Anda di halaman 1dari 3

TOPIK WAKTU PEMATERI:

: Efektivitas pembangunan rumah vertikal/apartemen di Kota Bandung : Sabtu, 2 Juni 2012, pukul 10.00-11.00 WIB

1. Tandika Nissa U PL 10 (mahasiswi Perencanaan Wilayah dan Kota ITB) 2. Mirakania N PL 10 (mahasiswi Perencanaan Wilayah dan Kota ITB) NARASUMBER: Rumah merupakan kebutuhan mendasar bagi setiap manusia yang juga merupakan hak asasi dari setiap manusia. Namun ditengah kebutuhan rumah bagi manusia yang terus meningkat, terdapat constrain yakni minimnya lahan khususnya di kota-kota besar seperti di Kota dalam Bandung. menjawab Ketidakseimbangan permasalahan antara supply dan adalah demand dengan mengakibatkan banyak timbulnya persoalan bagi perkotaan. Salah satu usaha yang ditawarkan backlog tersebut pembangunan rumah secara vertikal demi memaksimalkan dan meningkatkan keefektifan fungsi lahan. Namun ditengah usaha dalam menjawab persoalan terbatasnya lahan perumahan terdapat beberapa pro kontra dan hal-hal menarik terkait pembangunan rumah vertikal ini. Seberapa efektifkah pembangunan vertikal dalam menjawab persoalan perumahan akibat keterbatasan lahan Seperti apa proses dan perencanaan pengembangan perumahan vertikal tersebut Ikuti Urban Talkshow KLCBS 100.40 FM dan HMP Pangripta Loka ITB Sabtu, 2 Juni 2012 pukul 10.00-11.00 WIB Pertanyaan dapat dikirim ke nomer 08112245299. Untuk live streaming dpt diakses melalui http://www.klcbs.net/now-live-streaming/

Rasmita Yulia 15410025

Efektivitas Pembangunan Rumah Vertikal/Apartemen di Kota Bandung


Permasalahan utama di suatu negara berkembang saat ini adalah pertumbuhan penduduk yang terus meningkat yang diikuti dengan peningkatan kebutuhan masyarakatnya. Hal ini sangat terasa terutama di kota-kota besar di Indonesia yang jumlah penduduknya lebih banyak. Hal yang paling utama adalah peningkatan permintaan lahan. Peningkatan kebutuhan lahan juga akan semakin meningkatkan kebutuhan akan rumah. Karena pembangunan fisik di kota-kota cenderung besar-besaran, maka kendala yang dihadapi saat ini adalah keterbatasan lahan. Selain itu, harga tanah di perkotaan juga semakin mahal. Hal tersebut menimbulkan backlog atau kekurangan penyediaan perumahan di perkotaan. Untuk mengatasi dan memenuhi kebutuhan backlog, pembangunan rumah lebih efektif jika dilakukan secara vertikal. Pembangunan vertikal ini dimaksudkan untuk menghemat lahan yang sudah mulai terbatas, terutama di kota. Bandung sebagai salah satu kota besar dan mengalami peningkatan kebutuhan akan rumah (backlog) saat ini, mulai menggencarkan pembangunan rumah vertikal atau rumah susun (rusun). Pembangunan yang memiliki permintaan cukup tinggi yaitu apartemen. Pertumbuhan apartemen di Bandung tinggi karena pengembang properti saat ini mulai kesulitan mendapatkan lahan cukup luas untuk dibangun sebuah kompleks perumahan. Kalaupun ada, harga tanahnya sangat mahal sehingga harga jual rumah akan tinggi. Apartemen di kota Bandung, didominasi oleh apartemen untuk kelas menengah ke atas. Beberapa apartemen sudah dibangun dan sudah dihuni sejak lama. Sedangkan yang lainnya masih dalam tahap pembangunan. Kota Bandung juga sedang menyiapkan 16 titik untuk pembangunan rumah vertikal. Pembangunannya sendiri akan diserahkan ke pemerintah ataud itawarkan ke pihak swasta. Hal ini dilakukan karena Pemerintah Kota Bandung sudah mulai kesulitan menyediakan lahan di perkotaan sehingga sejumlah pengembang mulai menggeser rencana pembangunan apartemen di pinggiran kota, terutama di wilayah timur dan selatan Bandung. Lahan milik pemerintah akan digunakan untuk membangun apartemen murah atau rumah susun sewa. Ada beberapa hal yang menjadi perhatian terkait efektivitas pembangunan rumah vertikal/ apartemen di Kota Bandung. Yang pertama yaitu terkait preferensi masyarakat terkait hunian. Apakah masyarakat ini sudah siap untuk tinggal di rumah vertikal atau lebih menyukai rumah horizontal/tapak. Selain itu, masalah alih fungsi lahan juga sering menjadi permasalahan yang muncul. Terutama yang berhubungan dengan RDTR Kota Bandung.

Ada beberapa pro kontra pembangunan apartemen karena bermasalah dengan lahan dan fungsinya yang tidak sesuai dengan perencanaan kota Bandung. Selain itu, masalah biaya dan pajak tinggi turut menjadi perhatian dalam pembangunan rumah vertikal/apartemen. Melihat hal ini, muncul pertanyaan tentang efektivitas pembangunan rumah vertikal di Kota Bandung. Dalam Undang-Undang Rusun No. 20 tahun 2011 diatur mengenai pembangunan apartemen, kepedulian terhadap perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah , pemanfaatan lahan untuk pembangunan rumah vetikdal atau rusun, dan sebagainya. Perlu dibuat suatu standar efektivitas pembangunan rumah vertikal di Kota Bandung
http://koran-jakarta.com/index.php/detail/view01/87227

Anda mungkin juga menyukai