Tugas Moneter

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 6

1 PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA BI TERHADAP INVESTASI DI INDONESIA 1.

PENDAHULUAN Indonesia sebagai negara berkembang dan merupakan tujuan dari kegiatan investasi, baik yang dilakukan oleh investor asing maupun yang dilakukan oleh investor dalam negeri. Akan tetapi apabila iklim investasi yang tidak ramah seperti terjadinya pemboman yang dilakukan oleh teroris di Indonesia, kondisi politik yang tidak stabil, dan maraknya isu-isu yang menyesatkan serta sinyal kembalinya krisis global menyebabkan perlambatan investasi baru. Walaupun ada kegiatan investasi akan tetapi investasi tersebut hanya untuk memperluas ataupun membiayai investasi yang sudah ada sebelumnya. Sementara tidak dapat dipungkiri bahwa pada saat ini Indonesia memerlukan investasi baru untuk mengurangi tingkat pengangguran yang setelah krisis ekonomi melanda negeri ini semakin menggila. Semakin tinggi tingkat pengangguran, tingkat kemiskinan pun semakin tinggi. Hal ini mengakibatkan pendapatan masyarakat pun semakin rendah. Jalan keluar untuk mengatasi masalah ini adalah dengan menciptakan investasi baru agar masalah pengangguran dapat diatasi sehingga pendapatan masyarakat dapat mengalami peningkatan. Selain faktor-faktor eksternal di atas ada juga faktor lain yang mempengaruhi kegiatan investasi yang berasal dari dalam dari kegiatan investasi yaitu tingkat suku bunga. Berdasarkan teori yang telah ada, hubungan antara tingkat suku bunga dengan kegiatan investasi adalah berhubungan negatif, maksudnya apabila tingkat suku bunga mengalami penurunan maka investasi akan mengalami peningkatan dan sebaliknya apabila tingkat suku bunga mengalami kenaikan maka investasi mengalami penurunan. Di Indonesia investasi adalah salah satu cara untuk menambah pendapatan nasional. Jika dilihat dari kebijakan moneter, investasi lebih banyak dipengaruhi oleh suku bunga riil. Dan suku bunga riil dipengaruhi oleh suku bunga SBI. Bila tingkat suku bunga SBI tinggi maka suku bunga riil juga akan tinggi sehingga masyarakat memilih untuk menyimpan uangnya di bank daripada melakukan investasi dan begitu juga sebaliknya. Pada tahun 1998 pemerintah Indonesia membuat kebijakan suku bunga yang tinggi untuk menstabilkan perekonomian Indonesia yang terpuruk akibat krisis moneter pada pertengahan 1997. Saat ini Lembaga Keuangan Internasional, seperti IMF, OECD, dan ECB serta beberapa investor bank besar semakin pesimistis dengan pertumbuhan ekonomi di Eropa, yang tentu saja pengaruhnya sangat global. Semua menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi di zona global. Tidak banyak ruang untuk bergerak lagi dalam mengatasi krisis karena bank sentral telah menurunkan suku bunga hingga ke titik sangat rendah. Oleh karena itu perlu dianalisis seberapa besar pengaruh suku bunga SBI terhadap investasi dalam negeri. Dengan keadaan tersebut maka perlu dianalisis yaitu, bagaimana perkembangan suku bunga SBI hingga tahun 2011. Kedua, bagaimana perkembangan investasi dalam negeri hingga tahun 2011. Dan ketiga, bagaimana pengaruh suku bunga SBI terhadap investasi dalam negeri hingga tahun 2011 di Indonesia. 2. PEMBAHASAN

Untuk mengetahui prospek ekonomi Indonesia pada tahun 2011, maka perlu untuk dilakukan analisis dan evaluasi atas perekonomian sebelumnya yaitu tepatnya kejadian sektorsektor ekonomi pada tahun 2010. Dan untuk analisis evaluasi tersebut, akan dilakukan dalam dua kelompok yaitu, keuangan dan sektor rill.

Tingkat bunga merupakan sebuah variabel sangat penting pada suatu negara, karena tingkat bunga ini menjadi pokok persoalan dan bisa berakibat ke berbagai sektor ekonomi. Bila tingkat bunga mengalami kenaikan maka sektor pasar modal misalnya Indeks Harga saham akan mengalami penurunan. Permintaan barang-barang akan melemah karena dana mengalir untuk investasi di sektor keuangan dan juga investasi sektor riil akan turun dikarenakan tingkat bunga yang meningkat. Oleh karenanya, pemerintah sangat memperhatikan gejolak tingkat bunga ini dan pemerintah sangat hati-hati dalam menaikkan atau menurunkan tingkat bunga.
Perubahan tingkat suku bunga akan berdampak pada perubahan jumlah investasi di suatu negara, baik yang berasal dari investor domestik maupun dari investor asing, khususnya pada jenis invesatsi portfolio yang umumnya berjangka pendek. Perubahan tingkat suku bunga ini akan berpengaruh pada perubahan jumlah permintaan dan penawaran di pasar uang domestik. Apabila dalam suatu negara terjadi peningkatan aliran modal masuk (capital inflows) di luar negeri, hal ini menyebabkan terjadinya perubahan nilai tukar mata uang negara tersebut terhadap mata uang asing di pasar valuta asing. Suku bunga dalam keseimbangan suatu pasar merupakan harga suatu waktu, dimana harga tersebut adalah hasil pengembalian yang menyamakan pinjaman dan pemberian pinjaman dalam kegiatan ekonomi. Suatu tingkat suku bunga akan cenderung naik apabila jumlah uang lebih sedikit dan permintaan terhadap uang lebih banyak. Begitu pula sebaliknya, tingkat suku bunga akan cenderung turun apabila jumlah uang lebih banyak/besar dan permintaan terhadap uang lebih sedikit. Tingkat bunga menentukan jenis-jenis investasi yang akan memberi keuntungan kepada para pengusaha. Para pengusaha akan melaksanakan investasi yang mereka rencanakan hanya apabila tingkat pengembalian modal yang mereka peroleh melebihi tingkat bunga. Dengan demikian besarnya investasi dalam suatu jangka waktu tertentu adalah sama dengan nilai dari seluruh investasi yang tingkat pengembalian modalnya adalah lebih besar atau sama dengan tingkat bunga. Apabila tingkat bunga menjadi lebih rendah, lebih banyak usaha yang mempunyai tingkat pengembalian modal yang lebih tinggi daripada tingkat suku bunga. Semakin rendah tingkat bunga yang harus dibayar para pengusaha, semakin banyak usaha yang dapat dilakukan para pengusaha. Semakin rendah tingkat bunga semakin banyak investasi yang dilakukan para pengusaha.

Pada dampak krisis AS tahun 2011 ini terdapat dua skenario yang mungkin dihadapi Indonesia. Pertama, pasar saham Indonesia akan mendapat cipratan arus modal keluar netto (net capital outflow) AS yang diperkirakan mencapai 500 milliar Dollar AS akibat berkurangnya minat pasar pada obligasi AS. Implikasinya adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia cepat pulih. Kedua, derasnya arus modal masuk di pasar modal menyebabkan naiknya harga saham melebihi kapasitas fundamental ekonomi Indonesia. Tanpa diiringi pembangunan sektor riil dan penciptaan lapangan kerja, potensi penggelembungan (bubble) ekonomi bisa meletus setiap saat. Dalam kebijakan tingkat bunga, Bank Indonesia memperkenalkan SBI rate yang diumumkan setiap bulan. Tingkat bunga ini menjadi patokan berbagai pihak dalam menentukan tingkat bunga pinjaman dan deposito untuk perbankan dan juga melakukan ekspansi bagi perusahaan swasta. Hampir dua tahun pemerintah tidak melakukan kenaikan tingkat bunga, sementara tingkat bunga di luar negeri masih terus turun sehingga gap tingkat bunga sangat besar spreadnya. Akibatnya, banyak uang yang mengalir ke Indonesia dengan spread yang tinggi tersebut. Tindakan carry-trade banyak dilakukan pengusaha dan pemerintah mengelola

keuangan negara yang bersangkutan. Tingkat bunga deposito lebih kecil dari tingkat bunga SBI, sehingga Pemerintah yang menanggung operasional perbankan. Spread yang diperoleh perbankan cukup membiayai bank yang bersangkutan. Belakangan ini mulai muncul tingkat bunga deposito lebih tinggi setelah Bank Indonesia mulai menutup SBI satu bulan. Perbankan kemudian beralih investasinya ke obligasi Pemerintah. Artinya, masih terjadi persoalan keuangan di Indonesia dimana pemerintah masih menanggung biaya keuangan di Indonesia. Berikut grafik yang menggambarkan hubungan antara pasar uang, suku bunga, investasi dan pendapatan nasional.
y MS y" y'

0 r r' r" MD 0 m ' m " m 0 MS0 MS1 r

I'

I"

I0 I' I" I

Dalam menentukan tingkat suku bunga berlaku hukum permintaan dan penawaran. Apabila tingkat suku bunga berubah yaitu semakin rendah, dari r menjadi r menyebabkan investasi meningkat dari I menjadi I, hubungan tersebut merupakan hubungan negatif antara suku bunga dengan investasi. Penawaran uang berubah, yaitu meningkat dari MS0 menjadi MS1, sehingga menyebabkan semakin tinggi pendapatan nasional dari y menjadi y. Nilai suku bunga domestik di Indonesia sangat terkait dengan tingkat suku bunga international. Hal ini disebabkan oleh akses pasar keuangan domestik terhadap pasar keuangan international serta kebijakan nilai tukar mata uang yang kurang fleksibel. Tingkat suku bunga dapat menjadi salah satu pedoman investor dalam pengambilan keputusan investasi. Apabila tingkat suku bunga mengalami kenaikan maka hal tersebut akan membuat para investor akan menarik dananya dan menginvestasikannya ke tempat yang mempunyai resiko relatif kecil misalnya ke deposito. Sedangkan bila tingkat suku bunga mengalami penurunan maka dana yang ditanamkan tersebut akan ditarik dan para investor akan menginvestasikan dananya tersebut ke aspek yang lebih menguntungkan lainya seperti ke sektor riil.

Tabel berikut memperlihatkan realisasi investasi asing dan investasi dalam negeri selama periode 2005 sampai dengan kuartal ke-3 tahun 2010. Realisasi investasi dalam negeri selalu lebih tinggi dari investasi asing yang ditunjukkan data bahwa pada tahun 2005 terjadi realisasi sebesar Rp,30,7 trilliun untuk investasi dalam negeri dan Rp. 8,9 trilliun untuk investasi asing. Kemudian pada akhir tahun 2009 terjadi realisasi investasi dalam negeri sebesar Rp. 37,8 trilliun dan sebesar Rp. 10,8 trilliun untuk investasi asing. Realisasi investasi dalam negeri selalu fluktuatif nilainya dari tahun ke tahun. Sementara investasi asing mengalami kenaikan yang konsisten, tetapi terjadi penurunan pada tahun 2009 dibandingkan dengan tahun 2008

Selanjutnya, terjadi perubahan dimana Realisasi investasi asing lebih tinggi dari investasi dalam negeri pada tahun 2010 walaupun hanya masih 3 kuartal. Realisasi investasi dalam negeri hanya sebesar Rp.16,6 trilliun dan investasi asing sebesar Rp. 40,1 trilliun. Peningkatan realisasi investasi asing ini merupakan indikasi peningkatan kepercayaan asing terhadap Indonesia disebabkan stabilnya kondisi politik di Indonesia. Pemahaman terhadap ekonomi 2010 telah diuraikan sebelumnya, dimana angka-angka yang diperoleh bisa tercapai. Pada tahun 2011 pemerintah dan pihak swasta memberikan proyeksi pada tahun 2011 yaitu pertumbuhan ekonomi 6,4%, SBI 6,5%, inflasi 5,3%, pertumbuhan investasi asing dan dalam negeri diatas 15%. Kondisi ekonomi makro yang stabil dan inflasi yang terkendali menjadi dasar
dilaksanakannya penurunan BI Rate secara bertahap oleh otoritas moneter. Penurunan tersebut dimaksudkan untuk memberi stimulasi bagi sektor riil dan insentif yang lebih besar bagi perbankan untuk dapat menurunkan suku bunga kreditnya guna mendorong kenaikan permintaan domestik lebih lanjut. Bank sentral memiliki peran yang signifikan melalui kebijakan moneternya untuk mendorong investasi yang tinggi guna meningkatkan stok kapital fisik (physical capital)

Angka pertumbuhan yang dicanangkan pemerintah tidak banyak perubahan dari tahuntahun sebelumnya. Pemerintah harus bekerja keras lagi untuk meningkatkan perekonomian, pertumbuhan lebih tinggi bisa tercapai bila pemerintah serius memperbaiki ekonomi. Salah satu

tindakan yang perlu dilakukan yaitu memperbesar ekspansi dan tidak terlambat. Salah satu contoh realisasi APBN yang selalu terlambat dan bila ini bisa diperbaiki akan menimbulkan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dari perkiraan. Swasta tidak mungkin melakukan investasi bila pemerintah tidak menjadi leader dalam bidang ini. Mudah-mudah Pemerintah merubah strateginya pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran masyarakat tercapai.
3. KESIMPULAN Hubungan antara tingkat suku bunga dengan kegiatan investasi merupakan berhubungan negatif, yaitu apabila tingkat suku bunga mengalami penurunan maka investasi akan mengalami peningkatan dan sebaliknya apabila tingkat suku bunga mengalami kenaikan maka investasi mengalami penurunan. Tingkat suku bunga menjadi salah satu pedoman investor dalam pengambilan keputusan investasi. Sebagai wahana alternatif investasi, pasar modal menawarkan suatu tingkat pengembalian (return) pada tingkat resiko tertentu. Melalui tingkat suku bunga yang ditawarkan, investor dapat memutuskan bentuk investasi yang mampu menghasilkan keuntungan maksimal. Namun demikian, kegiatan investasi tidak hanya dipengaruhi oleh tingkat suku bunga akan tetapi dipengaruhi oleh faktor lain seperti situasi politik dan keamanan dalam negeri, keadaan ekonomi, dan ketidakpastian hukum, dan pergantian kepemimpinan negara dan pejabat yang terkait. Selain itu perubahan tingkat suku bunga hanya berpengaruh pada investor domestik akan tetapi investor asing dipengaruhi oleh faktor eksternal. Peran serta pemerintah sangat berpengaruh terhadap iklim investasi di Indonesia terutama dalam penentuan kebijakan-kebijakan dan perundangundangan.Tingkat korupsi Indonesia yang sangat tinggi menyebabkan minat investor untuk berinvestasi semakin melemah. Akibat dari tidak adanya investasi baru di Indonesia menyebabkan tingkat pengangguran di Indonesia semakin bertambah besar hal ini menyebabkan tingkat kemiskinan di Indonesia pun semakin besar jumlahnya.

6 DAFTAR PUSTAKA Abimanyu, Anggito, 13 September 2011. Krisis Global dan RAPBN 2012. Kompas. Biro Riset Ekonomi Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter, Januari 2008. Outlook Ekonomi Indonesia 2008-2012 Integrasi Ekonomi ASEAN dan Prospek Perekonomian Nasional. Bank Indonesia. Fuadi, Dheny Wahyu, 2009. Analisis Pengaruh Suku Bunga, Volume Perdagangan Dan Kurs Terhadap Return Saham Sektor Properti Yang Listed Di Bei (Studi Kasus Pada Saham Sektor Properti yang Listed di BEI Periode 2003-2007). Tesis Program Pascasarjana Magister Manajemen Universitas Diponegoro Johansyah, Difi A, 21 sept 2011. BI: Kebijakan Devisa, Tak Ada Capital Control. www.vivanews.com Manurung, Adler Haymans, 2011. Evaluasi ekonomi 2010 dan Prospek Ekonomi 2011. www.finansialbisnis.com

Anda mungkin juga menyukai