Anda di halaman 1dari 40

FEBRIS

SKENARIO 4

KELOMPOK
1.Nirmala Astri prayogi 2.Sri Puji Hartini 3.Rizki Putra Sanjaya 4.Alhusni h p p 5.Aulia Oliva 6.Fitriliani 7.Mia Febriani Putri N 8.Muhhamad Maulana 9.Istiqlallia 10.Adinapanggala 11.Atshilah 0918011123 0918011136 0918011097 0918011026 1018011029 1018011009 1018011077 1018011030 1018011029 1018011034 1018011114

FEBRIS
Ny. Datang ke UGD RS membawa anaknya berusia 6 tahun yang mengalami mimisan disertai demam tinggi. Demam tinggi dirasakan sejak 2 hari yang lalu. Demam tinggi terus menerus dan kadang disertai menggigil. Dokter yang memeriksa mengatakan kemungkinan anaknya tersebut menderita Dengue Hemorhagic Fever (DHF). Dokter menjelaskan bahwa febris bisa disebabkan oleh inveksi bakteri, virus, jamur, dan parasit. Masing-masing mikroorganisme tersebut memiliki mekanisme yang berbeda dalam menimbulkan penyakit. DHF merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue dan memiliki gejala klinik yang bersifat akut. Virus dengue memiliki beberapa protein yang berperan sebagai antigen yang akan dapat menimbulkan gejala klinik dalam tubuh penderita

KERANGKA TOPIK
Febris

patogenesis

Inflamasi

Hematopoesis Hemostasis

Virus
Bakteri Jamur Parasit

Kanker

PATOGENESIS VIRUS

Patogenesis Virus
Patogenesis virus adalah proses dimana infeksi virus menyebabkan penyakit atau keadaan patogen pada pejamu Sebagian besar infeksi virus adalah subklinis. Konsekuensi dari infeksi virus bergantung pada interaksi antara sejumlah faktor virus dan host.

Patogenesis virus
Hasil infeksi virus
Infeksi akut
Pemulihan tanpa efek residu Pemulihan dengan efek residu misalnya ensefalitis virus akut yang menyebabkan gejala sisa neurologis. Kematian Lanjutan ke infeksi kronik

Infeksi kronik

Diam subklinis infeksi seumur hidup lamanya waktu paparan Reaktivasi menyebabkan penyakit Penyakit kronis Kanker misalnya EBV, HTLV

Patogenesis Virus
Langkah patogenesis virus
Masuknya virus ke dalam pejamu
Replikasi virus primer

Penyebaran virus

Cidera sel

Respon imun pejamu

Pembersihan virus/peresisten virus

(mikro,jawets hal. 404)

Patogenesis virus
Sel dapat merespon infeksi virus dalam 3 cara: (1) Tidak ada perubahan yang nyata (2) Kematian, dan (3) Transformasi

Lokasi penempelan: - Primer Replikasi * Tempat replikasi primer adalah di mana virus bereplikasi pada tempat penempelan. * Menentukan apakah infeksi akan dilokalisasi pada tempat masuk/menyebar menjadi infeksi sistemik.

- Penyebaran sistemik * Selain langsung sel-sel kontak, virus dapat menyebar melalui aliran darah dan SSP. - Sekunder Replikasi * Replikasi sekunder terjadi pada organ rentan / jaringan setelah penyebaran sistemik.

Patogenesis virus

Patogenesisi virus
Contoh penyakit karena virus DHF (dangue hemoragic fever) suatu penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue Famili Flaviviridae,dengan genusnya adalah flavivirus. Virus ini mempunyai empat serotipe yang dikenal dengan DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4

PATOGENESIS BAKTERI

Patogenesis Bakteri
Bakteri masuk ke dalam tubuh melalui : Inhalasi Ingesti Sexsual transmission Gigitan serangga atau hewan Injeksi

Patogenesis bakteri
Cara bakteri menyebabkan penyakit: 1. Mereka dapat kontak langsung menyebabkankematian sel. 2. Melepaskan racun (eksotoksin atau endotoksin) yang merusak dan membunuh sel-sel Melepaskan enzim yang mendegradasi komponen jaringan, merusak pembuluh darah, dan menyebabkan nekrosis iskemik. Menginduksi respon seluler host, yang meski ditujukan pada penginvasi, menyebabkan bertambahnya kerusakan jaringan.

3.

3.

Patogenesis Bakteri
Transmisi
Port the entery Manusi-manusia

Evasi
(penghalauan)

Penempelan(
phili,adhesin,biofilm)

X manusia-manusia

Respon imun
-spesifik -non spesifik

Gejala penyakit

Kolonialisasi
(lokasi penempelan)

Progresi/resolusi penyakit

Patogenesis Bakteri
Bakteri mempunyai mekanisme dalam menyerang sel inangnya melalui 4 tahap yaitu: 1. 2. 3. 4. Adhesi (menempel) Kolonisasi (berbiak) Penetrasi (masuk ke tubuh) Invasi (menyebar ke seluruh tubuh sambil berbiak)

Patogenesis Bakteri
Cara bakteri menginfeksi intraseluler antara lain sebagai berikut: Menghambat fusi lisosom dan fagosom (makrofag). Menghambat asidifikasi Keluar dari makrofag menuju sitoplasma

Patogenesis bakteri
Berdasarkan jenis toksinnya, bakteri dibedakan menjadi 2, yaitu:
Eksotoksin Dihasilkan oleh bakteri gram (-) dan bakteri gram (+) Strukturnya terdiri dari polipeptida Toksisitas tinggi Lokasi gen pada plasmid atau bakteriofag Contoh penyakit: Tetanus, botulium, dan difteri Endotoksin Dihasilkan oleh bakteri gram (-) Strukturnya terdiri dari lipopolisakarida Toksisitas rendah Lokasi gen pada kromosom Contoh penyakit sepsis

Patogenesis bakteri
Infeksi yang ditimbulkan bakteri diantaranya sebagai berikut: Subklinik Dideteksi oleh peningkatan heterantobodi atau isolasi organisme Laten Reaktivitas pertumbuhan organism sehingga menimbulkan gejala ulang.

Kronik karir Organism mengalami pertumbuhan dengan atau tanpa gejala klinik.

PATOGENESIS JAMUR

Patogenesis Jamur
Infeksi jamur yang disebut 'mycoses' dan secara umum dapat dibagi menjadi: ~ Superficial mycoses: ini jenis infeksi tidak menembus tubuh

~ Subkutan mycoses: Jamur yang menyebabkan mycoses subkutan biasanya tinggal di tanahdan pada vegetasi yang membusuk. Mereka menyebabkan infeksi dengan memasukkan kulit melalui luka.
~ Mycoses sistemik: paling sering diperoleh melalui inhalasi spora di udara dan dimulai di paru-paru.

Patogenesis jamur
Contoh mikosis Superficial - Penyakit panu (Pitriasis versicolor) (X dermatofita)

Kulit berminyak,kringat berlebih,infeksi kronik

Jamur sebagai sel ragi (saprofit)

Miselium(hifa) Sebagai patogen

Lesi dikulit

INFLAMASI

Inflamasi
Inflamasi(peradangan) merupakan respons protektif setempat yang ditimbulkan oleh cedera atau kerusakan jaringan, yang berfungsi menghancurkan, mengurangi, atau mengurung (sekuestrasi) baik agen pencedera maupun jaringan yang cedera itu.

Inflamasi
Tanda inflamasi (makroskopis) Rubor

Kalor
Dolor Tumor

Disfungsi laisa

Inflamasi
Inflamasi akut respon cepat dan segera terhadap cidera dengan mengirim leukosit.
Kronik

akut

Inflamasi

2 komponen utama perubahan penampang emigrasi leukosit

Inflamasi
Akibat inflamasi akut Resolusi Merupakan cedera terbatas / langsung singkat, tidak ada kerusakan jaringan atau terdapat kerusakan kecil jaringan dan jika jaringan mampu mengganti jaringan sel yang cedera secara ireversibel. Pembentukan jaringan parut/fibrosis Setelah destruksi atau ketika terjadi inflamasi pada jaringan yang tidak berdegenerasi. Kemajuan kea rah inflamasi kronik.

Inflamasi
Inflamasi kronik inflamasi yang berdurasi panjang dan terjadi proses secara simultan dari inflamasi aktif, cedera jaringan, dan penyembuhan. Ditandai: perubahan vaskuler, edema, dan infiltrasi neutrofil dalam jumlah besar.

Inflamasi
Tahapan inflamasi kronik: Infiltrasi sel monokuler (radang kronik) yang mencakup makrofag,lomfosit,dan sel plasma Destruksi jaringan sebagian besar diatur oleh radang Repair, melibatkan proliferasi pembuluh darah. Inflamasi kronik ini terjadi dalam keadaan: Infeksi virus Infeksi mikroba Pajanan toksisk yang lama Penyakit auto imun.

Hematopoesis
Hematopoiesis merupakan proses pembentukan komponen sel darah, dimana terjadi proliferasi, maturasi dan diferensiasi sel yang terjadi secara serentak.

Proliferasi sel menyebabkan peningkatan atau pelipatgandaan jumlah sel, dari satu sel hematopoietik pluripotent menghasilkan sejumlah sel darah. Maturasi merupakan proses pematangan sel darah, sedangkan diferensiasi menyebabkan beberapa sel darah yang terbentuk memiliki sifat khusus yang berbeda-beda.

Hematopoesis

Hematopoesis
1. Mesoblastik Dari embrio umur 2 10 minggu. Terjadi di dalam yolk sac. Yang dihasilkan adalah HbG1, HbG2, dan Hb Portland.

2. Hepatik Dimulai sejak embrio umur 6 minggu terjadi di hati Sedangkan pada limpa terjadi pada umur 12 minggu dengan produksi yang lebih sedikit dari hati. Disini menghasilkan Hb.

Hematopoesis
3. Mieloid Dimulai pada usia kehamilan 20 minggu terjadi di dalam sumsum tulang, kelenjar limfonodi, dan timus. Di sumsum tulang, hematopoiesis berlangsung seumur hidup terutama menghasilkan HbA, granulosit, dan trombosit. Pada kelenjar limfonodi terutama sel-sel limfosit, sedangkan pada timus yaitu limfosit, terutama limfosit T.

Hemostasis
Proses fisiologis yang normal untuk mempertahankan darah dalam keadaan cair, bebas bekuan di dalam pembuluh darah sambil menginduksi pembentukan suatu sumbat hemostasis terlokalisasi yang cepat pada tempat terjadi vaskular.

Hematopoesis
Faktor yang mempengaruhi: asam amino vitamin mineral hormon ketersediaan oksigen transfusi darah, dan faktor- faktor perangsang hematopoietik.

Hemostasis
Fibrinolisis Fibrinolisis adalah proses penghancuran deposit fibrin oleh system fibrinolotik sehingga aliran darah akan terbuka kembali.

Daftar pustaka
http://faculty.ucc.edu/biology-potter/hemostasis.htm(diakses 10 juni 2012 pukul 11:00 WIB) Guyton, A.C. & Hall, J.E. (1997). Buku ajar fisiologi kedokteran (9th ed.) (Setiawan, I., Tengadi, K.A., Santoso, A., penerjemah). Jakarta: EGC (Buku asli diterbitkan 1996). http://www.denguevirusnet.com/dengue-haemorrhagic-fever.html(diakses tanggal 10 juni 2012 pukul 01:00 WIB)

Jawetz,melnick&Adelberg.Mikrobiologi Kedokteran edisi 23.copy editor.Rina Saidah.Jakarta:EGC


Slide dr.Ety Aprilia M.Biomed.dosen fakultas kedokteran UNILA Stefan silbernagl&florian flang (color atlas of pathophysiology)text book. Jurnal of virology 2006;80:11418-31

TRIMAKASIH ATAS PERHATIANNYA

Anda mungkin juga menyukai