Anda di halaman 1dari 2

meletakkan telapak kirinya di atas paha kiri. (H.R.

Muslim dan Abu Dawud)

Pendapat para ulama 1. Imam Nawawi. Imam Nawawi Fatawa Imam Nawawi, hal.54 berkata: disunahkan isyarah dengan jari telunjuk ketika membaca tasyahud tanpa menggerakkannya. 2. Imam Ibnu Qudamah al-Maqdisi (dalam tahiyat) diperbolehkan isyarah dengan jari telunjuk dan tanpa menggerakkannya, karena ada riwayat hadits dari ibnu zubair.

Buletin Dakwah

Artinya : Dari Ibnu Umar bahwa Rasulallah (dalam tahiyat) menggenggam jarijarinya dan isyarah dengan telunjuknya. (H.R. Muslim, Abu Dawud, Nisai, Baihaqi, Abu Awanah, Ahmad, dan Imam Malik dalam muwatha). Jadi, dalam hadits-hadits di atas memang menerangkan tentang menggerakkan jari, akan tetapi yang dimaksud hadits-hadits di atas adalah menggerakkan jari dari genggaman kepada isyarah menunjuk, dan tidak digerak-gerakkan dengan terus menerus.

Memahami Hakikat Dzikir


Beberapa kesunatan dalam sholat :
1. Adzan 2. Iqomat 3. Membaca tahiyyat awal 4. Membaca doa qunut dalam rakaat kedua waktu sholat subuh, dan dalam shoat witir pada setiap malam selama setengah bulan yang akhir dari bulan Romadhan. (maroji Abu Suja Matan al-ghoyatu wat taqrib)
Zikir merupakan bentuk komitmen dan kontinuitas untuk meninggalkan segala hal yang berbentuk kelupaan kepada Allah dan memasuki ingatlah kepada-Ku niscaya Aku ingat kepadamu.(QS. al-Baqarah ayat 152) Ayat di atas mengingatkan kita bahwa dalam setiap tarikan nafas dan kesadaran manusia seyogyanya selalu menempatkan Allah sebagai pelabuhan terakhir. Berarti manusia dapat mengingat Allah di mana saja dan kapan saja selama ia masih berada di atas bumiNya. Kita pun sering melihat bermacam-macam ekspresi manusia dalam mengingat Allah; menangis, berdiam diri, menyanyi, menari, dan berkata-kata. Dalam konteks ini umat Islam tidak pernah lepas dari tiga hal; doa (permintaan kepada Allah); wirid (bacaan tertentu untuk mendapatkan aliran dari Allah); dan zikir, yaitu segala gerak gerik dan aktivitas yang berobsesi taqarrub kepada Allah. Termasuk juga zikir adalah me lafadz kan kata-kata tertentu. Zikir sangat penting karena ia merupakan langkah pertama tapakan cinta kepada Allah.

Masjid Jami Al-Makmur


Jl. Lapangan Tembak (Depan Pasar Cibubur) Pekayon Pasar Rebo Jakarta Timur Kegiatan : 1. Majlis Talim untuk umum setiap malam Jumat badal Isya 2. Pengajian Remaja setiap Malam Sabtu badal Isya 3. Peringatan Hari Besar Islam 4. Khitanan Massal bulan Juli minggu pertama Contac person: H. Nurul Badrut Tamam (085710199958)

SUSU KOLOSTRUM NUCO, SOLUSI UNTUK HIDUP SEHAT


PELINDUNG : Prof. Dr. KH Tholchah Hasan, KH Muchit Muzadi, KH Maemun Zubair, Tuan Guru Turmudzi, KH Syaroni Ahmadi, Dr. KH. M. A. Sahal Mahfudh, Dr. KH A. Musthofa Bisri, Dr. KH Hasyim Muzadi, Habib Luthfi bin Hasyim bin Yahya, KH Ma'ruf Amin, KH Masdar Farid Masudi MA, KH Saifuddin Amsir MA., Dr. KH. Malik Madani, KH Musthofa Aqil, KH Salahuddin Wahid, KH. Bagindo Leter, KH Hafidz Usman, PEMBINA : Dr. KH Said Aqil Siradj, MA., Drs. H As'ad Said Ali, Drs. H. Slamet Effendi Yusuf, MSi, KH Hasyim Wahid Hasyim, Prof. Dr. H Makshum Mahfudz, Drs. M. Imam Azis, Drs. H Arvin Hakim Thoha, H Marsudi Syuhud, Drs. Abdul Munim DZ, H Enceng Shobirin, Imdadun Rahmat MA, PEMIMPIN REDAKSI : H. Syaifullah Amin, DEWAN REDAKSI : KH Zakky Mubarak,KH Abdul Manan Ghani, KH. Masyhuri Malik, KH Zulfa Musthofa, H. Sulthon Fathoni, KH Zakky Anwar, KH Ibrahim Karim, KH Arwani Faishal, H. Syamsul Maarif, H. Ust. Ibnu Hazn, Muhammad Zuhdi Sekretaris Redaksi: H. Nurul Badruttamam Bendahara: H. Ulil Hadrawi Layout:

Mustiko Dwipoyono. Buletin Jumat ini diterbitkan atas kerjasama LTN-PBNU, LD-PBNU dan LTM-PBNU Alamat Redaksi : Gedung PBNU Lt. 5 Jl. Kramat Raya 164 Jakarta Pusat Telp./Fax : 021-3914886 Email : buletinnu@nu.or.id
Untuk berlangganan hubungi alamat diatas, dengan infaq Rp. 20.000,- per 100 eksemplar . H . M 2 3 4 1 0 2 1

Mohon tidak dibaca ketika khotib sedang khutbah


aR , 0 1 i s i d E

b a

i j

n R J a u

0 1 /

. H s i

i 2 3 4 1 d E

b a

wilayah musyahadah (persaksian), mengalahkan rasa takut bersamaan dengan rasa kecintaan yang mendalam. Zikir dapat dimaknai juga dengan berlindung kepada Allah. Atau secara sederhana dapat dikatakan bahwa zikir itu mengingat Allah yang dapat dilakukan dengan diam-diam atau bersuara. Zikir itu ada dua macam; pertama, zikr bi al-lisan, yaitu mengucapkan lafadz-lafadz (redaksi) yang dapat menggerakkan hati untuk mengingat Allah. Zikir dengan pola ini dapat dilakukan pada saat-saat tertentu dan tempat tertentu pula. Misalnya, berzikir di mesjid pada saat selepas salat. Kedua, zikr bi al-qalb, yaitu keterjagaan hati untuk selalu mengingat Allah. Zikir ini dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja. Jadi tidak ada pembatasan ruang dan waktu. Pelaku sufi lebih mengistimewakan zikr bi al-qalb karena implikasinya yang hakiki. Meskipun demikian, zakir (seseorang yang berzikir) dapat mencapai kesempurnaan apabila ia mampu berzikir dengan lisan sekaligus dengan hatinya. Meskipun secara global terdapat dua kutub zikir, namun dalam realitasnya terdapat tujuh jenis zikir, pertama, zikr bi al-lisan (pengucapan dan bersuara), zikr al-nafs (tanpa suara dan terdiri

atas gerak dan rasa di dalam), zikr al-qalb (perenungan hati), zikr al-ruh (tembus cahaya dan sifat-sifat ilahiah), z ikr al-sir r (penyingkapan rahasia ilahi), zikr al-khafy (penglihatan cahaya keindahan), dan zikr akhfa al-khafy (penglihatan realitas kebenaran Yang Mutlak). Pada tahap awal pengucapan zikir memang terasa sebatas lisan. Meskipun demikian hal ini bukanlah sesuatu yang buruk. Hanya saja seseorang perlu meningkatkan kualitas zikirnya hingga benar-benar mengantarkannya pada kondisi persaksian atas kesucian dan keagungan Allah. Kontinuitas zikir mampu membawa manusia pada satu tahapan dimana persaksian terhadap Allah memenuhi wilayah qalb (hati). Pada tahap ini zikir tidak lagi berada di wilayah kesadaran namun juga masuk dalam wilayah ketidaksadaran. Sehingga proses zikir pun berjalan di kala terjaga, tidur, pingsan, mati suri, bahkan sakaratul maut.Sebagaimana di singgung di atas bahwa orientasi zikir adalah penataan qalb. Qalb memegang peranan penting dalam kehidupan manusia karena baik buruk aktivitas manusia sangat bergantung kepada kondisi qalb. ***

MASAIL DINIYAH

Menggerakkan Jari Ketika tahiyyat


Tanya : Saya sering melihat orang yang menggerakkan jari telunjuknya ketika membaca tahiyyat, sedeangkan saya sendiri sdari kecil tidak pernah dibelajari sholat seperti itu. Bagaimanakah hukum menggerak-gerakkan jari ketika tahiyyat

Jawab : Menggerakkan jari ketika membaca tasyahud adalah sesuatu yang tidak ada dalilnya sama sekali, dan Rasulallah s.a.w. tidak pernah menjalankannya. Berikut ini adalah dalil-dalil haditsnya.

dengan penglihatannya. (H.R. Abu Dawud,hadits ke: 990, an- Nasai, hadits ke : 1159, dan Ahmad,juz.4,/722)

Artinya : Dari Sahabat Abdullah bin Zubair r.a., sesungguhnya Rasulallah s.a.w. memberi isyarat (ketika sedang duduk tahiyat) dengan jari telunjukknya dengan tidak menggerakgerakkannya dan tidak juga memberi isyarat

Artinya : Sahabat Abdullah bin Umar r.a. berkata, Nabi Muhammad s.a.w. ketika sedang duduk (tahiyat) dalam shalat, meletakkan telapak tangan kanannya di atas paha kanan. Menggenggam seluruh jarinya dan memberi isyarat dengan jari di samping jempol (telunjuk). Nabi

Bersegeralah menutupi hal-hal buruk dengan melakukan kebaikan, karena kebaikan menghapuskan keburukan. Bergaullah dengan sesama manusia dengan akhlak yang baik

. H . M 2 3 4 1 0 2 1

b a

i j

n R J a u

0 1 /

. H s i

i 2 3 4 1 d E

b a

aR

0 1

d E

Anda mungkin juga menyukai