Pendahuluan Gerakan Pembaharuan Islam di India, yang dimulai oleh Syah Waliyullah pada akhir abad XVIII, dilanjutkan oleh sayyid Ahmad Khan seratus tahun kemudian, menimbulkan negara Pakistan pada pertengahan abad XX M. Berdirinya negara Pakistan sebagai hasil pembaharuan Islam di India adalah suatu hal yang sudah semestinya begitu. Umat Islam India setelah jatuhnya kerajaan Mughal sadar bahwa kedudukannya terancam karena minoritas. Hal itu dirasakan oleh pembaharu pembaharu Islam seperti Sayyid Ahmad Khan, Iqbal dan Jinnah. Masing masing pembaharu Isklam di India punya pengaruh yang besar disengaja atau tidak dalam perwujudan negara Pakistan. Sayid Ahmad Khan dengan idenya tentang pentingnya ilmu pengetahuan , Sayyid Amir Ali dengan idenya tentang pentingnya Islam tidak menentang kemajuan modern dan Iqbal dengan ide dinamikanya sangat membantu usaha Jinnah dalam menggerakkan umat Islam India untuk menciptakan negara dan masyarakat Islam modern di anak benua India1 ) Pakistan sejak beridirnya sebagai negara Islam pada tahun 1947 berusaha menunjukkan arti keberadaannya.2) Gerakan berdirinya negara Pakistan diilhami oleh gagasan bahwa Pakistan hendaknya menjadi faktor penentu dalammembangun pribadi dan masyaraka,yang mana hal itu tidak akan terwujud dengan berada dibawah dominasi Asing maupun Hindu. Pencarian maasa depan yang lebih cerah bagi Pakistan merupakan usaha untuk menemukan kepribadian idiologi yang mengusahakan suatu tatanan social baru berdasarkan cita cita dan nilai nilai Islam. Bersamaan dengan itu timbul berbagai masalah dalam perjuangannya mendapatkan identitas.3) Dari latar belakang tersebut timbul pertanyaan , bagaimana wujud identitas Islam dalam negara Pakistan dan bagaimana problematika yang dihadapi Pakistan dalam mewujudkan identitas keislamannya. 1. Harun Nasution, Pembaharuan Dalam Islam, Bukan Bintang 1975, hal199 200. 2. John.J.Donohue, Islam dan Pembeharuan, Terj.Drs.Machnun Husein, Raja Grafindo, Jakarta, 1995 hal.462. 3. Donohue , Loc. , Cit. Untuk menjawab permasalahan tersebut penulis membagi tulisan ini dalm empat bagian, yaitu : pendahuluan, Situasi Umum Pakistan, identitas Islam pada negara
Pakistan dan penutup. B. Situasi Umum Pakistan Islam (baca:kaum muslimin) pertama kali masuk ke benua India pada permulaan abad 8 M, pada saat tentara Islam menyerang Sind dibawah pimpinan Ibnu Qosim. Dan pemerintahan muslim mulai ada pada abad X M (1021) akibat serangan kaum Ghaznavid Asia Tengah. Mereka mendirikan pemerintahan di di Lahore, Dari situ umat Islam berkembang ( ekspensi ) hingga menguasai India Utara kemudian mencapai puncaknya pada masa dinasti Mughal (1528 1857). Sejak abad XI M umat Islam yang jumlahnyatidak lebih dari seperempat seluruh penduduk anak benua India telah memerontah penduduk pribumu yang mayoritas. Kendati terjadi kontak politik, sosial dan agama tetapi tidak mengarah pada pembauran kebudayaan . Kedua komunitas (Hindau dan Muslim) secara mendasar berada dengan jelas. Perbedaan ini punya akibat pada pembangunan politik anak benua India pada abad XX. 5). Puncak perkembangan itu ada ketika Ali Jinnah dan Liga menggunakan symbol dan slogan Islam untuk membina gerakan rakyat dengan tujuan membentuk tanah air muslim yang didalamnya kaum musdlim bebasmemberlakukan pandangan hidup mereka. 6) Umat Islam di anak benua India dibedakan oleh keanekaanya disamping keekaannya (keislamannya). Mereka terbagi dalam kelompok-kelompok madzhab teologi maupun fiqh, Madzhab terbesar adalah sunni Hanafiah. Mereka juga tersebar pada wilayah yang beragam. 2/3 berada pada wilayah negara Islam sekarang (Pakistan dan Banglades) dan sisanya berada diwilayah India sekaarang . Dari sisi keturunan , mereka ada yang berasal dari para penakluk muslim maupun orang pribumi yang beralih agama.Dengan demikian mereka mempunyai latar belakang social yang beragam. Bahasa dan kebiasaan mereka menjadi corak keragaman mereka.7) Pakistan yang meliputi daerah sind, Raluchistan, Punjab dan Bengal merupakan sebuah negara yang berpenduduk padat dan terbagi dalam beragam suku dan bahasa.8) 5. John L.Esposito, Islam dan Pembanguna , Terj.Sahat Simomora, Rineka Cipta, 1990, hal. 227. 6. Ibid , , hal.229. 7. David Tailor, Politik Islam dan Islamisasi Pakistan, Dlam Perkembangan Modern Dalam Islam, hal.139-140. 8. Ira M.Lapidus, A.History Of Islamic Societies, Canbridge University Press, 1991, hal.742. Namun mereka disatukan dalam satu warisan sosiorelegius sebagai bangsa muslim. Oleh karena itu kendati mereka secara hokum bersatu namun pada kenyataannya mereka adalah gabungan dari rakyat dengan 32 macam bahasa, sentimen daerah yang kuat dan jarak antara Pakistan barat dan timur yang dipisahkan oleh wilayah India 2
sepanjang 1000 mil.9) C. Identitas Islam Pada Negara Pakistan. 1. Problematika Masyarakat Pakistan. Problem yang dihadapi negara Pakistan pada periode awal sangat berat. Dengan terpisahnya Pakistan dari India berarti ada dua pusat orientas di anak benua India.Hal ini menimbulkan kesulitan terutama pada administrasi. Kebanyakan pejabat senior pemerintah India sebelum 1947 adalah non muslim dan mereka memilih mengabdi di India. Masalah lain adalah letak ibukota yang kurang strategis, tanpa dukungan infrastruktur industri. Disamping masalah administrasi dan infrastruktural, kesulitankesulitan politik juga tidak kalah pentingnya.Liga Kemdati telah berhasil mendirikan negara Pakistan akan tetapi kekurangan organisasi yang ternbina untuk menjangkau propinsi-propinsi dan menghubungkan wilayah dengan pusat. Kondisi ini diperkeruh dengan meninggalnya arsitek Pakistan Ali Jinnah pada tahun 1948, setahun setelah Pakistan Merdeka. 10) Penggantinya Perdana Mentri Liaocat Ali Khan meskipun mampu mengambil alih kendali dengan lancar namun ia kekurangan otoritas pribadi seperti yang dimiliki Jinnah. 11) Pada masa awal perkembangan Pakistan diwarnai kekacauan politik social dengan aksi pembunuhan, penghansurran dan runtuhnya hokum dan ketertiban. Situasi ini membuat Pakistan amat kacau. Seluruh tenaga dikerahkan untuk menjaga keutuhan negara, belum sampai memikirkan identitras Islam,12) Setelah kekacauan dapat diatasi, mulailah pembanguna Pakistan diarahkan pada pencarian identitas Islam. Problem Pakistan yang paling utama adalah merumuskan identitas nasional yang dapt diterima semua pihak dan stabilitas politik untuk masyarakt Pakistan yang terbagi kedalam etnik, bahasa, idiologi dan perbedaan dalam agama. 9) Esposito, Islam dan Pembangunan, Loc.,Cit. hal.229. 10) David Tailor, Op.,Cit., hal.152. 11) Ibid. 12) Emposito, Identitas Islam, Terj.A.Rohman Zaenudin, Bulan Bintang, Jakarta, 1986, 218-219. Politik Islam munculkan Islam sebagai symbol negara Pakistan . Namun akhirnya Pakistan terjebak dalam perbedaan konsep tentang negara Islam.13) Mereka belum mencapai consensus yang jelas mengenai rincian idiologinya dan aplikasi idiologi tersebut dalam struktur nrgara baru, program dan kebijakannya. Ada dua kecenderungan dalam merumuskan negara Islam Pakistan .
Pertama, sebuah negara tradisional dimana hubungan organic agama dan negara diberikan pedoman dengan syariah , suatu hokum Islam terpadu yang mengatur semua aspek kehidupan. Kedua, sebuah negara bangsa modern dengan ini didasarkan atas perundang-undangan barat dengan perhitungan-perhitungan sekulernya. Kendati demikian masalahnya tidak sesederhana memindah / mengadopsi suatu model baik klasik maupun modern untuk dipakai di Pakistan, akan tetapi sebuah perombakan dasar baru berupa penyusunan suatu cetak biru bagi sebuah negara Islam yang memasukkan cita-cita dan nilai-nilai Islam yang didasarkan atas dukungan rakyat untuk kemerdekaan Pakistan. Permasalahan tersebut tidak tertuntaskan karena ternyata pimpinan politik dan pimpinan agama mempunyai perbedaan yang belum terselesaikan (belum mencapai titik keseragaman). Pimpinan politik berpendidikan dan berorientasi barat sedangkan pemimpin agama dan ulama nmerupakan produk agama tradisional.14) Oleh Rahman digambarkan bahwa kemajuan dan ketidak berdayaan pemimpin agama menanggapi tantangan modernitas karena keterbatasan studi dan lingkungan mereka. 15) Kelompok pertama kurang memahami masa lalu Islam mereka terutama dalam mendefinisikan Pakistan sebagai negara Islam. Sedangkan kelompok kedua hanya memiliki sedikit apresiasi terhadap tantangan-tantangan modernitas dan disiplin-disiplin yang diperlukan untuk melakukan pembaharuan yang efektif. 16) Setelah melalui perdebatan panjang dalam waktu yang cukup lama, kurang lebih 9 tahun, badan konstituante berhasil menyusun konstitusi 1956. 17) Konstitusi itu maerupakan hasil kompromi antara kaum modernis dan tradisi onalis. Beberapa aspek yang berkaitan dengan sebuah negara sekuler dimunculkan dengan menginjeksikan beberapa ketentuan Islam.
13) Ira M.Lapidus, Op.,Cit., hal.743-744 14) Esposito, Islam dan Pembangunan , Op., Cit., hal.231 15) Donohue, Op.,Cit., hal.498 16) Esposito, Op.,Cit., hal.232 17) David Tailor, Loc., Cit
Garis Islam yang mencolok pada konsitusi ini adalah : nama negara republik Islam Pakistan , negara itu adalah negara demokratik yang didasarkan atas prinsip-prinsip Islam, kepala negara adalah muslim, dan suatu pusat penelitian yang bertugas membantu dalam pembangunan kembali masyarakat muslim atas dasar Islam yang benar dan menetapkan tidak ada hokum yang bertentangan dengan Al-Quran dan Sunnah. 18) 2. Islam dalam Pemerintahan Pakistan. Pada bulan Oktober 1958 Muhammad Ayyub Khan memimpin kudeta militer. 19). Dengan demikian ia membatalkan konstitusi 1956. Ia kemudian membentuk konstitusi 1962. 20). Ayyub berupaya membangun kembali suatu pemerintahan nasional yang tersentralisasi dengan kuat dan membantu pembaharuan sosio ekonomi Islam. Ayyub adalah seorang modernis dalam pemahaman dan pendekatan. Yang dia tekankan adalah membebaskan spirit agama dari lingkungan takhayyul dan stagnasi yang mengepung serta bergerak maju dengan ketentuanketentuan ilmu pengetahuan modern. Pandangan ini diungkapkannya denga jelas pada konstitusi 1962 dengan membentuk dewan penasehat idiologi Islam, lembaga penelitian Islam serta pembaharuan yang duwujudkan dalam ordonansi UU keluarga Islam. 21) Isi Konstitusi 1962 banyak mengadopsi isi konstitusi 1956. perubahan penting dalam konstitusi 1962 antara lain ; dihapuskannya kata Islam dari nama resmi negara dan bagian kedaulatan Tuhan dalam batas-batas yang digariskan olehNya. Namun akhirnya dimunculkan kembali dengan RUU amandemen1963. 22) Menurut Rahman, kesulitan dalam dua konstitusi ini mencakup peletakan hubungan yang patut antar Pakistan Timur dan Barat, dan perdebatan yang tak berujung pangkal tentang keislaman konstitusi tersebut. 23) Dalam konstitusi 1962 dibentuk suati dewan (lembaga) Islam, yaitu ; dewan penasehat idiologi dan lembaga penelitian Islam. Dewan idiologi mempunyai dua fungsi.
18) Esposito, Islam dan Pembangunan, Op.,Cit., hal.232 19) Ibid 20) Fazlurrohman, Islam and The New Constitution of Pakistan, dalam Contemporari Problem of Pakistan, Leiden,19.74, hal. 30. 21) Esposito, Op.,Cit., hal. 235 22) Esposito, Op.,Cit., hal.236 23) Fazlurrohman, Islam and The New Constitution Problem of Pakistan, studi Islamic, XXXII, 1970, hal.275.
Pertama, memberikan rekomendasi pada pemerintah yang berhubungan dengan ketentuan lebih baik bagi kaum muslim untuk menyesuaikan dengan ajaran Islam. Kedua , memberikan nasehat kepada pemerintah mengenai apabila RUU bertentangan dengan Islam. Sedangkan pusat penelitian Islam diberi wewenang untuk membantu pembangunan kembali masyarakat muslim berdasarkan Islam. Dalam kenyataan keefektifan lembaga tersebut terbatas sebagai badan penasehat. Pembuat UU dapat mengkesampingkan rekomendasi dewan idiologi, bahkan UU baru dapat dibentuk sebelum konsultasi dengan dewan idiologi. Para direktur lembaga tersebut beserta anggotanya mendapat pelayanan sebagai eksekutif dari pemerintah. Hal ini yang menjadikan lembaga ini tidak berfungsi secara maksimal. 24) Usaha-usaha Ayyub Khan untuk mendefinisikan identitas Islam Pakistan dalam kerqangka modernis liberal ditentukan oleh ulama tradisional. DR. Fazlurrahman yang diangkat sebagai direktur pusat penelitian Islam dan anggota dewan idiologi dipaksa mundur karena publikasi hasil penelitian yang dipimpinnya yang mencerminkan tema-tema modernis dan rekonstruksi yang dilaksanakan membuat kaum tradisionalis gusar. Ayyub Khan memandang para ulama tradisional kurang siap menghadapi tantangan modernitas. Maka dia membatasi peran ulama dalam pemerintah. 25) Di Pakistan perbedaan pendapat dalam masalah-masalah keagamaan dan persoalan persoalan keislaman senantiasa merupakan ancaman yang bisa meledak. Jurnal dan artikel yang dipublikasikan oleh beberapa kelompok cenderung menimbulkan kemarahan lawan mereka. Bahkan dalam jurnal keagamaan sering dimuat sikap anti pemerintah. Fenomena ini yang menjadikan tidak terselesaikannya masalah Islam di Pakistan . 26) Setelah Ayyub turun, Zulfikar Ali Bhuto naik menjadi pemimpin Pakistan. Bhuto adalah seorang poliitikus sekuler modern, demngan kecenderungan idiologi kearah sosialis. Walaupun demikian ia secara progressifmeningkatkan seruannya kepada Islam dan membantu Islamisasi (proses pembuatan system politik dan sosio ekonomi pemerintah yang lebih Islami. 27) yang benar-benar
24)Esposito, Loc., Cit., 25) Ibid ., hal. 238 26) Donohue, Op.,Cit., hal. 495 27) Esposito, Op.,Cit., hal.241
Ia menempatkan Islam dalam kehidupan politik Pakistan. Ia pun percaya Islam dapat menjadi sumber kekuatan . Bhuto membangun kekuatan partai rakyat Pakistan diatas kegagalan Ayyub mengefektifkan pembaharuan-pembaharuan sosio ekonomi. Pendekatannya kepada pemerataan kekayaan melalui nasionalisasi dan land reform menjadi bagian kerangka sosialnya. Bhuto banyak memadukan sosialisme dengan kepercayaan-kepercayaan Ramay dan bulannannya Nusrat. 28) Pada masa pemerintahannya dibentuk konstitusi 1973 yang tidak lagi memberikan (melemahkan) peninjauan perundang-undangan oleh suatu dewan sarjana. Ia juga berusaha menemukan system pemerintahan yang akan memperkenankan kebebasan bertindak sepenuhnya bagi siapapun yang memegang kekuasaan Pakistan. Bhuto dalam pemerintahannya lebih menekankan pada hubungan dengan negara-negara arab dunia Islam pada umumnya. Namun hubungan ini tidak mencakup suatu dimensi yang bercirikan Islam. 29) Kendati Bhuto condong pada Islam (mengatas namakan Islam) namun oposisi terhadap pemerintahannyaterus meningkat. Penggunaannya terhadap Islam dinilai eksploitatif oleh para pemimpin agama. Dalam menjalankan pemerintahannya dinilai tidak Islami. Bhuto dan pemerintahannya diniali Korup.30) Pada 5 Juli 1977 Jendral Zia ul Haq melakukan kudeta. Dalam pidatonya dia menyampaikan, Pakistan yang dibentuk dengan nama Islam, akan terus bertahan hanya jika menatap pada Islam. Itulah sebabnya mengapa saya menganggap pengenalan suatu system Islam sebagai persyaratan utama negeri ini.31) Zia ul Haq adalah muslim pengamal yang mengikatkan pemerintahannya kepada pengenalan nizam-I-Islami. 32) Pembenaran awal atas tindaka Zia adalah bahwa Bhuto telah kehilangan hak moralnya untuk memerintah. 33) Langkah yang diambil Zia untuk memulai pemerintah Islam baru meliputi beberapa hal. Pertama, Dewan ideology Islam diorganisir dan dilembagakan kembali. Kedua, pembaharuan undang-undang Islam, yaitu penerapan hokum syariah klasik. Ketiga, orang-orang yang dikenal komitmennya pada tatanan Islam dan memiliki hubungan partai politik diangkat menjadi pejabat penting negara. 34) dan nilai-nilai Islam, terutama egaliterianisme Islam dan keadilan social . Proses ini banyak dibantu oleh Haneef
28)Esposito, Loc., Cit., 29)David Tailor, Op.,Cit., hal.157. Op.,Cit.,hal 244 31) Ibid., hal. 245 32) Ibid., Tailor.,Op.,Cit.,hal.154 34) Esposito, Op., Cit., hal. 246
30)
Demikian gambaran singkat identitas Islam Pakistan dalam beberapa pemerintahan yang sangat diwarnai olehketerkaitan antara Islam dan politik. D. Kesimpulan. Setelah menulis bahan dengan data sekender yang ada karena tidak menemukan data primer berupa naskah konstitusi 1956, 1962, 1973, penulis merasa mempunyai kesulitan untuk menelaah secara sistematis konseptual. Dengan pembahasan yang penulis lontarkan dapat ditarik kesimpulan bahwa Islam Pakistan mendapat wujud mapandalam bentuk ideology. Akan tetapi dalam penjabarannya belum mencapai consensus nasional sehingga isu perbedaan pemahaman dan penafsiran Islam sebagai ideology sangat rentan. Permasalahan yang dihadapi Pakistan adalah tidak adanya titik temu yang memadai antara tradisionalis dan modernis dalam mensikapi tantangan modernitas, disamping masalah khusus dalam negeri Pakistan yang terdiri dari beragam suku dengan latar belakangnya masing-masing. Identitas Pakistan , jika dilihat dari kenmyataannya nanmpaknya masih merupakan sesuatu yang ditunggu, pencapaian consensus dalam penjabara ideology dan stabilitas pemerintaha yang demokratis dalam mensikapi tantangan modernitas Islam Pakistan.
10
11
12
13
14