Anda di halaman 1dari 23

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Perkembangan sistem informasi saat ini, entah disadari ataupun tidak telah banyak membantu aktivitas manusia. Tidak hanya di negara maju, di Indonesia pun telah banyak kegiatan seperti halnya di kantor, pasar swalayan, bandara, sampai untuk kegiatan pribadi sekalipun. Dengan bergesernya paradigma perpustakaan ke arah digitalisasi maka, hal tersebut berdampak kepada dunia perpustakaan di Indonesia, sehingga konsep sistem informasi perpustakaan ikut muncul. Dikarenakan saat ini konsep sistem informasi sebagai kerangka kerja sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari sebuah organisasi modern. Perpustakaan Bandung International School merupakan sebuah

perpustakaan sekolah internasional, yang memiliki sebuah fungsi untuk memenuhi kebutuhan pengguna di lingkungan pendidikan yang bersifat aktif. Perpustakaan Bandung International School telah menerapkan sebuah sistem informasi perpustakaan sejak tahun 2000, dan mereka menggunakan sebuah teknologi informasi yang dalam hal ini adalah sebuah software otomasi berbayar atau berlisensi yaitu Bookmark Library System. Tetapi pada tahun 2010 Perpustakaan Bandung International School mengganti Bookmark Library System dengan Senayan Library Management System sebagai teknologi sistem informasi perpustakaannya.

Software yang dipakai oleh perpustakaan bandung international school pada awalnya adalah Bookmark Library System. Bookmark Library System sendiri merupakan sistem otomasi perpustakaan yang dirancang untuk digunakan di sekolah-sekolah yang lebih kecil dan perpustakaan non-sekolah dengan ukuran kecil untuk koleksi media. Bookmark Library System dikembangkan di Australia Selatan oleh Departemen Pendidikan, Pelatihan dan Ketenagakerjaan (Dete). Bookmark Library System digunakan oleh lebih dari 2.000 sekolah di seluruh negara bagian Australia. Sistem ini juga digunakan di sekolah-sekolah dan lembaga-lembaga di Papua New Guinea, Thailand, Indonesia, Brasil, Latvia, The Ukraina, Vanuatu, Malaysia, Hong Kong, Suva, Vietnam, Kanada, Skotlandia dan Kepulauan Marshall. Bookmark Library System adalah software yang bersifat dekstop application, dan berlisensi dalam artian software berbayar. Sehingga terdapat jangka waktu untuk melakukan update, dan otomatis perlu mengeluarkan biaya kembali untuk mengupdatenya. Selain itu, di Indonesia software ini tidak familiar sehingga hanya sedikit yang menggunakan untuk keperluan sistem otomasi, sehingga konsep teknologi informasi perpustakaan yang mulai mengadaptasi konsep web 2.0 atau dalam istilah ilmu perpustakaan yaitu library 2.0, software ini kurang memungkinkan untuk dipergunakan. Lalu, Perpustakaan Bandung International School mengganti software tersebut dengan menggunakan SLiMS. SLiMS merupakan akronim Senayan Library Management System. SLiMS atau sering juga disebut "Senayan" merupakan software untuk manajemen perpustakaan. Dirilis dengan lisensi

GPLv3 (http://www.gnu.org/licenses/gpl-3.0.html) yang menjamin kebebasan tiap orang (utamanya rakyat Indonesia) untuk mendapatkan, menggunakan,

memodifikasi, dan melakukan redistribusi, baik secara komersial ataupun tidak. SLiMS awalnya dikembangkan untuk kebutuhan "Library Automation" tetapi, sekarang SLiMS sudah mengakomodasi kebutuhan untuk perpustakaan digital. Selain itu SLiMS juga merupakan software berbasis web yang mendukung dan memenuhi seluruh aktivitas perpustakaan, baik dari segi pengelolaan koleksi sampai kepada keperluan administrasi perpustakaan. Hal tersebut dapat dikatakan bahwa SLiMS sebagai teknologi informasi di bidang perpustakaan. Konsep sistem informasi perpustakaan itu sendiri merupakan penerapan dari sebuah konsep ILS ( Integrated Library System ) dan perluasan dari konsep teknologi informasi, ilmu perpustakaan sendiri lebih mengenal teknologi informasi dengan nama sistem otomasi. Oleh karena itu, seperti yang dikutip oleh Putu Laxman Pendit (2006: 268) dalam bukunya sebuah sistem informasi adalah perwujudan atau pengejawantahan dari teknologi informasi untuk berbagai keperluan yang tidak seragam. Selain itu, sistem informasi perpustakaan sendiri merupakan hasil penerapan dari konsep sistem informasi manajemen, terlihat dari fungsinya sebagai sistem yang diterapkan di lingkungan sebuah organisasi. Dan perpustakaan merupakan sebuah lembaga, yang beraktifitas menjalankan kegiatan-kegiatan pengorganisasian. Sebenarnya dengan memperpanjang penggunaan Bookmark Library System, perpustakaan Bandung International School tidak memiliki kendala

dalam hal pendanaan, karena harga untuk memperpanjang lisensi penggunaan software ini hanya diperlukan dana kurang lebih USD 55.00 dan juga tidak terjadi masalah dalam Bookmark Library System itu sendiri. Anggaran dana yang disediakan Bandung International School untuk pengembangan perpustakaan kurang lebih Rp.100.000.000, dan dalam hal ini perpustakaan mempunyai hak meminta lagi ketika dana yang disediakan kurang. Tetapi dikhususkan untuk pengembangan di bidang supporting system, perpustakaan memiliki dana tambahan untuk pengembangan hal tersebut dari divisi IT ( Information Technology ). Karena yang menjadi faktor salah satu komponen sistem informasi itu di ganti atau di rubah, adalah terjadinya masalah dalam sebuah sistem atau anggaran dana yang tidak memadai untuk perawatan sistem. Dengan mengganti salah satu komponen dari sistem informasi perpustakaan tersebut, maka berdampak terhadap keseluruhan komponen yang terdapat dalam sebuah sistem informasi perpustakaan. Hal tersebut berdasarkan pendapat John Burch dan Gary Grudnitski yang dikutip oleh Hartono dalam bukunya, bahwa: Sebagai suatu sistem, keenam blok (komponen) tersebut masingmasing saling berinteraksi satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai sasaran.(Hartono, 2005: 12). Sehingga, ketika terjadi pembaharuan dalam salah satu komponen, dengan otomatis maka keseluruhan komponen-komponen dalam sebuah sistem informasi terjadi perubahan. Pada tahap pengembangan sebuah sistem menurut Robert G. Mudick dalam Hartono (2005: 43) terdiri dari tahap studi, tahap desain kotor, tahap desain

terinci, dan tahap implementasi. Dalam tahap implementasi terdapat poin mengevaluasi sistem yang sedang dioperasikan, hal tersebut dikarenakan untuk memberikan sebuah perkembangan sistem menuju ke arah yang lebih baik. Oleh karena itu, untuk mengevaluasi sebuah sistem, diperlukan sebuah metode evaluasi yang dapat menganalisis pengoperasian sistem tersebut. Metode evaluasi yang tepat dalam hal ini adalah Human-OrganizationTechnology Fit Model, model ini digunakan untuk melakukan sebuah metode evaluasi yang meliputi komponen penting dari sebuah sistem informasi yakni sumber daya manusia (human), organisasi (organization), teknologi (technology), dan kesesuaian hubungan diantaranya. Sehingga pada akhirnya dapat digunakan sebagai sebuah landasan perkembangan dari sebuah sistem informasi. Dalam pengembangannya Human-Organization-Technology Fit Model lahir berlandaskan penelitian dengan menggunakan pendekatan soft system approach (kualitatif), seperti halnya dalam penelitian yang dilakukan oleh Maryati Mohd Yusof sendiri dengan judul Towards a Framework for Health Information Systems Evaluation. Serta, melihat dan merujuk penelitian dengan pendekatan kualitatif yang digunakan oleh Putu Laxman Pendit dalam topik penelitian tentang penerapan teknologi informasi di layanan informasi pemerintah, yang bersifat evaluasi pada sebuah sistem. Atas dasar inilah, maka penulis kemudian tertarik untuk mencoba mengevaluasi sistem informasi perpustakaan, yang diterapkan oleh Perpustakaan Bandung International School, melalui kegiatan penelitian dengan mengambil judul Studi Evaluasi Mengenai Implementasi Sistem Informasi Perpustakaan

Bandung International School dengan Menggunakan Human-OrganizationTechnology Fit Model . . 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana implementasi sistem informasi perpustakaan Bandung International School di evaluasi menggunakan HumanOrganization-Technology Fit Model .

1.3 Fokus Penelitian Yang menjadi fokus penelitian ini adalah bagaimana implementasi sistem informasi perpustakaan Bandung International School di evaluasi dengan menggunakan Human-Organization-Technology Fit Model, yang meliputi segi : 1. Bagaimana aspek-aspek sumber daya manusia dalam implementasi sistem informasi perpustakaan Bandung International School di evaluasi menggunakan Human-Organization-Technology Fit Model ? 2. Bagaimana aspek-aspek teknologi informasi dalam implementasi sistem informasi perpustakaan Bandung International School di evaluasi menggunakan Human-Organization-Technology Fit Model ? 3. Bagaimana aspek-aspek organisasi dalam implementasi sistem informasi perpustakaan Bandung International School di evaluasi menggunakan Human-Organization-Technology Fit Model ?

4. Bagaimana aspek-aspek kesesuaian antara Sumber daya manusia, teknologi informasi, dan organisasi dalam implementasi sistem informasi perpustakaan Bandung International School di evaluasi menggunakan Human-Organization-Technology Fit Model ?

1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui aspek-aspek sumber daya manusia dalam implementasi sistem informasi perpustakaan Bandung International School di evaluasi menggunakan Human-Organization-Technology Fit Model ? 2. Untuk mengetahui aspek-aspek teknologi informasi dalam implementasi sistem informasi perpustakaan Bandung International School di evaluasi menggunakan Human-Organization-Technology Fit Model ? 3. Untuk mengetahui aspek-aspek organisasi dalam implementasi sistem informasi perpustakaan Bandung International School di evaluasi menggunakan Human-Organization-Technology Fit Model ? 4. Untuk mengetahui aspek-aspek kesesuaian antara Sumber daya manusia, teknologi informasi, dan organisasi dalam implementasi sistem informasi perpustakaan Bandung International School di evaluasi menggunakan Human-Organization-Technology Fit Model ?

1.5 Kegunaan Penelitian 1.5.1 Kegunaan Teoritis a) Memberikan kontribusi bagi pengembangan penelitian khususnya dalam bidang kajian ilmu informasi dan perpustakaan. b) Memberikan kontribusi bagi kajian ilmu informasi dan perpustakaan, khususnya pada mata kuliah Sistem Informasi Manajemen. 1.5.2 Kegunaan Praktis a) Memberikan masukan pemanfaatan serta pengembangan Sistem Informasi Perpustakaan kepada pihak Perpustakaan Bandung International School. b) Memberikan masukan kepada pihak developer Management System. Senayan Library

1.6 Kerangka Pemikiran Penggunaan sistem informasi kini telah merambah ke berbagai aspek, baik dari segi operasional maupun dari segi manajerial. Sistem informasi juga mempermudah sebuah kegiatan dalam melakukan fungsi nya, sehingga penerapannya sangatlah membantu dalam berbagai aspek. Penerapan sebuah sistem informasi juga menjadi salah satu indikator, dalam kemajuan sebuah organisasi atau perusahaan. Karena di era perkembangan teknologi ini, semua aspek telah terkena dampak perkembangan teknologi tersebut. Perpustakaan yang merupakan sebuah organisasi, ikut terkena dampak dalam perkembangan teknologi informasi ini. Perkembangan tersebut terlihat dari pergeseran konsep perpustakaan konvensional menjadi sebuah perpustakaan

digital, yang didukung oleh seperangkat peralatan teknologi informasi. Teknologi itu sendiri merupakan sebuah komponen pembantu terbentuknya sebuah sistem, menurut yang dikutip oleh Jogiyanto Hartono (2005: 1) dalam bukunya, pengertian sistem menurut Jerry FitzGerald adalah: Suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Kegiatan perpustakaan, baik dari segi teknis maupun manajerial merupakan sebuah prosedur-prosedur yang saling berkaitan satu sama lain, untuk menghasilkan apa yang dinamakan informasi. Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimannya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau mendatang (Davis, 2002: 28). Hal tersebut mencerminkan, sistem informasi adalah kaitan dari sebuah kegiatan berupa prosedural, yang menghasilkan sebuah data yang berguna untuk penggunanya. Hal ini terkait dengan sebuah sistem perangkat pembantu, yaitu teknologi informasi. Teknologi informasi adalah sebuah pelengkap atau sebuah konsep awal dari sebuah sistem informasi, dikarenakan menurut yang dikutip oleh Putu Laxman Pendit (2006: 268) dalam buku perpustakaan digital dari A-Z sebuah sistem informasi menurut Lee adalah perwujudan atau pengejawantahan dari teknologi informasi untuk berbagai keperluan yang tidak seragam. Sangat erat kaitannya antara sebuah perangkat teknologi informasi dengan sebuah sistem informasi, dan sistem informasi merupakan sebuah konsep dasar dari sistem informasi manajemen. Sistem informasi manajemen adalah suatu

10

sistem berbasis komputer yang membuat informasi tersedia bagi para pengguna yang memiliki kebutuhan serupa ( McLeyod, 2008: 12 ). Sehingga sebuah sistem informasi adalah bentukan perluasan dari sebuah teknologi informasi, dan merupakan sebuah pengaplikasian dari konsep sistem informasi manajemen. Ketika konsep sistem informasi manajemen itu sendiri diterapkan di dunia perpustakaan, maka menjadi sistem informasi manajemen perpustakaan dan lebih dikenal dengan nama sistem informasi perpustakaan. Menurut Arif Surachman sistem informasi perpustakaan adalah : Sistem Informasi (Manajemen) Perpustakaan dapat didefinisikan sebagai sebuah sistem manusia dan atau mesin yang terpadu/terintegrasi, untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasional, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam sebuah perpustakaan. (2008: 7-8)

Sistem informasi perustakaan memiliki komponen yang di adaptasi dari konsep sistem informasi manajemen, menurut Gordon B. Davis (2002: 15) komponen tersebut meliputi : 1. Perangkat keras komputer ( Hardware ) 2. Perangkat lunak komputer ( Software ) 3. Database 4. Prosedur 5. Petugas pengoperasian Komponen-komponen dari sebuah sistem informasi manajemen memiliki sebuah keterikatan, atau dalam hal ini saling berinteraksi satu sama lainnya. Sebagai suatu sistem, keenam blok (komponen) tersebut masing-masing saling berinteraksi satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai sasarannya. ( Hartono, 1995: 12).

11

Sehingga didefinisikan ketika sebuah teknologi informasi di ganti, maka berdampak pada keseluruhan komponen-komponen yang terdapat dalam sistem tersebut. Komponen-komponen dari sistem informasi tersebut yang menjadi tolak ukur, dari sebuah kesiapan penerapan atau implementasi sistem informasi perpustakaan. Dalam sebuah siklus pengembangan sistem informasi menurut Robert A Leich dalam Hartono (2005: 47) terdapat tiga poin utama, yaitu Analisis Sistem ( System Analysis ), Desain dan Implementasi Sistem ( System Design and Implementation ) ,dan Penilaian Sistem ( System Evaluation ). Sehingga untuk mendapatkan sebuah sistem informasi yang baik, maka langkah-langkah dalam pengembangan sistem perlu berjalan secara dinamis, karena sebuah penilaian sistem adalah sebuah langkah yang memberikan sebuah gambaran untuk berjalannya sistem secara periodik dan sistem dianggap sudah pantas untuk dioperasikan lebih lanjut. Untuk melakukan sebuah penilaian sistem ( System Evaluation ) diperlukan sebuah kerangka kerja atau dapat disebut metode evaluasi Metode evaluasi sistem informasi yang dipakai dalam hal ini menggunakan Human-Organization-Technology Fit Model yang dikembangkan oleh Maryati Mohd Yusof (2006), model ini menerapkan komponen penting sistem informasi yakni manusia (human), organisasi (organization), teknologi (technology), dan kesesuaian hubungan diantaranya. Maksud dari metode evaluasi Human-Organization-Technology Fit Model yakni untuk memperjelas kerangka kerja evaluasi dengan melihat komponen-

12

komponen penting dalam ranah sistem informasi itu sendiri. HumanOrganization-Technology Fit Model adalah sebuah kerangka yang mengadopsi dari 2 buah model evaluasi sebuah sistem yaitu Information Systems Success Model dan The MIT90s (IT-Organization Fit Model) yang dikembangkan oleh Maryati Mohd Yusof. Model evaluasi ini memperjelas semua komponen yang terdapat dalam sistem informasi itu sendiri, yaitu manusia ( human ) yang menilai sistem informasi dari sisi penggunaan ( system use ) yang berhubungan dengan siapa yang menggunakan, pelatihan, pengalaman, pengetahuan, harapan, sikap menerima atau menolak sistem. Organisasi ( organization ) yang menilai sebuah sistem dari struktur organisasi dan lingkungan organisasi berhubungan dengan perencanaan, manajemen, pengendalian sistem, dukungan manajemen,

pembiayaan. Teknologi ( technology ) yang menilai dari sisi kualitas sistem, kualitas sistem, kualitas informasi dan kualitas layanan. Berikut ini adalah rangkaian pola kerja metode Human-OrganizationTechnology Fit Model yang akan digunakan untuk mengevaluasi sistem informasi perpustakaan :

Diagram 1.1 Human-Organization-Technology Fit model (Yusof et.al, 2006: 6 )

13

Oleh karena itu, dalam penerapan atau implementasi sistem informasi terdapat poin mengevaluasi yang perlu dilihat dari komponen sistem informasi, untuk mendapatkan sebuah kinerja yang baik dalam sebuah perkembangan sistem informasi. Sehingga hal tersebut dibutuhkan, untuk menunjang sebuah keberhasilan sistem informasi perpustakaan.

1.7 Metode Penelitian Sebuah penelitian sudah seharusnya memenuhi kaidah-kaidah tertentu. Baik itu penelitian secara ilmiah maupun alamiah, salah satunya adalah metodologi penelitian yang pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah merupakan sebuah kegiatan yang bercirikan rasional, empiris dan sistematis. Untuk memenuhi 3 ciri dari sebuah cara ilmiah diperlukan sebuah metode penelitian. Seperti halnya menurut Silverman dalam Sulistiyo-Basuki (2006: 163), metode penelitian lebih merupakan rincian teknik-teknik yang dilakukan dalam suatu penelititan. Sehingga penelitian yang berjenis mengevaluasi sebuah sistem informasi perpustakaan ini menggunakan metode penelitian pendekatan kualitatif. Dikarenakan sebuah sistem informasi adalah sebuah entitas yang tersusun dari komponen-komponen yang saling berhubungan satu sama lain dan tidak dapat terpisahkan satu dengan yang lainnya. Karena secara esensial sistem informasi adalah sebuah sistem yang komponen-komponennya saling berinteraksi, peneliti juga melihat beberapa hasil penelitian sistem informasi yang bersifat

14

mengevaluasi

menggunakan

pendekatan

kualitatif.

Pendekatan

kualitatif

menekankan pada makna, penalaran, definisi suatu situasi tertentu (dalam konteks tertentu), dan lebih banyak meneliti hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Pendekatan kualitatif mementingkan pada sebuah proses

dibandingkan dengan sebuah hasil akhir, oleh karena itu urutan kegiatan dapat berubah-ubah tergantung pada kondisi dan banyaknya gejala-gejala yang ditemukan. Bogdan dan Taylor mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Moleong, 2010: 3). Sementara itu, Moleong sendiri berpendapat bahwa penelitian kualitati adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll, secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, 2010: 6). Melalui pendekatan kualitatif, peneliti dapat mengamati dan memahami peristiwa-peristiwa dan gejala-gejala yang timbul dalam keseluruhan proses. Sehingga permasalahan dapat dideskripsikan secara menyeluruh (holistic). Disamping itu, penelitian kualitatif lebih terarah penelitiannya pada ketepatan dan kecukupan data (Moleong, 2010: 3). Peneliti menempuh mekanisme ini dengan berbagai realitasnya yang dapat membangun penelitian ini, karena metode kualitatif lebih mudah diadaptasikan

15

dengan realitas yang beragam dan saling berinteraksi juga dinilai lebih sensitif terhadap segala aspek dan perubahan yang saling mempengaruhi yang akan dihadapi. Selanjutnya untuk membatasi agar tidak terjadi generalisasi, maka penelitian ini berkarakter evaluatif.

1.8 Teknik Penngumpulan Data 1. Wawancara Kegiatan melakukan percakapan dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap dan detail bagi kepentingan penelitian. Hal ini kembali ditegaskan oleh Lincoln dan Guba dalam Moleong (2010: 186), maksud peneliti mengadakan wawancara antara lain: mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian, dan lain-lain kebulatan. Peneliti melakukan pedoman wawancara yakni berupa kegiatan tanya jawab secara langsung kepada narasumber dari pihak Perpustakaan Bandung International School dan pihak dari Pengembang Senayan Library Management System untuk mendapat gambaran secara rinci sekaligu praktisi teknologi informasi, serta akademisi sistem informasi. Wawancara dilakukan antara peneliti dan informan di tempat yang telah ditentukan keduanya. 2. Observasi Pada observasi langsung ini, peneliti datang langsung ke tempat penelitian dan melakukan pengamatan terhadap beberapa hal, yaitu kondisi perpustakaan, kondisi sistem informasi perpustakaan, kegiatan pemanfaatan sistem informasi perpustakaan, dan kegiatan administrasi perpustakaan.

16

3. Studi Dokumen Kegiatan yang merupakan pelengkap dari metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif (Sugiyono, 2009: 240). Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan informasi yang dilakukan terhadap literatur baik buku, maupun tulisan-tulisan ilmiah, dokumen-dokumen seperti hasil penelitian, dan sumber dari internet yang berkaitan dengan masalah yang relevan dengan topik penelitian ini. Data yang bersumber dari dokumen ini disesuaikan dengan data yang diperoleh dari wawancara. Melalui teknik ini peneliti dapat memperoleh informasi yang mendukung penelitian ini.

1.9 Pertanyaan Penelitian


Tujuan Penelitian Pertanyaan Penelitian Kepala Perpus 1. Untuk mengetahui aspek-aspek sumber daya manusia dalam implementasi sistem informasi perpustakaan Bandung International School di evaluasi menggunakan HumanOrganizationTechnology Fit Model ? 1. Bagaimana pengalaman sumber daya manusia dalam penggunaan sistem informasi perpustakaan? 2. Bagaimana pengetahuan sumber daya manusia di bidang teknologi? 3. Bagaimana pemahaman terhadap kebijakan/ prosedur sistem informasi perpustakaan? 4. Apakah sumber daya manusia sudah siap memakai sistem informasi perpustakaan? mengapa? 5. Bagaimana kompetensi sumber daya manusia dalam penggunaan sistem informasi? 6. Bagaimana harapan dari Sumber data Putakawan Praktisi Ahli

17

2. Untuk mengetahui aspek-aspek teknologi informasi dalam implementasi sistem informasi perpustakaan Bandung International School di evaluasi menggunakan HumanOrganizationTechnology Fit Model ?

penerapan sebuah sistem informasi ? 7. Kualifikasi apa saja yang harus ada dalam sumber daya manusia sebagai pengguna sistem informasi ? mengapa ? 1. Bagaimana kemudahan penggunaan teknologi informasi ? 2. Bagaimana kecepatan akses informasi dari teknologi informasi ? 3. Bagaimana kenyamanan penggunaan teknologi informasi ? 4. Bagaimana mempelajari penggunaan teknologi informasi ? 5. Bagaimana akses kepada teknisi dari teknologi informasi ini ? 6. Bagaimana ketersediaan bantuan dari teknologi informasi apabila mengalami kerusakan ? 7. Bagaimana keamanan dalam teknologi informasi ini ? 8. mengapa teknologi informasi ini sangat cocok digunakan dalam sistem informasi perpustakaan ? 9. idealnya teknologi informasi yang dipakai oleh sistem informasi seperti apa? mengapa ? 10. Bagaimana keakuratan informasi yang dihasilkan dari teknologi informasi ini? 11. Bagaimana perilaku pengguna biasanya dalam mencari informasi ? 12. Bagaimana pemenuhan kebutuhan informasi dari pengguna ? 13. idealnya informasi seperti apa yang

18

14.

15.

16.

17.

dihasilkan dari sebuah sistem informasi ? mengapa ? Bagaimana respon dalam hal melayani pengguna ? Bagaimana jaminan kepuasan yang diberikan ? Bagaimana Empati dalam memberikan sebuah layanan ? Layanan seperti apa yang seharusnya ada dalam sebuah sistem informasi ? mengapa ?

3. Untuk mengetahui aspek-aspek organisasi dalam implementasi sistem informasi perpustakaan Bandung International School di evaluasi menggunakan Human-OrganizationTechnology Fit Model ?

1. Mengapa sistem informasi perpustakaan ini diterapkan? 2. Bagaimana tujuan yang diinginkan dengan sistem informasi perpustakaan? 3. Bagaimana anggaran dana untuk implementasi sistem informasi peprustakaan? 4. Bagaimana dukungan dari pihak lembaga penaung perpustakaan terhadap sistem informasi perpustakaan? 5. Bagaimana strategi pemanfaatan sistem informasi perpustakaan? 6. Bagaimana manajemen resiko dalam implementasi sistem informasi perpustakaan? 7. Apakah komponen yang dilihat dalam menyusun kebijakan penerapan sistem informasi? 8. Bagaimana prosedural

19

9.

10.

11.

12.

13.

4. Untuk mengetahui aspek-aspek kesesuaian antara Sumber daya manusia, teknologi informasi, dan organisasi dalam implementasi sistem informasi perpustakaan Bandung International School di evaluasi menggunakan HumanOrganizationTechnology Fit Model ?

1.

2.

3.

4.

5.

sebuah sistem informasi perpustakaan? Bagaimana proses penyusunan prosedural sistem ini? Bagaimana prosedural setiap subsistem dijalankan? Apakah ada prosedural yg dijalankan di luar sistem? Bagaimana perencanaan dilakukan dalam penerapan sistem informasi perpustakaan ini ? Mengapa sebuah organisasi atau lembaga perlu memiliki sebuah sistem informasi ? Bagaimana gambaran sistem informasi perpustakaan secara keseluruhan ? Mengapa menggunakan sistem informasi yang sekarang sedang diterapkan ? Bagaimana proses perekrutan sumber daya manusia yang menggunakan sistem informasi ini? Bagaimana manfaat bagi organisasi setelah diterapkan teknologi informasi ini? Seperti apa ? Bagaimana pendapat sumber daya manusia terhadap keputusan organisasi dalam penerapan sistem informasi perpustakaan ?

20

6.

7.

Bagaimana penggunaan teknologi informasi oleh sumber daya manusia? Apakah teknologi informasi ini bisa membantu kegiatan perpustakaan?

1.10 Teknik Analisis Data Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain (Bogdan & Bikley pada Moleong, 2010:248). Teknik analisis data pada penelitian ini dilakukan secara deskriptif dan evaluatif. Peneliti akan menganalisis data yang didapat dalam penelitian ini dengan mendeskripsikannya sehingga menjadi satu hasil analisis yang mendalam. Deskripsi data yang dilakukan diperoleh baik dari hasil wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Kemudian dari hasil penelitian tersebut gejala-gejala yang terjadi di analisis. Data yang sudah terkumpul kemudian di analisis dengan langkah-langkah berikut sebagaimana dikemukakan oleh Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2009:247-252) : 1. Reduksi data Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan

21

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas. 2. Penyajian data Menyajikan data adalah menggambarkan data dalam bentuk uraian

singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. 3. Menarik kesimpulan/verifikasi. Menarik kesimpulan dari data-data yang telah disajikan, dengan mengkaitkan terhadap rumusan masalah. Dan kesimpulan tersebut adalah sebuah gambaran yang remang-remang sehingga setelah diteliti menjadi jelas dan dapat berupa hubungan kasual atau interaktif, hipotesis atau teori. Setelah itu peneliti akan menganalisis hasil data deskriptif dengan menggunakan sebuah teknik analisis evaluatif, Analisa evaluatif yaitu hasil analisa semua temuan dengan dikaitkan pada suatu standar tertentu (Kuncoro, 2003: 10). sehingga data temuan akan dianalisis dan dibandingkan dengan berbagai sumber yang didapat oleh peneliti berkenaan dengan penerapan sistem informasi perpustakaan.

1.11 Teknik Pemeriksaan dan Keabsahaan Data Yang dimaksud dengan keabsahan data menurut Moleong bahwa setiap keadaan harus: 1. Mendemonstrasikan nilai yang benar 2. Menyediakan dasar agar hal itu dapat diterapkan,dan

22

3. Memperbolehkan keputusan luar yang dapat dibuat tentang konsistensi dari prosedurnya dan kenetralan dari temuan dan keputusannya (Moleong,2010: 320) Sama dengan penelitian kuantitatif bahwa suatu studi tidak akan valid jika tidak reliabel, maka penelitian kualitatif tidak akan transferabel jika tidak kredibel, dan tidak akan kredibel jika tidak memiliki kebergantungan (Moleong 2010 : 321). Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan. Dalam penelitian ini teknik pemeriksaan data menggunakan teknik triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber dan teori.

1.12 Sumber Data a. Sumber data primer (primary sources), yaitu data yang diperoleh peneliti mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi dan diperoleh secara langsung di lapangan. Data primer adalah data atau informasi yang diperoleh secara langsung, baik dari hasil observasi maupun dari hasil wawancara. Sumber data primer untuk penelitian yaitu : a. Any Sri Fauzianie, selaku Kepala Perpustakaan Bandung

International School. b. Nurjani Kamal, selaku Asisten Pustakawan di Perpustakaan Bandung International School. c. Praktisi Teknologi Informasi terutama yang menguasai studi kepustakaan. Yaitu Lead Developer Senayan Library Management System, Hendro Wicaksono.

23

d. Pakar Sistem Informasi : Prof. Dr. Roni Kastaman, Ir., MT. Selaku Akademisi Sistem Informasi. b. Sumber data sekunder (secondary sources), merupakan sumber data yang diperoleh dengan melakukan studi kepustakaan. Studi kepustakaan dilakukan dengan meneliti dan mengkaji literatur baik itu berupa buku, jurnal, artikel, dll yang berhubungan dengan masalah penelitian.

1.13 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan Bandung International School Jl. Suria Soemantri No. 61, Bandung, Jawa Barat. Peneliti memperkirakan, penelitian ini akan berlangsung selama 4 bulan.

Anda mungkin juga menyukai