Anda di halaman 1dari 10

Kata Pengantar

Pengalaman adalah guru terbaik bagi terbaik bagi kita semua. Begitulah ungkapan dan fakta yang selama ini kita terima, sebagai sebuah aksioma. Bertolak dari pengalaman kami mengajar dan menulis buku, serta berbagai masukan dari rekan rekan guru, kini kami menyuguhkan satu lagi karya kami, yaitu buku Panduan Belajar IPA Biologi yang telah disesuaikan dengan kurikulum SMU/GBPP 1994, dan terdiri dari atas : Jilid 1A dan 1B untuk kelas 1 Jilid 2A dan 2B untuk kelas 2 Jilid 3A dan 3B untuk kelas 3 Buku ini dilengkapi dengan rangkuman dan latihan dengan harpan para pemakai (guru dan siswa) benar benar memperoleh pemahaman secara menyeluruh dan lengkap. Akhirnya kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terbitnya buku ini dan tak lupa kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya buku ini.

Tim Penyusun

Daftar Isi

Kata Pengantar........................................................................................................... 1 Daftar Isi ..................................................................................................................... 2 Bab I Sistem Pencernaan Makanan ........................................................................... 3 Bab II Sistem Respirasi ............................................................................................... 3 Bab III Sistem Ekskresi ................................................................................................ 4 Bab IV Sistem Koordinasi ........................................................................................... 6 Bab V Sistem Reproduksi ........................................................................................... 8 Bab VI Pemencaran Organisme ................................................................................. 9 Simpulan Isi Buku ....................................................................................................... 9 Daftar Pustaka............................................................................................................ 10

RANGKUMAN ISI BUKU PANDUAN BELAJAR IPA BIOLOGI 2B UNTUK KELAS 2 SMU
Judul buku Pengarang Penerbit : Panduan Belajar IPA BIOLOGI untuk kelas 2 SMU : Tim Biologi : Yudhistira

Tahun terbit : 1995 Jumlah bab : 6 bab

Rangkuman isi buku : 1. BAB I SISTEM PENCERNAAN MAKANAN Rangkuman Isi : Zat makanan yang kita perlukan dalam makanan adalah karbohidrat, protein, lemak, mineral, vitamin, dan air. Karbohidrat sebagai penghasil energi aktivitas, protein sebagai energi pembangun, lemak sebagai penghasil kalor, vitamin dan mineral diperlukan dalam proses faal tertentu, serta air diperlukan oleh setiap sel dan jaringan. Makanan dicerna dari mulut takak (faring) kerongkongan (esofagus) lambung (ventrikulus) usus halus usus besar (kolon) anus. Makanan yang kelihatan menyehatkan, masih banyak dipengaruhi oleh adanya zat pengawet, zat pewarna, maupun senyawa senyawa penyedap, serta kolesterol yang jumlahnya tak sesuai. Pencernaan pada hewan memamah biak memiliki keistimewan dengan mengunyah makanan kembali setelah makanan ditelan. Dalam lambung hewan memamah terdapat simbiosis bakteri dan protozoa untuk mencerna selulosa sehingga mambantu hewan memamah mencerna isi sel tumbuhan. Kegiatan bakteri dan protozoa dalam mencerna selulosa menghasilkan gas metana (biogas). 2. BAB II SISTEM RESPIRASI Rangkuman Isi : Respirasi pada ikan menggunakan insang. Pada jenis ikan tertentu, ada yang memiliki labirin untuk perluasan insang dan penyimpanan udara. Respirasi pada katak menggunakan paru paru dan kulit. Respirasi pada burung dengan paru paru dan pundi pundi udara.

Burung melakukan pertukaran gas di paru paru, pada bagian parabronki. Respirasi pada manusia dilakukan dengan paru paru. Inspirasi dan ekspirasi terjadi karena perbedaan tekanan udara pada rongga dada. Mekanisme pernapasan ada 2, yaitu pernapasan dada jika perubahan volume rongga dada ditimbulkan oleh kegiatan otot antartulang rusuk dan pernapasan perut jika perubahan volume rongga dada ditimbulkan oleh kontraksi diafragma. Volume udara tidak sejumlah 500 cc, sedangkan udara yang tidak dapat dikeluarakan dari paru paru sebanyak 1000 cc. Kapasitas vital paru paru sebanyak 4500 cc sampai dengan 5000 cc. Setiap 100 cc darah hanya mampu mengikat oksigen sebanyak 19 cc. Beberapa gangguan pernapasan dapat terjadi akibat infeksi penyakit dan gangguan fisik. 3. BAB III SISTEM EKSKRESI Rangkuman Isi : Sistem ekskresi meliputi alat alat ekskresi dan proses ekskresi. Sistem ekskresi pada invertebrata lebih sederhana daripada ginjal vertebrata dan manusia. Alat ekskresi cacing tanah berupa nefridium, cacing pipih berupa protonefridium, dan serangga disebut tubulus Malpighi. Sistem ekskresi pada vertebrata lain tersusun dari unit unit nefron seperti pada ginjal manusia. Namun, ada perbedaan dalam struktur dan fungsinya yang diakibatkan oleh lingkunan hidupnya. Alat alat ekskresi pada manusia terdiri dari atas paru paru, hati, kulit dan ginjal. Zat zat sisa yang dikeluarkan dari alat alat ekskresi berupa gas dan cairan. Paru paru mengeluarkan gas (CO2) dan air (H2O), hati mengeluarkan empedu, kulit mengeluarkan keringat, dan ginjal mengeluarkan urine. Sel sel darah merah yang telah tua dirombak oleh sel sel histiosit di dalam hati menjadi zat besi (Fe), globin, dan hemin. Hemin diubah menjadi zat warna empedu bilirubin dan biliverdin. Bilirubin dioksidasi menjadi urobilin yang berwarna kuning kecokelatan. Selain berfungsi sebagai alat ekskresi, hati berperan juga sebagai tempat menyimpan gula dalam bentuk glikogen, menawarakan racun, membetuk dan merombak protein tertentu, dan pembentukan sel sel darah.

Kulit merupakan lapisan tubuh terluar yang berperan sebagai pelindung tubuh terhadap kerusakan fisik, penerima rangsang dari luar, pengatur suhu tubuh, penjaga keseimbangan air, dan sebagai alat ekskresi yang mengeluarakan keringat. Kulit terdiri dari dua lapis, yaitu epidermis (bagian luar) dan dermis (bagian dalam). Epidermis terdiri dari lapisan stratum korneum, stratum lusidium, stratum granulosum, dan stratum garminativum. Dilapisan dermis terdapat kelenjar keringat, kelenjar minyak, pembuluh darah, dan saraf. Ginjal merupakan alat ekskresi yang utama dalam tubuh kita. Bagian bagian ginjal meliputi korteks pada lapisan luar dan medula pada bagian dalam. Di dalam korteks mengandung badan Malpighi, tubulus proksimal, dan tubulus distal yang dihubungkan oleh lengkung Henle, serta sebagian tubulus kolektivus. Pada badan Malpighi terdapat kapsul Bowman dan glomerulus. Glomerulus adalah jalinan kapiler darah kapsul Bowman, kapiler yang masuk disebut arteriol aferen dan yang keluar disebut arteriol eferen. Di dalam medula terdapat tubulus kolektivus, lengkung Henle naik dan turun, dan tonjolan (papila) tempat muaranya tubulus kolektivus di ruang ginjal. Proses pembentukan urine meliputi proses filtrsi, reabsorpsi, dan augmentasi. Pada proses pembentukan urine bekerja hormon ADH (anti - diuretika). Filtrasi di glomerulus menghasilkan urine primer, reabsorpsi di tubulus menghasilkan urine sekunder, sedangkan di tubulus kolektivus menghasilkan urine sesungguhnya. Banyaknya urine yang dihasilkan dipengaruhi beberapa faktor, antara lain jumlah air yang diminum, saraf, hormon ADH, dan banyak sedikitnya garam yang harus dikeluarkan. Untuk megetahui kandungan urine dapat saja dengan menggunakan larutan zat kimia. Adanya kandungan klor dengan larutan AgNO3 5%, kandungan protein dengan larutan NaOH 10% dan larutan CuSO4 1% serta kandungan glukosa dengan larutan Benedict atau larutan Fehling A dan Fehling B. Sedangkan untuk mengetahui kandungan amonia dengan membaui gas dari urine yang dipanaskan. Beberapa gangguan sistem ekskresi pada ginjal, antara lain albuminuria, diabetes mellitus, nefritis, polyuria, uremia, oligouria, dan batu ginjal.

4. BAB IV SISTEM KOORDINASI Rangkuman Isi : Sistem koordinasi meliputi sistem saraf, sistem endokrin, dan alat indra yang berfungsi dalam mengendalikan aktifitas berbagai organ atau sistem organ. Sel saraf atau neuron merupakan unit fungsional dan struktural dari sistem saraf. Pada akson tertentu dibungkus oleh selaput neurilema yang terdiri atas sel sel Schwann, juga terdapat selaput dari bahan lemak, yaitu mielin. Atara dua sel Schwann terdapat celah yang disebut simpul (nodus) raniver. Berdasarkan fungsinya, neuron digolongkan menjadi neuron sensorik

(aferen), neuron motorik (eferen), dan neuron penghubung (interneuron) yang meliputi neuron konektor dan neuron adjustor. Terjadinya perambatan implus karena depolarisasi dan repolarisasi yang disebabkan oleh adanya : Perubahan potensial listrik pada membran sel saraf Perubahan permeabilitas pada membran sel saraf

Asetilkolin dan noradrenalin merupakan zat kimia transmitter yang menghantarakan implus dari dendrit ke dendrit neuron lainnya. Enzim

kolinesterase adalah zat kimia penghambat karja asetilkolin. Gerak refleks merupakan aktivitas cepat, otomatis, dan tidak disadari sebagai respons terhadap stimulus pada sesuatu organ. Jalur terpendek yang dilalui implus, disebut lengkung refleks. Kategori sistem saraf manusia, yaitu saraf pusat (otak dan sumsum) dan saraf tepi (saraf somatik dan saraf otonom). Sistem saraf pusat bekerja sebagai pusat koordinasi untuk aktivitas aktivitas yang harus dilakukan. Sistem saraf tepi berfungsi memberikan informasi kepada sistem saraf pusat tentang adanya stimulus yang menyebabkan otot dan kelenjar melakukan respons. Penyalahgunaan obat obatan atau narkotika dapat mempengaruhi implus dengan cara menghambat, merusak, atau mencegah kerja zat transmitter. Efek fisiologisnya dapat berupa depresansia, stimulansia, atau halusinogen. Hormon, yaitu bahan oraganik yang dihasilakan oleh kelenjar endokrin dan terutama berfungsi dalam mengatur pertumbuhan, keseimbangan internal, reproduksi, dan tingkah laku. Pengaturan sekresi hormon adalah dengan diatur oleh banyaknya hormon itu sendiri atau oleh bahan lain yang terjadi karena adanya hormon lain dalam darah.

Kelenjar endokrin utama yang terdapat pada manusia, diantaranya yaitu hipofisis, pituitary, tiroid, paratiroid, timus, lambung, usus (duodenum), adrenal, pancreas, dan kelenjar gonad (kelamin). Kelenjar hipofisis disebut pula master of gland karena mampu menghasilkan beberapa macam hormon, juga mengatur sekresi hormon hormon lainnya. Gejala fisiologis pada sistem hormon dapat berupa hipofungsi atau hiperfungsi. Misalnya : kretinisme, gondok, gigantisme, kerdil, diabetes, miksedema, dan akromegali. Sebagai sistem koordinas, system saraf dan system hormon bekerja saling tergantung dalam mengontrol fungsi tubuh. Misalnya : sistem saraf otonom dan hormon terutama mengatur lingkungan internal, sedangkan sistem saraf pusat mengatur kedua sistem tersebut berdasarakan stimulasi eksternal. Alat indra adalah alat yang dapat menerima rangsang dari luar. Alat indar pada manusia ada lima macam sehingga disebut panca indra, yaitu mata, telinga, kulit, hidung, dan lidah. Sel sel indra yang dapat menerima atau menagkap : Cahaya disebut fotoreseptor Bunyi disebut fonoreseptor Rasa serta bau disebut kemoreseptor

Rangsang cahaya pada mata sampai terjadi bayangan melewati bagian bagian mata dimulai dari konjungtiva kornea rongga depan berisi aqueous humour lensa mata rongga belakang yang berisi vitreous humour retina (fotoreseptor). Rangsang getaran atau bunyi pada telinga sampai terjadi pendengaran diterima dan diteruskan oleh membran timpani malleus inkus stapes tingkap jorong serambi skala timpani tingkap bundar cairan dalam koklea selaput dasar yang mengandung alat korti selaput tingkap urat sraf ke otak. Bau diterima oleh kemoreseptor yang terdapat pada rongga hidung. Zat yang berwujud gas dapat dicium baunya. Rasa kecap diterima oleh kemoreseptor yang terdapat pada papil papil lidah. Bagian depan lidah paling peka terhadap rasa manis. Bagian samping depan peka terhadap rasa asin. Bagian samping belakang peka terhadap rasa asam. Bagian pangkal lidah paling peka terhadap rasa pahit. Indra peraba terdapat pada kulit.

5. BAB V SISTEM REPRODUKSI Rangkuman Isi : Reproduksi bertujuan untuk mempertahankan suatu jenis organisme agar tetap lestari. Reproduksi vegetatif pada tumbuhan tingakt tinggi dilakukan secara alami atay buatan. Reproduksi vegetatif alami dilakukan dengan menggunakan stolon, rhizoma, kormus, dan tuber. Reproduksi vegetatif buatan dilakukan dengan cara menyetek, merunduk, mencangkok, menyambung, dan okulasi. Reproduksi generatif pada tumbuhan tingakt tinggi, yaitu terbentuknya individu baru hasil pelebuaran sel telur dan sel sperma. Proses peleburan itu disebut fertilisasi yang sebelumnya didahului oleh proses penyerbukan (polinasi). Polinasi adalah peristiwa menempelnya serbuk sari pada kepala putik. Berdasarakan asal serbuk sari, ada empat macam penyerbukan, yaitu otogami, geitonogami, allogami / xenogami, dan bastar / hibridisasi. Ada empat faktor penyebab sampainya serbuk sari pada kepala putik, yaitu perantara angin (anemogami), perantara air (hidrogami), perantara hewan (zoidiogami), serangga (entomogami), burung (ornitogami), kelelawar (kiropterogami), siput (malakogami), dan perantara manusia (antropogami). Fertilisasi pada tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae) hanya terjadi satu kali peleburan (inti sperma dengan ovum), yang disebut pembuahan tunggal. Sedangkan fertilisasi pada tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) terjadidua kali peleburan (inti sperma I dengan ovum dan inti sperma II dengan kadung lembaga sekunder), yang disebut pembuahan ganda. Pematangan fungsi dari alat alat kelamin pria dan wanita terbentuk pada masa pubertas. Pada pria umumnya mulai pada umur 11 tahun, sedangkan pada wanita umumnya terjadi pada umur 10 tahun. Spermatogenesis adalah proses pembentukan sperma yang berlangsung di testis. Oogenesis adalah proses pembentukan ovum yang berlangsung di ovarium. Fertilisasi adalah pembuahan ovum oleh sperma yang akan berkembang menjadi zigot. Kemudian, membelah menjadi morula yang menempel pada endometrium. Penempelan ini disebut dengan implantasi. Selanjutnya, morula berkembang menjadi blastula dan gastrula. Peristiwa tersebut adalah pertumbuhan embrio awal. Peristiwa berikutnya terjadi tahapan

organogenesis, yaitu perkembangan jaringan dan organ. Setelah berusia 9 bulan 10 hari, terjadilah proses kelahiran. 6. BAB VI PEMENCARAN ORGANISME Rangkuman Isi : Untuk melestarikan jenisnya, organisme berkembang biak dan memencar pada daerah daerah yang dapat memenuhi persyaratan hidupnya. Organisme dapat memencar secara luas dan menempati berbagai daerah (kosmopolit), tetapi juga dapat memencar hanya pada daerah yang sempit saja (endemit). Pemencaran tumbuhan dapat terjadi dengan atau tanpa bantuan faktor luar. Pemencaran tanpa bantuan faktor luar dengan alat perkembangbiakan

berupa geragih (stolon), akar tinggal (rhizoma), pembentukan tunas (anakan), dan biji dengan gerak higroskopis. Pemencaran dengan batuan faktor luar, seperti anemokori, hidrokori, zookori (entomokori, ornitokori, kiropterokori, dan mamokori), serta antropokori (dengan sengaja atau tidak sengaja). Pemencaran hewan dapat terjadi karena sifat hewan yang bergerak sehingga dapat melakukan migrasi, antara lain dengan berenang, terbang, dan jalan kaki. Namun, dapat juga terjadi pemencaran dengan sengaja oleh manusia ke berbagai tempat. SIMPULAN ISI BUKU : Dari rangkuman buku tersebut dapat disimpulkan bahwa Buku IPA Biologi tersebut mempelajari materi semester 2 kelas 2 yang telah disesuaikan dengan kurikulum SMU/GBPP 1994 terdiri dari 6 bab yaitu : Bab 1 yang mempelajari sistem pencernaan makanan, sistem pencernaan makanan pada manusia dan pada hewan memamah biak serta penjelasan tentang zat yang terkandung pada makanan dan kegunaannya. Bab 2 yang mempelajari sistem respirasi pada hewan dan manusia. Bab 3 yang mempelajari sistem ekskresi pada invertebrata dan vertebrata. Bab 4 yang mempelajari sIstem saraf, hormon, dan alat indra. Bab 5 yang mempelajari sIstem reproduksi pada tumbuhan tingkat tinggi dan mamalia. Bab 6 yang mempelajari pemencaran organisme pada tumbuhan dan pada hewan.

Daftar Pustaka

Campbell, N.A. 1987. Biology. California: The Benjamin/Cummings Publishing Company, Inc. Forma, R. 1986. Human Biology. Melbourne: Longman Cheshire Kimball, J.W. 1988. Biologi . Addison Wesley Publishing Company Kimball, J.W. 1990. Biologi Jilid 2. Ed. ke 5. Jakarta: Penerbit Erlangga Kelompok Kerja Kurikulum. 1992. Biologi Umum I. Jakarta: PT Gramedia Mackean, D.G. 1986. GCSE Biology. London: John Murray Misbah. 1986. Kapita Selekta Biologi Sekolah I. Jakarta: Penerbit Karunia Prawirohartono, S. 1990. Biologi. Ed. ke 3. Jakarta: Penerbit Erlangga Prawirohartono, S. 1990. Biologi SMA. Ed. ke 3. Jakarta: Gelora Aksara Pratama Prawirohartono, S. dkk. 1993. Panduan Belajar Biologi SMA. Jakarta: Penerbit Yudhistira

Anda mungkin juga menyukai