Anda di halaman 1dari 18

(Aliran Seni Lukis Kubisme dan Tokoh Seni Lukis Kubisme) Kubisme adalah sebuah gerakan modern seni

i rupa pada awal abad ke-20 yang dipelopori oleh Picasso dan Braque. Prinsip dasar yang umum pada kubisme yaitu menggambarkan bentuk objek dengan cara memotong, distorsi, overlap, penyederhanaan, transparansi, deformasi, menyusun dan aneka tampak. Gerakan ini dimulai pada media lukisan dan patung melalui pendekatannya masing-masing Bentuk2 karyanya menggunakan bentuk geometri (segitiga, segiempat, kerucut, kubus, lingkaran). Seniman kubisme sering menggunakan teknik kolase, misalnya menempelkan potongan kertas surat kabar, gambar poster. Kubisme sebagai pencetus gaya nonimitative muncul setelah Picasso dan Braque menggali sekaligus terpengaruh bentuk kesenian primitif, seperti patung suku bangsa Liberia, ukiran timbul (basrelief) bangsa Mesir, dan topeng-topeng suku Afrika. Juga pengaruh lukisan Paul Cezanne, terutama karya still life dan pemandangan, yang mengenalkan bentuk geometribaru dengan mematahkan perspektif zaman Renaisans. Ini membekas pada keduanya sehingga meneteskan aliran baru. Istilah Kubis itu sendiri, tercetus berkat pengamatan beberapa kritikus. Louis Vauxelles (kritikus Prancis) setelah melihat sebuah karya Braque di Salon des Independants, berkomenmtar bahwa karya Braque sebagai reduces everything to little cubes (menempatkan segala sesuatunya pada bentuk kubus-kubus kecil. Gil Blas menyebutkan lukisan Braque sebagai bizzarries cubiques (kubus ajaib). Sementara itu, Henri Matisse menyebutnya sebagai susunan petits cubes (kubus kecil). Maka untuk selanjutnya dipakai istilah Kubisme untuk memberi ciri dari aliran seperti karya-karya tersebut. Perkembangan awal Seni Lukis Kubisme Dalam tahap perkembangan awal, Kubisme mengalami fase Analitis yang dilanjutkan pada fase Sintetis. Pada 1908-1909 Kubisme segera mengarah lebih kompleks dalam corak yang kemudian lebih sistematis berkisar antara tahun 19101912. Fase awal ini sering diberi istilah Kubisme Analitis karena objek lukisan harus dianalisis. Semua elemen lukisan harus dipecah-pecah terdiri atas faset-fasetnya atau dalam bentuk kubus. Objek lukisan kadang-kadang setengah tampak digambar dari depan persis, sedangkan setengahnya lagi dilihat dari belakang atau samping. Wajah manusia atau kepala binatang yang diekspos sedemikian rupa, sepintas terlihat dari samping dengan mata yang seharusnya tampak dari depan. Pada fase Kubisme Analitis ini, para perupa sebenarnya telah membuat pernyataan dimensi keempat dalam lukisan, yaitu ruang dan waktu karena pola perspektif lama telah ditinggalkan. Bila pada pereiode analitis Braque maupun Picasso masih terbelenggu dalam kreativitas yang terbatas, berbeda pada fase Kubisme Sintetis. Kaum Kubis tidak lagi terpaku padatiga warna pokok dalam goresan-goresannya. Tema karya-karya mereka pun lebih variatif. Dengan keberanian meninggalkan sudut pandang yang menjadi ciri khasnya untuk beranjak ke tingkat inovatif berikutnya. Perkembangan karya kaum Kubis selanjutnya adalah dengan perhatian mereka terhadap realitas. Dengan memasukkan guntingan-guntingan kata atau kalimat yang diambil dari suratpaper colle. kabar kemudian direkatkan pada kanvas sehingga membentuk satu komposisi geometris. Eksperimen tempelan seperti ini lazim disebut teknik kolase atau paper colle. Mengamati perkembangan dunia seni lukis sekarang ini yang bisa dibilang begitu revolusioner, paling tidak Kubisme telah memberi andil dalam kelahiran aliran-aliran baru. Hal ini sekaligus meratakan jalan bagi pengekspresian kreativitas yang tiada batas.

Dada atau Dadaisme merupakann gerakan budaya yang lahir di wilayah netral, yaitu Zrich, Switzerland, selama masa Perang Dunia I(1916-1920). Gerakan ini meliputi seni visual, sastra (puisi, pertunjukan seni, teori seni), teater dan desain grafis. Gerakan ini berfokus pada politik anti perangnya melalui penolakan pada aturan seni yang berlaku melalui karya budaya anti seni. Kegiatan gerakan ini antara lain pertemuan umum, demonstrasi dan publikasi jurnal seni/sastra. Seni, politik, dan budaya menjadi topik utama dalam publikasi mereka. Gerakan ini mengilhami kemunculan gerakan-gerakan sesudahnya: Avant-garde, gerakan musik kota, serta kelompok lain seperti Surrealisme, Nouveau Ralisme, Pop Art dan Fluxus. Dadaisme merupakan aliran pemberontak di antara seniman dan penulis. Dan memiliki semangat yaitu menolak frame berpikir seni adalah sesuatu yang tinggi, yang mahal, yang serius, complicated, dan eksklusif. Mereka membenci frame berpikir seni tinggi karena seni semacam itu adalah milik kaum menengah ke atas yang memiliki estetika semu. Secara keseluruhan, gerakan ini tidak stabil. Menjelang tahun 1924, Dada berubah menjadi surealisme. Para pengikutnya mencari ide dan gerakan lain, Surealisme, Realisme Sosial, dan sebagainya. Beberapa pakar menolak menyebut Dada sebagai awal seni postmodern. Menjelang akhir Perang Dunia II, banyak Dadais Eropa yang melarikan diri atau beremigrasi ke Amerika Serikat. Beberapa seniman Dada mati di camp kematian Hitler, yang menyebut Dadaisme sebagai gerakan seni yang buruk. Gerakan ini mengalami kemunduran setelah optimisme pasca perang menumbuhkan banyak gerakan dalam bidang seni dan sastra. Dada merupakan inspirasi bagi berbagai gerakan anti seni, politik dan budaya, seperti Situasionis dan kelompok penekan budaya macam Masyarakat Kakofoni (Cacophony Society). Saat para Dadais Zrich tengah mengadakan pertunjukan di Cabaret Voltaire, Vladimir Lenin menulis rencana revolusioner Rusia di apartemen dekat gedung itu. Dia tidak begitu peduli dengan aktivitas revolusi seni. Tom Stoppard menggunakan kebetulan itu sebagai ide dramanya Travesties (1974), dengan Tzara, Lenin dan James Joyce sebagai karakter yang dimainkan. Cabaret Voltaire tak lagi dipakai hingga para neo Dadais pimpinan Mark Divo menggelar pertunjukan bulan Januari hingga Maret 2002. Kelompok itu meliputi Jan Thieler, Ingo Giezendanner, Aiana Calugar, Lennie Lee dan Dan Jones. Setelah mereka mengasingkan diri, tempat itu menjadi museum sejarah Dada. Karya Lennie Lee dan Dan Jones mengantung di dinding-dinding museum itu. Beberapa peneliti telah menemukan pengaruh Dada pada seni dan masyarakat. Tahun 1967, pertemuan yang diadakan untuk mengenang kembali gerakan ini diadakan di Paris, Prancis. Tahun 2006, Museum Seni Modern di New York City mengadakan pameran Dada bersama Galeri Seni Nasional (National Gallery of Art) di Washington D.C. dan Centre Pompidou di Paris.

Fauvisme adalah suatu aliran dalam seni lukis yang berumur cukup pendek menjelang dimulainya era seni rupa modern. Nama fauvisme berasal dari kata sindiran "fauve" (binatang liar) oleh Louis Vauxcelles saat mengomentari pameran Salon d'Automne dalam artikelnya untuk suplemen Gil Blas edisi 17 Oktober 1905, halaman 2. Kepopuleran aliran ini dimulai dari Le Havre, Paris, hingga Bordeaux. Kematangan konsepnya dicapai pada tahun 1906. Fauvisme adalah aliran yang menghargai ekspresi dalam menangkap suasana yang hendak dilukis. Tidak seperti karya impresionisme,pelukis fauvis berpendapat bahwa harmoni warna yang tidak terpaut dengan kenyataan di alam justru akan lebih memperlihatkan hubungan pribadi seniman dengan alam tersebut. Konsep dasar fauvisme bisa terlacak pertama kali pada 1888 dari komentar Paul Gauguin kepada Paul Srusier: "How do you see these trees? They are yellow. So, put in yellow; this shadow, rather blue, paint it with pure ultramarine; these red leaves? Put in vermilion." "Bagaimana kau menginterpretasikan pepohonan itu? Kuning, karena itu tambahkan kuning. Lalu bayangannya terlihat agak biru, karena itu tambahkan ultramarine. Daun yang kemerahan? Tambahkan saja vermillion." Segala hal yang berhubungan dengan pengamatan secara objektif dan realistis, seperti yang terjadi dalam lukisan naturalis, digantikan oleh pemahaman secara emosional dan imajinatif. Sebagai hasilnya warna dan konsep ruang akan terasa bernuansa puitis. Warna-warna yang dipakai jelas tidak lagi disesuaikan dengan warna di lapangan, tetapi mengikuti keinginan pribadi pelukis. Penggunaan garis dalam fauvisme disederhanakan sehingga pemirsa lukisan bisa mendeteksi keberadaan garis yang jelas dan kuat. Akibatnya bentuk benda mudah dikenali tanpa harus mempertimbangkan banyak detail. Pelukis fauvis menyerukan pemberontakan terhadap kemapanan seni lukis yang telah lama terbantu oleh objektivitas ilmu pengetahuan seperti yang terjadi dalam aliran impresionisme, meskipun ilmu-ilmu dari pelukis terdahulu yang mereka tentang tetap dipakai sebagai dasar dalam melukis. Hal ini terutama terjadi pada masa awal populernya aliran ini pada periode 1904 hingga 1907. Pengaruh awal dari aliran ini mungkin sekali didapat dari rintisan yang dimulai oleh karya-karya Paul Cezanne, Gustave Moreau, Paul Gauguin, maupun Vincent van Gogh. Meskipun pelukis tersebut tidak melibatkan diri kepada gerakan fauvisme dan berbeda era dengan dimulainya aliran ini, namun karyanya menjadi acuan bagi pelukis muda yang nantinya akan menjadi pelukis fauvis. Meskipun hanya berumur pendek, aliran fauvisme menjadi tonggak konsep seni rupa modern berikutnya.

Seni Abstrakisme Abstrakisme merupakan aliran seni yang menggambarkan sebuah bentuk yang tidak berwujud atau nonfiguratif. Sebenarnya kesan abstrak sudah nampak pada gaya Kubisme, Futurisme dan Surealisme, namun aliran-aliran tersebut memiliki perbedaan konsep yang mendasar. Dalam aliran ini karya yang ada terdiri dari susunan garis, bentuk, dan warna yang terbebas dari ilusi atas bentuk alam. secara lebih umum abstrakisme merupakan seni dimana bentuk-bentuk dimana alam tidak lagi berfungsi sebagai objek atau tema, melainkan sebagai motif saja. Dalam perkembangannya abstrak terbagi menjadi: Abstrak Ekspresionisme/Non Figuratif Merupakan ekspresi gejolak jiwa yang digambarkan secara spontan dan abstrak.

Abstrak Geometris/Abstraksionisme/Non Objektif Konsepnya adalah mengabstraksikan objek geometris menjadi bentuk non objektif. Selanjutnya Abstrak Geometris berkembang menjadi lebih spesifik dan terbagi menjadi: Suprematis Lebih mengutamakan supremasi perasaan murni dengan objek yang tidak memusingkan. Neoplastisisme Konsepnya adalah pembebasan esensi atau unsur seni rupa seperti garis dan warna dari beban peniruan bentuk alam. Bidang datar tidak untuk memanipulasi gambaran ruang. Pemurnian dan penyederhanaan ini diusahakan untuk mencapai universalitas. Konstruktivisme Dalam aliran ini seniman berusaha mengkonstruksi bentuk tiga dimensi yang abstrak menggunakan bahan bangunan modern dari besi, kawat, kayu, dan plastik.

Art Nouveau Art Nouveau adalah aliran seni rupa modern yang kaya akan ornamen & asimetrik yang identik dengan karakteristik tumbuhan yang berliuk-liuk. Aliran ini marak di Eropa dan Amerika pada tahun 1819 hingga menjelang perang dunia pertama (1914). Namun pendapat lain mengatakan Art Nouveau berakhir pada tahun 1920 oleh klasisme pasca perang. Abad ke-20 merupakan masa yang subur bagi berbagai jenis seni rupa modern untuk berkembang, hal ini dikarenakan pesatnya perkembangan teknologi dan pengaruh-pengaruh budaya baru (juga didukung oleh industrialisasi, kolonialisme, urbanisasi, dll.). Beberapa seniman menyambut teknologi dan mengakui kemampuan produksi mesin. Sedangkan Art Nouveau sendiri muncul sebagai reaksi terhadap industrialisasi dan gaya mesin yang dianggap menghilangkan sifat manusiawi dalam seni dan pembuatan barang-barang kebutuhan manusia. Oleh karena itu ukiran dan ulir flora yang dibuat juga cenderung tampil berlebihan untuk menekankan keterampilan yang sifatnya sangat emosional. Selain itu aliran ini juga percaya seni harusnya bekerja dalam harmoni untuk menciptakan sebuah karya seni yang total atauGesamtkunstwerk. Gaya ini diaplikasikan dalam seni, arsitektur, tekstil, pakaian, perhiasan, furnitur serta perabot logam dan ilustrasi buku serta berbagai barang cetakan. Nama Art Nouveau diambil dari nama sebuah galeri untuk dekorasi interior yang dibuka oleh Siegfried Bing di Paris di tahun 1895 yang bernama Maison de lArt Nouveau. Di Eropa aliran ini menggunakan nama: di Jerman : Jugendstil (gaya muda) dari nama sebuah majalah Die Jugend. di Austria : Vienna Secessionism di Italia : Floreale atau Stile Liberty, diambil dari nama toko di London bernama Liberty & Co which distributed modern design emanating from the Arts and Crafts movement, a sign both of the Art Nouveaus commercial aspect and the imported character that it always retained in Italy. di Spanyol : Modernista di Inggris : Glassgow School di Polandia : Mioda Polska (gaya Polandia muda) di Denmark : sknvirke di Rusia : Mir iskusstva (World of Art) di Belanda : Slaoliestijl (salad oil style) setelah iklan dari salad oil. Tokoh-tokohnya adalah Siegfried Bing, apa yang dilakukan Bing sangatlah penting karena ialah yang membawa pengaruh aliran Jepang padaArt Nouveau. Ia mempublikasikan sebuah jurnal bulanan Le Japon Artistique, yang dimulai pada tahun 1888 yang terkumpul dalam tiga jilib di tahun 1891. Jurnal inilah yang mempengaruhi tokoh seperti Gustav Klimt. Charles Rennie Mackintosh (Skotlandia), arsitek, desainer furnitur dan glassware Henry Van de Velde (Austria), arsitek dan desainer furnitur Antoni Gaudi (Spanyol), arsitek, desainer furnitur, mural dan mozaik Rene Lalique (Prancis), desainer glassware Alphonse Mucha (Austria), pelukis, ilustrator, desainer mural dan mozaik Gustav Klimt (Vienna), pelukis, ilustrator, desainer mural dan mozaik, gayanya terpengaruh gaya Jepang saat itu, dan subjek utamanya adalah tubuh wanita yang digambarkan secara erotis. Otto Eckmann, pelukis, grafik desainer

Klasisime Gaya bangunan yang banyak digunakan di Batavia pada abad ke-19. Secara umum pada masa itu terdapat bangunan menurut gaya klasisisme (romantik), empire style, dan neoklasisisme. Gaya bangunan klasik ini dikembangkan di negara-negara Kota Yunani (480-325 sebelum M) dan diteruskan dalam Kekaisaran Roma (abad ke-l sebelum M sampai ke-4 sesudah M). Gaya ini dianggap sebagai puncak seni bangunan yang tak tertandingi. Salah satu aliran klasisisme awal abad ke-19 adalah Empire Style (1800-1830), yakni gaya bangunan masa Kaisar Napoleon I(1804-1815). Kaisar ini ingin membantukan cita-cita monumental kekaisaran (empire), yang menyelesaikan Revolusi Perancis. Gaya ini mempengaruhi seni bangunan di seluruh Eropa dan dibawa ke segala penjuru duma. Pada awal abad ke20 gagasan-gagasan seni bangunan klasik dipromosikan lagi sebagai reaksi melawan gaya Art Nouveau atau Jugendstil atau historisme. Sebab, Art

Nouveau mengutamakan garis beralun-alun, dan historisme menggunakan gaya (neo-) gotik, (neo-) barok atau bercorak eklektik, artinya memilih dan mencampurkan ruparupa gaya bangunan (seperti pada rumah Raden Saleh atau Museum Tekstil). Pengutamaan gaya geometris dan formal ini lazimnya disebut neo-klasisisme. Untuk membedakan klasisisme abad ke-18 dan ke-19 dari klasisisme awal abad ke-20, maka klasisisme pertama kadang-kadang disebut klasisisme-romantik. Awalnya gaya klasisisme ini timbul di Batavia dalam bentuk Empire Style, terlihat jelas pada bangunan bekas Harmoni (1811) dan pada Gedung Departemen Keuangan (1809-1828), keduanya dirancang oleh Mayor Schultze, dan pada Gedung Kesenian (1821). Adapun dalam gaya klasisisme dibangun beberapa gedung umum abad ke-19, antara lain Gedung Pancasila (1830), 'Museum' Mahkamah Agung (1848), Balai Seni Rupa (1866), Museum Nasional (1868) dan Istana Merdeka (1871).

Optict Art Optict art, juga dikenal sebagai seni optik, adalah gaya seni visual yang menggunakan ilusi optik. "Seni Optik adalah metode lukisan tentang interaksi antara ilusi dan pesawat gambar, antara memahami dan melihat." Op karya seni abstrak, dengan banyak potonganpotongan yang lebih dikenal dibuat dalam hanya hitam dan putih. Ketika penonton melihat mereka, kesan yang diberikan gerakan, gambar tersembunyi, berkedip dan getaran, pola, atau alternatif, pembengkakan atau warping. Asal "op" Istilah pertama muncul di cetak di majalah Time pada Oktober 1964 dalam menanggapi Julian Stanczak menunjukkan Lukisan Optik di Martha Jackson galeri, meskipun karya-karya yang kini bisa digambarkan sebagai "seni op" telah diproduksi selama beberapa tahun sebelumnya. Misalnya, lukisan Victor Vasarely ini, Zebra (1938), terdiri sepenuhnya dari garis-garis hitam dan putih lengkung yang tidak dikandung oleh garis kontur. Akibatnya, garis-garis muncul untuk kedua berbaur ke dalam dan meledak dari latar belakang sekitarnya komposisi. Juga panel hitam dan putih Dazzle awal John McHale dipasang di This Is Besok menunjukkan pada tahun 1956 dan gelar seri Pandora di Institute of Contemporary Arts pada tahun 1962 menunjukkan kecenderungan proto-op. Ilusi optik oleh Victor artis kelahiran Hungaria Vasarely di Pcs. Pada tahun 1960 Arnold Schmidt (Arnold Alfred Schmidt) memiliki beberapa pameran tunggal lukisan besar, hitam dan putih optik berbentuk dipamerkan di Galeri Terrain di New York Istilah "Op" jengkel banyak seniman label di bawahnya., khususnya termasuk Albers dan Stanczak. Mereka telah dibahas pada kelahiran istilah label yang lebih baik, seni yaitu persepsi. The Eye Responsif Pada tahun 1965, antara 23 Februari dan April 25 Desember pameran berjudul The Eye Responsif, yang diciptakan oleh William C. Seitz diadakan di Museum of Modern Art di New York City. Karya-karya yang ditampilkan cukup luas cakupannya, meliputi minimalis dari Frank Stella dan Ellsworth Kelly, plastisitas kelancaran Alexander Liberman, upaya kolaboratif dari kelompok Anonima, di samping terkenal Victor Vasarely, Richard Anuszkiewicz, dan Bridget Riley. Pameran ini difokuskan pada aspek persepsi seni, yang mengakibatkan baik dari ilusi gerakan dan interaksi hubungan warna. Pameran ini sangat populer dengan masyarakat umum, meskipun kurang begitu dengan para kritikus. Kritik diberhentikan seni op menggambarkan sebagai tidak lebih dari trompe l'oeil, atau trik yang menipu mata. Apapun, popularitas op seni dengan masyarakat meningkat, dan op gambar seni yang digunakan dalam berbagai konteks komersial. Bridget Riley mencoba untuk menuntut perusahaan Amerika, tanpa hasil, untuk menggunakan salah satu lukisannya sebagai dasar desain kain. Gerakan Seni Op mendapat hidup baru dalam dekade pertama abad kedua puluh satu sebagai bentuk-bentuk baru dimulai sekali lagi muncul. Pada tahun 2005, India artis, Devajyoti Ray memulai sebuah genre baru seni disebut Pseudorealism. Meskipun konsep dan nama gerakan tersebut dibawa dari dunia film, banyak Pseudorealism tergantung pada penggunaan yang intuitif warna dan memahami hubungan antara mereka.

Art Deco merepresentasikan modernisasi dunia yang begitu cepat. Ketika gaya ini sudah menyebar luas dan sudah ada di dunia ''fashion'' di Amerika dan Eropa, kata kata "Art Deco" sendiri tidak dikenal. Modernistik atau 1925 Style yang menjadi namanya. Kata Art Deco sendiri mulai muncul dari tahun 1925 di sebuah konferensi l'Exposition Internationale des Arts Decoratifs Industriels et Modernes yang diadakan di Paris, Perancis. Kata Art Deco termasuk terminologi yang baru pada saat itu, diperkenalkan pertama kali pada tahun 1966 dalam sebuah katalog yang diterbitkan oleh Muse des Arts Decoratifs di Paris yang pada saat itu sedang mengadakan pameran dengan tema Les Annes 25. Pameran itu bertujuan meninjau kembali pameran internasional lExpositioan Internationale des Arts Dcoratifs Industriels et Modernes. Sejak saat itu nama Art Deco dipakai untuk menamai seni yang saat itu sedang populer dan modern. Munculnya terminologi itu pada beberapa artikel semakin membuat nama Art Deco eksis. Art Deco semakin mendapat tempat dalam dunia seni dengan dipublikasikannya buku Art Deco karangan Bevis Hillier di Amerika pada tahun 1969. Dalam perjalanannya Art Deco dipengaruhi oleh berbagai macam aliran modern, antara lain Kubisme, Futurisme dan Konstruktivisme serta juga mengambil ide-ide desain kuno misalnya dari Mesir, Siria dan Persia. Meskipun Art Deco terlihat seperti ultra modern, sebenarnya bisa ditelaah kembali ke zaman kuburan Mesir kuno. Secara khusus, penemuan kubur Raja Tut pada tahun 1920membuka pintu lebar terhadap gaya ini. Garis yang tegas, warna - warna yang kuat dan fitur - fitur arsitektural yang berbentuk zig-zagditambahkan ke dalam objek - objek yang diletakkan di dalam kubur untuk menghibur dan mencerahkan raja yang sedang tertidur. The Paris exposition serves as a useful bookmark but it wasn't the beginning. By 1925 numerous buildings incorporated elements that would find their way into the Art Deco style. Consider Eliel Saarinen's train station at Helsinki (1904-1914). With its four giant figures, each holding a globe of light, it is the very essence of Art Deco. Eksposisi Paris benar - benar menjadi momok, namun itu bukan awalnya. Tahun 1925 berbagai bangunan mengaplikasikan elemen - elemen yang menuju ke gaya Art Deco. Contohnya adalah Stasiun Kereta Api Eliel Saarinen di Helsinki, Finlandia 1904 - 1914. Dengan 4 figur raksasa, setiap figurnya memiliki Globe of Light atau bola lampu, yang sangat esensial bagi Art Deco.

Pop Art Pop art yang berasal dari kata popular art merupakan sebuah aliran seni yang memanfaatkan simbol-simbol dan gaya visual yang berasal dari media massa yang populer seperti koran, majalah, iklan, televisi, komik. Pop art pertama kali dipopulerkan oleh Andy Warhol dari Amerika yang merepetisi foto wajah-wajah artis Hollywood seperti Marilyn Monroe atau Elvis Presley dengan silk screen dan menggunakan warna-warna komplementer. Hasilnya wajah-wajah artis tersebut muncul dengan warna-warna yang unik dan berbeda dari aslinya. Karya-karya seperti ini biasanya diproduksi untuk cover-cover album atau poster pertunjukan musik, meski kemudian berkembang untuk poster-poster sosial sampai poster komersil. Pada masa itu budaya pop art pada dasarnya adalah sebuah penentangan dari budaya modern yang yang cenderung statis dan berdesain jangka panjang. Sangatlah aneh jika sebuah desain yang digunakan untuk sebuah produk jangka pendek harus memiliki nilai estetik yang berlaku selamanya. Menurut orangorang yang menentang budaya modern, estetika barang-barang yang bersifat konsumptif harus berangkat dari budaya populer dan berdasarkan gaya yang mudah dikenal dan dinikmati masyarakat umum. Misalnya desain mobil harus menampilkan unsur-unsur dekoratif yang kokoh sehingga menimbulkan kesan kuat bagi orangorang yang melihatnya.

Pada masa-masa kemunculan perdananya banyak kalangan yang beranggapan bahwa karya pop adalah karya yang tidak mempunyai nilai estetik dan hanya sebuah karya yang diciptakan untuk kesenangan belaka. Tapi disamping itu banyak pula orang yang beranggapan bahwa karya pop adalah sebuah karya yang tercipta dari kebebasan berekspresi dan membuktikan bahwa tidak adanya diskriminasi dalam seni. Bahkan ada yang beranggapan bahwa dengan karya pop, masyarakat diajak untuk lebih obyektif dalam melihat sebuah karya (pada masa itu banyak orang yang beranggapan bahwa ada dominasi seniman abstrak ekspresionis dari Eropa dan Amerika).

Anda mungkin juga menyukai