Pendapat para ulama 1. Imam Nawawi. Imam Nawawi Fatawa Imam Nawawi, hal.54 berkata: disunahkan isyarah dengan jari telunjuk ketika membaca tasyahud tanpa menggerakkannya. 2. Imam Ibnu Qudamah al-Maqdisi (dalam tahiyat) diperbolehkan isyarah dengan jari telunjuk dan tanpa menggerakkannya, karena ada riwayat hadits dari ibnu zubair.
Buletin Dakwah
Artinya : Dari Ibnu Umar bahwa Rasulallah (dalam tahiyat) menggenggam jarijarinya dan isyarah dengan telunjuknya. (H.R. Muslim, Abu Dawud, Nisai, Baihaqi, Abu Awanah, Ahmad, dan Imam Malik dalam muwatha). Jadi, dalam hadits-hadits di atas memang menerangkan tentang menggerakkan jari, akan tetapi yang dimaksud hadits-hadits di atas adalah menggerakkan jari dari genggaman kepada isyarah menunjuk, dan tidak digerak-gerakkan dengan terus menerus.
Mustiko Dwipoyono. Buletin Jumat ini diterbitkan atas kerjasama LTN-PBNU, LD-PBNU dan LTM-PBNU Alamat Redaksi : Gedung PBNU Lt. 5 Jl. Kramat Raya 164 Jakarta Pusat Telp./Fax : 021-3914886 Email : buletinnu@nu.or.id
Untuk berlangganan hubungi alamat diatas, dengan infaq Rp. 20.000,- per 100 eksemplar . H . M 2 3 4 1 0 2 1
b a
i j
n R J a u
0 1 /
. H s i
i 2 3 4 1 d E
b a
wilayah musyahadah (persaksian), mengalahkan rasa takut bersamaan dengan rasa kecintaan yang mendalam. Zikir dapat dimaknai juga dengan berlindung kepada Allah. Atau secara sederhana dapat dikatakan bahwa zikir itu mengingat Allah yang dapat dilakukan dengan diam-diam atau bersuara. Zikir itu ada dua macam; pertama, zikr bi al-lisan, yaitu mengucapkan lafadz-lafadz (redaksi) yang dapat menggerakkan hati untuk mengingat Allah. Zikir dengan pola ini dapat dilakukan pada saat-saat tertentu dan tempat tertentu pula. Misalnya, berzikir di mesjid pada saat selepas salat. Kedua, zikr bi al-qalb, yaitu keterjagaan hati untuk selalu mengingat Allah. Zikir ini dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja. Jadi tidak ada pembatasan ruang dan waktu. Pelaku sufi lebih mengistimewakan zikr bi al-qalb karena implikasinya yang hakiki. Meskipun demikian, zakir (seseorang yang berzikir) dapat mencapai kesempurnaan apabila ia mampu berzikir dengan lisan sekaligus dengan hatinya. Meskipun secara global terdapat dua kutub zikir, namun dalam realitasnya terdapat tujuh jenis zikir, pertama, zikr bi al-lisan (pengucapan dan bersuara), zikr al-nafs (tanpa suara dan terdiri
atas gerak dan rasa di dalam), zikr al-qalb (perenungan hati), zikr al-ruh (tembus cahaya dan sifat-sifat ilahiah), z ikr al-sir r (penyingkapan rahasia ilahi), zikr al-khafy (penglihatan cahaya keindahan), dan zikr akhfa al-khafy (penglihatan realitas kebenaran Yang Mutlak). Pada tahap awal pengucapan zikir memang terasa sebatas lisan. Meskipun demikian hal ini bukanlah sesuatu yang buruk. Hanya saja seseorang perlu meningkatkan kualitas zikirnya hingga benar-benar mengantarkannya pada kondisi persaksian atas kesucian dan keagungan Allah. Kontinuitas zikir mampu membawa manusia pada satu tahapan dimana persaksian terhadap Allah memenuhi wilayah qalb (hati). Pada tahap ini zikir tidak lagi berada di wilayah kesadaran namun juga masuk dalam wilayah ketidaksadaran. Sehingga proses zikir pun berjalan di kala terjaga, tidur, pingsan, mati suri, bahkan sakaratul maut.Sebagaimana di singgung di atas bahwa orientasi zikir adalah penataan qalb. Qalb memegang peranan penting dalam kehidupan manusia karena baik buruk aktivitas manusia sangat bergantung kepada kondisi qalb. ***
MASAIL DINIYAH
Jawab : Menggerakkan jari ketika membaca tasyahud adalah sesuatu yang tidak ada dalilnya sama sekali, dan Rasulallah s.a.w. tidak pernah menjalankannya. Berikut ini adalah dalil-dalil haditsnya.
dengan penglihatannya. (H.R. Abu Dawud,hadits ke: 990, an- Nasai, hadits ke : 1159, dan Ahmad,juz.4,/722)
Artinya : Dari Sahabat Abdullah bin Zubair r.a., sesungguhnya Rasulallah s.a.w. memberi isyarat (ketika sedang duduk tahiyat) dengan jari telunjukknya dengan tidak menggerakgerakkannya dan tidak juga memberi isyarat
Artinya : Sahabat Abdullah bin Umar r.a. berkata, Nabi Muhammad s.a.w. ketika sedang duduk (tahiyat) dalam shalat, meletakkan telapak tangan kanannya di atas paha kanan. Menggenggam seluruh jarinya dan memberi isyarat dengan jari di samping jempol (telunjuk). Nabi
Bersegeralah menutupi hal-hal buruk dengan melakukan kebaikan, karena kebaikan menghapuskan keburukan. Bergaullah dengan sesama manusia dengan akhlak yang baik
. H . M 2 3 4 1 0 2 1
b a
i j
n R J a u
0 1 /
. H s i
i 2 3 4 1 d E
b a
aR
0 1
d E