Car Air Conditioner Riau
Car Air Conditioner Riau
TUJUAN PEMBELAJARAN
BAGIAN 1
FUNGSI DAN DASAR KERJA AIR CONDITIONER SYSTEM
Apabila tangan kita dibasahi dengan alkohol maka tangan kita akan terasa
dingin. Hal ini disebabkan adanya penguapan pada alkohol. Saat alkohol
menguap, sebagian panas dari tangan kita diserap oleh alkohol untuk
mempercepat proses penguapan, oleh karena itu permukaan kulit pada
tangan tangan kita akan terasa dingin.
Kita dapat membuat suatu benda menjadi lebih dingin dengan menggunakan
gejala alam ini yaitu ketika cairan menguap menyerap panas.
Misalnya suatu bejana yang memakai kran dimasukkan ke dalam kotak
terisolasi. Cairan yang mudah menguap pada temperatur atmosfir
dimasukkan ke dalam bejana tersebut.
Apabila kran dibuka, cairan yang berada di dalam menyerap panas dari
udara di dalam kotak, cairan berubah menjadi gas dan bergerak ke luar.
Dalam kondisi seperti ini temperatur udara di dalam kotak lebih dingin dari
pada sebelum kran dibuka.
Dengan cara inilah kita dapat mendinginkan suatu benda. Tetapi pada
contoh di atas hanya berlaku sesaat selama cairan yang akan menguap
masih tersedia. Bila cairan sudah habis maka proses pendinginan berakhir.
Untuk itu diperlukan efek pendingin yang menggunakan metode dimana gas
dikembalikan menjadi cairan dan selanjutnya kembali menguap menjadi gas.
Dasar sebuah air conditioner system pada kendaraan terdiri dari kompresor,
kondensor, receiver, katup ekspansi dan evaporator.
Adapun dasar kerjanya melalui empat tahap seperti diyunjukkan pada
gambar di bawah ini.
Tekanan rendah Tekanan tinggi
Katup
Ekspansi
3
Kompresor
1
1. Tahap pertama
Kompressor menghisap gas bertekanan dan bersuhu rendah dari
evaporator dan menekannya hingga tekanan serta suhu gas naik.
2. Tahap kedua
Gas yang bertekanan dan bersuhu tinggi dialirkan ke kondensor.
Pada kondesor terjadi pelepasan panas sehingga gas bertekanan tinggi
akan mengalami penguapan yang akhirnya berubah dalam bentuk cair
dengan tekanan tetap tinggi.
3. Tahap ketiga
Cairan refrigerant selanjutnya mengalir menuju katup ekspansi.
Katup ekspansi akan menyemburkan cairan refrigerant hingga berubah
dalam bentuk uap refrigerant.
4. Tahap keempat
Uap refrigerant dialirkan pada evaporator. Pada evaporator penguapan
terjadi lebih cepat karena refrigerant menyerap panas di sekelilingnya.
Sehingga refrigerant berubah ke dalam bentuk gas dengan tekanan
rendah dan suhu rendah.
Air Conditioner System/Smn/P4TK-BMTI - Page 5
Advance Automotive Bagi Guru Provinsi Riau
BAGIAN 2
RANGKAIAN DAN CARA KERJA KERJA
AIR CONDITIONER SYSTEM
BAGIAN 3
Air Conditioner System/Smn/P4TK-BMTI - Page 7
Advance Automotive Bagi Guru Provinsi Riau
Air conditioner system tidak hanya digunakan pada kendaraan ringan saja
tetapi juga pada kendaraan berat.
Walaupun dari segi konstruksi komponen terdapat perbedaan tetapi secara
prinsip tetap sama.
Pada sebuah kendaraan ringan tata letak komponen sistem penyejuk
udara diperlihatkan seperti gambar di bawah ini.
1. Thermostat
2. Katup ekspansi
3. Sight glass
4. Receiver
5. Kondensor
6. Kopling magnet
7. Kompresor
8. Evaporator
Gambar 6. Sirkulasi udara pada kendaraan
1. Kopling magnet 6. Katup ekspansi
2. Kompresor 7. Selang pembuangan air
3. Katup servis 8. Receiver
4. Pengatur temperatur 9. Saluran refriegerant cair
5. Evaporator 10. Kondensor
Blower
Advance Automotive Bagi Guru Provinsi Riau
Sub Engine
Poros universal
Unit
Udara dingin pendingin
Kompresor
Selain itu pada sistem penyejuk udara bus terdapat supercooler dan dryer
strainer. Supercooler ini prinsipnya sama dengan kondensor yang berfungsi
untuk melepaskan panas dari refrigerant dalam bentuk cair melalui pipa-
pipa dan fin-finnya, panas dilepaskan ke udara yang dialirkan. Supercooler
dapat meningkatkan kapasitas pendingin sebesar 15 %.
Dryer strainer berfungsi untuk menyaring kotoran dalam refrigerant serta
mengeringkan kandungan air pada refrigerant.
Secara sederhana sirkulasi air conditioner system pada bus digambarkan
sebagai berikut.
Evaporator
Katup ekspansi
Dryer
strainer
Receiver
Tipe Crank
Tipe Reciprocating
Tipe Swash Plate
Gambar 11. Konstruksi katup kompresor
Cara kerja kompresor
Pada waktu piston bergerak dari TMA ke TMB, katup hisap terbuka
dan refigerant terhisap ke dalam silinder.
Gambar 14. Proses kerja kompresor tipe swash plate
Gambar 15. Konstruksi kompresor Gambar 16. Konstruksi through
Tipe through vane vane
Adapun proses kerja kompresor tipe through vane dapat dilihat
pada urutan gambar berikut ini.
Gambar 17. Proses kerja kompresor tipe through vane
2. Kondensor
Kondensor digunakan untuk mendinginkan gas refrigerant yang
bersuhu dan bertekanan tinggi sehingga gas refrigerant berubah wujud
menjadi refrigerant cair. Makin besar jumlah panas yang dilepaskan
oleh kondensor maka makin besar pula efek mendinginkan yang
diperoleh dari evaporator.
Gambar 18 Konstruksi kondensor
3. Receiver
Receiver mempumyai dua fungsi terhadap refrigerant yang telah
mencair dari kondensor. Dalam receiver terdapat filter dan desiccant.
Filter digunakan untuk menyaring kotoran yang terdapat dalam
refrigerant sedangkan desiccant digunakan untuk menyerap uap air
yang terdapat dalam refrigerant.
Pada bagian atas receiver terdapat gelas pengintai (sight glass) yang
berfungsi untuk memeriksa jumlah refrigerant dalam sistem selama air
conditioner system dioperasikan
.
Gambar 19. Konstruksi receiver
Gambar 20. Konstruksi katup ekspansi dengan kontrol temperatur
Pada katup ekspansi dengan kontrol temperatur, tabung kontrol
kapiler dan ruangan di atas membran diisi dengan cairan khusus
yang sensitif terhadap temperatur, cairan ini biasanya sama dengan
refrigerant yang digunakan pada sistem penyejuk udara yang
bersangkutan. Tabung kontrol dan pipa kapiler berada dekat
evaporator, sehingga temperatur evaporator akan mempengaruhi
cairan yang ada pada tabung kontrol, pipa kapiler dan ruangan di
atas membran. Bila temperatur evaporator rendah maka cairan di
dalam ruangan di atas membran, tabung kontrol dan pipa kapiler
rendah juga, akibatnya tekanan cairan itu juga rendah. Tekanan
cairan ini tidak mampu melawan pegas katup jarum, sehingga
Gambar 21. katup ekspansi dengan kontrol tekanan dan temperatur
Pf = Tekanan cairan di atas membran
Ps = Tekanan pegas
Pe = Tekanan zat pendingin yang ke luar dari evaporator
Tekanan zat cair di atas membran tergantung dari suhu pipa keluar
evaporator (cara kerjanya sama dengan cara kerja katup ekspansi
kontrol temperatur).
Pada waktu tekanan refrigerant pipa keluar evaporator turun,
tekanan cairan di atas membran akan mendorong batang dan katup
sampai membuka saluran, sehingga zat pendingin mengalir ke
evaporator.
Jika tekanan zat pendingin pada evaporator naik (Pe), tekanan
cairan di atas membran akan turun (Pt) dan tekanan pegas (Pp)
akan mendorong katup ke atas. Zat pendingin tidak mengalir ke
evaporator. Suhu evaporator naik kembali dan tekanan zat
pendingin yang keluar ke evaporator (Pe) akan turun, sehingga
katup ekspansi terdorong ke bawah (membuka) dan zat pendingin
mengalir kembali ke evaporator. Begitulah cara kerjanya terus
menerus.
Gambar 22. Konstruksi katup ekspansi tipe blok
5. Evaporator
Fungsi evaporator kebalikan dari kondenser. Keadaan refrigerant
sebelum melewati katup ekspansi masih 100% cair. Segera setelah
tekanan cairan turun, cairan mulai mendidih kembali sambil menyerap
panas dari udara yang melewati sirip-sirip pendingin evaporator,
dengan demikian udara yang melewati evaporator suhunya turun dan
menjadi dingin.
Evaporator dibuat dari aluminium dan dapat dibedakan menjadi tiga
tipe, yakni :
a. Tipe plate pin
b. Tipe serpentine Fin
c. Tipe Drawn cup
Seperti halnya kondensor, evaporator konstruksinya sederhana tetapi
merupakan komponen penting di dalam sistem pendinginan udara.
Konstruksi dan kondisi operasi evaporator yang berada di sisi
temperatur rendah mempunyai efek yang besar terhadap efisiensi
pendinginan.
Gambar 23. Evaporator tipe serpentine Gambar 24. Evaporator tipe plate Fin
Gambar 25. Evaporator tipe drawn cup
6. Kopling Magnet (Magnetic Clutch)
Air Conditioner System/Smn/P4TK-BMTI - Page 21
Advance Automotive Bagi Guru Provinsi Riau
Bila saklar sistem penyejuk udara di arahkan pada posisi “on”, maka
arus dari batere mengalir ke gulungan magnet (startor).
Air Conditioner System/Smn/P4TK-BMTI - Page 22
Advance Automotive Bagi Guru Provinsi Riau
Gambar 28 Blower dan kipas kondensor
8. Kontrol panel
Kontrol panel berfungsi untuk mengatur suhu dan aliran udara yang
masuk ke ruang kendaraan dengan cara menekan tombol pengatur suhu
dan menggeser tuas pengatur arah aliran udara.
b. Jenis Refrigerant
Bahan refrigerant yang digunakan pada alat pendingin banyak sekali
jenisnya. Refrigerant yang banyak digunakan untuk air conditioner
system pada mobil adalah R-12.
Dipilihnya R-12 sebagai bahan refrigerant adalah dengan alasan :
1) Mudah berubah menjadi cair.
2) Tidak menyala dan tidak meledak.
3) Tidak terjadi perubahan kimia, kandungan unsur tetap stabil.
4) Tidak mengandung racun.
5) Tidak merusak logam.
6) Mudah diperoleh.
Walaupun demikian terdapat sisi negatip dari R-12 ini yakni dapat
merusak lapisan Ozon ( O3 ) dan menimbulkan pemanasan global.
Bila R-12 terlepas ke udara, R-12 akan bergerak dari bumi melewati
lapisan traposfer dan strafosfer. Pada lapisan strafosfer, R-12 terkena
sinar Ultra violet dan melepaskan Chlor. Atom Chlor ini dapat
merusak lapisan Ozon. Bila peristiwa ini dibiarkan terus menerus
maka lapisan Ozon sebagai pelindung bumi dari pancaran sinar Ultra
violet akan semakin menipis.
Sebagaimana diketahui, sinar ultra violet ini dapat merusak
kehidupan organisme di bumi diantaranya dapat menimbulkan kanker
kulit, katarak, menurunkan fertilitas dll.
Oleh karena itu penggunaan R-12 sebaiknya dihentikan, di negara
maju penggunaan R-12 ini sudah dilarang mengingat akibat yang
ditimbulkannya.
Sebagai pengganti R-12 dapat digunakan R –134a (HFC 134a). R-
134a ini dikenal sebagai refrigerant yang ramah lingkungan karena
gas yang terlepas dari sistem tidak merusak lapisan Ozon.
Bila kita hendak mengganti R-12 ke R-134a maka beberapa
komponen sistem penyejuk udara harus diganti, komponen-
komponen tersebut adalah receiver dan katup ekspansi.
HFC 134a mempunyai sifat : tidak mudah terbakar, tidak mudah
meledak, tidak beracun, tidak menyebabkan karat pada komponen
sistem pendingin, tidak berbau dan tidak merusak pakaian. Walaupun
demikian refrigerant ini masih menyebabkan pemanasan global, dan
refrigerant yang paling aman untuk digunakan adalah jenis
Hydrocarbon (HC). Refrigerant ini selain tidak merusak lapisan Ozon,
juga tidak menimbulkan pemanasan global. Dan bila kita melakukan
penggantian refrigerant dengan Hydrocarbon tidak perlu mengganti
komponen dan oli pelumas kompresor karena jenis refrigerant ini bisa
menggunakan oli jenis mineral maupun sintetis.
10. Rangkaian Listrik dan Alat Pengontrol pada air conditioner system
Rangkaian listrik yang digunakan pada air conditioner system pada
berbagai kendaraan pada prinsipnya sama. Perbedaan utamanya
terletak pada segi kelengkapan sistem pengontrolnya. Sistem
kelistrikan ini erat sekali dengan sistem pengontrol pada sistem
penyejuk udara.
30
Relay
Thermostat
(Pengontrol suhu) M
Motor
Kopling magnet
Kipas kondensor
b. Blower Evaporator
Rangkaian kelistrikan blower evaporator diperlihatkan pada gambar di
bawah ini.
4
3 Saklar
Tahanan pengatur
2
M pengatur motor
1
Ke kunci
Motor kontak
blower
Sikring
Gambar 30 Kelistrikan blower evaporator
Untuk mengatur putaran motor blower dipasang beberapa tahanan
pengatur yang ditempatkan antara motor blower dan saklar pengatur
udara.
Bila saklar pada posisi satu (low) maka pengaliran arus harus melewati
ke tiga tahanan sehingga jumlah arus yang mengalir kecil dengan
demikian putaran motor blower rendah.
Sebaliknya saat saklar pada posisi 4 (high), arus mengalir tanpa melalui
tahanan sehingga pengaliran arus maksimal dan putaran motor
blowerpun maksimal.
Katup ekspansi
Receiver
Kondensor
Evaporator
Kompresor
Gambar 31 Penempatan pengontrol tekanan
Cara kerja pengontrol tekanan adalan sebagai berikut :
1) Saat tekanan terlalu tinggi
Bila tekanan dalam sistem terlalu tinggi dapat menyebabkan
gangguan atau kerusakan pada komponen air conditioner system.
Saat tekanan mencapai 27 kg/cm2 (383 Psi) maka saklar ke kopling
magnet akan terbuka dengan demikian arus ke kopling magnet
kompresor terputus dan kompresor tidak bekerja.
Gambar 32. Konstruksi pengontrol tekanan
Sedangkan kerja pengatur tekanan secara simpel di perlihatkan pada
gambar berikut :
tekanan terlalu rendah tekanan normal tekanan terlalu tinggi
Gambar 33 Kerja pengatur tekanan
1. Saklar magnet
2. Saringan udara
3. Katup gas
4. Tuas katup gas
5. Aktuator
6. Intake manifold
Gambar 34 Alat penambah putaran idle
Bila air conditioner system dihidupkan, arus akan mengalir ke saklar
magnet sehingga katup pada saklar magnet akan terbuka. Kevakuman di
bawah katup gas akan menarik membran ke atas dan tuas yang
dihubungkan antara membran dan katup gas akan menarik katup gas
sehingga katup gas membuka lebih lebar, akibatnya putaran engine
bertambah tinggi.
DAFTAR ISI