PENDAHULUAN Kiblat adalah arah menuju Kabah melalui jalur terdekat, dan menjadi keharusan bagi setiap Muslim untuk menghadap ke arah tersebut pada saat melaksanakan ibadah shalat di manapun berada di belahan dunia ini. Hal ini menjadi amat penting di kalangan Umat Islam untuk mengkaji dan mempelajari ilmu yang berkaitan dengan sistem penentuan arah kiblat. Ilmu yang mempelajari sistem penentuan arah Kiblat adalah Ilmu Falak yang juga biasa disebut Ilmu Hisab dan di kalangan Ilmuwan disebut Astronomi. Dengan bantuan Ilmu ini arah Kiblat dapat diperoleh dengan mudah dan dengan keakurasian yang memadahi. Untuk mendapatkan arah Kiblat yang akurat diperlukan data yang akurat tentang Bujur dan Lintang Kabah, Bujur dan Lintang tempat yang diukur arah Kiblatnya. BUJUR DAN LINTANG KABAH. Di dalam buku Almanak Hisab Rukyat halaman 91, disebutkan Kabah terletak pada BT 39 o 50 dengan Lintang = + 21o 25. Pada tahun 1994 Bapak Drs. H. Nabhan Masputra melaksanakan ibadah Haji dengan membawa Global Position System ( GPS ) beliau katakan dengan jarak tertentu diperoleh Bujur Kabah 39o 49 40 dan Lintang Kabah = + 21o 25 14,7 . Kemudian informasi dari Bapak Dr. H. Moedji Raharto yang konon juga hasil penelitian menggunakan Global Position System diperoleh BT Kabah = 39o 49 39 dan Lintang Kabah = + 21o 25 25. Sedangkan jika menggunakan jasa Goegle Eart yang diambil dari photo satelit cursor tepat ditengah-tengah Kabah diperoleh BT Kabah = 39o 49 34,05 dan Lintang Kabah = + 21o 25 21,04. BUJUR DAN LINTANG TEMPAT. Untuk mendapatkan data Bujur dan Lintang tempat banyak cara untuk mendapatkannya, diantaranya melalaui Peta dengan diinterpolasi, tabel dari Almanak Hisab Rukyat, informasi dari Badan Meteorologi dan Geofisika, dan lebih akurat lagi adalah menggunakan Global Position System ( GPS ). RUMUS ARAH KIBLAT. Dalam penentuan arah Kiblat, rumus yang dipergunakan adalah sebagai berikut: Cotan B = tan k cos x / sin C sin x / tan C1 B adalah arah Kiblat. Jika hasil perhitungan (B) positip arah Kiblat terhitung dari titik Utara, dan jika
# # Disampaikan pada Acara Silaturrahim RMI Kendal hari Sabtu Ahad, 24-25 Rabi'ul-Awal 1430 H./ 21-22 Maret 2009 M. 1 . Penyederhanaan rumus yang dilakukan oleh Penulis yang berasal dari Rumus: Cotan B = cotan b sin a / sin C cos a cotan C. Perhatikan buku-buku Falak / Hisab Rukyat dalam masalah penentuan arah kiblat.
hasil perhitungan (B) negatip maka arah Kiblat terhitung dari titik Selatan. k adalah Lintang Kabah yaitu + 210 25 21.04 2.
Untuk mendapatkan C gunakan rumus sebagai berikut: 1.BTx > BTk ; C = BTx - BTk ( Q = B ) Contoh: BTx = 1200 50 C = 1200 50 - 390 49 34.05 = 800 00 25.95 ( B ) 2. BTx < BTk ; C = BTk - BTx ( Q = T ) Contoh: BTx = 200 20 C = 390 49 34.05 - 200 20 = 190 29 34.05 ( T ) 3. BBx < BB 1400 10 25,95 ; C = BBx + BTk ( Q = T ) Contoh: BBx = 1200 50 C = 1200 50 + 390 49 34.05 = 1600 39 34.05 ( T ) 4. BBx > BB 1400 10 25,95 ; C = 3600 - BBx - BTk ( Q = B ) Contoh: BBx = 1600 50 C = 3600 - 1600 50 - 390 49 34.05 = 1590 20 25.95 ( B ) CONTOH SOAL: Hitung dan tentukan arah Kiblat untuk Menara Masjid Agung Jawa Tengah ( MAJT ) di Kota Semarang ! Diketahui BT Menara MAJT di Semarang ( BTx ) = 1100 26 38 dan Lintangnya ( x)= -60 59 23, sedangkan BT Kabah (BTk)= 390 49 34.05 dan lintang Kabah ( k) = + 210 25 21.04. JAWAB: Karena C masuk kelompok 1, maka: C = 1100 26 38- 390 49 34.05 = 700 37 03.95 ( B ). Cotan B = tan k cos x / sin C sin x / tan C = tan 2102521.04 X cos 605523 : sin 7003703.95 sin -6o 55 23 : tan 7003703.95 = 0.392345018 X 0.992567996 : 0.943325595 (-0.12169129 ) : (2.842466461 ) = 0.45564184 = 650 30 14.42 UB
Artinya arah Kiblat untuk Menara Masjid Agung Jateng = 650 30 14.42 dari titik Utara ke Barat.
AZIMUTH KIBLAT.
2 3 . Sumber Goegle Eart . Ibid.
Yang di maksud Azimuth Kiblat adalah busur lingkaran horizon/ ufuk dihitung dari titik Utara ke arah Timur ( searah perputaran jarum jam ) sampai dengan titik Kiblat. Titk Utara azimuthnya 0 0, titik Timur azimuthnya 900, titik Selatan azimuthnya 1800 dan titik Barat azimuthnya 2700. Dalam penentuan azimuth kiblat berlaku ketentuan ( rumus ) sebagai berikut: B = UT ( + ) ; Azimuth Kiblat = B ( tetap ) B = UB ( + ) ; Azimuth Kiblat = 3600 B. B = ST ( - ) ; Azimuth Kiblat = 1800 + B. B = SB ( - ) ; Azimuth Kiblat = 1800 B. CONTOH LANJUTAN SOAL DI ATAS : Arah Kiblat Menara Masjid Agung Jawa Tengah di Semarang (B) Azimuth Kiblatnya = ? JAWAB : Azimuth Kiblat Menara MAJT = 3600 650 30 14.42 = 2940 29 45.58 BAYANG-BAYANG MATAHARI KE ARAH KIBLAT ( RASYDUL-QIBLAH ). Yang di maksud bayang-bayang matahari ke arah kiblat adalah bayangan benda yang berdiri tegak dan di tempat yang datar pada saat tertentu (sesuai hasil perhitungan) menunjukkan arah kiblat. Dalam hal ini rumus yang diperlukan adalah: Cotan U = tan B sin x Cos ( t-U ) = tan m cos U : tan x WH = pk. 12 + t ( B = UB / SB ) = pk. 12 t ( B = UT / ST ) WD ( LMT ) = WH e + ( BTd BTx ) Keterangan: U adalah sudut pembantu ( proses ).
t-U ada dua kemungkinan, yaitu positip dan negatip. Jika U negatip (-), maka t-U tetap positip. Sedangkan jika U positip (+), maka t-U harus diubah menjadi negatip.
adalah sudut waktu matahari saat bayangan benda yang berdiri tegak lurus menunjukkan arah kiblat. m adalah deklinasi matahari. Untuk mendapatkan hasil yang akurat tentu tidak cukup sekali. Tahap awal menggunakan data pukul 12 WD ( pk.12 WIB = pk.05 GMT ), Tahap kedua diambil sesuai hasil perhitungan data tahap awal dengan menggunakan interpolasi. WH adalah Waktu Hakiki, orang sering menyebut waktu istiwak, yaitu waktu yang didasarkan kepada peredaran matahari hakiki dimana pk. 12.00 senantiasa didasarkan saat matahari tepat berada di miridian atas. WD singkatan dari Waktu Daerah yang juga disebut LMT singkatan dari Local Mean Time, yaitu waktu pertengahan untuk wilayah Indonesia, yang meliputi Waktu Indonesia Barat ( WIB ) Waktu Indoneia Tengah ( WITA ) dan Waktu Indonesia Timur ( WIT ). e adalah Equation of Time ( Perata Waktu atau Daqoiq tadil al-zaman ). Sebagaimana deklinasi matahari, Untuk mendapatkan hasil yang akurat tentu tidak cukup sekali. Tahap awal menggunakan data pukul 12 WD ( pk.12 WIB = pk.05 GMT ), Tahap kedua diambil sesuai hasil
BT
perhitungan data tahap awal dengan menggunakan interpolasi. adalah Bujur Daerah, WIB = 1050, WITA = 1200 dan WIT = 1350.
CONTOH LANJUTAN SOAL DI ATAS : Pukul berapa WIB bayang-bayang matahari menunjukkan arah Kiblat di Semarang pada tanggal 16 Juli 2007 M ? JAWAB: Cotan U = tan B sin x. = tan 650 30 14.42 X sin 70 59 23 = 2.194706262 X ( -0.12169129 ) = -0.26707665 = -750 02 47.95
Tanggal 16 Juli 2007 LANGKAN PERTAMA ( TAQRIBY ): Pk. 12.00 WIB ( 05 GMT ) m = +210 25 36 e = -0j 6m 00d Cos ( t-U ) Cos ( t-U ) t-U U t = tan m cos U : tan x = tan 210 25 36 X cos -750 02 47.95 : tan -60 5923. = 0.392432714 X 0.258032436 : ( -0.12260247 ) = -0.82592431 = 1450 40 56.3 karena U (-), t-U tetap positip = -750 02 47.95 + = 700 38 08.38 = +04j 42m 32d.56
Bayang-bayang matahari ke arah Kiblat ( taqriby ): WH = pk. 12 + t = pk. 12 + ( +04j 42m 32d.56 ) = pk. 16.42.32,56 = WH e + ( BTd BTx ) = pk. 16.42.32,56 (-0j 6m 00d) + ( 1050 1100 26 38) = pk. 16.42.32,56 + 0j 06m 00d) + ( -050 26 38 ) = pk. 16.42.32,56 + 0j 06m 00d - 0j 21m 46d,53 = pk. 16.42.32,56 - 0j 15m 46d,53 = pk. 16.26.46,03
WD (LMT) WIB
LANGKAH KEDUA ( TAQRIBY ): pk. 16 WIB ( 09 GMT ) m = 210 23 59 , e = -0j 6m 01d pk. 17 WIB ( 10 GMT ) m = 210 23 34 , e = -0j 6m 01d
= 210 23 59 + 0j 26m 46d,03 X (210 23 34 - 210 23 59 ) = 210 23 47,85 = -0j 6m 01d ( tetap, karena pk. 16 dan pk. 17 sama ) = tan m cos U : tan x = tan 210 23 47,85 X cos -750 02 47.95 : tan -60 59 23 = 0.391827747 X 0.258032436 : ( -0.12260247 ) = -0.82465109 = 1450 33 11.2 karena U (-), t-U tetap positip = -750 02 47.2 + = 700 30 23.33 = +04j 42m 01d.56
BAYANG-BAYANG MATAHARI KE ARAH KIBLAT YANG SEBENARNYA ( HAKIKI ): WH = pk. 12 + t = pk. 12 + ( +04j 42m 01d.56 ) = pk. 16.42.01,56 = WH e + ( BTd BTx ) = pk. 16.42.01,56 (-0j 6m 01d) + ( 1050 1100 26 38 ) = pk. 16.42.01,56 + 0j 06m 01d) + ( -050 26 38 ) = pk. 16.42.01,56 - 0j 06m 01d - 0j 21m 46d,53 = pk. 16.42.01,56 - 0j 15m 45d.53 = pk. 16.26.16,02
WD (LMT) WIB
Pada jam inilah pk. 16.26.16 WIB benda yang berdiri tegak lurus di Menara Masjid Agung Jawa Tengah Jawa Tengah menunjukkan arah Kiblat. SEMOGA BERMANFAAT AMIN