d/h STB
STPD diterbitkan dalam hal: Pajak dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar Dari hasil penelitian SPTD terdapat kekurangan pembayaran sebagai akibat salah tulis dan/ atau salah hitung Wajib Pajak dikenakan sanksi administratif berupa bunga dan/ atau denda
PENGENAAN SANKSI ADMINISTRASI Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam STPD ditambah sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% setiap bulan untuk paling lama 15 bulan sejak saat terutangnya pajak 24 bulan (berdasarkan UU BPHTB)
Contoh Kasus
Pada tanggal 15 Juli 2011 Pak Umar memperoleh sebidang tanah dan bangunan dengan BPHTB terutang sebesar Rp 5.000.000,-. Pada saat terjadinya perolehan tersebut, Pak Umar hanya membayar sebesar Rp 4.000.000,-. Atas kekurangan pembayaran tersebut, diterbitkan STPD tanggal 18 September 2011. Hitung STPD. Kekurangan bayar Bunga = 3 x 2% x Rp 1.000.000,Jumlah yang harus dibayar dalam STPD Rp 1.000.000,Rp 60.000,Rp 1.060.000,-
Pada tanggal 18 Juni 2011 Bu Umar memperoleh sebidang tanah dan bangunan dengan BPHTB terutang sebesar Rp 6.000.000,-. Ternyata, Bu Umar salah menghitung, seharusnya BPHTB terutang sebesra Rp 7.500.000,-. Pada tanggal 23 September 2011, Bu Umar membayar kekurangannya. Pada tanggal 24 Agustus 2011 baru diterbitkan STPD. Hitung STPD. Kekurangan bayar Bunga = 4 x 2% x Rp 1.500.000,Jumlah yang harus dibayar dalam STPD Rp 1.500.000,Rp 120.000,Rp 1.620.000,-
STPD
dilunasi dalam jangka waktu 1 bulan sejak tanggal diterbitkan dasar penagihan pajak dapat ditagih dengan surat paksa
OBJEK KEBERATAN
UU BPHTB Pasal 16 ayat (1) UU PDRD (PBB P2) Pasal 103 ayat (1)
Wajib Pajak dapat mengajukan keberatan hanya kepada Direktur Jenderal Pajak atas : (a) SKBKB (b) SKBKBT (c) SKBLB (d) SKBN
Wajib Pajak dapat mengajukan keberatan hanya kepada Kepala Daerah atau pejabat yang ditunjuk atas suatu: (a) SPPT (b) SKPD (c) SKPDKB (d) SKPDKBT (e) SKPDLB (f) SKPDN
PERSYARATAN KEBERATAN
UU BPHTB Pasal 16 (2) diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan disertai alasan yang jelas (3) diajukan dlm jangka waktu paling lama 3 bulan sejak tanggal diterimanya surat/ potput pada ayat (1), kecuali WP dapat menunjukkan jangka waktu tsb tidak dapat dipenuhi karena keadaan di luar kekuasaannya UU PDRD (PBB P2) Pasal 103 (2) Diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan disertai alasan yang jelas (3) Diajukan dlm jangka waktu paling lama 3 bulan sejak tanggal surat/ potput pada ayat (1), kecuali WP dpt menunjukkan jangka waktu tsb tidak dapat dipenuhi karena keadaan di luar kekuasaannya (4) Diajukan apabila WP telah membayar paling sedikit sejumlah yang telah disetujui WP
Keberatan yang tidak memenuhi persyaratan tidak dianggap sebagai surat keberatan, sehingga tidak dapat dipertimbangkan Tanda penerimaan surat keberatan atau tanda pengiriman surat keberatan melalui pos tercatat sebagai tanda bukti penerimaan surat keberatan
PROSEDUR KEBERATAN
SKBKB, SKBKBT SKBLB, SKBN DJP Uraian Penelitan Keberatan
Wajib Pajak
KEBERATAN
12
BULAN
SEJAK PERMOHONAN DITERIMA
Apabila jangka waktu tersebut terlampaui dan Kepala Daerah (d/h Dirjen Pajak) tidak memberikan suatu keputusan, keberatan WP dianggap dikabulkan.
KEPUTUSAN KEBERATAN
mengabulkan seluruhnya atau sebagian
KEPUTUSAN KEBERATAN
menolak
SANKSI DENDA 50 %
Jumlah pajak dalam SK Keberatan - pajak yang telah dibayar sebelum mengajukan keberatan
Dalam UU BPHTB tidak diatur mengenai pengenaan sanksi denda 50% Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar pajak dan pelaksanaan penagihan pajak
Ps 16 ayat (7) UU BPTHB
ILUSTRASI
Asumsi: Wajib Pajak tidak mengajukan Banding
SEBELUM KEBERATAN SK KEBERATAN
MENERIMA SELURUHNYA
SKPDKB
1.000.000
DIBAYAR
100.000
MENERIMA SEBAGIAN
600.000
MENOLAK
50% x 500.000
50% x 900.000
1.000.000
BANDING
KEPUTUSAN KEBERATAN
BANDING
PENGADILAN PAJAK
12
BANDING
1 Ditulis dalam bahasa Indonesia
PERSYARATAN FORMAL
3 4
Dalam jangka waktu 3 bulan sejak SK Keberatan diterima Dilampiri dengan salinan SK Keberatan
13
BANDING
Jumlah pajak yang belum dibayar tertangguh hingga 1 bulan sejak tanggal Putusan Banding
Ps 105 ayat (3) UU PDRD
Pengajuan permohonan banding tidak menunda kewajiban membayar pajak dan pelaksanaan penagihan pajak
PUTUSAN BANDING
dikabulkan seluruhnya
PERMOHONAN
BANDING
dikabulkan sebagian
ditolak ditambah
Jumlah pajak dalam Putusan Banding Pajak yang telah dibayar sebelum mengajukan keberatan
15
Imbalan Bunga
Keberatan atau Banding dikabulkan sebagian atau seluruhnya
Dihitung sejak tanggal pembayaran yang menyebabkan kelebihan pembayaran pajak s/d diterbitkannya SK Keberatan atau Putusan Banding UU BPHTB
Peraturan Daerah
Ps 20 UU BPHTB
1. Atas permohonan WP, pengurangan pajak yang terutang dapat diberikan oleh Menteri karena : a. kondisi tertentu WP yang ada hubungannya dengan Objek Pajak b. kondisi WP yang ada hubungannya dengan sebabsebab tertentu c. tanah dan atau bangunan digunakan untuk kepentingan sosial atau pendidikan yang semata-mata tidak untuk mencari keuntungan.
2.Ketentuan mengenai pemberian pengurangan pajak yang terutang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dengan Keputusan Menteri Keuangan
Pengurangan 100% 1. WP Bank Mandiri yang memperoleh Hak atas Tanah dari BBD, BDN, Bapindo, dan Bank Exim 2. WP Badan Korpri yang memproleh Hak atas tanah dalam rangka pengadaan perumahan bagi PNS 3. WP yang domisilinya termasuk dalam wilayah program rehabilitasi & rekonstruksi yang memperoleh hak atas tanah & atau bangunan melalui program pemerintah di bidang pertanahan atau WP yang objek pajaknya terkena bencana alam gempa bumi & gelombang tsunami di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam & Kepulauan Nias, Sumut. 4. WP yang objek pajaknya terkena bencana alam gempa bumi di Propinsi Daerah DIY & sebagian Provinsi Jateng yang perolehan haknya atau saat terutangnya terjadi 3 bulan sebelum terjadinya bencana 5. WP yang objek pajaknya terkena bencana alam gempa bumi & tsunami di pesisir pantai selatan pulau Jawa yang perolehan haknya atau saat terutangnya terjadi 3 bulan sebelum terjadinya bencana 6. Tanah & atau bangunan di Nanggroe Aceh Darussalam yang selama masa rehabilitasi berlangsung digunakan untuk kepentingan sosial atau pendidikan yang semata-mata tidak untuk mencari keuntungan antara lain panti asuhan, panti jompo, rumah yatim piatu, sekolah yang tidak ditujukan untuk mencari keuntungan, RS swasta milik institusi pelayaanan sosial masyarakat
Contoh pembelian dari ganti rugi: Pak Rudi mendapatkan ganti rugi dari pemerintah sebesar Rp 100 juta. NJOP PBB sebesar Rp 120 juta. Dengan uang Rp 100 juta tersebut, Pak Rudi membeli rumah senilai Rp 90 juta. NPOPTKP Rp 60 juta. Hitung pengurangan untuk Pak Rudi. NPOP NPOPTKP NPOPKP BPHTB terutang = Pengurangan = Rp 90 juta Rp 60 juta Rp 30 juta 5% x Rp 30 juta = 50% x Rp 1,5 juta =
Pak Rudi mendapatkan ganti rugi dari pemerintah sebesar Rp 100 juta. NJOP PBB sebesar Rp 120 juta. Dengan uang Rp 100 juta tersebut ditambah tabungannya, Pak Rudi membeli rumah senilai Rp 150 juta. NPOPTKP Rp 60 juta. Hitung pengurangan untuk Pak Rudi. NPOP NPOPTKP NPOPKP BPHTB terutang = Pengurangan = Dibayar Rp 150 juta Rp 60 juta Rp 90 juta 5% x Rp 90 juta = Rp 4,5 juta 50% x Rp 2 juta = Rp 1 juta = Rp 3,5 juta
KPP
< 2,5 M
DJP
> 5M
WP dapat menghitung sendiri besarnya pengurangan BPHTB sebelum melakukan pembayaran BPHTB terutang sebesar perhitungan setelah pengurangan.
1. WP diperbolehkan hanya membayar BPHTB yang tersisa setelah pengurangan yang dipotong sendiri 2. WP membayar BPHTB secara penuh, kemudian membuat permohonan pengurangan secara tertulis, & jika dikabulkan akan dikembalikan sebagai resitusi BPHTB
PERSYARATAN
Permohonan pengurangan BPHTB : 1. WP Badan yang terkena dampak krisis ekonomi dan moneter sehingga WP harus melakukan restrukturisasi usaha dan atau utang usaha 2. WP Bank Mandiri yang memperoleh hak atas tanah yang berasal dari Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Pembangunan Indonesia, dan Bank Ekspor Impor dalam rangkaian proses penggabungan usaha (merger); melampirkan: a. Fc SSB lembar ke-1; b. Fc SPPT PBB untuk tahun terutangnya BPHTB; c. Fc akta penggabungan usaha/akta PPAT untuk penggabungan usaha yang didahului dengan mengadakan likuidasi/Keputusan BPPN atau bukti bahwa telah disetujui oleh pemerintah untuk restrukturisasi usaha dan atau utang usaha; d. Fc sertipikat hak atas tanah dan/atau Hak Milik atas satuan Rumah Susun; e. Dokumen lainnya yang harus dipenuhi berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
Permohonan pengurangan BPHTB WP Badan yang melakukan merger atau konsolidasi dengan atau tanpa terlebih dahulu mengadakan likuidasi & telah memperoleh keputusan persetujuan penggunaan Nilai Buku dari Dirjen Pajak melampirkan: a. Fc SSB lembar ke-1; b. Fc SPPT PBB untuk tahun terutangnya BPHTB; c. Fotokopi akta mengenai penggabungan usaha (merger) atau peleburan usaha (konsolidasi); d. Fc sertipikat hak atas tanah dan/atau Hak Milik atas Satuan Rumah Susun; e. Fc surat persetujuan atau surat ijin penggabungan usaha atau peleburan usaha dari pejabat yang berwenang; f. Fc surat keputusan persetujuan penggunaan nilai buku dari Dirjen Pajak g. Fc surat keputusan persetujuan perubahan anggaran dasar dari menteri yang berwenang atau surat pemberitahuan perubahan anggaran dasar kepada menteri yang berwenang, dalam hal terjadi perubahan anggaran dasar setelah penggabungan usaha atau peleburan usaha; h. Dokumen lainnya yang harus di penuhi berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Permohonan pengurangan BPHTB selain yang telah disebutkan terdahulu diajukan dengan melampirkan : a. Fc SSB lembar ke-1; b. Fc SPPT PBB untuk tahun terutangnya BPHTB; c. Fc dokumen perolehan hak atas tanah dan/atau bangunan; d. Fc sertipikat hak atas tanah dan/atau Hak Milik atas Satuan Rumah Susun dalam hal perolehan hak karena pemindahan; e. Fc KTP, SIM, Paspor, Kartu Keluarga, atau Identitas lain; f. Surat keterangan Lurah/Kepala Desa atau surat keterangan instansi lain yang terkait.
PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DKI JAKARTA NOMOR 103 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERIAN PENGURANGAN, KERINGANAN, DAN PEMBEBASAN BPHTB
Pengurangan BPHTB menurut Perda DKI Jakarta Gubernur atau pejabat yang ditunjuk atas permohonan Wajib Pajak paling tinggi 50% dari pokok pajak diberikan berdasarkan pertimbangan untuk: a. Kepentingan daerah b. Kepentingan sosial c. Kepentingan keagamaan
Lanjutan....
sebesar 25% : Rumah Sederhana Rumah Susun Sederhana Rumah Sangat Sederhana yang diperoleh langsung dari pengembang & dibayar secara angsuran
sebesar 50%: 1. WP Badan memperoleh hak baru selain hak pengelolaan & telah menguasai tanah dan/atau bangunan secara fisik lebih dari 20 tahun (dibuktikan dengan surat pernyataan dan keterangan dari pejabat pemerintah setempat) 2. WP OP menerima hibah dari OP yang mempunyai hubungan sedarah dalam garis keturunan lurus 1 derajat ke atas atau 1 derajat ke bawah 3. WP memperoleh hak atas tanah melalui pembelian dari hasil ganti rugi pemerintah yang nilai ganti ruginya di bawah NJOP-PBB 4. WP memperoleh hak atas tanah sebagai pengganti atas tanah yang dibebaskan oleh pemerintah untuk kepentingan umum
Lanjutan....
5. WP Badan melakukan penggabungan usaha (merger) atau peleburan usaha (konsolidasi) dengan atau tanpa terlebih dahulu mengadakan likuidasi & telah memperoleh keputusan persetujuan penggunaan nilai buku dalam rangka penggabungan atau peleburan usaha dari Dinas Pelayanan Pajak
6. WP Badan dari perusahaan asuransi dan reasuransi yang memperoleh hak atas tanah/ bangunan yang berasal dari perusahaan induknya selaku pemegang saham tunggal sebagai kelanjutan dari pelaksanaan Kemenkeu tentang Kesehatan Keuangan dari perusahaan asuransi dan reasuransi 7. Tanah dan/atau Bangunan digunakan kepentingan sosial/ pendidikan yang semata-mata tidak untuk mencari keuntungan antara lain untuk panti asuhan, panti jompo, rumah yatim piatu, sekolah/ universitas dan sejenisnya, rumah sakit swasta milik institusi/lembaga pelayanan sosial masyarakat
8. WP OP, Veteran, PNS, TNI/POLRI, Pensiunan PNS, Purnawirawan TNI/POLRI atau janda/dudanya yang memperoleh hak atas tanah dan/atau bangunan rumah dinas melalui jual beli atau perbuatan hukum lainnya yang diperoleh dari Veteran, PNS, TNI/POLRI, Pensiunan PNS, Purnawirawan TNI/POLRI atau janda/dudanya yang sah sebagai penerima rumah dinas pemerintah.
KERINGANAN
Gubernur karena jabatannya paling tinggi 50% dari DPP/ Pokok Pajak diberikan dengan pertimbangan keadaan tertentu seperti krisis ekonomi dan/atau keuangan dan bencana alam, antara lain : a) WP Badan terkena dampak krisis ekonomi dan moneter yang berdampak luas pada kehidupan perekonomian nasional sehingga WP harus melakukan restrukturisasi usaha dan/atau utang usaha b) WP memperoleh hak atas tanah dan/atau bangunan yang tidak berfungsi lagi seperti semula disebabkan bencana alam seperti banjir, gempa bumi, tsunami, kebakaran dll yang terjadi dalam jangka waktu 3 bln sejak penandatanganan akta didasarkan pada penetapan pemerintah pusat atau pemda sesuai kewenangannya yang menerangkan telah terjadi keadaan krisis ekonomi maupun keadaan karena bencana alam
PEMBEBASAN
Gubernur karena jabatannya atau pejabat yang ditunjuk diberikan kepada Wajib Pajak atau objek pajak tertentu berdasarkan asas keadilan dan asas timbal balik (resiprositas) dapat diberikan sebagian atau seluruhnya diberikan : a. Pembebasan 75% : 1. WP OP memperoleh hak baru melalui program pemerintah di bidang pertanahan (prona) & tidak mempunyai kemampuan secara ekonomi 2. WP OP yang namanya tercatat langsung sebagai penerima rumah dinas dari pemerintah yaitu Veteran, PNS, TNI, POLRI, Pensiunan PNS, purnawirawan TNI/POLRI atau janda/dudanya b. Pembebasan 100% : 1. WP Badan KORPRI memperoleh hak atas tanah dan/atau bangunan dalam rangka pengadaan perumahan bagi anggota KORPRI/PNS 2. Duta Besar dengan anggota Korps Diplomatik Negara Sahabat sesuai asas timbal balik (resiprositas)
TATA CARA PERMOHONAN PENGURANGAN, KERINGANAN & PEMBEBASAN menurut Perda DKI Jakarta
7 hr kj sejak ditandangani
WP WP
RESTITUSI BPHTB
Sebab-sebab restitusi menurut UU BPHTB 1. Pajak dibayar > pajak terutang : a. Permohonan pengurangan dikabulkan b. Permohonan keberatan dikabulkan c. Permohonan banding dikabulkan 2. Pajak yang terhutang yg dibayarkan oleh WP sebelum akta ditandatangani, namum perolehan hak atas tanah & bangunan batal 3. Telah dilakukan pembayaran BPHTB yang tidak seharusnya terutang
Pasal 21 UU BPHTB
1. WP
dapat mengajukan permohonan pengembalian atas kelebihan pembayarn pajak, antara lain, dalam hal: a. Pajak yang dibayar lebih besar daripada yang seharusnya terutang b. Pajak yang terutang yang dibayarkan oleh WP sebelum akta ditandatangani, namun perolehan hak atas tanah dan atau bangunan tersebut batal
Ps 165 UU PDRD
1. Atas kelebihan pembayaran pajak, WP dapat mengajukan permohonan pengembalian kepada Kepala Daerah
2. Dirjen Pajak dalam jangka waktu paling lama 12 bln sejak diterimanya permohonan harus memberi keputusan.
Pasal: 22 UU BPHTB 1. Direktur Jenderal Pajak setelah melakukan
2. Kepala Daerah dalam jangka waktu paling lama 12 bln, sejak diterimanya permohonan pengembalian kelebihan pembayaran Pajak harus memberikan keputusan.
pemeriksaan menerbitkan : a. SKBLB: apabila jumlah pajak yang dibayar ternyata lebih besar daripada jumlah pajak yang terutang atau dilakukan pembayaran pajak yang tidak seharusnya terutang; b. SKBN, apabila jumlah pajak yang dibayar sama dengan jumlah pajak yang terutang
Ps 21 & 22 UU BPHTB
2. Apabila jangka waktu tersebut terlampaui & Dirjen Pajak tidak memberi keputusan, permohonan kelebihan pembayaran pajak dianggap dikabulkan serta SKBLB harus diterbitkan dalam jangka waktu paling lama 1 bulan
Ps 165 UU PDRD
4. Apabila jangka waktu tersebut terlampaui & Kepala Daerah tidak memberikan suatu keputusan, permohonan pengembalian pembayaran Pajak dianggap dikabulkan dan SKPDLB harus diterbitkan dalam jangka waktu paling lama 1 bulan 6. Pengembalian kelebihan pembayaran dilakukan dalam jangka waktu paling lama 2 bln sejak diterbitkannya SKPDLB
3. Pengembalian kelebihan pembayaran pajak dilakukan dalam jangka waktu paling lama 2 bln sejak diterbitkannya SKBLB
permohonan 2 bln
WP
Lewat 12 bln: SKPDLB = permohonan WP, paling lambat 1 bln
KPP
pemeriksaan
12 bln
Keputusan
1. SKBLB 2. SKBKB
Penjelasan Ps 21 ayat (2)
SKPKPB
3. SKBN
SPMK BPHTB
permohonan
12 bln
Kepala Daerah
12 Januari 2012
Wajib Pajak
Keputusan
11 Januari 2013
Lewat 12 bln
10 Januari 2012
p.l. 2 bln sjk terbit SKPDLB
10 Maret 2013
40
KOMPENSASI
Kelebihan pembayaran pajak diperhitungkan terlebih dahulu dengan utang pajak lainnya.
Kompensasi dapat dilakukan untuk: 1. Pajak yang akan terutang atas nama Wajib Pajak yang sama 2. Utang pajak atas nama Wajib Pajak lain 3. Pajak yang akan terutang atas nama Wajib Pajak lain
41
UU BPHTB
Pasal 22 (4)
Apabila pengembalian kelebihan (6) Jika pengembalian kelebihan pembayaran pajak dilakukan pembayaran pajak dilakukan setelah setelah lewat 2 (dua) bulan, lewat jangka waktu 2 (dua) bulan, Kepala Daerah memberikan Direktur Jenderal Pajak memberikan imbalan bunga sebesar 2% imbalan bunga sebesar 2% (dua sebulan atas keterlambatan persen) sebulan atas keterlambatan pembayaran kelebihan pembayaran kelebihan pembayaran pembayaran pajak. pajak.
SKBLB
(DL WAKTU 1 BLN)
permohonan
11 Januari 2013
12 bln
Keputusan
Lewat 12 bulan
Kepala Daerah 12 Januari 2012
Wajib Pajak
10 Januari 2012
Tahun Anggaran 2009 Penerimaan BPHTB secara Nasional sebesar = Rp 8 Triliun Jumlah Kabupaten/Kota di Indonesia: 260 Berapa BPHTB yang diterima oleh masing-masing Kab/Kota tersebut dari hasil penerimaan BPHTB bagian Pem.Pusat yang dibagi secara merata? Jawab: Bagian Pem.Pusat secara Nasional= 20% x Rp 8 T = Rp 1,6 T Bagian masing-masing Kab/Kota= Rp 1,6 T : 260 = Rp 6.153.846.150
Sanksi administrasi denda Rp 250.000/ laporan Sanksi sesuai peraturan perUUan (PP 30/1980)
PPAT/ Notaris
melaporkan pembuatan akta/ risalah lelang; p.l. tgl 10 bln berikutnya DJP
menandatangani akta pemindahan hak atas tanah dan/atau bangunan, setelah WP menyerahkan bukti pembayaran pajak
Pejabat Pertanahan Kabupaten/Kota Pejabat yg berwenang menandatangani & menerbitkan SK pemberian hak a/ tanah
melakukan pendaftaran peralihan hak atas tanah krn waris/ hibah wasiat, setelah WP menyerahkan bukti pembayaran pajak setelah WP menyerahkan bukti pembayaran pajak
UU BPHTB
melaporkan pembuatan akta/ risalah lelang p.l. tgl 10 bln berikutnya Kepala Daerah
menandatangani akta pemindahan hak atas tanah dan/atau bangunan, setelah WP menyerahkan bukti pembayaran pajak melakukan pendaftaran hak atas tanah/ peralihan hak atas tanah setelah WP menyerahkan bukti pembayaran pajak
UU PDRD
PEMBETULAN
UU KUP UU PDRD (PBB P2)
Pasal 16 UU KUP Pasal 107 Kesalahan tulis, kesalahan (1) Atas permohonan WP atau hitung, atau kekeliruan dalam karena jabatannya, Kepala daerah penerapan ketentuan peraturan dapat membetulkan SPPT/ SKPD/ perundang-undangan SKPDKB/ SKPDKBT atau STPD/ perpajakan yang terdapat dalam SKPDN atau SKPDLB yang dalam surat ketetapan pajak, dapat penerbitannya terdapat kesalahan dibetulkan oleh Direktur hitung/ kesalahan dalam Jenderal Pajak karena jabatan penerapan peraturan perundangatau atas permohonan Wajib undangan Pajak.
SALAH TULIS SALAH HITUNG KELIRU PENERAPAN KETENTUAN TERTENTU DALAM PERATURAN PERUU PERPAJAKAN DAERAH
PENGURANGAN ATAU PENGHAPUSAN SANKSI ADMINISTRASI BPHTB DAN PENGURANGAN ATAU PEMBATALAN KETETAPAN PAJAK YANG TIDAK BENAR
UU KUP
Pasal 36 UU KUP (1) Direktur Jenderal Pajak dapat : a. mengurangkan atau menghapuskan sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan kenaikan yang terhutang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan dalam hal sanksi tersebut dikenakan karena kekhilafan Wajib Pajak atau bukan karena kesalahannya; b. mengurangkan atau membatalkan surat ketetapan pajak yang tidak benar. c. Mengurangkan atau membatalkan STP yang tidak benar d. Membatalkan hasil pemeriksaan atau skp dari hasil pemeriksaan tanpa penyampaian SPHP atau tanpa PAHP Pasal 107 ayat (2)
UU PDRD
Kepala Daerah dapat : a. Mengurangkan atau menghapuskan sanksi administrasi berupa bunga, denda dan kenaikan pajak yang terhutang dalam hal sanksi tersebut dikenakan karena kekhilafan WP dan bukan karena kesalahannya. b. Mengurangkan atau membatalkan SPPT/SKPD/SKPDKB/SKPDKBT/SKPDN/SKPDL B yang tidak benar c. Mengurangkan atau membatalkan STPD d. Membatalkan hasil pemeriksaan atau ketetapan pajak yang dilaksanakan atau diterbitkan tidak sesuai dengan tata cara yang ditentukan.
Ps 101 UU PDRD
PENCABUTAN SITA`
LUNAS
7 hari
SURAT TEGURAN
21 hari
SP
2X24 jam
SPMP/ PENYITAAN
Barang Bergerak 1X
Jatuh tempo
PARATE EXECUTIE DIBERITAHUKAN OLEH JURUSITA PAJAK DIBUAT BAP SP
SPMP PENGUMUMAN JURUSITA + 2 SAKSI BAP SITA LELANG BRG BERGERAK & BRG TDK BERGERAK BRG YG DISITA DILARANG:
DIPINDAHTANGANKAN DISEWAKAN DIPINJAMKAN DISEMBUNYIKAN DIHILANGKAN DIRUSAK
14 hari
PELAKSANAAN LELANG
PEMBLOKIRAN
PENCEGAHAN
PENYANDERAAN
SYARAT: UTANG PAJAK Rp100 jt DIRAGUKAN ITIKAD BAIK JANGKA WAKTU: 6 BLN DPT DIPERPANJANG MAX 6 BLN AKIBAT: UTANG PAJAK TDK HAPUS & PENAGIHAN TETAP DILAKSANAKAN * KEP / IJIN MENKEU