Langkah -langkah liberalisasi yang jauh lebih luas lagi di terapkan misalnya dengan mengecualikan kebijakan perijinan bagi semua cabang ind ustri dan membuka luas pintu untuk investasi asing. Langkah-langkah inilah merup akan embrio dari perekonomian India go global. Sejak saat itu, India terus merangk ak menjadi salah satu negara maju di antara negara berkembang lainnya. Salah satu faktor yang menjadi catatan penting dalam menganalisis kemajuan India saat ini adalah terjadinya liberalisasi dan reformasi dalam perekonomian negara ini. Tulisan ini lebih lanjut akan membahas perkembangan dan dinamika kebijakan ekonomi India pada masa pemerintahan P.V. Narasimha Rao (1991) yang merupakan a wal tonggak sejarah terjadinya reformasi dan kemajuan serta perkembangan ekonomi di India. Selanjutnya dalam pembahasannya, tulisan ini juga menganalisis bagaim ana dampak dan pengaruh kebijakan masa pemerintah Narasimha Rao terhadap fenomen a rising India yang menjadikan India tampil sebagai kekuatan ekonomi baru di dun ia abad ini. 1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, tulisan ini lebih lanjut akan membahas ; 1. Bagaimana dinamika kebijakan reformasi ekonomi India pada masa PV Narasi mha Rao (1991)?

2. Bagaimana pengaruh kebijakan reformasi ekonomi 1991 India terhadap risin g India abad 21? 1.3 Tujuan

1. Mendeskripsikan dinamika sejarah kebijakan reformasi ekonomi India pada masa PV Narasimha Rao (1991) 2. Menganalisis pengaruh kebijakan reformasi ekonomi 1991 India terhadap r ising India abad 21 1.4 Kerangka Teoritis dan Konseptual

Neoklasik Perhatian utamanya berfokus pada efisiensi, alokasi dan pemanfaatan sumber daya langka dengan cara yang paling hemat serta pertumbuhan optimal da ri sumber daya langka tersebut sepanjang waktu guna menghasilkan produk dan jasa yang cakupannya semakin luas (Todaro, 2000). Pandangan yang juga disebut sebagai teori ekonomi klasik atau neo-klasik ini sampai se karang masih banyak dianut oleh berbagai negara. Semakin banyak negara yang percaya bahwa perekonomian akan menjadi lebih baik, tumbuh pesat bila me miliki beberapa persyaratan seperti: tersedianya kapital yang mencukupi di p asar modal; adanya kedaulatan untuk memilih (adanya persaingan bisnis) b agi konsumen sehingga mengarah pada terbentuknya mekanisme penyesuaian ha rga secara otomatis; keputusan transaksi ekonomi didasarkan pada analisis marginal (rasio pertambahan input dibanding output, rasio keuntungan d an perhitungan utilitas); dan keseimbangan luaran (outcome) dalam semua produk d an pasar sumber daya ekonomi. Semua persyaratan tersebut mengindikasikan adanya rasionalitas dalam keputusan ekonomi yang sepenuhnya materialistik, indivi dualistik, berorientasi pada kepentingan diri sendiri. India tak luput dari pengaruh neoklasik dan ekonomi politik. Reformasi ekonomi yang diawali tah un 1991 akhirnya menghasilkan kemajuan dramatis yang membayangi keberhasila n India hingga saat ini.

BAB II PEMBAHASAN 2.1 ) Reformasi Ekonomi India masa Pemerintahan PV Narasimha Rao (1991

Kemerdekaan yang diraih India dari Inggris pada tahun 1947 buka n merupakan sebuah akhir perjuangan, namun menjadi awal dari periode pembangunan bangsa. Mulai saat itu, India terus berjuang untuk melepaskan diri dari imperia lisme dan pengaruh penjajahan Inggris. Perdana Mentri Nehru yang dipersenjatai d engan nilai nilai sosialis di sebuah negara India yang saat itu intervensionis m encoba mengubah India menjadi raksasa di bidang industri. India memulai program, dengan menggabungkan gerakan non-blok dan sosialis, perencanaan ekonomi terpusa t. Program ini dipandang sebagai kompromi antara ekstrim kapitalisme dan komunis me, memadukan unsur unsur yang lebih baik dari kerangka demokrasi barat dengan p erencanaan ekonomi China dan Uni Soviet saat itu. Doktrin yang dihasilkan saat i tu secara luas dianggap sebagai sosialisme ekonomi. Rencana ekonomi lima tahun India pertama kali berjalan pada 1951 . Sepanjang dasawarsa berikutnya, negara mengambil alih sektor-sektor kunci ter tentu dan menanam investasi, sementara sektor swasta lebih banyak dikontrol peme rintah. Tarif dan aturan-aturan lain diberlakukan untuk melindungi industri dal am negeri. Selain itu, berbagai program reformasi agraria dijalankan. Kekacauan domestik politik India di akhir tahun 1990, seperti terjadinya konflik agama Hindu Muslim, pada akhirnya berdampak buruk pada stabilitas pemerintahan India lebih luas. Vishwanath Pratap Singht yang telah menjabat India sejak Desem ber 1989, akhirnya mundur. Di bidang ekonomi, hal ini menyebabkan terjadinya kr

isis neraca pembayaran, karena cadangan devisa untuk kebutuhan impor hanya memad ai selama dua minggu. Akibatnya menurunkan tingkat kesejahteraan masyarakat, pem erintah India saat itu tidak dapat menyediakan subsidi untuk pemenuhan kebutuhan sehari hari yang memadai. Walaupun sempat mengalami pergantian jabatan ke tangan Chandra Shekhar Singh , n amun hal itu hanya bertahan dalam masa kurang dari satu tahun (10 November 1990 21 Juni 1991). Pergantian jabatan ini yang berlangsung cepat ini tidak menyelesa ikan persoalan yang ada, yang terjadi malah semakin buruknya kondisi domestik e konomi India. Pada akhirnya pemerintahan India tidak mempunyai pilihan lain, sel ain menyetujui usulan untuk melakukan liberalisasi ekonomi negaranya. Komitmen i ni muncul pada masa pemerintahan PM PV Narasimha Rao & Mentri keuangan Manmohan Singh. Pada tahun 1991 itu, menyusul awal terjadinya krisis ekonomi yang menimpa banyak negara Asia, India mengalami masalah yang serupa bahkan jauh lebih berat. Serat us sepuluh juta rakyat India terlempar ke jurang kemiskinan hanya dalam waktu du a tahun. Inflasi sebesar tujuh belas persen telah merusak sendi-sendi perekonomi an India. Di tahun yang sama, 330 juta atau dua dari lima rakyat India tervonis hidup di bawah garis kemiskinan. Kondisi keuangan pemerintah India terpuruk. Ind ia mengalami krisis. Pada periode 1989 1991 ini, kegagalan ekonomi diiringi dengan terjadinya kekacau an politik. Akibatnya, program politik lewat Repelita tidak bisa dijalankan. Kon disi eksternal yang saat itu dipengaruhi pada 1990, ketika Irak menginvasi Kuwai t dan harga minyak melambung tinggi. Akibatnya banyak pekerja India di Teluk Pe rsia kehilangan pekerjaan dan kembali ke India. Hal ini mengurangi devisa yang m enjadi andalan penerimaan devisa negara. Keadaan India saat itu juga diperburuk oleh kekacauan domestik, seperti konflik Hindu Muslim di Ayodya. Pemerintah pusat dibawah Vishwanath Pratap Singh, memeri ntah periode 2 Desember 1989 10 November jatuh pada tahun 1990. Hal itu menyebab kan terjadinya krisis neraca pembayaran pada tahun 1990. Cadangan sevisa untuk k eutuhan impor hanya memadai selama dua minggu. Banyak analisis percaya, kaum mis kin jugalah yang paling menderita karena pemerintah tidak bisa menyediakan kebut uhan secara memadai dan dengan harga subsidi. Pemerintahan kemudian jatuh di tangan Chandra shekhar Singh, namun akar persoala n tidak terselesaikan karena pergantian pemerintahan yang begitu cepat, hal itu justru memperburuk keadaan. India membutuhkan bantuan asing lagi. Pemerintah akh irnya tidak mempunyai pilihan lain, kecuali menyetujui liberalisasi ekonomi. Lib eralisasi yang lebih serius dilakuakn pada tahun 1991, di bawah PM PV Narasimha Rao. Pada saat itu, India hampir dinyatakan bangkrut. Bank-bank telah memberhentikan pinjamannya kepada India dengan perkiraan mereka tidak akan mampu untuk melunasi nya. Indias foreign exchange merosot tajam hingga berada pada kondisi kesanggupan untuk membayar impor minyak bumi selama dua minggu saja. Melihat gejolak yang b egitu parahnya, International Monetary Founds (IMF) akhirnya menawarkan bantuan untuk memulihkan keadaan perekonomian India. Namun pepatah barat selalu mengatak an, there is no free luch. IMF bersedia membantu India dengan catatan pemerintah I ndia setuju untuk membuat beberapa agenda reformasi di bidang ekonomi. India tidak mempunyai banyak pilihan. Tanpa bantuan pihak luar, lampu kehidupan India tidak akan dapat terus bertahan. Akan tetapi, ternyata India juga melakuka n jalan lain yang mengejutkan banyak pihak, melebihi manuver-manuver politik yan g kerap kali terjadi dalam dunia belantika politik Asia Selatan. Sejumlah emas b atangan milik negara yang berada di India diterbangkan ke London untuk dipinjamk an sementara guna memperoleh keuntungan secara cepat. Tepat pada tanggal 1 Juli 1991, sejarah reformasi India telah dimulai. Tiga serangkai pencetus reformasi ekonomi pada saat itu, Narasimha Rao (Perdana Menteri), Manmohan Singh (Menteri Keuangan, saat ini menjadi Perdana Menteri Ind ia), dan Chidambaram (saat ini menjadi Menteri Keuangan) tidak saja berhenti mer eformasi ekonomi India hanya dalam satu minggu yang dramatis di awal bulan Juli 1991. P. V. Narasimha Rao merupakan perdana mentri ke 9 India yang berperan pent ing dalam sejarah modern India saat ini. Ia bahkan disebut sebagai bapak Reforma si India. Melalui kebijakan kebijakannya dalam mengawasi transformasi perekonomi

an negara India, seperti meluncurkan reformasi pasar bebas di India yang saat it u tengah mengahadapi krisis dan kehancuran ekonomi. Melalui kebijakan kebijakann ya, ia mengubah perekonomian berorientasi ke dalam negeri menjadi terbuka. Hal i tu mampu membuat perekonomian India tumbuh dari rata-rata 2-3% menjadi rata-rata 6%. Singh membuka perekonomian bagi investasi asing dan memangkas hambatan per dagangan. Ia kemudian mengurangi subsidi dan melakukan swastanisasi pada sebagia n perusahaan negara. Ia juga memaksa pebisnis untuk mendapatkan persetujuan peme rintah atas setiap keputusan apapun. Investasi asing masuk, inflasi diturunkan d ari 17% menjadi 8,5% yang kemudian hanya 4%. Selama dua tahun berikutnya, pemer intah India memperkenalkan kebijakan baru hampir di setiap minggunya. Di negara yang menjalankan sistem perekonomian mirip Uni Soviet, tindakan demikian menanda i awal revolusi ekonomi India. Perusahan milik negara di bidang perbankan, penerbangan, dan industri perminyaka n dibuka bagi investor mandiri. Dipimpin oleh Manmohan Singh, India melanjutkan reformasi dengan menghilangkan pembatasan antimonopoli yang berlebihan bagi peru sahan-perusahaan besar. Singh juga menghapus kebijakan license raj yang mengontrol secara ketat perdagangan dan industri India yang mensyaratkan adanya izin untuk setiap transaksinya. Secara garis besar, rangkaian gerbong reformasi ekonomi ya ng dilakukan oleh India meliputi: (1) fiskal dan administrasi; (2) sektor finans ial; (3) perdagangan internasional dan investasi; (4) sektor industri; (5) infra struktur; (6) tenaga kerja; dan (7) privatisasi. Bagi negara secara keseluruhan, dampak positif yang terjadi amatlah besar. Roda perekonomian tumbuh begitu cepat dibandingkan yang terjadi selama beberapa dekad e sebelumnya dan perusahaan-perusahaan mulai mampu memperkerjakan mereka yang se belumnya justru tidak bekerja. Inflasi dua digit kembali dapat dikembalikan pada posisi semula. Hutang negara segera terlunasi dan foreign exchange reverse yang berharga telah pulih kembali. Krisis ekonomi terlewati dengan mulus, lampu kehi dupan India masih tetap menyala. India mempunyai kebebasan sipil dan politik sel ama hampir satu abad, tetapi kebebasan di bidang ekonomi barulah benar-benar ter capai semejak bergulirnya reformasi ekonomi di tahun 1991. Sejak saat itu, India terus merangkak menjadi salah satu negara maju di antara n egara berkembang lainnya. Selama periode tersebut, perekonomian tumbuh secara ko nstan dan kesuksesan ini dibarengi pula dengan meningkatknya ekspektasi kehidupa n, angka melek huruf, dan ketahanan pangan. Tidak jauh berbeda dengan Cina, pros es reformasi ekonomi di India akhirnya tiba sampai dengan penghujung pertanyaan tentang apakah sistem perekonomian yang dijalankan selama proses tersebut? India menyebutnya sebagai enlightened capitalism yang mempunyai pengertian berbeda deng an terminologi kapitalisme yang dijunjung oleh sebagian besar negara-negara bara t. Bagi India enlightened capitalism atau kapitalisme yang tercerahkan mendistribusik an kesejahteraan yang tercipta dengan cara secepat mungkin kepada seluruh pemang ku kepentingan, mulai dari para pekerja, investor, pelanggan, pensuplai, hingga kepada komunitas masyarakat. Sistem ini tidak mengekspolitasi kelompok masyaraka t tertentu ataupun sumber daya alam (a zero-sum game), tetapi lebih condong untu k memberdayakan keduanya, yaitu jalan keadilan yang berkesinambungan. Tidak sepe rti konsep negara Barat, kapitalisme ala India turut pula memadukan unsur swades hi atau self-relience warisan Gandhi-Nehru. Mereka tidak pula mengadopsi pola ka pitalisme yang berhujung pada model perayaan materialisme dan konsumtifisme yang dapat mengancam nilai-nilai dan budaya India yang telah tertanam lama di hati H industan. 2.2 Pengaruh Reformasi Ekonomi India Terhadap Raising India Abad 21 Kemajuan India baru menuju pertumbuhan ekonomi berawal dari reformasi y ang dilakukan sekitar tahun 1991 disaat sebelumnya India tengah mengalami krisis fiskal. Hal ini kemudian membawa perubahan India dari dekade pertumbuhan ekono mi yang lambat di bawah pemerintahan sosialis dan menawarkan kesempatan untuk me mperbaiki kondisi kehidupan negara, yang sebagian besar rakyatnya tengah dilanda kemiskinan. Setelah pemerintahan Narasimha Rao, reformasi semakin kuat di bawah BJV meski tetap ditentang lembaga swadaya masyarakat dan partai kiri. Jika kita ban

dingkan dengan Cina, India masih tetap sebagai negara tersulit dimasuki. Beberap a kelompok kepentingan, termasuk swasta yang mendapat keuntungan dari proteksio nisme, serikat pekerja, dan banyak birokrasi lainnya yang menentang liberalisasi . Ada kekhawatiran yang bahwa liberalisasi membuat ketimpangan kelas di wilayah, walau hasil studi memperlihatkan bahwa hal itu tidak sepenuhnya benar. Sejak liberalisasi ekonomi awal 1990-an, India muncul sebagai ne gara utama dalam teknologi informasi (TIK) dan komunikasi dan BPO (business proc ess outsourcing), yang berhasil meningkatkan pertumbuhan rata-rata 6% setahun (d ua kali laju pertumbuhan Hindu yang hanya 3% - sebelum 1990). Pada periode 1997 2 001, target pertumbuhan sudah mulai diraih karena landasan sudah ditata. Untuk m enyehatkan fondasi perekonomian, pemerintah tidak hanya menyusun program ekonomi . Pada 2002 2007, repelita pemerintah mencakup wilayah yang lebih luas lagi, sep erti mementingkan pemberdayaan wanita dan upaya memperbaiki basis perekonomian m asyarakat. Di tahun berikutnya 2002-2008, ekonomi India kemudia tumbuh hampir 9% setahun. Pertumbuhan ekonomi kian pesat, terutama sejak 2002, membuat India disej ajarkan dengan China, sebagai dua negara adidaya ekonomi Asia. Dalam beberapa tu lisan tentang ekonomi India dan China, orang menggunakan istilah Chindia, yaitu kedua raksasa ekonomi yang tumbuh pesat, setidaknya sampai mereka terkena dampak negatif krisis finansial dunia (GFC). Amat mungkin, India dan China kelak akan muncul sebagai dua ekonomi terbesar di dunia, seperti pada abad ke-15. Setelah terjadi perubahan kebijakan ekonomi pada tahun 1991 dimana India mengalihkan pola pembangunan ekonomi berdasarkan kekuatan pasar dan sentuhan in vestasi asing, pertumbuhan ekonominya meloncat tajam, sekitar 6.2 % hingga tahun 2004 dan India menempati posisi keempat dunia dalam hal pertumbuhan ekonomin di bawah Cina, Vietnam dan Mozambique. Lebih menakjubkan lagi, untuk sepuluh tahun kedepan, India menargetkan tingkat pertumbuhan ekonomi diatas 8%. Krisis menuntut reformasi di segala bidang, dan dalam tahun 1991 pemerintah mela kukannya. Program reformasi India mengambil contoh China, yang pada tahun 1991 t elah melebihi India dalam semua indikator ekonomi utama. Suatu landasan yang kok oh untuk pertumbuhan kini telah terbentuk: reformasi yang didukung oleh pemerint ah walaupun berganti-ganti. Kalau saja tidak ada China, maka India akan disebutsebut sebagai raksasa ekonomi baru. Industri otomotif dan penerbangan menunjukkan seberapa jauh India telah berubah dan seberapa jauh ia akan dapat menarik investasi asing. Kedua sektor ini menjad i obyek deregulasi paling awal. Hasilnya adalah dari hanya satu perusahaan pener bangan milik pemerintah pada tahun 1991, India sekarang mempunyai delapan perusa haan penerbangan dan merupakan pasar pesawat komersial terbesar kedua di dunia. Prestasi tepat waktu dan tingkat pelayanan meningkat secara dramatis dan tarif p enerbangan sudah menurun, seperti di Indonesia. Diproyeksikan, lalu lintas penum pang akan tumbuh 20 % per tahun dalam waktu lima tahun. Di sektor otomotif, prak arsa deregulasi telah mendorong persaingan di dalam negeri dan membangkitkan mun culnya juara lokal, yaitu Tata Motor, yang telah meraup 15 % pasar mobil domesti k. Ditenga-tengah persaingan dengan pembuat mobil dari Jepang, AS, dll. Total pe njualan tahunan mobil meningkat dari 150 ribuan kendaraan tahun 1991 menjadi leb ih dari 1 juta kendaraan saat ini. Tenaga-kerja di industri ini telah berlipat t iga. Sukses seperti ini membuat pemerintah India berani meliberalkan banyak sekt or lain, kecuali perdagangan eceran, perbankan, pertahanan, dan media berita. Reformasi juga dilakukan di sektor pasar modal, pajak perusahaan dan perorangan, dan pengadilan. Tindakan seperti pengenduran kontrol devisa, pembebasan penentu an harga saham, dan pembentukan dewan pengawas pasar modal telah menjadi bagian penting dalam membawa pasar uang India sejajar dengan yang ada di negara maju. S ebagai hasilnya, investor asing dapat dengan mudah memindahkan dana keluar masuk India. Pajak penghasilan perorangan dan perusahaan telah dikurangi menjadi sere ndah taruf pajak di negara Asia lain. Reformasi pengadilan telah membuat wargane gara biasa lebih dihormati dibandingkan sebelumnya, dan memungkinkan rakyat meme rangi penyakit institusi secara efektif, seperti korupsi, pelanggaran HAM, kecur angan dalam pemilu, pencemaran lingkungan oleh perusahaan besar, dll. Reformasi di banyak bidang telah membuat India menjadi salah satu ekonomi yang t umbuh pesat di dunia. Di masa datang, pemerintah India seperti akan terus memusa

tkan perhatian pada pemberian stimulan untuk mendorong permintaan domestik yang merupakan langkah penting untuk menarik investasi asing yang diperlukan untuk me ncapai target pertumbuhan yang semakin tinggi. Selain itu, India rupanya akan te rus mengintensifkan upayanya dalam bidang-bidang yang penting dalam rangka memba ngun ekonominya agar lebih kompetitif dan bermanfaat baik bagi bisnis maupun mas yarakat. Berikut adalah berbagai capaian India pasca reformasi 1991 ; Infrastruktur Dalam pengembangan infrastruktur, Pemerintah juga India telah membangun banyak i nfrastruktur dan meningkatkan kondisi pelabuhan, telekomunikasi, dan jalan raya. Tetapi beberapa sektor penting, seperti listrik, air minum, persampahan, kereta api, dan pelabuhan udara, tetap masih banyak masalah. Sebagian penyebabnya kare na pemerintah negara bagian sering menghalangi kemajuan yang diperlukan. Sengket a atas hak pembagian air, misalnya, telah memperlambat proyek senilai $ 150 mily ar yang akan menghubungkan sejumlah sungai besar (Brahmaputra, Ganga, Godavari, Krishna, dan Yamuna) dengan sistem kanal. Jika selesai, kanal ini akan menyediak an air bersih yang sangat dibutuhkan oleh berjuta-juta orang dan menggerakkan pr oduktivitas pertanian. Sementara itu, UU Listrik tahun 2003 diundangkan untuk me mberikan kesempatan bagi perusahaan swasta untuk menyediakan listrik yang murah dan anti giliran. UU itu memungkinkan delicensi dari pabrik pembangkit tenaga li strik dan menyediakan akses terbuka ke pembangkitan, transmisi, dan distribusi d an pada saat yang sama menghapus secara bertahap subsidi silang. Sejauh ini, sud ah ada delapan perusahaan listrik daerah yang telah memisahkan pembangkitan, tra nsmisi, dan distribusi. Untuk usaha besar ini, badan pengatur kelistrikan masih perlu bekerja keras untuk memperjelas banyak sekali masalah detil, seperti atura n dan akses retribusi untuk pihak ketiga yang menyediakan listrik dan definisi y ang lebih jelas tentang kewajiban kontrak dari perusahaan pembangkitan. Pemerint ah pusat mengajak pemda untuk bekerjasama. Penataan Perkotaan Sejak kemerdekaan, penduduk perkotaan telah tumbuh lima kali lipat, menyebabkan kebutuhan fasilitas menjadi tinggi dan menambah kemiskinan perkotaan. Untuk itu pemerintah pusat menganggarkan dana awal sebesar $ 1 milyar untuk membiayai Prog ram Nasional Perbaikan Perkotaan, dan pemda harus memenuhi kewajibannya. Tindaka n pemda yang seharusnya diambil meliputi menaikkan retribusi dan pajak, seperti tarif air minum, listrik dan iuran sampah, meningkatkan tingkat koleksi pajak, m eningkatkan efisiensi BUMD, dan menggunakan aset yang lebih baik di dalam dan di sekitar kota besar. Pemda sekarang dimungkinkan membiayai perbaikan infrastrukt ur melalui perbaikan rejim pajak dan meningkatkan tarif koleksi dari tarif awal yang murah. Investasi pemerintah ini dapat menarik tambahan dana dari swasta. Se cara keseluruhan, investasi infrastruktur bisa meningkatkan mutu hidup untuk pen duduk kota. Pengembalian Asset Pemerintah akan melanjutkan pengembalian asset dari perusahaan yang bangkrut. Un tuk meningkatkan kesehatan ekonomi jangka panjang, diperlukan tindakan yang lebi h berani untuk mengembalikan dana yang diperoleh dari masyarakat dan asset dari perusahaan yang berhutang. Khususnya, pemerintah akan memperjelas mandat Perusah aan Rekonstruksi Asset, menggabungkan bank-bank kecil, memberikan perusahaan per an yang lebih aktif dalam merestrukturisasi dan melunasi hutang. Institusi asing akan pula diijinkan untuk berinvestasi dalam bisnis ini. Lebih dari itu, pemeri ntah akan mendorong penjualan pinjaman bermasalah dengan membiarkan bank asing u ntuk membelinya dan dengan membuat transaksi ini bebas membayar bea meterai. Tindakan perlindungan hak milik intelektual/HAKI. Sejak dekade lalu, evolusi sektor pengetahuan seperti farmasi, biotech, dan IT t elah berkembang luar biasa. UU paten yang diundangkan belum lama ini akan mening katkan pertumbuhan itu. Sekarang pemerintah akan melakukan tindakan perlindungan hak kekayaan intelektual secara efektif dan secara cepat; baru setelah itu Indi

a akan mempromosikan kreativitas dan inovasi dan mempertahankan kemajuan budaya, ilmiah, dan teknologinya. Untuk meningkatkan perlindungan HAKI, India akan meny elaraskan rejim hak patennya dengan standard global dalam rangka mencegah pembaj akan HAKI dan untuk meningkatkan keseluruhan kapasitas dan mutu infrastruktur da n sumber daya di kantor pemberi hak paten. Reformasi Tenaga kerja. Untuk meningkatkan ekspor barang-barang pabrik dengan cepat, pemerintah mengijin kan penggunaan tenaga kerja kontrak untuk semua pekerjaan dan mencabut peraturan yang mewajibkan perusahaan dengan lebih dari 100 pekerja untuk memperoleh perse tujuan pemda sebelum melakukan PHK. Bersamaan dengan itu, manfaat yang diperoleh tenaga kerja sektor formal akan diperluas untuk semua pekerja. Peraturan perbur uhan juga akan meliputi penyediaan asuransi sosial dan pelatihan bagi pekerja. M enyederhanakan hukum perburuhan bisa melepaskan belenggu yang menahan investasi asing untuk masuk dan membantu pertumbuhan cepat dalam industri pengolahan ringa n, seperti mainan, kulit, sepatu, tekstil, dan pakaian, di mana keunggulan biaya dan kekuatan pekerja trampil India dapat membuat India muncul dalam bisnis duni a. Privatisasi. Di India seperti di banyak negara lain, menjual asset negara adalah kontroversia l, tetapi pemerintah India telah berhasil memprivatisasi BUMN yang bergerak dala m industri petrokimia, seng, aluminium, dan telekomunikasi internasional. Untuk mengendalikan oposisi politik, pemerintah mungkin membentuk lembaga pembiayaan a tau perusahaan induk seperti Temasek di Singapura. Setelah asset ditransfer, per usahaan induk bisa dikuasai pemerintah, sehingga secara efektif mengurangi saham negara dalam perusahaan itu tanpa memprivatisasinya dan membuatnya lepas dari p eraturan yang berlaku untuk BUMN. Jika perusahaan-perusahaan itu masih dikuasai pemerintah, seluruh potensinya sulit untuk dikembangkan. Keuntungan dari penjual an itu dapat juga digunakan untuk mengurangi defisit keuangan negara. Setelah lebih dari empat dekade sebagai negera dengan ekonomi tertutup dan 15 ta hun menjalani reformasi, maka saat ini India telah siap menjadi negara maju yang mempunyai landasan yang kokoh untuk pertumbuhan cepat. Tingkat bunga rendah jug a merupakan kendaraan untuk mengangkat ekonomi India. Jika pembuat kebijakan men eruskan tahap reformasi ekonomi dengan berfokus pada meningkatkan permintaan dan kompetisi maka dapat dipastikan aliran investasi asing ke India akan meningkat, yang akan menampung potensi tenaga kerja usia muda dan pekerja terdidiknya. Lan dasan untuk tumbuh 10 persen per tahun telah ada, tetapi usaha lebih lanjut dan komitmen teguh diperlukan untuk muncul sebagai pemimpin ekonomi global.

BAB III PENUTUP Kesimpulan Kemajuan dan keberhasilan ekonomi India saat ini tidak terlepas dari faktor seja rah, terutama pada masa pasca kemerdekaannya. Lepasnyanya India dari tangan penj ajah pada tahun 1947, merupakan babak baru bagi sejarah negara India. India teru s berusaha dan memulai perjuangannya untuk melepaskan diri dari pengaruh imperia lisme masa lalu. Kondisi ini semakin diperburuk melihat perpolitikan domestik In dia yang mengalami kekacauan, hingga berdampak pada perekonomian dan kesejahtera an masyarakat India pada saat itu. Hingga akhirnya pergantian kepemimpinan di kalangan pemerintah India seringkali

terjadi, bahkan dalam jangka waktu yang cukup singkat. Hal ini sempat menjadi f aktor yang menyebabkan kondisi india semakin buruk. Hingga pada akhirnya PV Nar asimha Rao diangkat menjadi PM India, yang merupakan ujung tombak terjadinya ref ormasi ekonomi India. Melalui kebijakan kebijakan yang dipilihnya, India perlaha n lahan mulai bangkit dari keterpurukan. Meskipun sebenarnya kebijakan liberalis asi ekonomi di India sudah dmulai pada tahun 1970-an (sebelum Narasimha Rao menj adi PM India), namun reformasi ekonomi mulai dengan sungguh-sungguh dijalankan t epatnya pada Juli 1991. Pada masa itu, P.V. Narasimha Rao menjadi perdana mente ri dan melakukan perubahan penting dalam kebijakan ekonomi. Banyak kontrol terha dap sektor swasta yang dihapus dan monopoli negara pada bidang-bidang tertentu, seperti transportasi udara, diperlonggar. Secara umum, ekonomi menjadi terbuka d engan adanya pengurangan kontrol tarif dan dorongan bagi pihak asing untuk berin vestasi. Perubahan-perubahan tesebut dilakukan terutama untuk meraih angka pertu mbuhan yang lebih tinggi. Saat ini India kemudian muncul sebagai salah satu kekuatan ekonomi dunia baru ya ng memiliki peranan penting di tingkat internasional. Sistem perekonomian India yang dulunya menganut nilai nilai sosialis saat ini mulai terbuka dengan negara luar. Melalui kebijakan liberalisasi terhadap sektor sektor perkeonomian domesti knya, menjadikan India cukup kuat dan dan keluar dari keterpurukan krisis masa l alu. Oleh karena itu, kesuksesan India dinilai tidak lepas dari pengaruh kebijak an reformasi India di masa lalu. REFERENSI Jurnal / Buku Decolonization and Development India Rising Di Balik Sukses Ekonomi China dan India, Wigrantoro Roes Setiyadi Economic Reform In India Task Force Report, Professor Charles Wheelan Harris School of Public Policy University of Chicago, January 2006 Ekonomi India Tinggal Landas India - Bangkitnya Raksasa Baru Asia : Calon Pemain Utama Dunia di Era G lobalisasi India in the 1980s and 1990s: A Triumph of Reforms, IMF Working Paper, R aghuram Rajan Indias Economic Reforms. What Has Been Accomplished? What Remains to Be D one? Arvind Panagariya Asian Development Bank 2001 Indias Transition From A Closed To An Open Economy Politik Dalam Negeri India Sebagai Penyeimbang Di Kawasan Asia Selatan, Miyasa Paramitha, 2011 The Impact Of Economic Reforms On Indian Manufacturers: Evidence From A Small Sample Survey - Eckhard Siggel & Pradeep Agrawal, Institute of Economic Gr owth ,University of Delhi Enclave North Campus The Political Economy of Successful Reform: Asian Stratagems, Dennis Arr oyo, 2004 Web http://books.google.co.id/books?id=oo5eeoLcPegC&dq=India+di+bawah+Narasimha+Rao& hl=id&source=gbs_navlinks_s http://panmohamadfaiz.com/2008/04/09/cindonesia-cina-india-dan-indonesia-bagiani/ http://debuh.com/berita-uncategorized/catatan-singkat-ekonomi-india/17305/ http://www.kemlu.go.id/newdelhi/Pages/CountryProfile.aspx?IDP=2&l=id http://portal.sarapanpagi.org/sosial-politik/ekonomi-india-berpotensi-terkuat-di -dunia.html http://www2.irib.ir/worldservice/melayuRADIO/kal_sejarah/masehi/januari/26januar i.htm http://debuh.com/berita-uncategorized/catatan-singkat-ekonomi-india/1730 5/ http://ciplux182.wordpress.com/page/25/ http://jurnalhukum.blogspot.com/2008/04/cindonesia-cina-india-dan-indonesia.html http://www.lipi.go.id/www.cgi?berita&1258132620&1&2009&1036007681

http://portaltataruang.wordpress.com/2007/09/17/india-menuju-pertumbuhan-ekonomi -tinggi/

Anda mungkin juga menyukai