Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah biologi yang berjudul Karya Ilmiah Praktikum Pengamatan Perkecambaham Kacang Hijau. Adapun penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk menemukan kondisi-kondisi yang diperlukan untuk perkecambahan dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi biji untuk berkecambah. Adapun makalah ilmiah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan bayak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini. Dalam penyusunan karya ilmiah ini, kami menyadari pengetahuan dan pengalaman kami sebagai penulis masih sangat terbatas. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran dari berbagai pihak agar karya ilmiah ini bisa lebih baik dan bermanfaaat.
Penulis
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua proses yang berjalan sejajar dan berdampingan. Jadi proses pertumbuhan dan perkembangan tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Setiap makhluk hidup mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan adalah penambahan biomassa yang bersifat tidak dapat balik (irreversible). Penambahan biomassa ditandai dengan penambahan berat, panjang, volume, jumlah sel, dan lain-lain. Pertumbuhan pada makhluk hidup dapat dilihat dari perubahan ukurannya. Oleh karena itu, pertumbuhan dapat dinyatakan dalam ukuran panjang maupun berat (kuantitatif). Perkembangan adalah proses mencapai kematangan/kedewasaan fungsi tubuh organisme yang bersifat dapat mengecil kembali (reversible). Kedewasaan tidak dapat diukur secara kuantitatif namun bisa dilihat dari ciri-cirinya (kualitatif). Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan dapat dibedakan menjadi 2 yakni ; faktor internal, dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi gen dan hormone. Sedangkan pada faktor eksternal meliputi ; Nutrisi, air, suhu, kelembapan, dan cahaya. Perkecambahan diawali dengan penyerapan air dari lingkungan sekitar biji, baik tanah, udara, maupun media lainnya dalam bentuk air ataupun uap air. Perubahan yang teramati adalah membesarnya ukuran biji akibat penyerapan air yang disebut tahap imbibisi. Pertumbuhan dan perkembangan suatu kecambah biji akan selalu berbedabeda tergantung media tanam dan kondisi lingkungan. Berdasarkan latar belakang tersebut kami mengadakan penelitian mengenai pengaruh media tanam (tanah) terhadap pertumbuhan biji kacang hijau dengan perlakuan yang berbeda pada masing-masing biji. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana pengaruh media tanam terhadap pertumbuhan dan perkembangan biji kacang hijau? 2. Bagaimana pengaruh penggunaan tanah yang dicampur pupuk dan pupuk saja terhadap pertumbuhan dan perkembangan biji kacang hijau? 3. Bagaimana pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan biji kacang hijau? 1.3 Hipotesis 1. Media tanam berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan biji kacang hijau.
2. Penggunaan tanah yang dicampur pupuk dan pupuk saja berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan biji kacang hijau. 3. Cahaya berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan biji kacang hijau. 1.4 Tujuan 1. Untuk mengetahui pengaruh media tanam terhadap pertumbuhan dan perkembangan biji kacang hijau. 2. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan tanah yang dicampur pupuk dan pupuk saja terhadap pertumbuhan dan perkembangan biji kacang hijau. 3. Untuk mengetahui pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan biji kacang hijau. 1.5 Manfaat 1. Mengetahui berbagai macam faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau. 2. Membantu dalam aspek perkebunan untuk mengetahui kondisi lingkungan yang diperlukan dalam pertumbuhan dan perkembagan kacang hijau.
Bab II Kajian teori Pada tanaman, pertumbuhan dimulai dari proses perkecambahan biji. Perkecambahan dapat terjadi apabila kandungan air dalam biji semakin tinggi karena masuknya air ke dalam biji melalui proses imbibisi. Apabila proses imbibisi sudah optimal, dimulailah perkecambahan. Struktur yang pertama muncul, menyobek selaput biji adalah radikula yang merupakan calon akar primer. Radikula adalah bagian dari hipokotil. Pada bagian ujung sebelah atas terdapat epikotil (calon batang). Berdasar letak kotiledonnya, ada dua jenis perkecambahan yaitu tipe epigeal, dan tipe hipogeal.
A. Pertumbuhan Primer dan Sekunder pada Tumbuhan Biji yang sudah berkecambah akan segera diikuti oleh pertumbuhan primer karena pada pucuk dan ujung akar terdapat jaringan yang bersifat meristematik (selalu membelah). Pemanjangan ujung akar dan ujung batang tersebut disebut pertumbuhan primer. Pada tumbuhan dikotil terdapat jaringan kambium yang merupakan meristem sekunder akan menyebabkan terjadinya pertumbuhan sekunder (membesar). Kambium akan membelah ke arah luar membentuk kulit kayu (floem), dan membelah ke arah dalam membentuk kayu (xilem). Pada monokotil tidak terdapat kambium sehingga hanya mengalami pertumbuhan primer saja. Pertumbuhan primer dan sekunder berlangsung terus menerus selama tumbuhan tersebut hidup. B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan perkembangan pada Tumbuhan Pertumbuhan pada tumbuhan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu: a. Faktor luar Faktor luar adalah materi atau hal-hal yang terdapat diluar tanaman yang berdampak pada tanaman itu, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Termasuk ke dalam faktor luar adalah cahaya, temperatur, air, garam-garam mineral, iklim, gravitasi bumi, dan lain-lain. 1. Nutrisi Tumbuhan memerlukan unsur mineral dengan jumlah tertentu. Unsur yang diperlukan dalam jumlah banyak disebut unsur makro (makroelemen), sedangkan unsur yang diperlukan dalam jumlah sedikit disebut unsur mikro (mikroelemen). 2. Cahaya Cahaya mutlak diperlukan oleh semua tumbuhan hijau untuk melakukan fotosintesis, tetapi pengaruhnya terhadap pertumbuhan perkecambahan tumbuhan adalah menghambat, karena cahaya dapat menyebabkan terurainya auxin sehingga dapat menghambat pertumbuhan. Hal ini dapat dibuktikan apabila kita meletakkan dua kecambah, yang satu di tempat gelap dan yang lain di tempat terang. Dalam jangka waktu yang sama, kecambah di tempat gelap tumbuh lebih cepat tetapi tidak normal. Pertumbuhan yang amat cepat di dalam gelap ini disebut etiolasi.
Pot kiri adalah perkecambahan normal, sedangkan sebelah kanan perkecambahan yang mengalami etiolasi Pada tumbuhan terdapat pigmen yang disebut fitokrom, yang berfungsi mengontrol pertumbuhan dan perkembangan kloroplas, sintesis klorofil, pembentukan hormon tumbuhan (misalnya giberelin), dan pengaturan posisi daun terhadap sinar matahari. Selain itu, fitokrom berpengaruh juga terhadap fotoperiodisme, yaitu pengaruh lamanya pengaruh pencahayaan terhadap pertumbuhan dan pembentukan bunga. Berdasarkan panjang dan intensitas penyinaran, tumbuhan dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu: Tumbuhan berhari pendek (shortday plant) : Berbunga dan berbuah bila periode penyinaran lebih pendek daripada periode kritis. Contohnya: strawberry, dahlia, aster, dan krisatinum. Tumbuhan berhari panjang (longday plant) : berbunga dan berbuah bila periode penyinaran lebih panjang daripada periode kritis. Contohnya: bayam selada, gandum, dan kentang. Tumbuhan netral (dayneutral plant) : Tidak dipengaruhi oleh lamanya periode penyinaran. Contoh: mawar, anyer, dan bunga matahari.
3.
Suhu
Secara umum, suhu akan berpengaruh terhadap kerja enzim. Bila suhu terlalu tinggi, enzim akan rusak, dan bila suhu terlalu rendah enzim menjadi tidak aktif. 4. Kelembaban atau kadar air Sampai pada batas-batas tertentu, makin tinggi kadar air, pertumbuhan akan makin cepat. Karena lebih banyak kadar air yang diserap dan lebih sedikit yang diuapkan, akan menyebabkan pembentangan sel-sel, dengan demikian sel-sel lebih cepat mencapai ukuran maksimalnya.
b. Faktor dalam Selain faktor genetik, yang termasuk faktor-faktor dalam adalah hormon-hormon yang terlibat dalam pertumbuhan tanaman. Hormon merupakan substansi yang dihasilkan oleh tumbuhan, biasanya dalam jumlah yang sangat sedikit yang berfungsi secara fisiologis mengendalikan arah dan kecepatan tumbuh bagian-bagian dari tumbuhan, Berikut ini adalah macam-macam hormon pada tumbuhan beserta fungsinya: Auksin : Auksin dibentuk oleh ujung batang dan ujung akar. Auksin yang dihasilkan oleh ujung batang akan mendominasi pertumbuhan batang utama, sehingga pertumbuhan cabang relatif sedikit. Keadaan ini dikenal dengan istilah dominansi apikal (apical dominance). Dengan memotong ujung batang, dominansi apikal akan hilang, sehingga pertumbuhan cabang-cabang batang berjalan dengan baik. Auksin dapat terurai bila terkena cahaya. Bila suatu koleoptil dikenai cahaya dari samping, maka bagian koleoptil yang terkena cahaya auksinnya akan terurai sehingga pertumbuhannya lebih lambat daripada bagian koleoptil yang tidak terkena cahaya. Akibatnya koleoptil akan tumbuh membelok ke arah datangnya sinar. Giberelin : Hormon ini berfungsi mengatur pemanjangan batang (ruas batang), juga pertumbuhan pucuk dan pembentukan buah. Secara umum fungsi giberelin adalah untuk merangsang pertumbuhan meraksasa dan terbentuknya buah tanpa biji (partenokarpi). Sitokinin : Hormon tumbuhan ini mempengaruhi pertumbuhan, pengaturan pembelahan sel, dan pemanjangan sel. Konsentrasi sitokinin dan auksin yang seimbang merupakan hal yang sangat penting dalam pertumbuhan tanaman. Sitokinin sendiri tampaknya mempunyai peranan dalam memperpanjang usia jaringan. Asam Absisat (dormin) : Asam absisat ditemukan pada umbi-umbian dan biji-biji yang dorman, beberapa jenis buah-buahan, daun, dan jaringan tumbuhan lain. Secara fungsi asam absisat adalah mempercepat penuaan daun, merangsang pengguguran daun, dan memperpanjang masa dormansi (menghambat perkecambahan biji). Gas etilen : Buah yang sudah tua menghasilkan gas etilen yang dianggap sebagai hormon yang dapat mempercepat pemasakan buah yang masih mentah. Gas etilen meningkatkan respirasi sehingga buah yang asalnya keras dan masam, menjadi empuk dan berasa manis. Kalin: Kalin adalah hormon yang merangsang pembentukan organ tubuh. Berdasarkan organ yang dibentuknya, kalin dibedakan atas:
Kaulokalin : merangsang pembentukan batang Rhyzokalin : merangsang pembentukan akar. Sekarang telah diketahui bahwa rhyzokalin identik dengan vitamin B1 (thiamin) Filokalin : merangsang pembentukan daun Antokalin : merangsang pembentukan bunga
Asam traumalin : Batang atau akar tumbuhan dapat mengalami luka. Tumbuhan memiliki kemampuan untuk memperbaiki bagian yang luka, disebut daya restitusi atau regenerasi. Peristiwa ini terjadi dengan bantuan
hormon luka atau kambium luka atau asam traumalin. Lukaluka yang terjadi dapat tertutup kembali dengan membentuk jaringan kalus dan jaringan yang rusak dapat diganti dengan yang baru. Bahkan dari luka pada bagian tertentu dari tubuh tumbuhan dapat tumbuh tunas baru.
Bab III Metode penelitian 3.1 1. 2. 3. 4. 3.2 Alat dan Bahan Alat : 4 buah pot kecil berdiameter 15 cm Sendok Bulpoin Penggaris Cara Kerja a. Siapkan 4 pot kecil. b. Beri label pada masing-masing pot. 2 pot untuk tempat terang, dan sisanya untuk tempat gelap. Berikut sistematika pemberian label ; 2 pot tempat terang Pupuk+tanah = A-tanah pupuk Pupuk saja = A-pupuk 2 pot tempat gelap Pupuk+tanah = B-tanah pupuk Pupuk saja = B-pupuk Bahan : 20 biji kacang hijau Air murni (H2O) Pupuk organic Tanah
1. 2. 3. 4.
c. Masukkan tanah atau tanah dan pupuk pada masing-masing pot, sesuai dengan label yang tertera pada masing-masing pot. d. Rendam biji kacang hijau dalam air. Pilih 20 biji kacang hijau yang tenggelam dalam air. Hal ini bertujuan untuk mengetahui biji kacang hijau yang layak ditanam. Biji kacang hijau yang tenggelam memiliki komponen yang lengkap dan bagus dibandingkan dengan biji kacang hijau yang terapung. e. Tanam 5 biji kacang hijau pada masing-masing pot. Atur jarak biji agar tidak berdekatan satu sama lain. f. Tanam biji-biji tersebut pada permukaan tanah, jangan meletakkan biji terlalu dalam. g. Siramlah air dengan takaran yang sama pada setiap pot yang telah berisi biji-bijian tersebut secara rutin. h. Letakkan pot 2 pada kondisi yang cukup cahaya (terang), sedangkan pot 2 pada kondisi yang kurang cahaya (redup). i. Amati pertumbuhan dan perkembangannya serta catat apa yang terjadi setiap hari. 3.3 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 7 hari mulai dilaksananakan pada hari rabu tanggal 25 Juli 2012 pada pukul 09.00 WIB dan selesai pada hari selasa tanggal 31 Juli 2012 pada pukul 14.30 WIB di rumah Afsar.
3.4
Variabel Penelitian Variabel Kontrol : Adalah variabel/faktor lain yang ikut berpengaruh yang dibuat sama pada setiap media percobaan dan terkendali. Contohnya ; pH, suhu, udara. Variabel Terikat/Respon : Adalah variabel/faktor yang muncul akibat adanya variabel bebas. Contohnya ; pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau. Variabel Bebas/Manipulasi : Adalah variabel/faktor yang dibuat bebas dan bervariasi. Contohnya : tanah, pupuk, air, cahaya.
3.5
Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan eksperimen atau percobaan selama 7 hari.
Bab IV Hasil dan analisa data 4.1 Hari keHasil Pengamatan Label A-tanah pupuk A-pupuk B-tanah pupuk B-pupuk A-tanah pupuk A-pupuk B-tanah pupuk B-pupuk A-tanah pupuk A-pupuk B-tanah pupuk B-pupuk A-tanah pupuk A-pupuk B-tanah pupuk B-pupuk A-tanah pupuk A-pupuk B-tanah pupuk B-pupuk A-tanah pupuk A-pupuk B-tanah pupuk B-pupuk A-tanah pupuk A-pupuk B-tanah pupuk B-pupuk Panjang Batang
1cm 0.5cm 1cm 3.5cm 0.5cm 6.5cm 3cm 4cm 0.6cm 6.8cm 3.5cm 8cm 7cm 20cm 8.5cm 13cm 10cm 25cm 15cm
Warna Daun
hijau kuning hijau kuning hijau hijau kuning kuning hijau hijau kuning kuning
Panjang Daun
0.5cm 0.7cm 2.5cm 1.5cm 2cm 2cm 4cm 3cm 2.8cm 2.5cm
Perubahan Fisiologis
Penanaman Penanaman Penanaman Penanaman Biji membesar Biji membesar Keluar ujung akar Biji membesar Kotiledon terangkat Kotiledon terangkat Kotiledon terangkat Keluar ujung akar Keluar calon daun Belum ada daun Kotiledon terangkat Belum ada daun Calon daun tumbuh Belum ada daun Kotiledon terangkat Belum ada daun Kotiledon mengkisut Kotiledon mengkisut Daun kisut dan lemas Daun kisut dan lemas Kotiledon lepas Kotiledon lepas Kotiledon mengkisut Kotiledon mengkisut
4.2
Pada biji kacang hijau yang ditanam dengan menggunakan media tanah yang telah dicampur dengan pupuk terlihat pertumbuhan yang sangat cepat, sehat, dan subur baik dalam kondisi gelap maupun terang bila dibandingkan biji kacang hijau yang hanya menggunakan media pupuk saja. Pada biji kacang hijau yang menggunakan media tanah yang dicampur dengan pupuk sudah tumbuh daun yang lebih banyak, batangnya kokoh dan lebih tinggi, semua biji tumbuh dan berkembang dengan baik. Pada biji yang menggunakan media pupuk saja hanya sebagian biji yang dapat tumbuh. Pertumbuhan dan perkembangannya sangat lambat disertai dengan batang yang tidak kokoh, tinggi batang yang lebih pendek serta layu. Biji kacang hijau yang ditanam (baik dengan media tanah dan pupuk atau pupuk saja) dan diletakkan pada ruangan terbuka dan terkena cahaya matahari mengalami pertumbuhan yang lambat, akan tetapi berkembang dengan baik. Sedangkan, biji kacang hijau yang ditanam (baik dengan media tanah dan pupuk atau pupuk saja)dan diletakkan pada ruangan yang gelap mengalami pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan kecambah pada ruang terbuka. Tetapi, kacang hijau ini terlihat pucat. Daunnya berukuran kecil dan berwarna kuning, begitu pula dengan batangnya yang berwarna kekuning-kuningan. Dalam hal ini kecambah mengalami etiolasi.
4.3
Pembahasan
Biji kacang hijau yang ditanam dengan menggunakan media tanah yang dicampur pupuk mengalami pertumbuhan yang lebih baik jika dibandingkan dengan biji yang ditanam dengan menggunakan media pupuk saja. Hal ini dikarenakan tanah mengandung banyak unsur hara (baik mikroelemen maupun makroelemen) yang mendukung untuk penyusunan zat organik di dalam sel biji. Oleh karena itu, jika biji ditanam hanya menggunakan media pupuk saja, biji tidak akan mendapatkan unsur hara yang ada di dalam tanah sehingga pertumbuhan tanaman akan terhambat bahkan mati. Pertumbuhan kacang hijau pada tempat yang cukup terkena cahaya matahari lebih lambat dan pendek jika dibandingkan dengan pertumbuhan kacang hijau pada tempat gelap. Hal ini dikarenakan cahaya menghambat hormon auksin (hormon pertumbuhan) sedangkan hormon auksin adalah hormon yang merangsang pemanjangan batang. Tumbuhan di tempat gelap akan mengalami etiolasi (pertumbuhan yang cepat di tempat gelap).
Penanaman dengan menggunakan tanah yang dicampur pupuk lebih baik jika dibandingkan denganpupuk saja. Hal ini dikarenakan tumbuhan selain mendapatkan nutrisi yang cukup dari pupuk juga mendapatkan unsur hara yang sangat mendukung dalam perkecambahan. Penanaman yang dilakukan pada tempat yang terkena cahaya akan menghambat pertumbuhan tanaman. Hal ini dikarenakan terhambatnya hormone pertumbuhan (auksin). Penanaman yang dilakukan pada tempat gelap akan menyebabkan tanaman tumbuk tinggi dengan cepat (etiolasi). 5.2 Saran Lakukan percobaan ini di tempat yang sekiranya tidak sesuai dan tidak ada sesuatu yang menganggu seperti hama tanaman, hewan sehingga percobaan dapat berhasil. Lakukan pengukuran dan pengamatan dengan teliti.
Daftar Pustaka Syamsuri, Istamar, dkk. 2007. BIOLOGI SMA 3A. Jakarta. Penerbit Erlangga Listyorini, Sri, dkk. 2010. BUKU PENDAMPING BIOLOGI SMA. Klaten. MGMP Sumber lain : www.wikipedia.com