Anda di halaman 1dari 3

RUMUSAN HASIL Diskusi Dosen Jurusan Jinayah Sisayah Fakultas Syariah IAIN Walisongo

REFORMULASI PIDANA POLITIK ISLAM


Hari : Jumat, Tanggal 7 September 2007 1. Pengembangan pemikiran pidana (jinayah) dan politik (siyasah) Islam di Indonesia mendapat perhatian yang sangat pesat. Hal itu mencakup terutama aspek praktis maupun aspek akademis. Bukti aspek praktis adalah munculnya gagasan-gagasan segar tentang perlunya memasukkan pasal-pasal pidana Islam ke dalam peraturan perundang-undangan positif agar dapat diaplikasikan ke dalam konteks kehidupan modern. Sejumlah problem hukum materiil (substantif law), pembuktian dan prosedur muncul karena prospek implementasi cabang administrasi hukum pidana. 2. Negara berusaha mempertahankan hukum, ketertiban dan keamanan dengan wewenang dan kekuasaan untuk menjatuhkan hukuman pidana yang mempengaruhi kehidupan, kebebasan dan pemilikan individu. Pengenaan hokum pidana tidak hanya menyebabkan hilangnya jiwa, kebebasan dan milik individu melainkan juga cacat social, keperihan dan penderitaan psikologis. Konsekuensi-konsekuensi drastic demikian itu dapat dibenarkan demi terlaksananya fungsi perlindungan umum dan pribadi yang vital, namun beresiko penyalahgunaan dan manipulasi kekuasaan yang sangat serius. 3. Islam sejak kelahirannya telah mengenal sistem atau bentuk pemerintahan. Meskipun demikian sistem pemerintahan dalam Islam selalu berubah-ubah karena tidak adanya aturan yang pasti dari dalil al-Qur'an dan sunnah Rasul. Data-data sejarah tersebut menunjukkan bahwa Islam tidak mengenal sistem pemerintahan tertentu. Hal ini penting untuk diketahui berkaitan dengan maraknya tuntutan dari sebagian orang Islam akhir-akhir ini yang hendak menerapkan syariah ke dalam sistem pemerintahan modern atau negara-bangsa (nation-state). Di sisi lain, sebagian umat Islam tidak menghendaki adanya penerapan syariah ke dalam negara (pemerintahan). 4. Masih banyak kasus-kasus perkosaan yang tidak dilaporkan oleh korban ke pihak yang berwenang . Pasal-pasal yang ada di dalam KUHP, ternyata kurang atau bahkan tidak dapat menjangkau kasus-kasus perkosaan yang makin meningkat modus

operandinya. Kehadiran konsep KUHP dapat memberikan perlindungan bagi korban tindak pidana perkosaan apabila pelaksanaanya dilakukan secara konsekuen dari berbagai pihak sehingga tidak menimbulkan stigmatisasi dan viktimatisasi bagi korban perkosaan. Kontribusi dari hukum Islam ke dalam hukum positif Indonesia, merupakan suatu keniscayaan. 5. Ide dasar dari konsep negar Islam Haikal adalah ajaran Islam tentang kehidupan sosial. Jika ajaran tersebut dirumuskan dan ditegakkan dalam sebuah komunitas akan menjadi nilai yang dapat dipengangi untuk mengatur kehidupan bersama. Umat Islam tidak memerlukan bentuk yang baku dalam menganut system pemerintahan, akan tetapi ia boleh mengikuti sistem manapun yang ditegakkan atas tuntunan Islam dan menegakkan kehidupan yang Islami.

6. Sesungguhnya eternalitas Alquran itu tidak terletak pada arti teksnya (zahir al-nas),
melainkan terletak pada prinsip dan cita-cita moralnya. Alquran bukanlah kitab undangundang yang siap saji, karena bagaimana pun ia merupakan hasil dari sebuah proses dialogis antara pesan-pesan Samawi yang abadi dengan kondisi aktual Bumi pada saat Alquran diturunkan. Lebih dari itu, bahwa nilai keabadian dan universalitas Alquran terletak pada prinsip moralnya, maka pernyataan hukum (legal specific) seperti hukum potong tangan, cambuk, jilid, dan sebagainya, tidak berlaku secara universal. Hukuman itu hanyalah solusi temporal dan bersifat tentatif atas peristiwa-peristiwa yang muncul saat Alquran diturunkan. 7. Agama mempunyai seperangkat nilai-nilai etika (moral) yang senantiasa mewarnai totalitas sistem kehidupan sosial masyarakat, termasuk kehidupan berbangsa dan bernegara (politik). Oleh karena itu, pendapat yang mengatakan bahwa agama dengan negara (politik) tidak mempunyai hubungan, dan oleh karenanya harus dipisahkan satu dengan lainnya (secularist-pragmatism), tampaknya, tidak relevan untuk konteks negara Indonesia, di mana tata nilai keagamaan memperoleh tempat yang sangat penting dalam masyarakat. Semarang, 7 September 2007 Tim Perumus 1. Moh. Khasan, M.Ag. 2. Nur Fatoni, M.Ag 3. Rahman el-Junusi, S.E., M.M.

DISKUSI DOSEN JURUSAN JINAYAH SIYASAH FAKULTAS SYARIAH IAIN WALISONGO SEMARANG

REFORMULASI PIDANA POLITIK ISLAM

FAKULTAS SYARIAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2007

Anda mungkin juga menyukai