Anda di halaman 1dari 37

Asap Rokok Dapat Mengganggu Kesehatan Manusia

Nama

Kelas

Liani Ginting Yakhdi Perari Pinem Riri Astika Feliks Sipahutar Andre Sebastiano Ginting Muhammad Iqbal XI I A 1

B A B

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah Merokok merupakan salah suatu aktivitas yang sudah mendunia. Pria, wanita, tua, muda sudah banyak yang mencoba benda yang di sebut rokok ini. Bahkan banyak di sekeliling kita merupakan pecandu rokok berat. Tapi tahukah kita, Apa yang di maksud rokok itu?? Menurut Situs Wikipedia Indonesia, Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Selain tembakau, rokok juga mengandung zat zat berbahaya seperti tar, nikotin,dan zat yang bersifat karsinogen. Asap rokok yang dihirup seorang perokok mengandung komponen gas dan partikel. Partikel yang di bebaskan selama merokok sbanyak 5 X 109 ppm. Komponen gas terdiri karbonmonoksida (CO), karbondioksida (CO2) , hidrogen sianida, amonia, oksida dari nitrogen, dan senyawa hidro karbon. Komponen partikel terdiri dari: tar, nikotin, benzofiren, fenol , dan kadnium. Asap yg ditimbulkan para perokok terbagi 2 yaitu: asap utama (main stream smoke) dan asap samping (side stream smoke).asap utama merupakan asap tembakau yg dihirup langsung oleh perokok, sedangkan asap samping adalah asap yang ditimbulkan oleh tembakau dan disebar ke udara bebas yang akan dihirup orang lain atau disebut perokok pasif. Adapun dampak yang di timbulkan oleh rokok akan di jelaskan pada bab selanjutnya. 1.2. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah pada kertas karya ini adalah sebagai berikut : Apakah yang di maksud rokok? Apa saja kandungan yang terdapat pada rokok? 1.3. Apakah dampak negatif rokok terhadap kesehatan manusia?

Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak negatif dari rokok terhadap kesehatan manusia.

1.4

Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah memberi gambaran kepada para perokok tentang bahaya dari rokok.

B A B II LANDASAN
1.1

TEORI

Pengertian Rokok Menurut situs wikipedia Indonesia, Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daundaun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), rokok adalah racun yang dapat menyebabkan gejala yang sangat fatal bila tidak dihentikan.

1.2

Komposisi Rokok Rokok mengandung lebih dari 4000 bahan kimia berbahaya.Sekitar 60 diantaranya dikenal bersifat karsinogenik (penyebab terjadinya kanker), bahan kimia yang berbahaya dalam rokok diantaranya adalah: 1. ASETON 2. AMONIAK 3. ARSENIK 4. BUTAN 6. CO 7. DDT 8. HCN 9. METANOL : Penghapus cat kuku : bahan pembersih lantai : Racun Tikus : bahan bakar korek api : Gas beracun yang keluar dari knalpot : obat pembasmi serangga : Gas racun untuk hukuman mati : Bahan bakar roket

5. KADMIUM : dipakai pada baterai mobil

10. NAPTHALENE 12. VINIKLORIDA 13. TEMBAKAU 14. TAR 15. NIKOTIN

: Kapur Barus : Bahan baku plastik PCV : obat untuk membersihkan nanah : Perusak sel-sel tubuh : Perangsang adrenalin

11. TOLUENE : bahan pelarut industri

1.3

Subjek Perokok Berikut ini adalah subjek-subjek yang biasanya menggunakan rokok yaitu : Anak-anak Anak-anak biasanya merokok disebabkan pengaruh lingkungan ( teman sebaya ). Mungkin saja disebabkan karena kurang ketatnya pengawasan orang tua ataupun karena orang tuanya memiliki kesibukan yang padat sehingga melantarkan anaknya. Remaja Remaja adalah masa dimana terjadinya kelabilan jiwa karena mengalami pergantian fase dari fase anak-anak menuju dewasa. Dewasa Pada masa dewasa alasan merokok biasanya karena kebutuhan untuk menenangkan pikiran. Itu disebabkan banyaknya opini masyarakat yang apabila merokok dapat mengurangi beban pikiran.

1.4

Jenis-jenis rokok Rokok dibedakan menjadi beberapa jenis. Pembedaan ini didasarkan atas bahan pembungkus rokok, bahan baku atau isi rokok, proses pembuatan rokok, dan penggunaan filter pada rokok. Rokok berdasarkan bahan pembungkus terbagi menjadi : Klobot : rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun jagung. Kawung : Sigaret Cerutu : : rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren. rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun tembakau. Rokok berdasarkan bahan baku atau isi terbagi atas : Rokok Putih : rokok yang bahan baku atau isinya hanya

daun tembakau yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu. Rokok Kretek : rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau dan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu. Rokok Klembak : rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau, cengkeh, dan kemenyan yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu. Rokok berdasarkan proses pembuatannya, terdiri atas : Sigaret Kretek Tangan : rokok yang proses pembuatannya dengan cara digiling atau dilinting dengan menggunakan tangan dan atau alat bantu sederhana. Sigaret Kretek Mesin : rokok yang proses pembuatannya menggunakan mesin. Sederhananya, material rokok dimasukkan ke dalam mesin pembuat rokok Keluaran yang dihasilkan mesin pembuat rokok berupa rokok batangan. Saat ini mesin pembuat rokok telah mampu menghasilkan keluaran sekitar enam ribu sampai delapan ribu batang rokok per menit. Mesin pembuat rokok, biasanya, dihubungkan dengan mesin pembungkus rokok sehingga keluaran yang dihasilkan bukan lagi berupa rokok batangan namun telah dalam bentuk pak. Ada pula mesin pembungkus rokok yang mampu menghasilkan keluaran berupa rokok dalam pres, satu pres berisi 10 pak. Sayangnya, belum ditemukan mesin yang mampu menghasilkan SKT karena terdapat perbedaan diameter pangkal dengan diameter ujung SKT. Pada SKM, lingkar pangkal rokok dan lingkar ujung rokok sama besar.

Rokok berdasarkan penggunaan filter. Rokok Filter (RF) : rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat gabus. Rokok Non Filter (RNF) : rokok yang pada bagian pangkalnya tidak terdapat gabus. 2.5. Asap Rokok Asap rokok mengandung kurang lebih 4000 bahan kimia yang 200 diantaranya beracun dan 43 jenis lainnya dapat menyebabkan kanker bagi tubuh. Beberapa zat yang sangat berbahaya yaitu tar, nikotin, karbon monoksida, dsb. Asap rokok yang baru mati di asbak mengandung tiga kali lipat bahan pemicu kanker di udara dan 50 kali mengandung bahan pengeiritasi mata dan pernapasan. Semakin pendek rokok semakin tinggi kadar racun yang siap melayang ke udara. Suatu tempat yang dipenuhi polusi asap rokok adalah tempat yang lebih berbahaya daripada polusi di jalanan raya yang macet. 2.6. Perokok aktif dan perokok pasif Seorang perokok aktif membunuh 200 ribu orang perokok pasif dalam satu tahun. Sungguh angka fantastik yang sangat mengerikan. Tapi inilah kesimpulan yang dikeluarkan Organisasi Kesehatan Nasional dalam memperingati Hari Tanpa Rokok, tanggal 31 Mei 2007 ini. Laporan WHO tahun ini menjelaskan bagaimana fokus penelitian adalah dampak membahayakan asap rokok yang dihisap oleh orang yang tidak merokok dalam ruangan tertutup. Laporan ini diiringi juga dengan angka dan lokasi, beserta berbagai informasi yang membantah klaim penolakan para perokok bila mereka dianggap mengganggu hak hidup orang lain. Juga dengan menjelaskan bagaimana kondisi perokok di berbagai negara berbeda serta penjelasan ancaman kesehatan yang parah bagi perokok pasif di tempat tertutup. Perokok pasif adalah orang-orang yang tidak merokok, namun menjadi korban perokok karena turut mengisap asap sampingan (di samping asap utama yang dihembuskan balik oleh perokok). Perokok

pasif memiliki resiko yang cukup tinggi atas kanker paru-paru dan jantung koroner, serta gangguan pernafasan. Bagi anak-anak di bawah umur, terdapat resiko kematian mendadak akibat terpapar asap rokok. Setidaknya tercatat 4000 kematian perokok pasif per tahun di US, WHO menghimbau agar dikeluarkan undang undang larangan merokok di tempat tertutup dan di tempat umum. Lokasi tertutup dan tempat umum diharapkan 100% bersih sama sekali dari asap rokok. Larangan seperti ini, juga dianjurkan agar disertai dengan tahap penyadaran masyarakat khusus agar para perokok pasif mengerti bagaimana dampak kesehatan yang bakal mereka terima akibat berada di satu ruangan dengan perokok aktif. Terlebih bila perokok itu adalah penghuni rumah sendiri. Di antara kenyataan menyedihkan yang disodorkan laporan tersebut adalah, separuh anak-anak duia, atau sekitar 700 juta anak mengalami gangguan kesehatan lantaran menjadi perokok pasif. Kebanyakan, penderitaan mereka disebabkan dari dalam rumah mereka sendiri karena jelas yang paling bertanggung jawab dan paling dekat dengan mereka adalah orang tua mereka sendiri di dalam rumah. Derita anak-anak dan para perokok pasif adalah karena mereka menghisap 4000 bahan kimiawi yang ada dalam asap rokok. Di antaranya adalah 50 materi kimiawi yang sudah terkenal bisa menyebabkan kanker (sering di sebut karsinogen). Ditambah lagi, asap rokok yang dihisap perokok pasif bisa menyebabkan penjakit paru-paru, jantung dan sejumlah penyakit pernafasan dan bahkan bisa menyebabkan kematian.

2.7.

Bahaya Merokok Merokok dapat membahayakan kesehatan tubuh. Diantaranya dapat mengakibatkan penyakit : Kanker Paru Kanker paru merupakan kanker penyebab kematian tertinggi.Hampir 90 % pengidap kanker paru tidak bisa diselamatkan karena jika sudah

akut,dengan mudah kanker akan menyebar ke jaringan tubuh sekelilingnya seperti hati,tulang belakang, dan otak melalui pembuluh darah.Penyebab utama kanker paru adalah asap rokok.Zat-zat radioaktif juga bisa menyebabkan kanker,namun jumlah kasusnya relatif sedikit. Kematian umumnya bukan terjadi akibat kesulitan bernapas karena membesarnya kanker,tetapi posisi paru-paru dalam sistem peredaran darah yang membuat kanker mudah menyebar ke seluruh tubuh.Penyebaran metastase (kanker) ke arah otak dan bagian kritis lainnya menjadi penyebab kematian.90 % penderita meninggal dalam 3 tahun setelah diagnosis. Gejala Kanker Paru Paru adalah : Batuk terus menerus atau batuk kronis Napas pendek-pendek Sakit pada dada Bronkitis Rasa lelah Berat badan turun Suara serak Sulit menelan makanan atau cairan Ada 4000 bahan kimia di dalam asap rokok.Diantaranya yang memicu kanker adalah : Benzo pyrenes,vinyl chloride,nitroso-nor-nicotine. Ancaman Utama Rokok adalah : Otak : stroke,perubahan kimia otak : kanker bibir,mulut,tenggorokan,dan laring Jantung Dada Hati Perut : melemahkan arteri,meningkatkan risiko serangan jantung : kanker esofagus : kanker : tukak lambung,kanker lambung,pankreas dan usus besar,pelebaran pembuluh nadi perut Ginjal dan kandung kemih : kanker Reproduksi pria Reproduksi perempuan Kaki : kerusakan sperma,impoten : kanker leher rahim,mandul

Mulut dan tenggorokan

Paru-paru : kanker,empisema,asma,penyakit paru obstruktif kronis

: gangren akibat penggumpalan darah.

10

IMPOTENSI Dalam propaganda anti rokok, memang telah dicantumkan bahwa selain mengakibatkan berbagai gangguan kesehatan, rokok juga menyebabkan impotensi. Percayakah Anda atau ini hanya sekedar omong kosong untuk menakut-nakuti belaka? Ternyata tidak. Kini impotensi sudah menjadi alasan kuat untuk berhenti merokok. Ini berdasarkan sebuah studi yang dilakukan oleh Centers for Disease Control di Atlanta, dengan melibatkan 60 orang pria. Ditemukan bahwa pria perokok lebih besar resikonya 27 kali lipat untuk menderita impotensi dibandingkan mereka yang tidak merokok. Bahkan mantan perokok pun tetap lebih besar resikonya untuk mengalami disfungsi ereksi. Dr. John Spangler dari Wake Forest University berkata, "Ini akan merupakan senjata bagi dokter atau petugas kesehatan saat menghadapi pria perokok, apalagi dengan tekanan darah tinggi, untuk mengingatkan bahwa mereka berada dalam masalah yang lebih besar." Tambahnya lagi, hal ini akan menarik perhatian besar para lelaki, mengingat bagi mereka masalah seksual adalah sesuatu yang penting. Merokok dan juga tekanan darah tinggi selama ini memang diketahui sebagai faktor risiko terjadinya gangguan ereksi, atau disebut impotensi. Terlebih lagi, merokok juga menambah besar kemungkinan hipertensi, dan ini menjadi lingkaran yang semakin buruk. Bagaimana dengan Viagra? Apakah obat ini bisa mengatasi impotensi secara tuntas? Menurut Dr. Spangler, hal ini harus dipikirkan ulang, karena studi yang dilakukannnya juga menunjukkan bahwa berhenti merokok akan jauh lebih baik untuk disarankan dibanding langsung menulis resep Viagra. Berhenti merokok, akan berpengaruh baik bagi kesehatan seksual , dan juga kesehatan tubuh secara umum. Antibodi Menurun Rongga mulut sangat mudah terpapar efek yang merugikan akibat merokok. Tejadinya perubahan dalam rongga mulut sangat masuk diakal karena mulut merupakan awal terjadinya penyerapan zat-zat hasil

11

pembakaran rokok. Temperatur rokok pada bibir adalah 30 derajat C, sedangkan ujung rokok yang terbakar bersuhu 900 derajat C. Asap panas yang berhembus terus menerus ke dalam rongga mulut merupakan rangsangan panas yang menyebabkan perubahan aliran darah dan mengurangi pengeluaran ludan. Akibatnya rongga mulut menjadi kering dan lebih an-aerob (suasana bebas zar asam) sehingga memberikan lingkungan yang sesuai untuk tumbuhnya bakteri an-aerob dalam plak. Dengan sendirinya perokok berisiko lebih besar terinfeksi bakteri penyebab penyakit jaringan pendukung gigi dibandingkan mereka yang perokok. Pengaruh asap rokok secara langsung adalah iritasi terhadap gusi dan secara tidak langsung melalui produk-produk rokok seperti nikotin yang sudah masuk melalui aliran darah dan ludah, jaringan pendukung gigi yang sehat seperti gusi, selaput gigi, semen gigi dan tulang tempat tertanamnya gigi menjadi rusak karena terganggunya fungsi normal mekanisme pertahanan tubuh terhadap infeksi dan dapat merangsang tubuh untuk menghancurkan jaringan sehat di sekitarnya. Pada perokok terdapat penurunan zat kekebalan tubuh (antibodi) yang terdapat di dalam ludah yang berguna untuk menetralisir bakteri dalam rongga mulut dan terjadi gangguan fungsi sel-sel pertahanan tubuh. Sel pertahanan tubuh tidak dapat mendekati dan memakan bakteri-bakteri penyerang tubuh sehinggal sel pertahanan tubuh tidak peka lagi terhadap perubahan di sekitarnya juga terhadap infeksi. Gusi seorang perokok juga cenderung mengalami penebalan lapisan tanduk. Daerah yang mengalami penebalan ini terlihat lebih kasar dibandingkan jaringan di aliran sekitarnya darah di dan gusi berkurang sehingga kekenyalannya. Penyempitan pembuluh darah yang disebabkan nikotin mengakibatkan berkurangnya meningkatkan kecenderungan timbulnya penyakit gusi. Tar dalam asap rokok juga memperbesar peluang terjadinya radang gusi, yaitu penyakit gusi yang paling sering tejadi yang disebabkan oleh plak bakteri dan faktor lain yang dapat menyebabkan bertumpuknya plak di sekitar gusi. Tar dapat diendapkan pada permukaan gigi dan akar gigi sehingga permukaan ini menjadi kasar dan

12

mempermudah perlekatan plak. Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan plak dan karang gigi lebih banyak terbentuk pada rongga mulut perokok dibandingkan bukan perokok. Penyakit jaringan pendukung gigi yang parah, kerusakan tulang penyokong gigi dan tanggalnya gigi lebih banyak terjadi pada perokok daripada bukan perkok. Pada perawatan penyakit jaringan pendukung gigi pasien perokok memerlukan perawatan yang lebih luas dan lebih lanjut. Padahal pada pasien bukan perokok dan pada keadaan yang sama cukup hanya dilakukan perawatan standar seperti pembersihan plak dan karang gigi. Keparahan penyakit yang timbul dari tingkat sedang hingga lanjut berhubungan langsung dengan banyaknya rokok yang diisap setiap hari berapa lama atau berapa tahun seseorang menjadi perokok dan status merokok itu sendiri, apakah masih merokok hingga sekarang atau sudah berhenti. Nikotin berperan dalam memulai terjadinya penyakit jaringan pendukung gigi karena nikotin dapat diserap oleh jaringan lunak rongga mulut termasuk gusi melalui aliran darah dan perlekatan gusi pada permukaan gigi dan akar. Nikotin dapat ditemukan pada permukaan akar gigi dan hasil metabolitnya yakni kontinin dapat ditemukan pada cairan gusi. Perlekatan jaringan ikat dan serat-serat kolagen terhambat, sehingga proses penyembuhan dan regenerasi jaringan setelah perawatan terganggu. ANGINA Nyeri dada akibat penyempitan pembuluh darah pada jantung. ASMA Mengalami kesulitan bernafas. ALERGI Iritasi akibat asap rokok.

Gejala-gejala gangguan kesehatan akibat alergi adalah :

13

iritasi mata, sakit kepala, pusing, sakit tenggorokan, batuk dan sesak nafas.Wanita hamil yang merokok atau menjadi perokok pasif, meyalurkan zat-zat beracun dari asap rokok kepada janin yang dikandungnya melalui peredaran darah. Nikotin rokok menyebabkan denyut jantung janin bertambah cepat, karbon monoksida menyebabkan berkurangya oksigen yang diterima janin. Anak-anak yang orangtuanya merokok menghadapi kemungkinan lebih besar untuk menderita sakit dada, infeksi telinga, hidung dan tenggorokan. Dan mereka punya kemungkinan dua kali lipat untuk dirawat di rumah sakit pada tahun pertama kehidupan mereka. Bronkitis kronis dan emfisema paru sering terdapat bersama-sama pada seorang penderita. Kadang-kadang bronkitis kronis yang lebih banyak, kadang-kadang emfisema paru yang lebih banyak. Jarang yang hanya bronkitis kronis saja atau emfisema saja. Dalam keadaan lanjut, kedua penyakit ini sering menyebabkan obstruksi saluran napas yang menetap dan dinamakan Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) atau Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD). Di negara-negara Barat, ilmu pengetahuan dan industri telah maju dengan mencolok, tetapi telah pula menimbulkan pencemaran lingkungan dan polusi. Ditambah lagi dengan masalah merokok, mengakibatkan penyakit bronkitis kronis dan emfisema paru menjadi suatu masalah besar. Di Inggris dan Amerika Serikat PPOK merupakan salah satu penyebab utama ketidakmampuan penderita untuk bekerja dan banyak menyebabkan kematian.

Di Indonesia, penelitian mengenai bronkitis kronis dan emfisema paru masih sangat kurang. Di poliklinik konsultasi peru RS. Persahabatan Jakarta (Nawas, dkk) mendapatkan 26% penderita yang berobat adalah PPOK, kedua terbanyak setelah penyakit tuberkulosis paru. Tetapi penderita bronkitis kronis dan emfisema paru yang dirawat di Subunit Pulmonologi, UPF /Laboratorium Penyakit Dalam RS Hasan Sadikin/Fakultas Kedokteran Unpad Bandung selama tahun 1968-1978 adalah 6,21% dari seluruh penderita paru, merupakaan urutan ke-enam

14

terbanyak. Di Indonesia diperkirakan, orang-orang berusia diatas 40 tahun atau golongan lanjut usia akan relatif bertambah, karena angka kematian yang menurun, ini berarti perlunya peningkatan pelayanan bagi penyakit-penyakit yang tidak menular seperti kanker, penyakit jantung dan penyakit degeneratif lainnya. Diingat pula di masa-masa mendatang akan adanya pertambahan penduduk, meningkatnya industri, konsumsi rokok yang tinggi, serta peningkatan pencemaran lingkungan dan polusi. Melihat hal-hal demikian diperkirakan di tahun-tahun mendatang, penderita bronkitis kronis dan emfisema paru di Indonesia akan terus meningkat. Definisi Bronkitis kronis Bronkitis kronis adalah suatu definisi klinis yaitu batuk-batuk hampir setiap hari disertai pengeluaran dahak, sekurang-kurangnya 3 bulan berturut-turut dalam satu tahunnya dan terjadi paling sedikit selama 2 tahun. Beberapa penyakit lain juga memberikan gejala yang sama antara lain tuberkulosis paru, bronkiektasis, tumor paru, asma bronkial. Karena itu penyakit-penyakit tersebut harus disingkirkan terlebih dahulu sebelum diagnosis bronkitis kronis ditegakkan. Kadang-kadang sukar membedakan antara bronkitis kronis dan asma bronkial, bahkan dapat timbul bersamaan pada seorang penderita.

Bronkitis kronis dapat dibagi menjadi : - Simple chronic bronchitis; bila sputumnya mukoid - Chronic atau Recurrent mucopurulent bronchitis; bila dahaknya mukopurulen - Chronic obstructive bronchitis; jika disertai obstruksi saluran napas yang menetap. Definisi emfisema paru

15

Emfisema paru adalah suatu definisi anatomik, yaitu suatu perubahan anatomis paru-paru yang ditandai dengan melebarnya secara abnormal saluran udara sebelah distal bronkus terminal, yang disertai kerusakan dinding alveolus. Menurut American College of Chest Physicians/American Thoracic Society (1975), PPOK didefinisikan sebagai sekelompok penyakit paru dengan etiologi tidak jelas, yang ditandai oleh perlambatan aliran udara yang bersifat menetap pada waktu ekspirasi paksa. Penyebab paling sering adlah bronkitis kronis dan emfisema paru. Tetapi dapat pula disebabkan penyakit-penyakit lain seperti bronkiektasis, asma bronkial dan Epidemiologi Di Amerika Serikat, sekitar 10-25% penduduk menderita simple chronic bronchitis. Lebih banyak terdapat pada laki-laki diatas 40 tahun. Di Inggris bronkitis kronis terdapat pada 17% laki-laki dan 8% wanita, India 3% dan Nepal 12%. Emfisema paru di Amerika Serikat terdapat pada 65% laki-laki dan 15% wanita. Di Jepang 42%. Data-data epidemiologis di Indonesia sangat minim. Dari penelitian Edo, dkk di Kalimantan Tengah, insidensi bronkitis kronis adalah 6,1%. Nawas, dkk melakukan penelitian di Poliklinik Paru RS. Persahabatan, Jakarta dan mendapatkan PPOK sebanyak 26%, kedua terbanyak setelah tuberkulosis paru (65%). Penderita bronkitis kronis yang dirawat di Sub-Unit Pulmonologi, UPF/Laboratorium Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Unpad/RS Hasan Sadikin tahun 1978-1982 adalah 6,21% dari seluruh penyakit paru yang dirawat. Merupakan keenam terbanyak setelah penyakit tuberkulosis paru. Patologi Kelainan utama pada bronkitis kronis adalah hipertrofi dan hiperplasia kelenjar mukus bronkus. Terjadi sekresi mukus dan dinding bronkus. Angka ini dinamakan indeks Reid, normalnya adalah 0,26. Pada bronkitis kronis rata-rata 0,55. Terdapat juga peradangan difus, penambahan sel mononuklear di submukosa trakeobronkial, metaplasia tuberkulosis paru.

16

epitel bronkus dan silia berkurang. Pada penderita yang sering mengalami bronkospasme, otot polos saluran bertambah dan timbul fibrosis peribronkial. Yang penting juga adalah perubahan pada saluran nafas kecil (small airways) yaitu hiperplasia sel goblet, sel radang di mukosa dan submukosa, edema, fibrosis peribronkial, penyumbatan mukus intraluminal dan penambahan otot polos.

Pada emfisema paru terdapat pelebaran secara abnormal saluran udara sebelah distal bronkus terminal, yang disertai kerusakan dinding alveolus. Menurut American Thoracic Society (1962), dibagi atas:

- Paracicatricial : terdapat pelebaran saluran udara dan kerusakan dinding alveolus di tepi suatu lesi fibrotik paru. Lobular : pelebaran saluran udara dan kerusakan dinding alveolus Dibagi lagi menurut di tempat asinus/lobulus prosesnya sekunder. yaitu :

- Sentro lobular, kerusakan terjadi di daerah sentral asinus. Daerah distalnya masih normal. - Panlobular, kerusakan terjadi di seluruh asinus. - Tidak dapat ditentukan, kerusakan terdapat di seluruh asinus, tetapi tidak dapat ditentukan dari mana mulainya.

Emfisema sentrolobular sering ditemukan pada penderita pria perokok, biasanya pada lobus atas paru dan menyertai penderita bronkitis kronis. Emfisema panlobular terdapat pada penderita defisiensi alfa-1-antitripsin dan sering menyertai proses degeneratif atau penderita bronkitis kronis, timbul pada lobus bawah. Patogenesis Ada 3 faktor utama yang mempengaruhi timbulnya bronkitis kronis dan emfisema paru yaitu rokok, infeksi dan polusi. Selain itu terdapat pula hubungan dengan faktor keturunan dan status sosial.

17

1. Rokok Menurut buku Report of The WHO Expert Committe on Smoking Control, rokok adalah penyebab utama bronkitis kronis dan emfisema paru. Terdapat hubungan yang erat antara merokok dan penurunan Volume Ekspirasi Paksa 1 detik pertama (VEP1). Dari 34.000 dokter di Inggris, hanya tiga dokter yang meninggal karena bronkitis kronis dan emfisema paru. Sedang penderita perokok, banyak yang meninggal karena penyakit diatas. Secara patologis rokok berhubungan dengan hiperplasia kelenjar mukus bronkus dan metaplasia skuamus epitel saluran pernafasan. Juga dapat menyebabkan bronkokontriksi akut. Menurut Crofton dan Douglas merokok menimbulkan pula inhibisi aktivitas sel rambut getar, makrofag alveolar dan surfaktan. 2. Infeksi Menyebabkan kerusakan paru lebih hebat sehingga gejala-gejalanya pun lebih berat. Infeksi saluran pernapasan bagian atas pada seorang penderita bronkitis kronis hampir selalu menyebabkan infeksi paru bagian bawah, serta menyebabkan kerusakan paru bertambah. Eksaserbasi bronkitis kronis disangka paling sering diawali dengan infeksi virus, yang kemudian menyebabkan infeksi sekunder oleh bakteri. Bakteri yang diisolasi paling banyak adalah Haemophilus influenzae dan Streptococcus pneumoniae. 3. Polusi

Polusi tidak begitu besar pengaruhnya sebagai faktor penyebab penyakit di atas, tetapi apabila disertai dengan merokok, resiko akan lebih tinggi. Zat-zat kimia yang dapat juga menyebabkan bronkitis adalah zat-zat pereduksi seperti oksigen, zat-zat pengoksidasi seperti N2O, hidrokarbon, aldehid dan ozon. 4. Keturunan

Belum diketahui dengan jelas apakah faktor keturunan berperan atau tidak, kecuali pada penderita dengan defisiensi alfa-1-antitripsin yang

18

merupakan suatu protein. Kerja enzim ini menetralkan enzim proteolitik yang sering dikeluarkan pada peradangan dan merusak jaringan, termasuk jaringan paru, karena itu kerusakan jaringan lebih lanjut dapat dicegah. Defisiensi alfa-1-antitripsin adalah suatu kelainan yang diturunkan secara autosom resesif, yang sering diderita oleh penderita emfisema paru adalah penderita dengan gen S atau Z, emfisema paru akan cepat muncul bila penderita tersebut merokok. 5. Faktor Sosial Ekonomi

Kematian pada penderita bronkitis kronis ternyata Lebih banyak pada golongan sosial ekonomi rendah. Mungkin disebabkan oleh faktor lingkungan dan ekonomi yang lebih jelek.

6. Hipotesis Elastase-Anti Elastase Di dalam paru terdapat keseimbangan antara enzim proteolitik elastase dan anti elastase agar tidak terjadi kerusakan jaringan. Perubahan keseimbangan akan menimbulkan kerusakan jaringan elastik paru. Arsitektur paru akan berubah dan timbul emfisema. Sumber elastase yang penting adalah pankreas, sel-sel Poli Morfonuklear (PMN) dan makrofag alveolar/Pulmonary Alveolar Macrophage (PAM). Perangsangan pada paru antara lain oleh asap rokok dan infeksi, menyebabkan elastase bertambah banyak. Aktivitas sistem anti elastase yaitu sistem enzim alfa-1-protease-inhibitor terutama enzim alfa-1-anti tripsin (alfa-1-globulin) menjadi menurun. Akibat tidak ada lagi keseimbangan antara elastase dan anti elastase akan menimbulkan kerusakan jaringan elastin paru dan kemudian emfisema. Patofisiologi Penyempitan saluran pernafasan terjadi pada bronkitis kronis maupun pada emfisema paru. Bila sudah timbul gejala sesak, biasanya sudah dapat dibuktikan adanya tanda-tanda obstruksi. Pada bronkitis kronis sesak nafas terutama disebabkan karena perubahan pada saluran pernafasan kecil, yang diameternya kurang dari 2 mm, menjadi lebih

19

sempit, berkelok-kelok dan kadang terjadi obliterasi. Penyempitan lumen terjadi juga oleh metaplasia sel goblet. Saluran pernafasan besar juga berubah. Timbul terutama karena hipertrofi dan hiperplasia kelenjar mukus, sehingga saluran pernafasan lebih menyempit. Pada emfisema paru penyempitan saluran nafas terutama disebakan elastisitas paru-paru yang berkurang. Pada paru-paru normal terjadi keseimbangan antara tekanan yang menarik jaringan paru keluar, yaitu yang disebabkan tekanan intrapleural dan otot-otot dinding dada dengan tekanan yang menarik jaringan paru ke dalam, yaitu elastisitas paru. Bila timbul keseimbangan antara kedua tekanan tersebut, volume paru yang terbentuk disebut sebagai Kapasitas Residu Fungsional/KRF atau Functional Residual Capacity/FRC yang normal. Bila elastisitas paru berkurang, akan timbul kesimbangan baru dan menghasilkan KRF yang baru pula, yang lebih besar. Volume residu (VR) atau residual volume (RV) dan Kapasitas Total Paru (KTP) bertambah pula, tetapi Kapasitas Vital (KV) menurun. Pada orang normal sewaktu terjadi ekspirasi maksimal, tekanan yang menarik jaringan paru akan berkurang, sehingga saluran-saluran pernafasan bagian bawah paru akan tertutup. Pada penderita emfisema paru dan bronkitis kronis, saluran-saluran pernafasan tersebut akan lebih cepat dan lebih banyak menutup serta dinding alveoli yang rusak, akan menyebabkan ventilasi dan perfusi yang tidak seimbang. Tergantung dari kerusakkannya, dapat terjadi alveoli dengan ventilasi yang kurang, akan tetapi perfusi baik. Sehingga penyebaran udara pernafasan maupun aliran darah ke alveoli, tidak sama dan merata. Atau dapat dikatakan juga tidak ada keseimbangan antara ventilasi dan perfusi di alveoli (V/Q rasio yang tidak sama). Timbulah hipoksia dan sesak nafas. Lebih jauh lagi hipoksia alveoli menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah paru dan polisitemia. Terjadi hipertensi pulmonal, yang dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan korpulmonal.

2.8. 1.

Akibat merokok

Rambut Rontok (gundul)

20

2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.

Katarak ( lama-lama picek) Kulit keriput Kanker kulit (jenis kanker terganas & paling cepat menyebar) Hilangnya pendengaran Osteoporosis (bungkuk) Karies dan stain gigi, halitosis dan periodontitis Emphysema ( sesak nafas) Penyakit jantung (calon kuat penghuni kubur secepatnya) Kanker Paru-paru, kanker hidung, kanker Mulut, kanker kandung Diskolorisasi jari-jari ( jorok) Tukak lambung ( magh) Psoriasis (gatal2) Penyakit Buerger (pembuluh darah tersumbat) Kerusakan Sperma (mandul) kemih,

kanker anus, kanker payudara, kanker uterus

2.9.

The Journal

1. The Wall Street Journal on Cigarette Taxes


"Cigarette Tax Burnout" Politicians in Annapolis are scratching their heads wondering what happened to all those chain smokers who were supposed to help balance Maryland's budget. Last year the legislature doubled the cigarette tax to $2 a pack to pay for expanded health-care coverage. Eight months later, cigarette sales have plunged 25% and the state is in fiscal distress again. A few pols are pretending to be happy that 30 million fewer cigarette packs have been bought in the state so far this year. As House Majority Leader Kumar Barve put it, fewer people smoking is "a good thing." Yes, except that Maryland may be losing retail sales more than smokers. Residents of Maryland's Washington suburbs can shop in

21

nearby Virginia, where the tax is only 30 cents a pack, and save at least $15 per carton. ... Maryland is only the latest state to prove the folly of trying to finance government with a tax on a shrinking pool of smokers. In New York City and State, tobacco taxes have been raised so many times that the retail cost can exceed $9 a pack -- about double the national average. Few budget-savvy smokers in the Big Apple pay that tax. Patrick Fleenor, an expert on tobacco taxes at the Tax Foundation, estimates that there is "now a 75% gap between cigarette sales in the city and cigarette consumption." In other words, three out of four cigarettes are bought elsewhere or are contraband. Out-of-state purchases, tax-free Internet sales and a cigarette black market are booming.

2. New Castle Journal; Where Cigarette Sales Have Increased Tenfold


By LAURA MANSNERUS

From the foot of the Delaware Memorial Bridge, where the cars spill in from New Jersey, it is an easy 1.9-mile swoop (three minutes in good traffic) to the Delaware Tobacco Outlet. On Saturday, the manager, Shirley Legeza, arrived to find a busload of New Yorkers waiting for her to open. Not a mile down Route 13, past the gun store, Ellie Taylor surveyed the parking lot this morning at her shop, Airport News and Tobacco: ''Six cars, all New Jersey.'' Within two or three miles of the bridge, a half-dozen more cigarette outlets share the bounty. For this fiscal year, which began with thumping cigarette-tax increases in New York, New Jersey, Pennsylvania and Maryland, sales in Delaware are 32 percent ahead of

22

the same period in 2002. Almost every month, Delaware officials have had to raise sales projections. And now those officials have another revision to make for the year starting July 1. That is the day when, if Gov. James E. McGreevey has his way, New Jersey's tax will rise 40 cents a pack to $1.90 -- by far the highest in the nation except for the combined city and state tax of $3 a pack in New York City. Delaware's tax is 24 cents. To do better, a New Jerseyan would have to keep driving southwest to West Virginia (17 cents) or Virginia (2 1/2 cents), and Delaware has no sales tax. Gov. Ruth Ann Minner of Delaware has proposed a 26-cent-a-pack increase, but even that would leave a widening differential with New Jersey, allowing New Jerseyans to buy a carton of Marlboros for about $25 rather than $50. ''I don't know if I can handle it,'' Ms. Legeza said from behind the counter, nodding toward the steady line of customers. ''Not one person in this line is from the state of Delaware.'' Ms. Legeza estimated that 80 percent of her customers were from New Jersey, with many of the others from points as far northeast as Connecticut. Across the cash register, a customer named Mary, who like most out-of-state buyers would not give her last name because she violates the law by driving her stash home, volunteered that she had been coming to Delaware since 1998, when the New Jersey tax rose to 80 cents from 40 cents. Every two weeks, Mary drives 50 miles from rural Leesburg, N.J., to buy cigarettes for herself and her husband, she said, saving $150 to $200 a month.

23

''They ask for more and more'' in New Jersey, she said, ''and where has the money gone? What do they do with it? I don't even have health insurance.'' The cigarette price gap between Delaware and its neighbors has grown in fits and starts for years, but the last round of increases opened a chasm. New Jersey's tax rose to $1.50 a pack, matching New York's, and Pennsylvania and Maryland both went to $1. Despite ample research on the effects of cigarette prices on sales, forecasters did not know what to expect. ''In the past, the surrounding states have raised taxes and the diffferential has grown, but it's never been of this magnitude and it's never been simultaneous,'' said David Gregor, the research director of the Delaware Department of Finance. At the same time, cigarette sales in New Jersey this fiscal year have been 1.7 percent above the state's projections. The tax increase is expected to raise about $200 million for fiscal year 2003, and a 40-cent increase in July would yield $78 million more for the 2004 fiscal year. It is hard to tell exactly where Delaware gets the extra customers, since the tax is collected only from the half-dozen wholesalers in the state, Mr. Gregor said. Nor can New Jersey track sales by location to see which borders are the most porous. Retailers here say bootlegging is surely rising, although serious black-marketeers follow Interstate 95 to Virginia. The bigger dealers insist that they abide by manufacturers' limits on sales of promoted brands: customers may buy, for example, only two cartons of Newports, which sell for $22 to $23 a carton here and $50 to $60 in New Jersey. But some dealers, they say, sell with abandon to out-of-state buyers with vans bound for New York. ''They buy 50, 100, 500 cartons,'' said one manager.

24

With or without bootleggers, and with or without its own tax increase, Delaware expects growing profits from other states' residents. ''I've been tempted to invite McGreevey and Bloomberg to come sit in the parking lot,'' said one dealer, referring to the New Jersey governor and to New York City's mayor, Michael R. Bloomberg. The dealer said his sales had gone from 500 cartons a week a year ago to 5,000 a week now. Ms. Legeza estimated that her sales had risen 20 percent to 30 percent since July. This July, she predicted, the weekend traffic will be even more frantic than it is now. But the market accommodates. Ms. Legeza said that just up Route 13, another cigarette outlet is opening soon. Photo: The lines are long at the Delaware Tobacco Outlet in New Castle, where smokers shop to avoid the high cigarette taxes in New Jersey and other neighboring states. (David Hunsinger for The New York Times).

3. Emphysema - Causes and Symptoms By Terry Martin


What is Emphysema? Emphysema is a severe lung disease in which the tiny air sacs (alveoli) in the lungs become damaged. Normal, healthy lungs look like upside down branches of a tree with many thousands of these tiny air sacs at the ends of those branches. Lungs with emphysema have fewer, larger sacs. What Causes Emphysema? While environmental pollution can cause emphysema, cigarette smoking is by far the most common cause. The chemicals in cigarette smoke are thought to damage the delicate walls of the alveoli, ultimately

25

breaking them down, leaving larger sacs that are less efficient at processing the exchange of oxygen and carbon dioxide that allows us to breathe properly. These larger sacs are also weaker in structure than many smaller ones and will collapse and trap air, making it much more difficult for the lungs to properly inflate and deflate. The result is breathlessness. Symptoms of Emphysema

Shortness of breath (dyspnea) is the number one symptom of emphysema. A chronic cough that may or may not be productive(producing sputum) Wheezing Additionally, the following symptoms could be associated with emphysema:

Anxiety Unintentional loss of weight Feet and ankle swelling Fatigue A person with emphysema may develop a barrel chest in which the distance from the chest to the back is more pronounced due to trapped air within the lungs.

26

Emphysema is slow to progress. This lung disease develops very gradually over a period of many years, and often goes unnoticed until a person begins having difficulty with breathing on mild exertion. The effects of emphysema are permanent and irreversible. However, if a person stops smoking soon enough, they may be able to arrest further damage and even improve their lung function to some extent.

4.Cigarette Smoking and Cancer


By Terry Marten

Cigarette smoking alone is directly responsible for approximately 30% of all Cigarette smoking also contributes to lung disease, heart disease, stroke, and

cancer deaths annually in the United States(1).

the development of low birth weight babies(2). Quitting smoking can significantly reduce a person's risk of developing heart disease, stroke, and diseases of the lung, and can limit adverse health effects on children. What are the effects of cigarette smoking on cancer rates? Cigarette smoking causes 87% of lung cancer deaths. Lung cancer is the leading cause of cancer death in both men and women(1). Smoking is also responsible for most cancers of the:

larynx oral cavity esophagus bladder In addition, it is highly associated with the development of, and deaths from,

kidney, pancreatic, and cervical cancers(2,3). Are there any health risks for nonsmokers?

27

The health risks caused by cigarette smoking are not limited to smokers exposure to secondhand smoke, or environmental tobacco smoke ETS, significantly increases a nonsmoker's risk of developing lung cancer(1,2). According to the Centers for Disease Control and Prevention(CDC), exposure to secondhand smoke causes about 3,000 lung cancer deaths among nonsmokers and is responsible for lower respiratory tract infections in an estimated 300,000 children each year(3). The U.S. Environmental Protection Agency(EPA) released a risk assessment report in December 1992 that classified secondhand smoke as a Group A carcinogen - a category reserved for only the most dangerous cancer-causing agents(4,5). What harmful chemicals are found in cigarette smoke? Cigarette smoke contains about 4000 chemical agents, including over 60 substances that are known to cause cancer in humans(carcinogens)(3). In addition, many of these substances, such as carbon monoxide, tar, arsenic, and lead, are poisonous and toxic to the human body. Nicotine is a drug that is naturally present in the tobacco plant and is primarily responsible for a person's addiction to tobacco products, including cigarettes. During smoking, nicotine is absorbed quickly into the bloodstream and travels to the brain in a matter of seconds. Nicotine causes addiction to cigarettes and other tobacco products that is similar to the addiction produced by using heroin and cocaine(6). How does exposure to tobacco smoke affect the cigarette smoker? The risk of developing smoking-related diseases, such as lung and other cancers, heart disease, stroke, and respiratory illnesses, is related to total lifetime exposure to cigarette smoke(7). This includes:

the number of cigarettes a person smokes each day the intensity of smoking(i.e., the size and frequency of puffs) the age at which smoking began the number of years a person has smoked the smoker's exposure to secondhand smoke.

28

How would quitting smoking affect the risk of developing cancer and other diseases? Smokers who quit live longer than those who continue to smoke. In addition, the earlier smokers quit, the greater the health benefit(1). Quitting smoking reduces a person's risk of dying from smoking-related cancers and other diseases(1). The extent to which this risk is reduced depends on:

the number of years a person smoked the number of cigarettes smoked per day the age at which smoking began the presence or absence of illness at the time of quitting Research has shown that people who quit before age 35 reduce their

risk of developing a tobacco-related disease by 90 percent(1). Even smokers who quit before age 50 significantly reduce their risk of dying from a tobacco-related disease(1).

The Effects of Smoking on Human Health


By Terry Martin

Smoking Effects on the Human Body

Toxic ingredients in cigarette smoke travel throughout the body, causing damage in several different ways. Nicotine reaches the brain within 10 seconds after smoke is inhaled. It has been found in every part of the body and in breast milk. Carbon monoxide binds to hemoglobin in red blood cells, preventing affected cells from carrying a full load of oxygen. Cancer-causing agents (carcinogens) in tobacco smoke damage important genes that control the growth of cells, causing them to grow abnormally or to reproduce too rapidly.

29

The carcinogen benzo(a)pyrene binds to cells in the airways and major organs of smokers. Smoking affects the function of the immune system and may increase the risk for respiratory and other infections. There are several likely ways that cigarette smoke does its damage. One is oxidative stress that mutates DNA, promotes atherosclerosis, and leads to chronic lung injury. Oxidative stress is thought to be the general mechanism behind the aging process, contributing to the development of cancer, cardiovascular disease, and COPD.

The body produces antioxidants to help repair damaged cells. Smokers have lower levels of antioxidants in their blood than do nonsmokers. Smoking is associated with higher levels of chronic inflammation, another damaging process that may result in oxidative stress.

Health Effects of Smoking


By Terry Martin

Smokers have a harder time healing from surgeries, and have more overall health issues than do nonsmokers. This results in more time away from work, and more doctor and hospital visits. Smoking compromises a person's health in so many ways.

Smokers are more likely to be absent from work than nonsmokers, and their illnesses last longer. Smokers tend to incur more medical costs, to see physicians more often in the outpatient setting, and to be admitted to the hospital more often and for longer periods than nonsmokers.

Smokers have a lower survival rate after surgery compared to that of nonsmokers because of damage to the body's host defenses, delayed wound healing, and reduced immune response. Smokers are at greater risk for complications following surgery, including wound infections, postoperative pneumonia, and other respiratory complications.

Periodontitis is a serious gum disease that can result in the loss of teeth and bone loss. Smoking is causally related to periodontitis. This may be because smoking affects the body's ability to fight infection and repair tissue.

30

Peptic ulcers, which are located in the digestive tract (stomach and duodenum), usually occur in people with an infection caused by the Helicobacter pylori bacterium. Among persons with this infection, smokers are more likely to develop peptic ulcers than nonsmokers. In severe cases, peptic ulcers can lead to death.

Although only a small number of studies have looked at the relationship between smoking and erectile dysfunction, their findings suggest that smoking may be associated with an increased risk for this condition. More studies are needed, however, before researchers can conclude that smoking is causally related to erectile dysfunction.

Chemicals in Cigarettes: What They Are and How They Harm Us


By Terry Martin

As smokers, we don't think about the chemicals in cigarettes. We think about how cigarettes help us cope with the stress of daily life, how they calm us down when we're angry, help us relax at the end of a long day, comfort us when we're sad or lonely. Harmful chemicals in cigarettes? No, we don't think much about that. The truth of the matter is that smoking does the opposite of just about everything we give it credit for. When the chemicals in cigarettes are inhaled, they put our bodies into a state of physical stress by sending literally thousands of poisons, toxic metals and carcinogens coursing through our bloodstream with every puff we take. And those chemicals affect everything from blood pressure and pulse rate to the health of our organs and immune system.

31

While researchers are still working to uncover all of the hazards cigarettes present to human life, we do know that air tainted with cigarette smoke is dangerous for anyone who breathes it -- smoker or not. Let's take a closer look at some of the harmful chemicals in cigarettes and how they affect our health.

Chemicals in Cigarettes: Carcinogens


A carcinogen is defined as any substance that can cause or aggravate cancer. Approximately 60 of the chemicals in cigarettes are known to cause cancer. TSNAs Tobacco-specific N-nitrosamines (TSNAs) are known to be some of the most potent carcinogens present in smokeless tobacco, snuff and tobacco smoke. Benzene Benzene can be found in pesticides and gasoline. It is present in high levels in cigarette smoke and accounts for half of all human exposure to this hazardous chemical. Pesticides Pesticides are used on our lawns and gardens, and inhaled into our lungs via cigarette smoke. Formaldehyde Formaldehyde is a chemical used to preserve dead bodies, and is responsible for some of the nose, throat and eye irritation smokers experience when breathing in cigarette smoke.

Chemicals in Cigarettes: Toxic Metals


Toxic / heavy metals

32

Toxic / heavy metals are metals and metal compounds that have the potential to harm our health when absorbed or inhaled. In very small amounts, some of these metals support life, but when taken in large amounts, can become toxic. Arsenic Commonly used in rat poison, arsenic finds its way into cigarette smoke through some of the pesticides that are used in tobacco farming. Cadmium Cadmium is a toxic heavy metal that is used in batteries. Smokers typically have twice as much cadmium in their bodies as nonsmokers.

Chemicals in Cigarettes: Poisons


Poison Poison is defined as any substance that, when introduced to a living organism, causes severe physical distress or death. Science has discovered approximately 200 poisonous gases in cigarette smoke. Ammonia Ammonia compounds are commonly used in cleaning products and fertilizers. Ammonia is also used to boost the impact of nicotine in manufactured cigarettes. Carbon Monoxide Carbon monoxide is present in car exhaust and is lethal in very large amounts. Cigarette smoke can contain high levels of carbon monoxide. Hydrogen Cyanide Hydrogen cyanide was used to kill people in the gas chambers in Nazi Germany during World War II. It can be found in cigarette smoke. Nicotine Nicotine is a poison used in pesticides and is the addictive element in cigarettes.

33

A Word About Secondhand Smoke


Also known as environmental tobacco smoke, secondhand smoke is a term used to describe cigarette smoke that comes from two sources: Smoke that is exhaled by the smoker (mainstream smoke) and smoke produced by a smouldering cigarette (sidestream smoke). Secondhand smoke is known to contain at least 250 toxic chemicals, including 50 cancer-causing chemicals. According to the U.S. Surgeon General, there is no risk-free level of exposure to secondhand smoke. That means if you can smell cigarette smoke in the air, it could be harming your health.

If you smoke...
...use the tools below to help you get started on your smoke-free journey. There is no time like the present to stop the madness that cigarette smoking is. You'll be rewarded with benefits beyond what you can probably imagine and they'll start to occur faster than you think. Within 20 minutes of your last cigarette, your body will begin to heal and improvements to your mental and physical health will continue to grow with time invested in smoking cessation. It is never too late to quit smoking!

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN


3.1 Kesimpulan

34

1.

Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain.

2.

Rokok mengandung aseton, amoniak, arsenik, butan, kadmium, CO, DDT, HCN, metanol, napthalene, tolwene, viniclorida, tembakau, tar, serta nikotin.

3. 4.

Subjek-subjek perokok adalah anak-anak, remaja, dan dewasa. Rokok dibedakan menjadi beberapa jenis. Pembedaan ini didasarkan atas bahan pembungkus rokok, bahan baku atau isi rokok, proses pembuatan rokok, dan penggunaan filter pada rokok.

5.

Asap rokok mengandung kurang lebih 4000 bahan kimia yang 200 diantaranya beracun dan 43 jenis lainnya dapat menyebabkan kanker bagi tubuh. Beberapa zat yang sangat berbahaya yaitu tar, nikotin, karbon monoksida, dsb.

6.

Perokok aktif adalah seseorang yang mengkonsumsi rokok secara langsung, sedangkan perokok piasif adalah seseorang yang menghirup asap rokok dari perokok aktif.

7.

Rokok dapat menyebabkan impotensi, darah tinggi, kanker, gangguan kehamilan dan janin.

3.2

Saran - Saran
Bagi perokok aktif diharapkan sebaiknya mengurangi atau menghentikan kebiasaan merokok, karena merokok merusak kesehatan dan tubuh manusia. Bagi perokok pasif diharapkan dapat menghindari keberadaan perokok aktif dan berusaha menegur orang yang sedang merokok karena merokok dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Bagi orang orang tidak merokok, sebaiknya Anda terus memegang prinsip itu, dan Anda sebaiknya juga senantiasa mengajak masyarakat untuk memerangi rokok dengan memulai

35

dari diri sendiri dan keluarga, karena mengingat rokok sangat berbahaya bagi tubuh manusia.

DAFTAR PUSTAKA
Syamsuri, istamar.2007.Biologi 2B.Malang : Erlangga. 36

Subardjo, Ahmad.2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta : Raja Gravindo. Ensiklopedia Umum Untuk Pelajar. Situs Wikipedia Indonesia www.google.com www.klinikpria.com www.about.com

37

Anda mungkin juga menyukai