GANGGUAN BICARA
PEMBIMBING: dr. Hj. Supraptiningsih, Sp.S Oleh: Fariza Fadilla Rizaldo Bagoes
IDENTITAS PENDERITA
Nama Jenis
AUTOANAMNESA
KELUHAN UTAMA
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG Menurut keluarga pasien, sekitar 4 hari yll, Pk 18.00 (02/11), saat solat magrib, pasien tiba2 jatuh. Kemudian pasien merasa tangan dan kaki sebelah kanan sulit digerakan dan mendadak bicara pelo. Kejang (-), muntah (-), kesemutan (-). Pasien dilarikan ke PKM hari itu juga Pk 19.00 (02/11) keterbatasan PKM, pasien langsung di rujuk ke RSD dr. Soebandi Jember.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU Hipertensi disangkal Diabetes melitus disangkal Trauma disangkal RIWAYAT PENGOBATAN (-) PENYAKIT KELUARGA Tidak ada keluarga pasien yang mengalami keluhan yang sama dengan pasien. KEADAAN PSIKOSOSIAL Pasien bekerja sebagai pedagang, pasien tinggal bersama istri dan dua orang anak perempuannya
KEADAAN UMUM Kesadaran : Compos mentis Tensi : 140/90 mmHg Nadi : 80 x/menit Suhu : 36,5 0 C RR : 20 x/menit TB : 165 cm BB : 58 kg
KEPALA
Bentuk Mata
: Normocephal
: Ikterik (-/-) : Anemis (-/-) : Sekret (-), perdarahan : Sianosis (-) : dbN
: (-) : dbN
: (-)
THORAKS Jantung Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi Paru-paru Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi
: : : :
Ictus cordis tidak tampak Ictus cordis tidak teraba Redup S1S2 tunggal
Ketinggalan gerak -/-
: Simetris, Retraksi +/+, : Fremitus raba N/N : Sonor +/+ : Vesikuler +/+, Rhonki +/+, Wheezing -/: dbN
Lain-lain
EKSTREMITAS Superior : Akral hangat +/+ ; Oedem -/ Inferior : Akral hangat +/+ ; Oedem -/-
STATUS NEUROLOGI
KEADAAN UMUM Kesadaran Kwalitatif : Compos mentis Kuantitatif : GCS : 4-5-6 Pembicaraan Disartria : (+) Monoton : (-) Scanning : (+) Afasia : Motorik : (-) Sensorik : (-) Amnestik/anomik : (+)
PEMERIKSAAN KHUSUS
RANGSANGAN SELAPUT OTAK Kaku kuduk : (-) Kernig : (-) Brudzinski I : (-) Brudzinski II : (-) LASEQUE TEST : (-)
SARAF OTAK N. I Hypo/Anosmia Parosmia Halusinasi N. II
: : :
Visus
Yojana Penglihatan Melihat warna Funduskopi
:
: : :
6/60
dbN dbN tdl
6/60
dbN dbN tdl
N. III, N. IV, N. VI
Kanan
: :
: : : : : :
sentral sentral
(+) (+) (+) (+) (+) (+) (+) (+) (+) (+) (+) (+)
Kiri
: :
: : : (+) :
Bentuk Lebar Perbedaan lebar Refleks cahaya langsung : Refleks cahaya konsensual
N. V
Kanan Kiri
Cabang Motorik Otot masseter : Otot temporal : Otot Pterygoideus int/ext: Cabang Sensorik I : II : III : Refleks kornea langsung : Refleks kornea konsensual :
N N N
N N N
N N N (+) (+)
N N N (+) (+)
N. VII
Waktu diam
Waktu gerak
Kerutan dahi Tinggi Alis Sudut mata Lipatan nasolabial Mengerutkan dahi Menutup mata Mencucu bersiul Memperlihatkan gigi
: Simetris : Simetris : Simetris : (D) > dangkal : Simetris : Simetris : bibir (S) > tinggi : sudut bibir tertarik ke (S)
: dbN
: :
N. VIII
Vestibular Vertigo Nistagmus ke Tinitus aureum Tes Kalori Kochlear Weber Rhinne Schwabach Tuli konduktif Tuli perseptif :
: : : :
: : : :
Kanan Kiri tdk ada lateralisasi (+) (+) sama sama (-) (-) (-) (-)
N. IX, N. X
Bagian Motorik
Bagian Sensorik
Suara biasa/parau/tak bersuara Kedudukan arcus pharynx Kedudukan uvula Pergerakan arcus pharynx/uvula Detak jantung Menelan Bising usus Pengecapan belakang lidah Refleks Refleks Refleks Refleks oculo-cardiac carotico-cardiac muntah pallatum molle : dbN
: : : : : : :
Refleks-Refleks:
N. XI
Kanan
Kiri
: :
(+) (+)
(+) (+)
Kanan Kiri Atrofi : (-) (-) Fasikulasi/tremor : (-) (-) Kekuatan lidah pada bagian dalam pipi: (+)
EKSTREMITAS A. SUPERIOR Inspeksi : Simetris, atrofi (-), oedem (-) Palpasi : Kenyal Perkusi : Myotonik (-), Myodema (-) Motorik Kekuatan otot
Lengan
M. Deltoid (abduksi lengan atas) M. Biceps (flexi lengan bawah) M. Triceps (ekstensi lengan bawah) Flexi sendi pergelangan tangan Extensi sendi pergelangan tangan Membuka jari-jari tangan Menutup jari-jari tangan
: : : : :
: : : : : : :
4 4 4 4 4 4 4
Kanan
N N N (-) (-)
N N N (-) (-)
5 5 5 5 5 5 5
Kiri
Sensibilitas
Eksteroseptik
Kanan : : : : : : : : N N N N N N N (-)
Kiri N N N N N N N (-)
Propioseptik
Rasa nyeri superfisial Rasa suhu (panas/ dingin) Rasa raba ringan Rasa getar Rasa tekan Rasa nyeri tekan Rasa gerak dan posisi
Enteroseptik
Rasa kombinasi
Referred pain
Stereognosis : Barognosis : Graphestesia : Sensory extinction : Loss of body image : Two point tactile discrimination:
B. INFERIOR Inspeksi : Simetris, atrofi (-), oedem (-) Palpasi : Kenyal Perkusi : Myotonik (-), Myodema (-) Motorik Kekuatan otot
Tungkai
Flexi artic coxae (tungkai atas) Extensi artic coxae (tungkai atas) Flexi sendi lutut (tungkai bawah) Extensi sendi lutut (tungkai bawah) Flexi plantar kaki Extensi dorsal kaki Gerakan jari-jari
: : : : : : :
4 4 4 4 4 4 4
Kanan
5 5 5 5 5 5 5
Kiri
: : : : : : : : :
Sensibilitas
Eksteroseptik
Kanan : : : : : : : : N N N N N N N (-)
Kiri N N N N N N N (-)
Propioseptik
Rasa nyeri superfisial Rasa suhu (panas/ dingin) Rasa raba ringan Rasa getar Rasa tekan Rasa nyeri tekan Rasa gerak dan posisi
Enteroseptik
Rasa kombinasi
Referred pain
Stereognosis : Barognosis : Graphestesia : Sensory extinction : Loss of body image : Two point tactile discrimination:
: flat
Otot perut : soepel, nyeri tekan (-) Otot pinggang : N, nyeri tekan (-) Kedudukan diafragma: Gerak : dbN
Perkusi Auskultasi
: (+)
Gerakan dari tubuh o Membungkuk : (+) o Ekstensi : (+) o Lateral deviation : (+) Refleks-refleks o Refleks dinding abdomen : (+) o Refleks interskapula : (+) o Refleks gluteal : (+) o Refleks cremaster : tdl o Refleks anal : (+)
Jari tangan-jari tangan Jari tangan-hidung Ibu jari kaki-jari tangan Tapping dengan jari-jari tangan Tapping dengan jari-jari kaki Jalan di atas tumit Jalan di atas jari kaki Tandem walking Jalan lurus lalu putar Jalan mundur Hopping Berdiri dengan satu kaki Romber test, jatuh ke
: : : : : : : : : : : : :
dbN dbN dbN dbN dbN dbN dbN dbN dbN dbN dbN dbN (-)
FUNGSI
LUHUR Apraksia Alexia Agraphia Acalculia Finger agnosia Membedakan kanan dan kiri
: : : : : :
REFLEKS
: : : :
SISTEM
VEGETATIF
: (+) : (+) : (+)
KESIMPULAN
Px laki2 (45 th) datang dgn keluhan hemiparese tangan & kaki dextra serta disatria. Pasien tiba2 terjatuh 4
hari yll, Pk 18.00 (02/11), saat solat Kemudian ekstremitas dextra sulit digerakan dan mendadak bicara pelo dibawa ke PKM hari itu juga Pk 19.00 keterbatasan PKM, malam itu juga (02/11) pasien di bawa oleh keluarga ke RSD dr. Soebandi Jember. Keadaan psikososial: pasien sedang banyak
kegiatan dan pikiran.
Status Interna lain : dalam batas normal Status Psikiatri : dalam batas normal Status Neurologis Singkat:
Compos mentis, GCS: 4-5-6 Meningeal Sign: KK (-), B1 (-), B2 (-), K(-), L (-) Nervus Cranialis:
gerak :
N III: Reguler, isokor (3/3), RC +/+ N VII: diam : simetris, lipatan nasolabial (D)>dangkal Mencucu bersiul Memperlihatkan gigi N. XII: asimetris gerak : deviasi ke (D) : bibir (S) > tinggi : sudut bibir tertarik ke (S)
Motorik
Sensorik : dbN Autonom : BAK (+), BAB (+) CV : dbN Fungsi luhur : afraksia, agrafia, aleksia, tdk dapat membedakan kanan-kiri pembicaraan : disatria, scanning, afasia amnestik
RF: B T K A
DIAGNOSIS BANDING
Stroke
PEMERIKSAAN PENUNJANG
CT
HASIL CT SCAN
Tampak area hipodense pada parietal kiri yang sesuai dengan percabangan A. Cerebri media kiri Tak tampak perdarahan akut Midline shift (-) Sistem ventrikel baik Sulcus dan gyrus baik Kesan : emboli pada cabang A. Cerebri media kiri
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Jenis pemeriksaan HEMATOLOGI Hemoglobin Laju endap darah Leukosit Hitung jenis 14,1 24/52 11,0 -/-/-/97/2/1 13,4-17,7 gr/dL 0-15 mm/jam 4,3-10,3 x 109/L 0-4/0-1/3-5/54/62/25-33/3-5 Eos/Bas/Stab/Seg/Lim/Mono Hematokrit Trombosit 41,2 340 38-42 %
150-450 x 109/L
Hasil pemeriksaan
Normal
Jenis pemeriksaan FAAL HATI SGOT SGPT Albumin FAAL GINJAL Kreatinin serum
Hasil pemeriksaan
Normal
22 14 3,2
0.9
0,6-1,3 mg/dL
BUN
Urea Asam Urat
13
27 4,2
6 20 mg/dL
10 50 mg/dL 3,4 7 mg/dL
Hasil pemeriksaan
Normal
73
<150 mg/dl
Kolesterol total
Kolesterol HDL Kolesterol LDL KADAR GULA DARAH Sewaktu
150
35 96
<220 mg/dl
Low<40 ; High>60 mg/dl <100 mg/dl
71
<120 mg/dl
ELEKTROLIT
Natrium Kalium Chlorida Calsium 140,7 3,63 107,3 2,25 135-155 mmol/L 3.5-5.0 mmol/L 90-110 mmol/L 2.15-2.57 mmol/L
TF
DIAGNOSIS
DIAGNOSA KLINIK : hemiparese (D), parese N VII, N III, disarthia, scanning, agrafia, alexia, apraksia ideamotor, afasia anomik
DIAGNOSA TOPIKAL : subkortikal DIAGNOSA ETIOLOGI: stroke e.c emboli pada cabang A. Cerebri media (S)
PROGNOSIS
Dubia ad bonam
RESPONSI
GANGGUAN BICARA
PENDAHULUAN
Bahasa instrumen dasar komunikasi Bahasa simbol yg digunakan untuk memahami & mengekspresikan ide & perasaan. Atribut bahasa : bicara spontan, komprehensi, menamai, repetisi, membaca & menulis.
PENDAHULUAN
Bicara salah satu cara utk menyampaikan bahasa dan aspek mekanis komunikasi lisan Bicara : kemampuan untuk mengeluarkan suara melalui koord otototot yang mengontrol vocal apparatus. Atribut bicara:
nada tinggi, kekerasan & kualitas suara. vokal, konsonan, serta perpaduannya dalam bentuk suku kata, kata & frasa. kecepatan intonasi dan irama.
Perlu dipertimbangkan: 1. Dapatkah bahasa dan bicara dimengerti tanpa/dg sedikit kesulitan? 2. Apakah bahasa biasanya tepat utk kebutuhan komunikasi yg benar? 3. Apakah cara berkomunikasi mengalihkan perhatian dari pesan yg ingin disampaikan?
Stimulus auditorik masuk melalui MAE menggetarkan membran timpani rangsangan diteruskan oleh ketiga tlg pndgran telinga tengah telinga dalam (rangsang mekanis mjd impuls elektris) nukleus kokhlearis pd batang otak lemniskus lateralis Kortex auditorik primer(girus Hisch) D&S Wernick (identifikasi suara sbg simbol bahasa) inferior lobus parietal hemisfer (area pengenalan kata) gyrus angularis(integrasi informasi auditorik&visual) Wernick (pusat pengertian bahasa) Broca (pusat prod.kata2) area motorik primer & suplementer (prod.aktivitas motorik tangkas dlm btk kata2 yg jelas)
GANGGUAN BICARA
Ggg. Bicara (ex: dysphonias, dysarthrias, and speech-related disorders) berhubungan erat dg ggg. Bahasa (ex:aphasias, alexias, and agraphias, and languagerelated disorders). Untuk dpt mengucapkan kata yang baik mulut, lidah, bibir, palatum mole, pita suara&otot pernafasan hrs bkerja dg baik terganggu verbal kurang jelas.
Speech Disorders
Dysphonia Vocal cord muscle paralysis or fatigability Spasmodic dysphonia Dysarthria Upper motor neuron (spastic dysarthria)
DISFONIA
Ketidakmampuan/penurunan kemampuan dlm mengeluarkan suarakll di laring/yg menginervasinya. Suara serak posisi abN pita suara. Disfungsi/paralisis pita suara: laringitis, kerusakan N.laringeal sup,nodul/polip laring/pita suara. Penggunaan suara berlebihan paralisis otot/fatigue hipofoni. Hipofoni dan/atau disartria kll neuromusc junc.
DISARTRIA
Ketidakmampuan/penurunan kemampuan dlm membentuk /memproduksi bahasa yg mudah dimengerti akibat kelainan kontrol motorik dr organ bicara (perifer). Pembagian ggg.artikulasi:
DISARTRIA
Flaccid disartria/LMN disartria/paralisis bulbar Ex:diplegi wajah(GBS) ggg.pengucapan konsonan B,M,P. Px:atrofi&fasikulasi lidah, kelemahan otot wajah dan palatum. riwayat.fatig(-) kelainan NMJ(ex:miastenia gravis)
DISARTRIA
Spastic
disartria/UMN disartria nonfluent afasia (broca) Mutism ketidakmampuan untuk berbicara Kll perifer(laringiitis), global afasia, transkortikal motor afasia, afasia dg lesi subkortikal, bs jg krn psikogenik. Ataxic disartria bicara melambat, ggg.ritme, ggg.koord bicara dan bernafas. Penyakit.serebelum akut/kronik. Charcot's triad (ataxia, nystagmus, and scanning speech)
DISARTRIA
Hypo/hyperkinetic
disartria
Hipokinetik hipofoni: peny.extrapiramidal parkinson. Hiperkinetik: choreiform disartria (Hutingtons ds, gg.myoklonik); Distonik disartria(DMP, spastik disfonia)
Mixed
Echolalia pengulangan stereotipik kata kata pada skizofrenia katatonik, afasia transkortikal (echophasia) Palilalia disfasia yang mencakup pengulangan kata Coprolalia stereotipi kompulsife yang menggunakan bahasa kotor pada skizofrenia, disebut juga coprophrasia Stuttering ggg bicara yang melibatkan 3 faktor:
Bicara tidak lancar disertai pengulangan kata atau bagian kata pemanjangan suara Reaksi pendengar terhadap ketidaklancaran pembicara Reaksi pembicara terhadap ketidaklancaran pembicaraan dan reaksi pendengar, dengan kesadaran pribadi sebagai seorang penggagap
menyebutkan sebanyak mgkn nama hewan dlm wkt 60detik, catat kesalahan yg ada,ex:parafasia (N:1820, variasi5-7) Komprehensi(konversasi, suruhan, pilihan, menunjuk) Repetisi (1 kata s/d 1 kalimat; kata&angka) daerah peri-sylvian. Menamai dan menemukan kata Membaca dan menulis Penggunaan tangan (kidal/kandal)
GANGGUAN BAHASA
Gangguan
Ggg. Multimodalitas bahasa afasia Ggg. Modalitas tunggal agnosia, apraksia Ggg. Berpikir salah mengunakan bahasa
Bersifat
sentral kelainan pd cortex cerebri (fungsi luhur) Contoh : - Lesi area Broca - Lesi area Wernick
Aphasias Perisylvian
Language Disorders
Psychiatric disorders
Right hemisphere disorders Dementing diseases
AFASIA
Definisi: kesulitan dlm memahami dan/atau memproduksi bahasa yg disebabkan oleh ggg (kelainan/penyakit) yg melibatkan hemisfer otak. Klasifikasi afasia, berdasarkan: - Manifestasi klinis - Distibusi anatomi lesi - Gabungan 1&2
MANIFESTASI KLINIS
1.
2.
Afasia yg lancar (fluent): - Afasia reseptif/ sensorik/Wernick - Afasia konduksi - Afasia amnesik/anomik - Afasia transkortikal Afasia yg tdk lancar (non fluent): - Afasia ekspresif /motorik/Broca - Afasia global
2.
3.
4.
Synd. Afasia peri-sylvian: - Afasia Broca - Afasia Wernick - Afasia konduksi Synd. Afasia daerah perbatasan: - Afasia transkortikal motorik - Afasia transkortikal sensorik - Afasia transkortikal campuran Synd. Afasia subkortikal: - Afasia talamik - Afasia striatal Synd. Afasia non-lokalisasi: - Afasia anomik - Afasia global
Conduction aphasia
Global aphasia Transcortical motor aphasia Transcortical sensory aphasia
Stroke
Stroke, tumor, trauma, infection Anterior borderzone vascular infarction Posterior borderzone vascular infarction Degenerative disease Borderzone infarctions, anoxia, carbon monoxide poisoning Stroke, ischemic and hemorrhagic Stroke, demyelinating and degenerative disease Stroke, degenerative, toxic disorder; tumor Motor neuron disease, stroke, carcinomatous meningitis Degenerative disease, Parkinson's disease, Huntington's disease, stroke Laryngitis, vocal cord paralysis, myasthenia
Echolalia is common
Spastic dysarthria
Ataxic dysarthria
Flaccid dysarthria
Hypokinetic/hyperkinetic dysarthria
Dysphonia
Fatigability, ptosis
Nominal
Lancar
Relatif terpelihara
Terpelihara
Terganggu
Bervariasi
Bervariasi
Terpelihara Terpelihara
Terganggu Terganggu
Bervariasi Terganggu
Terganggu Terganggu
Baik Baik Buruk Lancar Baik Buruk Buruk Afasia Baik Baik
Anomik
Konduksi Transkortikal sensorik Wernick Transkortikal motorik Broca Transkortikal campuran Global
Buruk
Tak lancar Baik Buruk Buruk
GAMBARAN KLINIS
Afasia Tidak Lancar: Px tampak sulit memulai bicara Panjang kalimat b< Gramatik bahasa b<, kompleks < Artikulasi umumnya tggu Irama kalimat&bicara tggu Komprehensi lumayan Repetisi buruk Kemampuan menamai, menyebut nama benda buruk Parafasia (+)
Afasia Lancar(jenis Wernick): Keluaran bicara lancar Panjang kalimat N Artikulasi baik Prosodi baik Anomi Parafasia fonemik&semantik (+) Komprehensi auditif dan membaca buruk Repetisi tggu Menulis lancar tapi isinya kosong
GAMBARAN KLINIS
Afasia Transkortikal (sensorik): Keluaran lancar Komprehensi (auditif&membaca) buruk Repetisi baik Ekholalia Komprehensif auditif dan membaca terganggu Defisit motorik&sensorik jarang dijumpai Defisit lap. pandang sebelah kanan
GAMBARAN KLINIS
Keluaran tidak lancar pemehaman baik repetisi baik Inisiasi output terlambat Ungkapan ungkapan singkat parafasia semantik Ekholalia
GAMBARAN KLINIS
Afasia Global
Bentuk afasia paling berat Tidak ada lagi bahasa spontan/ berkurang sekali Stereotipi Komprehensi menghilang Repetisi gangguan berat Karena lesi luas pada daerah bahasa oklusi a carotis interna / a serebri media Biasanya disertai hemiparese atau hemiplegia Prognosis et malam
GAMBARAN KLINIS
Afasia Broca
Bicara tidak lancar Tampak sulit memulai bicara Kalimatnya pendek (5 kata/kurang perkalimat) Repetisi buruk Naming buruk Parafasia Pemahaman lumayan (namun alami kesulitan memahami kalimat yang sintaktik kompleks) Gramatika bahasa kurang, tidak kompleks Irama kalimat/bicara terganggu Lesi pada area broca (44,45) dan sekitarnya Prognosis lebih baik dari afasia global
GAMBARAN KLINIS
Afasia Wernicke
Pemahaman bahasa terganggu Keluaran afasik yang lancar Panjang kalimat normal Artikulasi baik Anomia Parafasia fonemik dan semantik Komprehensi auditif dan membaca buruk Repetisi terganggu Menulis lancar tapi isinya kosong Prognosis buruk apabila defisit komprehensi berat
GAMBARAN KLINIS
Afasia Konduksi: Gg. berat pd repetisi Kesulitan membaca kuatkuat (komprehensi membaca baik) Gg. dlm menulis Parafasia (+) Komprehensi verbal terpelihara Anomia berat Etio : terputusnya hub. antara area Wernick dan
Sulit menemukan kata Tidak mampu menamai benda di depannya Sering tertegun untuk mencari kata Parafasia dalam menamai objek Gejala:
Keluaran lancar Komprehensi baik Repetisi baik Gangguan dalam menemukan kata