Anda di halaman 1dari 2

Pembicara 1

Pembukaan: Baik, terima kasih assalamualaikum.... Dewan juri yang terhormat, tim kontra yang kami cintai, serta hadirin sekalian, mahasiswa baru fakultas hukum universitas Padjadjaran, calon ksatria hukum Indonesia, selamat pagi!

Topik kita pada hari ini adalah Pemilihan Gubernur DIY, dan kami tim kontra dgn tegas menolak diadakannya pemilihan Gubernur di yogyakarta

Ada beberapa argumen utama yang menjadi landasan berpijak kami, dan pada kesempatan kali ini, saya sebagai pembicara pertama akan menyampaikan dalam tataran yuridis..

Materi: Dewan juri yang terhormat, Tim pro yang kami kasihi, serta hadirin sekalian, Pasal 2 ayat 8 UU nomor 32 tahun 2004 tentang pemetintahan daerah menyatakan bahwa yogyakarta adalah daerah istimewa. Oleh karena itu, ketika kita berbicara mengenai Yogyakarta, maka kita berbicara mengenai suatu konsep daerah istimewa. Prof Mahfud MD mengatakan bawa Setiap daerah istimewa, termasuk Yogyakarta, memiliki beberapa keistimewaan. Keistimewaan daerah istimewa dijamin dalam konstitusi kita pasal 18B ayat 1, yang mengatakan bahwa negara mengakui dan menghormati satuan pemerintahan daerah yang bersifat istimewa. Artinya, setiap keistimewaan daerah istimewa Yogyakarta harus tetap diakui dan dihormati keberadaannya. Pertanyaannya adalah apakah keistimewaan yang dimiliki oleh Yogyakarta yang harus tetap diakui keberadaanya? Juniarto dalam bukunya mengatakan bahwa salah satu keistimewaan dari yogyakarta adalah pemililhan kepala daerah atau Gubernur melalui pengangkatan Sri Sultan secara turun temurun. Jika hal ini dirubah, maka sifat keistimewaan yogyakarta akan hilang. Hal ini akan lebih lanjut dipaparkan oleh pembicara kedua kami yang akan memaparkan dalam tataran filosofis.

Dewan juri yang terhormat dan hadirin sekalian, berdasarkan pemaparan tersebut maka kami semakin tegas menyatakan bahwa kami tidak setuju diadakannya pemilihan gubernur di Yogyakarta, pengangkatan Sri Sultan sbg Gubernur Yogyakarta secara turun temurun harus tetap diakui dan dihormati oleh Indonesia.

Artinya adalah tdk perlu dilakukan pemilu secara langsung di DIY, mekanisme penetapan Sri Sultan sebagai Gubernur DIY selama ini sudahlah tepat. Sehingga apa yang dikatakan oleh tim pro sangatlah tidak tepat sama sekali.

Anda mungkin juga menyukai