UU 20 TAHUN 2003 SISDIKNAS, TUGAS DOSEN: 1. MENGAJAR 2 MENELITI 3. PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Hasil DP3M
Artikel Ilmiah
Potensi HKI
Jurnal
Dosen Berkualitas
TTG
Bahan Ajar
Paten
Direktori Monograf
Laporan
Produktivitas Pelbagai Bangsa dibandingkan dengan Jumlah Publikasi dan Sitasi 19972001
Negara India Cina Jerman Jepang USA Jumlah Publikasi 77.201 115.339 318.286 336.858 1.265.808 Jumlah Sitasi 188.481 341.519 2.199.617 1.852.271 10.850.549 GDP per kapita 487 989 24.051 31.407 36.006
Keterbatasannya disebabkan
tiras yang sedikit sehingga tidak dilanggan oleh perpustakaan utama pusat kegiatan ilmiah internasional,
penggunaan bahasa yang tak terbacakan secara luas. karena sempitnya sirkulasi persebaran publikasi dan berkala
Secara umum suatu berkala dan publikasi ilmiah lain dikatakan beraspirasi internasional jika:
Ditulis dalam salah satu bahasa PBB. Memuat artikel yang berisi sumbangan nyata bagi kemajuan suatu disiplin ilmu yang banyak diminati ilmuwan sedunia. Penerbitannya dikelola secara terbuka sehingga melibatkan dewan penyunting dari berbagai penjuru dunia, atau paling tidak setiap artikelnya diolah oleh pakar-pakar internasional. Penyumbang artikelnya berasal dari pelbagai negara yang lembagalembaganya memiliki pakar yang berspesialisasi dalam bidang kekhususan berkala. Persebaran berkalanya juga mendunia.
RAGAM JURNAL
MULAI DARI YANG UMUM HINGGA YANG SANGAT SPESIALIS BERTARAF INTERNASIONAL, NASIONAL (TERAKREDITASI) HINGGA LOKAL (BELUM ATAU TIDAK TERAKREDITASI) DITERBITKAN OLEH LEMBAGA NIRLABA ATAU PERUSAHAAN KOMERSIAL PENDANAAN PENERBITAN BISA MASIH DISUBSIDI SAMPAI YANG SUDAH MENCAPAI SWADANA KEBERKALAAN BISA MINGGUAN, BULANAN, ATAU TAHUNAN, ATAU BAHKAN TIDAK DITENTUKAN (BERGANTUNG PADA KEADAAN)
FORMAT JURNAL
MASIH DIBATASI PADA JURNAL KERTAS (JURNAL ELEKTRONIK BELUM DITENTUKAN) MEMPUNYAI ISSN (DARI PDII, LIPI)
TERAKREDITASI:
JURNAL PERGURUAN TINGGI DAN HIMPUNAN PROFESI OLEH DIKTI JURNAL LITBANG OLEH LIPI
ISSN
INTERNATIONAL STANDARD SERIAL NUMBER UNTUK MELACAK DAN IDENTIFIKASI PUBLIKASI BERKALA (SERIAL) SEPERTI JURNAL, NEWSLETTER, LAPORAN TAHUNAN DAN LAIN-LAIN TERDIRI ATAS DELAPAN DIGIT, MISALNYA ISSN 0115-3862 TERCANTUM PADA SAMPUL DEPAN
Tujuan
Meningkatkan mutu berkala ilmiah di Indonesia
INSTRUMEN EVALUASI
Instrumen evaluasi dipakai sebagai dasar pengakreditasian berkala ilmiah (dikembangkan dari studi/inventarisasi berkala ilmiah di perguruan tinggi pada tahun 1992/1993) Diterbitkan pertama kali tahun 1997, kemudian berdasarkan temuan-temuan di lapangan dan perkembangan bidang keberkalaan diperbaiki pada tahun 2000, dan perbaikan yang terbaru pada tahun 2006 Terdiri atas: 8 Aspek, 34 Variabel, dan 127 Indikator
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Penamaan Kelembagaan Penerbit Penyuntingan Penampilan Gaya Penulisan Substansi Isi Keberkalaan Kewajiban Pascaterbit
Skor
<40 4069 7085 >85
Peringkat
Baik (B) Sangat Baik (A)
20 15 10
9
Penampilan
11
Gaya Substansi
10 3
Keberkalaan Pascaterbit
5 0
Kesesuaian Nama
a. Sangat spesifik sehingga mencerminkan superspesialisasi atau spesialisasi disiplin ilmu (5) b. Spesifik dan menggambarkan disiplin ilmu (4) c. Agak spesifik tetapi meluas mencakup bidang ilmu (3) d. Kurang spesifik dan bersifat umum (2) e. Hampir tidak spesifik dan bersifat umum (1) f. Tidak spesifik karena menggunakan nama lembaga dan/atau lokasi (0)
Lesson Learned #1
Nama berkala ilmiah masih kurang mencerminkan cakupan bidang ilmunya. Nama bersifat sangat umum, tidak spesifik dan tidak sesuai dengan spesialisasi bidang ilmu (contoh: Khazanah, Mimbar, Wahana, Fitrah, Nusantara, Rinjani, Frontir, Reaktor, Perspektif, dll) Nama dengan bidang keilmuan yang terlalu luas (contoh: Forum Pendidikan, Humaniora, dll) Nama Lembaga yang terlalu ditonjolkan: (contoh: berkala Hukum Trisakti)
1. Pranata Penerbit:
a. Organisasi profesi ilmiah b. Organisasi profesi ilmiah bekerja sama dengan lembaga c. Badan penerbitan mandiri d. Satuan organisasi teknis lembaga e. Lembaga induk f. Bentuk satuan lain 2. Pelembagaan Landasan Hukum: a. ISSN tidak ada (5) (4) (3) (2) (1) (0)
(-1)
Lesson Learned #2
Pranata penerbit masih belum tegas merupakan satu satuan yang memungkinkan kemandirian. Penerbit umumnya berdasarkan SK Rektor, SK Dekan, atau Ketua Jurusan. Sebaiknya berkala dikelola oleh Himpunan Profesi seperti Ikatan Dokter Indonesia, Ikatan Akuntan Indonesia, Perhimpunan Mikrobiologi Indonesia dan lain-lain
2. Kualifikasi Anggota Sidang Penyunting: a. S2/peneliti dan/atau S3/guru besar/ahli peneliti, yang sudah pernah menulis artikel di berkala tingkat nasional/internasional >50% (3) b. S2/peneliti dan/atau S3/guru besar/ahli peneliti, yang sudah pernah menulis artikel di berkala tingkat nasional/internasional < 50% (2) c. Hanya S1 atau di bawahnya (1)
Lesson Learned #3
1. Pelibatan mitra bestari belum dilaksanakan sepenuhnya, masih banyak berkala yang tidak memiliki/mempergunakan mitra bestari. Dalam hal ini berkala mengandalkan penyaringan naskah oleh anggota dewan editor yang terdaftar saja, padahal kelibatan mitra bestari yang dimaksudkan dalam instrumen akreditasi adalah pakar di luar dewan editor yang dianggap mampu dalam bidangnya. Penelaahan atau reviewer kebanyakan berkala masih berasal dari lingkungannya sendiri (Jurusan, Fakultas)
2.
Makna penyunting pelaksana belum dipahami secara luas, dan umumnya kemampuan penyunting pelaksana masih rendah. Hal ini tampak dalam tampilan hasil berkala yang masih kurang memadai, karena penyunting tidak sepenuhnya memahami aturan-aturan dalam penulisan. Penggarisan tugas yang tercantum seringkali tidak cocok dengan hasil artikel yang dimuat oleh berkala, hal ini menunjukkan bahwa pembagian tugas tidak berjalan dengan baik. Pada prakteknya sering hanya satu/dua orang saja yang diserahi untuk menggeluti pekerjaan penerbitan berkala ini.
3.
(1) (0)
2.
(1) (0)
3.
4. Jenis Kertas:
a. Konsisten b. Tidak (1) (0)
5. Jumlah Halaman:
a. Selisih tidak melebihi 5 % b. Selisih tidak melebihi 25 % c. Selisih melebihi 25 % (2) (1) (0)
(1) (0)
terakhir tampak sudah lebih baik walaupun masih banyak berkala yang mempunyai ukuran berkala tidak sesuai standar (berbeda-beda ukuran), warna sampul dan rancangan yang masih kurang baik. Variasi ukuran, tebal tipis huruf, tipe huruf dan tata letak masih merupakan kelemahan yang paling banyak dijumpai. Terdapat ketidakkonsistenan tampilan baik dalam satu nomor penerbitan, maupun pada nomor berbeda dan dalam tahun yang berbeda. Variasi jumlah halaman pada setiap penerbitan sering kali masih cukup besar (>25%) Sebaiknya perubahan warna, desain, ataupun nama berkala dilakukan pada volume yang baru
2.
3.
4. Kata Kunci:
a. b. c. Ada dan mencerminkan konsep penting dalam artikel Ada tetapi tidak mencerminkan konsep penting dalam artikel Tidak ada (1) (0,5) (0)
5. Sistematika Penulisan/Pembaban: a. Lengkap dan bersistem baik b. Lengkap tetapi tidak bersistem c. Kurang lengkap dan tidak bersistem 6. Pemanfaatan Instrumen Pendukung: a. Informatif dan komplementer b. Informatif tetapi tidak komplementer c. Kurang informatif dan tidak komplementer
7. Cara Pengacuan dan Pengutipan: a. Baku dan konsisten b. Baku tetapi tidak konsisten c. Tidak baku
8. Penyusunan Daftar Pustaka: a. Baku dan konsisten b. Baku tetapi tidak konsisten c. Tidak baku
Peristilahan Baku, Bahasa Baik dan Benar: Baik (2) Cukup (1) Buruk (0)
Lesson Learned #5
Masih banyak berkala yang tidak taat azas pada sistematika penulisan atau pembaban, contohnya spasi antarkalimat, font huruf yang berbeda-beda dalam teks Abstrak dan kata kunci sering kali tidak ada, terutama untuk kata kunci banyak yang tidak mencantumkan. Abstrak berbahasa Inggris untuk naskah artikel berbahasa Indonesia masih sangat sedikit diikuti oleh berkala-berkala yang ada, dan sebaliknya Penyajian instrumen pendukung peletakan gambar dan tabel yang masih kurang baik, huruf pada gambar dan tabel serta grafik yang terlalu kecil dan kualitas ilustrasi kurang diperhatikan
Lanjutan
Cara pengacuan dan pengutipan masih belum mengikuti aturan yang baku. Sumber acuan primer sangat rendah dan derajat kemutakhiran pustaka banyak yang sudah kadaluarsa (>10 tahun) Penyusunan daftar pustaka masih banyak yang tidak mengikuti aturan . Daftar pustaka yang ditulis tidak sesuai dengan yang ada di dalam naskahnya Penyantuman nama penulis masih ada yang menggunakan gelar. Alamat penulis tidak selalu ada (nama penulis tanpa alamat lembaga), alamat tersebut diperlukan untuk mempermudah komunikasi.
Lanjutan .
Petunjuk bagi penulis masih banyak yang kurang jelas dan kurang rinci. Gaya selingkung ini sering tidak ditaati sendiri oleh para pengelola berkala, sehingga gaya penulisan menjadi tidak konsisten
Semakin tinggi pustaka primer yang diacu semakin bermutu tulisannya Derajat kemutakhiran merupakan tolok ukur mutu berkala Ketajaman analisis dan sintesis meningkatkan mutu ilmiah berkala Penarikan kesimpulan dan perampatan yang meluas akan membuat berkala lebih bermakna
2.
Tinggi Cukup Sedang Kurang Rendah Tinggi Cukup Sedang Kurang Rendah
5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
4.
5 4 3 2 1
6. Kadar Perbandingan Sumber Acuan Primer:Lainnya a. >80% 2 b. 40-80% 1 c. <40% 0,5 7. Derajat Kemutakhiran Pustaka Acuan a. >80% b. 40-80% c. <40%
3 2 1
3 2 1
3 2 1
Lesson Learned #6
Masih banyak berkala yang tidak jelas pembidangan ilmu yang ditonjolkan. Cakupan keilmuan rendah dan aspirasi wawasan berkala bersifat lokal. Banyak berkala yang memuat artikel bukan hasil penelitian melainkan artikel yang bersifat ulasan, bahkan bahan pengajaran. Hal ini menyebabkan dampak ilmiah berkala masih kurang dan cenderung rendah, apalagi sirkulasi berkala yang terbatas, dan sering untuk lingkungan sendiri saja Sumber acuan primer dan kemutakhiran kepustakaan masih merupakan permasalahan pada peneliti di Indonesia, sehingga harus diwaspadai oleh penyunting agar makna ilmiah dari berkalanya lebih berbobot
VII. Keberkalaan
Ketaatan penerbit berkala harus sesuai dengan jadwal yang ditentukan Kemantapan penomoran perlu dijaga sesuai dengan keberkalaan Penomoran halaman harus berkesinambungan dalam satu jilid Indeks tiap jilid harus ada
VII. Keberkalaan
1. Jadwal Penerbitan a. Sesuai dengan jadwal yang ditentukan b. Tidak sesuai c. Tidak menyebut jadwal penerbit Tata Penomoran a. Konsisten b. Tidak konsisten tetapi bersistem c. Tidak bersistem Penomoran halaman a. Berurut dalam satu jilid b. Tiap nomor dimulai dengan halaman 1
2 1 0
2 1 0 2 0
2.
3.
Lesson Learned #7
Jadwal penerbitan sering kali tidak dicantumkan, dan masih banyak berkala yang jadwal penerbitannya tidak konsisten. Jadwal dan frekuensi masih banyak yang tidak ditaati sesuai dengan rencana Tata cara penomoran berkala serta penomoran halaman tidak baku. Penyunting tidak memahami sepenuhnya aturan-aturan standar yang harus diikuti. Penomoran halaman pada setiap jilid dimulai dengan halaman 1. Hal ini merupakan faktor yang menambah rendahnya angka akreditasi.
Tidak semua berkala mencantumkan indeks pada setiap akhir nomor penerbitan dalam satu volume yang sama. Boleh dikatakan bahwa pencantuman indeks masih merupakan hal yang tidak biasa dilakukan Ketersediaan naskah yang bermutu tetap merupakan masalah yang menjadi hambatan bagi berkala untuk dapat terbit tepat waktu. Penulis maupun penyunting belum dapat sepenuhnya mentaati jadwal yang telah disusun sebelumnya
Lesson Learned #8
Kewajiban untuk menyediakan cetak lepas/reprint bagi penulis masih belum dapat dipenuhi/dilakukan oleh sebagian besar berkala ilmiah yang pernah mengajukan akreditasi. Contoh cetak lepas bila ada disertakan untuk bukti dan penilaian. Ketaatan untuk memenuhi wajib simpan pada PDII-LIPI dinilai hanya berdasarkan kepercayaan saja. Sebaiknya dikirimkan bukti copy dari resi pengiriman untuk penilaian akreditasi
2.
3. 4.
Skor
<40 4069 7085 >85
Peringkat
Baik (B) Sangat Baik (A)
3.
4.
Pengelola Berkala
Penilai
Layak >69 Ya Komisi Penyelaras Rekomendasi Tidak
Dir P2M
Persetujuan
Dirjen