Anda di halaman 1dari 21

http://nalinsumarlin.blogspot.

com MATERIAL MAGNETIK DASAR


SUPERPARAMAGNETIK

OLEH :

SUMARLIN M.
F1B1 08 009

PROGRAM STUDI FISIKA JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HAULUOLEO KENDARI 2011

1|S U PE RP AR A MAG NET I K

http://nalinsumarlin.blogspot.com
BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang

Secara umum suatu material berdasarkan sifat kemagnetannya dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu diamagnet, paramagnet, dan ferromagnet. Superparamagnet adalah material yang mirip dengan paramagnet tetapi mengandung juga sifat material ferromagnet atau mengadung domain magnet dalam ukuran kecil yang berbentuk kelompok (cluster) seperti crystallite.

Sifat superparamagnet timbul pada material yang berukuran kecil (1-10 nm). Dalam kondisi dibawah temperatur Curie, energi termal tidak cukup memisahkan interaksi gaya antara atomatom tetapi hanya cukup untuk mengubah arah magnetisasi di dalam domain tersebut. Proses ini menyebabkan medan magnet menjadi nol dan material akan menyerupai material paramagnet.

Tujuan

Memaparkan konsep konsep sederhana seputar superparamagnetik termasuk implikasi dari sifatnya terhadap kebutuhan akan perkembangan teknologi di masa depan.

2|SUPERPARAMAGNETIK

http://nalinsumarlin.blogspot.com
BAB II PEMBAHASAN

Defenisi Superparamagnetik

Superparamagnetisme adalah salah satu bentuk magnetism, yang tampak pada feromagnetik kecil atau partikel nano ferimagnetik. Dalam partikel nano, magnetisasi dapat secara acak berbalik arah dibawah pengaruh suhu. Waktu antara dua balikan ini disebut waktu relaksasi Neel. Dengan tidak adanya medan magnetic eksternal, ketika waktu yang digunakan untuk mengukur magnetisasi partikel nano lebih lama dibandingkan waktu relaksasi Neel, maka magnetisasinya tampak menjadi rata-rata nol; keadaan ini disebut keadaan superparamagnetik. Pada keadaan ini, medan magnetic eksternal dapat memagnetisasi partikel-partikel nano, serupa dengan paramagnet. Tetapi, suseptibilitas magnetiknya lebih besar disbanding satu paramagnet.

Lebih jelas di tampilkan pada gambar di bawah ini:

3|SUPERPARAMAGNETIK

http://nalinsumarlin.blogspot.com
Gambar Kurva magnetisasi Feromagnetik (N=), superparamagnetik (N=400), dan paramagnetic (N=1) pada suhu T = 270 K. Garis putus-putus menunjukkan interaksi rantai spin Ising Gambar di atas menunjukkan kurva kesetimbangan magnetisasi feromagnetik, paramagnetic, dan superparamagnetik. Jumlah N atom pada daerah superparamagnetik diperoleh dari kemiringan/ lekukan medan nol loop hysteresis. N = kBT(M/H) / FeoMo, dimana Mo merupakan magnetisasi saturasi. N = 1, yang merupakan paramagnetisme sederhanan, memiliki kurva megnetisasi yang rata, sedangkan N = merupakan fungsi naik. Magnet-magnet makroskopik, dimana N sangat besar, memiliki kemiringan medan nol yang terbatas. Inhomogenitas dalam lapisan ultra tipis, seperti segitiga submonolayer dari besi fcc pada Cu (111), memiliki volume sekitar 50 nm3, yang mengindikasikan relevansi superparamagnetik.

Tinjauan lain, sifat-sifat magnetic dari Material berstruktur Nano (superparamagnetik) dapat di lihat dari segi pengaruh ukuran materialnya.

Sifat-sifat Magnetik dari Material berstruktur Nano :

4|SUPERPARAMAGNETIK

http://nalinsumarlin.blogspot.com

Superparamagnetisme : Magnetisasi saturasi tinggi Ms. Tidak ada remanence MR = 0

Evolusi data magnetiknya, di tampilkan pada grafik berikut:

5|SUPERPARAMAGNETIK

http://nalinsumarlin.blogspot.com
Relaksasi Neel pada medan magnetik

Secara normal, material feromagnetik atau ferimagnetik tertentu mengalami transisi ke keadaan paramagnerik diatas suhu Curienya. Superparamagnetisme berbeda dari transisi standar ini karena materialnya bersuhu dibawah suhu Curie.

Superparamagnetik terjadi pada partikel-partikel nano dengan domain tunggal, misalnya terdiri dari domain magnetic tunggal. Hal ini adalah mungkin ketika diameternya dibawah 3 50 nm, bergantung pada bahannya. Pada kondisi ini, magnetisasi partikel-partikel nano dalam momen magnetic tunggal besar, jumlah keseluruhan momen magnetic individu dibawa oleh atom-atom dari partikel-partikel nano tersebut. Hal ini lah dimana orang-orang yang bekerja pada medan superparamagnetisme menyebutnya aproksimasi spin makro.

Data Magnet :

6|SUPERPARAMAGNETIK

http://nalinsumarlin.blogspot.com
Memiliki rata-rata jumlah partikel / bit yang besar : Perubahan yang tidak konsisten Pemisahan secara acak: Variasi ukuran Variasi koersivitas Variasi struktur domain Min 1000 partikel / 1 bit => 0.15 Gbit / cm2

Tujuan utama : 1 partikel / bit => 10 37 Gbit / cm2. Solusi-solusi untuk mengurangi ukuran bit : Anisotropi kristalin yang besar => semakin tinggi penghalang pengubah. Nanopartikel domain tunggal => semakin tinggi Ms, semakin tinggi Hc Struktur multilapisan => mengendalikan orientas segregasi Recording yang tegak lurus => medan demagnetisasi tidak mendestabilisasi domaindomain yang tercatat. Deretan dot domain tunggal terisolasi dihasilkan oleh litografi e-beam => sifat-sifat switching yang seragam.

Dikarenakan anisotropi magnetic partikel-partikel nano tersebut, momen magnetiknya biasanya hanya dua orientasi antiparalel stabil satu dengan yang lain, yang dipisahkan oleh hambatan energy (barrier energy). Orientasi stabil mendefinisikan partikel-partikel nano yang disebut sumbu sederhana .

7|SUPERPARAMAGNETIK

http://nalinsumarlin.blogspot.com
Pada suhu tertentu, ada probabilitas tertentu dari magnetisasi untuk berbalik dan berlawanan dengan arahnya. Waktu antara dua balikan ini disebut waktu relaksasi Neel dan dinyatakan den gan persamaan Neel-Arrhenius berikut ini.

dimana :

N adalah panjang waktu rata-rata pada saat magnetisasi pastikel-partikel nano berbalik secara acak sebagai akibat dari fluktuasi termal.

0 adalah panjang waktu, karakteristik dari material, yang disebut waktu coba atau periode coba; nilainya sekitar 10^-9 10^-10 sekon

K adalah densitas energy anisotropi magnetic partikel-partikel nano dan V adalah volume. KV adalah hambatan energy yang berhubungan dengan perubahan magnetisasi dari arah sumbu sederhana awal kea rah sumbu sederhana lainnya.

kB adalah konstanta Boltzmann T adalah suhu.

Panjang waktu ini dapat bernilai beberapa nanosekon hingga tahunan atau bahkan lebih lama lagi. Hal ini dapat dilihat bahwa waktu relaksasi Neel merupakan fungsi eksponensial dari grain volume, yang menjelaskan mengapa probabilitas pembalikan menjadi terabaikan untuk material berukuran besar atau partikel nano berukuran besar.

8|S U PE RP AR A MAG NET I K

http://nalinsumarlin.blogspot.com

Magnetisasi dari partikel nano superparamagnetik tunggal

Untuk pengukuran laboratorium, nilai logaritma pada persamaan sebelumnya berorde 20 25.

Efek medan magnet

Fungsi Langevin (garis merah), berbanding tanh (x/3) (garis biru)

Ketika medan magnet eksternal diaplikasikan pada partikel-partikel nano superparamagnet, momen magnetnya cenderung berderet sepanjang medan tersebut, yang membentuk jarring magnetisasi. Kurva magnetisasi dengan magnetisasi sebagai fungsi medan, adalah fungsi naik bentuk S. Fungsi ini cukup kompleks tetapi untuk beberapa kasus sederhana :

9|S U PE RP AR A MAG NET I K

http://nalinsumarlin.blogspot.com
1. Jika semua partikel sama (hambatan energy dan momen magnetic sama), maka sumbu sederhananya terorientasi secara parallel terhadap medan dan suhu yang cukup tinggi, sehingga magnetisasi menjadi :

2. Jika semua partikel sama dan suhu cukup tinggi (), maka, mau tidak mau, orientasi sumbu sederhana :

Dari persamaan diatas :

n adalah densitas partikel-partikel nano dari sampel. 0 adalah permeabilitas magnetic vakum. adalah momen magnet dari partikel nano. L(x) = 1 / tanh(x) 1 / x adalah fungsi Langevin

Kemiringan awal dari fungsi M(H) merupakan suse[tibilitas magnetic untuk sampel x :

dalam kasus pertama

dalam kasus kedua


10 | S U P E R P A R A M A G N E T I K

http://nalinsumarlin.blogspot.com
Hal ini dapat terlihat dari persamaan-persamaan tersebut bahwa semakin besar partikel-partikel nano semakin besar pula dan semakin besar juga suseptibilitasnya. Hal ini menjelaskan mengapa partikel-partikel nano superparamagnetik memiliki suseptibilitas yang lebih besar disbanding paramagnet standar; mereka bersifat tepat seperti paramagnet dengan momen magnetic yang sangat besar.

Kebergantungan waktu magnetisasi

Dalam praktiknya, kita perlu membedakan antara superparamagnetisme dalam pengertian yang sempit, yang dikarakterisasi oleh tidak adanya hysteresis, dan superparamangetik terblok termasuk anisotropi magnetokristalin K1. Bandingkan, misalnya partikel-partikel kecil feromagnetik dengan volume V yang magnetisasi medan nolnya adalah M = Mz, sama dengan Mo pada waktu t = 0.

Waktu relaksasi bervariasi antara beberapa mikrosekon untuk partikel-partikel besi ultrakecil dan beberapa juta tahun untuk cuplikan kecil dari oksida besi pada sebuah batuan. Tetapi, skala waktu tersebut hanyalah perbedaan antara superparamagnetisme terblok dan tak terblok, mengingat magnetisasi spontan suatu feromagnet tidak berkurang pada suatu waktu tertentu

Tidak ada kebergantungan waktu magnetisasi ketika partikel-partikel nano terblok atau superparamagnetik. Dalam hal ini, kebergantungan frekuensi suseptibilitas dapat diamati. Untuk sebuah contoh terorientasi acak, suseptibilitas kompleksnya adalah :

11 | S U P E R P A R A M A G N E T I K

http://nalinsumarlin.blogspot.com
dimana

adalah frekuensi medan adalah suseptibilitas keadaan superparamagnetik adalah suseptibilitas keadaan terblok adalah waktu relaksasi

Dari suseptibilitas bergantung frekuensi ini, ketergantungan waktu magnetisasi untuk medan kecil dapat ditulis sbb.

Model Ising Model Ising didefinisikan dengan persamaan Hamiltonian H = i>kJiksisk - hisi dimana si= 1 dan h= NBoH biasanya, seseorang mengasumsikan bahwa pertukaran konstanta-konstanta tersebut mematuhi Jik = J untuk tetangga terdekat dan J ik = 0, tetapi pembatasasn ini tidak mempengaruhi sifat kualitatif dari magnet. Inti/kunci dari model Ising adalah tidak adanya eksitasi tegak lurus terhadap sumbu anisotropi. Energy anisotropi per atom mencapai orde MJ/m3, sebanding dengan suhu eksitasi pada 1 K. Hanya pada nilai hampiran terdekat dari Tc yang membuat anisotropi menghasilkan sifat Ising dengan cara merusak kontinuitas simetri model Heisenberg. Tetapi, energy-energi anisotropi dari superparamgnetik tegak lurus dengan ukuran N, sehingga lapisan tipis superparamagnetik yang

12 | S U P E R P A R A M A G N E T I K

http://nalinsumarlin.blogspot.com
dikarakterisasi oleh anisotropi uniaksial dengan orde 1 MJ/m3 dapat dipandang sebagai magnetmagnet Ising pada semua suhu. Model-model yang digunakan dalam materi ini memiliki keuntungan yaitu dapat diperoleh hasil yang tepat. Interaksi-interaksi magnetostatis dan proses magnetisasi inkoheren pada superparamagnetik juga dapat diabaikan, tetapi oleh karena kelemahan inheren dari interaksiinteraksi magnetostatis dalam lapisan ultra tipis membuat asumsi ini menjadi masuk akal. Salah satu yang menjadi masalah adalah bahwa pertukaran interaksi J antara unit-unit superparamagnetik dan rata-rata relaksasi hanyalah aproksimasi untuk lapisan sebenarnya. Poin ini tidak relevan dengan sifat kualitatif magnet tetapi sulit untuk membandingkan prediksi antara teori dengan data hasil eksperimen.

MAGNETISME LAPISAN ULTRA TIPIS A. Sesquilayer besi pada W (110).

Lapisan sesquilayer Fe/W(110), yang memiliki ketebalan antara satu dan dua monolayer (lapisan tunggal). Feromagnetik kopling pada monolayer dan lapisan kedua (second layer) masingmasing J1 = 4 J dan Jz = zeff J. untuk mengestimasi temperature Curie dari inhomogenitas suatu lapisan, kita mengasumsikan Jeff = 2 J, sehingga :

4 ln (1 + 2)

13 | S U P E R P A R A M A G N E T I K

http://nalinsumarlin.blogspot.com

Pengecualian untuk temperature Curie yang berbeda, kurva magnetisasi diperoleh dari solusi Onsager pada model ini. Tc lapisan sesquilayer di atas adalah superparamagnetik. Selama Zeff = , menghasilkan jajaran spin yang sempurna. Jika zeff tertentu, maka superparamagnetisme akan terbatas menjadi suhu yang rendah antara Tc dan ZeffJ/kB. Dengan mengambil T c = 300 K dan Zeff superparamagnetik akan naik hingga mencapai 450 K untuk sesquilayer Fe (110).
=

6, maka

B. Submonolayer besi fcc Cu (111) Deposisi dari lapisan submonolayer besi dan permukaan Cu (111) menghasilkan daerah segitiga besi (triangular iron island). Sifat dari karakteristik segitiga dari permukaan yang rata adalah trivial. Di bawah temperature blok Tb, segitiga-segitiga tersebut merupakan superparamagnetik dengan koersivitas yang dapat diabaikan, dan jika di atas T b, maka segitiga-segitiga tersebut adalah superparamagnet dalam arti yang sempit.

14 | S U P E R P A R A M A G N E T I K

http://nalinsumarlin.blogspot.com

Kesimpulannya, kita telah menunjukkan bahwa superparamagnetisme Ising adalah umum pada mayoritas lapisan ultra tipis. Contohnya adalah sesquilayer dari besi pada W (110), dimana daerah lapisan kedua adalah superparamagnetik ketika suhunya di atas suhu Curie, dan jalurjalur serta segitiga ultra tipis dari besi pada Cu (111) dibawah suhu Curie adalah lapisan monolayer yang ideal. Superparamagnetisme diabaikan pada solusi Onsager dan teori-teori renormalisasi, dimana hanya ada satu panjang structural, yaitu konstanta kisi.

Pengukuran

System superparamagnetik dapat diukur dengan pengukuran suseptibilitas AC, dimana medan magnetic bervariasi terhadap waktu, dan tanggapan magnetic dari system ditentukan. Suatu system paramagnetic akan menunjukkan karakteristik kebergantungan frekuensi: ketika frekuensi lebih tinggi dari 1/ , aka nada perbedaan tanggapan frekuensi disbanding ketika frekuensi lebih rendah dari 1/ . ketepatan kebergantungan dapat dikalkulasi dari persamaan Neel

15 | S U P E R P A R A M A G N E T I K

http://nalinsumarlin.blogspot.com
Arrhenius, dengan mengasumsikan bahwa rangkaian yang saling berdekatan bersifat tak saling bergantung satu dengan yang lain.

Pengaruh pada hard drive

Superparamegnetisme membatasi densitas penyimpanan dari drive hard disk oleh karena ukuran partikel minimum yang dapat digunakan. Batasan ini dikenal dengan batasan superparamagnetik.

Teknologi hard disk yang sudah tua menggunakan perekaman longitudinal, tetapi terbatas 100 hingga 200 Gbit/in2

Teknologi hard disk saat ini menggunakan perekaman longitudinal. Pada Agustus 2010, hard disk dengan densitas 667 Gb/in2 dikomersialisasikan. Perekaman tegak lurus diprediksi menjadikan densitas informasi naik hingga 1 Tbit/in2 (1024 Gbit/in2)

Teknologi

hard disk masa depan mengembangkan : perekaman magnetic

dengan

bantuan panas (HAMR), yang menggunakan bahan stabil pada ukuran yang lebih kecil. Tetapi, butuh pemanasan sebelum orientasi magnetic satu bit diubah; dan perekaman pola bit (BPR).

Aplikasi-aplikasi dari Superparamagnetik Aplikasi dalam bidang Biomedis : Deteksi : MRI (Magnetic Resonance Imaging) / Penggambaran Resonansi Magnetik Pemisahan : Sel, DNA, protein, RNA Pengobatan : hipertermia, magnetofaksi.

16 | S U P E R P A R A M A G N E T I K

http://nalinsumarlin.blogspot.com

Aplikasi-aplikasi lainnya : Ferrofluid : viskositas yang dapat disesuaikan. Sensor : sensitivitas tinggi (GMR, BARCIII) SPION = Superparamagnetic Ion Oxide Nanoparticle (Partikel Nano Oksida Ion

Superparamagnetik)

Pembawa Obat : Partikel-partikel yang membawa obat dapat diinjeksikan dan dipandu pada tubuh melalui aplikasi medan eksternal Ukuran partikel superparamagnetik : Inti aktif magnetic : 2 -3 nm Lapisan pelindung (polymer, protein) = 10 nm Ukuran sel = 10 100 m
17 | S U P E R P A R A M A G N E T I K

Ukuran virus = 20 450 nm Ukuran protein = 5 50 nm Ukuran gen = 2* (10 100) nm2

http://nalinsumarlin.blogspot.com
Desain partikel : Pengantaran oleh R => partikel partikel memasuki sel-sel Partikel-partikel dapat dikenali oleh organism Obat dapat dibawa ke partikel R mempengaruhi racun dalam tubuh organism Dalam Hyperthemia

Efek terapeutik pada beberapa tipe tumor : Penyuntikan partikel-partikel superparamangetik berukuran nano Translokasi partikel-partikel tumor Penangkatan partikel-partikel nano oleh sel-sel kanker Aplikasi medan magnet alternative eksternal : Menyediakan energy untuk momen magnetic untuk mengubah arah magnetisasi Relaksasi superparamagnetik : disipasi energy => panas Sel-sel kanker memiliki sensitivitas suhu yang tinggi daripada sel-sel sehat. Tidak membahayakan trombosit, tidak ada sisa magnetisasi
18 | S U P E R P A R A M A G N E T I K

http://nalinsumarlin.blogspot.com
Dalam Sensor BARC III :

GMR sensor = sensitivitas tinggi Aplikasi molekul-molekul reseptor pada GMR dan butir mikro Solusi dari butir-butir mikro dan molekuk-molekul target Medan DC untuk membawa butir-butir yang tidak terikut Medan AC -> magnetisasi butir Mengukur resistansi listrik dan membandingkannya dengan referensi GMR

19 | S U P E R P A R A M A G N E T I K

http://nalinsumarlin.blogspot.com

BAB III KESIMPULAN

1. Superparamagnetisme adalah salah satu bentuk magnetism, yang tampak pada feromagnetik atau ferimagnetik kecil yang terjadi pada partikel-partikel nano dengan domain tunggal. 2. Ketika medan magnet eksternal diaplikasikan pada partikel-partikel nano

superparamagnet, momen magnetnya cenderung berderet sepanjang medan tersebut, yang membentuk jarring magnetisasi. 3. Karakteristik dari sifat material superparamagnetik dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan manusia, diantaranya dalam bidang material elektronika, dunia medis dll.

20 | S U P E R P A R A M A G N E T I K

http://nalinsumarlin.blogspot.com DAFTAR PUSTAKA

http://en.wikipedia.org/wiki/Superparamagnetism

http://lmis1.epfl.ch/webdav/site/lmis1/shared/.../Superparamagnetism.pdf http://www-users.york.ac.uk/~yx2/pdf/web13.pdf

21 | S U P E R P A R A M A G N E T I K

Anda mungkin juga menyukai