Anda di halaman 1dari 2

RSNI T- 14 - 2004 Jarak Pandang (S) h 1 LL/2L/2 Garis Pandang h 2 G 1 G 2 VPCVPTC Gambar 26 Jarak pandang pada lintasan di bawah5.9.

4 Koordinasi alinyemen Alinyemen vertikal, alinyemen horisontal dan potongan melintang jalan arteri per kotaanharus dikoordinasikan sedemikian sehingga menghasilkan suatu bentuk jalan yang baikdalam arti memudahkan pengemudi mengemudikan kendaraannya dengan aman d annyaman. Bentuk kesatuan ketiga elemen jalan tersebut diharapkan dapat memberik an kesanatau petunjuk kepada pengemudi akan bentuk jalan yang akan dilalui di de pannya, sehinggapengemudi dapat melakukan antisipasi lebih awal.Koordinasi aliny emen vertikal dan alinyemen horisontal harus memenuhi ketentuan sebagaiberikut : 1. Lengkung horisontal sebaiknya berhimpit dengan lengkung vertikal, dan secara idealalinyemen horisontal lebih panjang sedikit melingkupi alinyemen vertikal.2. tikungan yang tajam pada bagian bawah lengkung vertikal cekung atau pada bagian atas lengkung vertikal cembung harus dihindarkan.3. lengkung vertikal cekung pad a landai jalan yang lurus dan panjang, harus dihindarkan.4. dua atau lebih lengk ung vertikal dalam satu lengkung horisontal harus dihindarkan.5. tikungan yang t ajam diantara dua bagian jalan yang lurus dan panjang harusdihindarkan.44 dari 4 6 RSNI T- 14 - 2004 Lampiran A( informatif )Daftar nama dan lembaga 1) Pemrakarsa Direktorat Bina Teknik, Direktorat Jenderal Tata Perkotaan dan Tata Perdesaan,De partemen Permukiman dan Prasarana Wilayah. 2) Penyusun Ir. Haryanto C. Pranowo, M.Eng. Direktorat Bina Teknik, Ditjen Tata Perkotaandan Tata PerdesaanIr. Agusbari Sailendra, M.Sc. Pusat Litbang Prasarana Transportas iIr. Tasripin Sartiyono, M.T. Direktorat Bina Teknik, Ditjen Tata Perkotaandan T ata PerdesaanArif Rachman, ST Direktorat Bina Teknik, Ditjen Tata Perkotaandan T ata PerdesaanSumarno, SST Direktorat Bina Teknik, Ditjen Tata Perkotaandan Tata Perdesaan 45 dari 46 RSNI T- 14 - 2004 Bibliografi 1. Direktorat Jenderal Bina Marga, Manual Kapasitas Jalan Indonesia, tahun 1997 ;2. Direktorat Jenderal Bina Marga, Standar Jembatan Penyeberangan, No.005/S/BNK T/1995, tahun 1995 ;3. Direktorat Jenderal Bina Marga, Standar Perencanaan Geome tri untuk Jalan Perkotaan,Maret 1992.4. Direktorat Jenderal Tata Perkotaan dan T ata perdesaan, Tata Cara PenyelenggaraanPemisah Jalan Perkotaan (No. 04/T/KOTDES /2001) ;5. Keputusan Menteri Perhubungan No. KM. 90 Tahun 1993 tentang Marka Jal an ;6. NAASRA, Guide To Traffic Engineering Practice, tahun 1988 ;7. Transport and Road Research Laboratory

, Towards Safer Roads in Developing Countries, 1993.46 dari 46

Anda mungkin juga menyukai