Anda di halaman 1dari 3

Case Summary Kepada: Dari : FB Tanggal : 6 Agustus 2012 Subjek : Litigasi Sengketa Hak Milik Rumah

a. Para Pihak Partoh Irawan (Pemohon Kasasi Dahulu Pelawan/Pembanding) v. PT Bank Uob Buana Pusat Tbk (Termohon Kasasi Dahulu Terlawan/Terbanding) b. Fakta 1. Pelawan dalam gugatan perlawanan ini sangat keberatan dengan penetapan Sita Eksekusi Nomor: 72/Eks/HT/2007/PN.Mdn., tanggal 25 Januari 2008, berikut dengan Berita Acara Sita Eksekusi Nomor: 72/Eks/ HT/2007/PN.Mdn., tanggal 28 Januari 2008, yang diletakkan terhadap objek sita eksekusi; 2. Keberatan tersebut disebabkan Pelawan sudah cukup lama berhubungan dengan Terlawan (kaitan kredit) sebab Pelawan adalah seorang Kontraktor/Pemborong yang membangun rumah-rumah dalam bentuk rumah toko atau rumah tempat tinggal; 3. Ikatan kredit yang dilakukan oleh Pelawan dengan Terlawan dengan 3 (tiga) jaminan tersebut di atas (tidak termasuk bangunan rumah took No. 99-D) dengan besar kredit yang Pelawan ingat sebesar Rp 1.400.000.000,- (satu milyar empat ratus juta rupiah), namun sampai dengan sekarang ini salinan akad kredit antara Pelawan dengan Terlawan tidak pernah diberikan, sekalipun hanya bentuk fotokopinya, sehingga Pelawan sendiri tidak paham dan mengerti bagaimana sebenarnya model akad kredit yang pernah Pelawan tanda tangani; 4. Selama pekerjaan/proyek Pelawan untuk mengerjakan bangunan rumah dan rumah toko berjalan dengan baik dan lancar, maka pembayaran angsuran kredit oleh Pelawan kepada Terlawan selalu dilakukan dengan baik, namun belakangan akibat krisis ekonomi sehingga terjadi fluktuasi harga-harga bahan bangunan berikut dengan harga bangunan rumah, sehingga Pelawan menjadi sendat untuk melakukan pembayaran kredit kepada Terlawan; 5. Akibat dari macetnya Pelawan melakukan penyelesaian/pembayaran kredit dengan Terlawan, kemudian oleh Terlawan dengan tanpa kompromi dengan Pelawan telah memohon sita eksekusi kepada Pengadilan Negeri Medan dan melakukan penyitaan (sesuai dengan Penetapan Sita Eksekusi Nomor: 72/Eks/HT/2007/PN.Mdn., tanggal 25 Januari 2008 jo. Berita Acara Sita Eksekusi Nomor: 72/Eks/HT/2007/PN.Mdn., tanggal 28 Januari 2008) terhadap 3 (tiga ) bangunan rumah toko, termasuk yang dilakukan penyitaan rumah milik orang tua Pelawan yang tidak ada sangkut pautnya/kaitan dengan Terlawan yang untuk ini telah dilaporkan kepada pihak yang berwajib, sesuai dengan Surat Tanda Bukti Lapor Nomor: LP/347/II/ 2008/TABRES tanggal 6 Februari 2008 (terlampir dalam gugatan perlawanan ini);

6. Jika mengacu dan berpedoman kepada Buku Karangan M. Yahya Harahap, SH. (mantan Hakim Agung) dalam bukunya Ruang Lingkup Permasalahan Eksekusi Bidang Perdata, pada halaman (64, 66 dan 67) tindakan Terlawan telah melakukan penyitaan melalui Pengadilan Negeri Medan dapat dikwalifisir sebagai tindakan yang bertentangan dengan hokum dan terkesan serampangan; 7. Dalam kasus ini Pelawan pernah mengajukan penawaran secara lisan agar diadakan kompromi/musyawarah dalam penyelesaikan kredit ini mengingat hubungan Pelawan dengan Terlawan sudah cukup lama (30 tahun) yakni dengan cara diselesaikan secara parsial (karena jika satu atau dua bangunan ruko itu saja dijual sudah cukup untuk memenuhi tagihan kredit Pelawan dengan Terlawan), namun Terlawan menolak dengan alasan Pengadilan Negeri Medan tidak bersedia, padahal secara hukum yang dapat menentukan bisa atau tidaknya diselesaikan secara parsial adalah Terlawan (PT Bank UOB Buana Pusat Tbk d/h Bank Buana Indonesia di Jakarta cq. PT Bank UOB Buana Tbk Cabang Jalan Palang Merah Medan) bukan Pengadilan Negeri Medan; 8. Disamping itu tuntutan Terlawan dalam permohonan eksekusinya telah melebihi dari hutang Pelawan dengan Terlawan, maka dengan mengacu dan berpedoman kepada Jurisprudensi Mahkamah Agung RI yang berlaku tetap Nomor: 1520 K/Pdt/1981, pihak Terlawan harus mengajukan gugatan biasa/bukan parate eksekusi; 9. Terhadap perlawanan tersebut Pengadilan Negeri Medan telah mengambil putusan, yaitu putusan No. 42/Pdt.G/2008/PN.Mdn., tanggal 15 Juli 2008 yang amarnya sebagai berikut: i. Menyatakan perlawanan Pelawan tidak dapat diterima; ii. Menghukum Pelawan untuk membayar ongkos perkara yang hingga kini ditaksir sebesar Rp 149.000,- (seratus empat puluh sembilan ribu rupiah); 10. Dalam tingkat banding atas permohonan Pelawan/Pembanding putusan Pengadilan Negeri tersebut telah dikuatkan oleh Pengadilan Tinggi Medan dengan putusan No. 360/PDT/2008/PT.MDN., tanggal 12 Februari 2009; 11. Sesudah putusan terakhir ini diberitahukan kepada Pelawan/Pembanding pada tanggal 26 Januari 2010 kemudian terhadapnya oleh Pelawan/Pembanding (dengan perantaraan kuasanya, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 28 Januari 2010) diajukan permohonan kasasi secara lisan pada tanggal 5 Februari 2010 sebagaimana ternyata dari akte permohonan kasasi No. 14/Pdt/Kasasi/2010/PN.Mdn., yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Negeri Medan, permohonan mana diikuti oleh memori kasasi yang memuat alasanalasan yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri tersebut pada tanggal 18 Februari 2010; 12. Setelah itu oleh Terlawan/Terbanding yang pada tanggal 18 Maret 2010 telah diberitahu tentang memori kasasi dari Pelawan/Pembanding, oleh Terlawan/Terbanding diajukan jawaban memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Medan pada tanggal 25 Maret 2010; Menimbang, bahwa permohonan kasasi a quo beserta alasan-alasannya telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan seksama, diajukan dalam tenggang

waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam undang-undang, maka oleh karena itu permohonan kasasi tersebut formal dapat diterima; c. Dasar Pemohon Mengajukan Kasasi Alasan-alasan yang diajukan oleh Para Pemohon Kasasi/Para Penggugat dalam memori kasasinya tersebut pada pokoknya ialah: 1. Bahwa Judex Facti (i.c. Pengadilan Tinggi Medan) dalam pertimbangan hukumnya telah bertentangan dengan Jurisprudensi Mahkamah Agung RI yang berlaku tetap Nomor: 492 K/Sip/1970, yang berbunyi sebagai berikut: Putusan Pengadilan Tinggi harus dibatalkan, karena kurang cukup pertimbangannya (Onvaldoende gemotiveerd) yaitu karena dalam putusannya itu hanya mempertimbangkan soal mengesampingkan keberatan-keberatan yang diajukan dalam memori banding dan tanpa memeriksa perkara itu kembali baik mengenai fakta-faktanya maupun mengenai soal mengetrapkan hukumnya terus menguatkan putusan Pengadilan Negeri saja; 2. Bahwa oleh Judex Facti (i.c. Pengadilan Tinggi Medan) dalam pertimbangan hukumnya memang demikian adanya yakni tidak ada memeriksa perkara itu kembali, terkesan malas hanya mengikuti pertimbangan hukum yang keblinger dengan mengikuti begitu saja pertimbangan hukum yang dilakukan oleh Judex Facti (i.c. Pengadilan Negeri Medan), sehingga hasil pertimbangan hukumnya dan putusannya jauh dari rasa keadilan; 3. Bahwa pertimbangan yang demikian di era reformasi ini sudah tidak patut dipertahankan lagi dengan hanya mengambil alih tanpa memeriksa kembali perkara tersebut, sehingga terkesan Judex Facti (i.c. Pengadilan Tinggi Medan) lumpuh tidak ada berbuat suatu apapun dalam pertimbangan hokum tersebut di atas guna tegaknya hukum dan keadilan; d. Putusan Hakim 1. Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi: TUAN PARTOH IRAWAN tersebut; 2. Menghukum Pemohon Kasasi/Pelawan untuk membayar biaya perkara dalam tingkat kasasi ini sebesar Rp 500.000,- (lima ratus ribu rupiah); e. Analisis: Saya setuju dengan keputusan hakim. Alasan-alasan kasasi tidak dapat dibenarkan, Judex Facti sudah tepat dan tidak salah dalam menerapkan hukum, Pengadilan Tinggi dapat mengambil alih pertimbangan Pengadilan Negeri jika pertimbangan tersebut dianggap telah tepat dan benar, bahwa derden verzet hanya dapat dilakukan oleh Pelawan pemilik Sertifikat Hak Milik. Lalu, berdasarkan pertimbangan tersebut, ternyata bahwa putusan Judex Facti dalam perkara ini tidak bertentangan dengan hukum dan/atau undang-undang.

Anda mungkin juga menyukai