Anda di halaman 1dari 2

meliputi 25-40% balita yang berobat, dan ISPA pula yang merupakan penyebab rawat inap balita di rumah

sakit sekitar 30-35% dari seluruh balita yang dirawat inap . Menurut survei kesehatan rumah tangga ISPA merupakan penyakit yang menyebabkan kematian nomor dua setelah diare, tetapi terjadinya perubahan proporsi kematian pada SKRT 1986 dan 1992, ISPA merupakan penyebab utama kematian pada bayi dan n omor dua pada balita (Darmawan, 1995). Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tin gginya angka kejadian ISPA pada balita meliputi umur (<1th), jenis kelamin (laki -laki > perempuan), tipe daerah (pedesaan> kota), pendidikan orang tua (tidak se kolah / rendah), pekerjaan orang tua (petani), tingkat ekonomi (rendah) (RISKESD AS, 2007). Tingginya angka kejadian dan derajat dari penyakit ISPA ini pada bayi dipengaruh i oleh banyak faktor. Faktor-faktor itu antara lain ; 1. agen infeksi : Saluran pernafasan adalah sasaran bagi bermacam-macam organisme penyebab infeksi, tapi p rosentasi terbesar disebabkan oleh infeksi virus, terutama dibagian atas saluran pernafasan. 2. usia : umur diduga terkait dengan sistem kekebalan tubuhnya. Ba yi dan balita merupakan kelompok yang kekebalan tubuhnya belum sempurna, sehingg a masih rentan terhadap berbagai penyakit infeksi. 3. daya tahan tubuh (resisten si) : terutama tergantung utuh tidaknya sel epitel mukosa dan gerak mukosilia, m akrofag alveoli dan antibodi (IgA). Rusaknya epitel mukosa meningkatkan jumlah p atogen yang normal ada di orofaring. 4. kepadatan penduduk : Pemanfaatan atau pe nggunaan rumah perlu sekali diperhatikan. Banyak rumah yang secara teknis memen uhi syarat kesehatan, tetapi apabila penggunaannya tidak sesuai dengan fungsinya , maka dapat terjadi gangguan kesehatan. 5. jenis kelamin : Selama masa anak-ana k, laki-laki dan perempuan mempunyai kebutuhan energi dan gizi yang hampir sama. Kebutuhan gizi untuk usia 10 tahun pertama adalah sama, sehingga diasumsikan ke rentanan terhadap masalah gizi dan konsekuensi kesehatannya akan sama pula. 6. c uaca dan musim : di negara tropis yang umumnya memiliki dua musim, ISPA dua atau tiga kali lebih sering terjadi pada musim hujan. 7. pola pemberian ASI: penelit ian epidemiologi menunjukan bahwa ASI dan menyusui bayi memberikan keuntungan te rhadap kesehatan, pertumbuhan dan menurunkan resiko sejumlah penyakit kronik dan akut pada bayi secara signifikan. Sudah diyakini sepenuhnya bahwa ASI menurunka n resiko banyak penyakit pada bayi. 8. Keberadaan anggota keluarga yang merokok : Asap rokok mengandung CO dengan konsentrasi lebih dari 20.000 ppm selama dihis ap. Konsentrasi tersebut terencerkan menjadi 400-500 ppm. Konsentrasi CO yang ti nggi di dalam asap rokok yang terisap mengakibatkan kadar COHb di dalam darah me ningkat Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mendeskripsikan Mendeskrip sikan faktor faktor resiko terjadinya Infeksi Saluran Pernafasan Akut berat pada bayi usia 0-4 bulan 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Mendeskripsikan faktor-faktor apa yang mempengaruhi kejadian ISPA berat p ada bayi usia 0-4 bulan di RSUD Kepanjen.

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Mendeskripsikan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kejadian ISPA berat pad a bayi usia 0-4 bulan di RSUD Kepanjen. 1.3.2 Tujuan Khusus Mendeskripsikan faktor usia dalam prevalensi penyakit ISPA berat pada bayi umur 0-4 bulan di RSUD Kepanjen. Mendeskripsikan faktor kepadatan lingkungan dalam prevalensi penyakit ISPA bera t pada bayi umur 0-4 bulan di RSUD Kepanjen. Mendeskripsikan faktor pola pemberian ASI dalam prevalensi penyakit ISPA berat p ada bayi umur 0-4 bulan di RSUD Kepanjen. Mendeskripsikan faktor udara dalam prevalensi penyakit ISPA berat pada bayi umur

0-4 bulan di RSUD Kepanjen. Mendeskripsikan faktor air dalam prevalensi penyakit ISPA berat pada bayi umur 0 -4 bulan di RSUD Kepanjen. 1.4 1.4.1 Manfaat Penelitian Bagi Peneliti Mengetahui secara deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian ISPA berat pada bayi usia 0-4 bulan.

1.4.2

Bagi Lembaga atau Masyarakat Menjadi gambaran faktor-faktor yang dapat meningkatkan angka kejadian ISPA berat pada bayi yang dapat diminimalisasi.

Anda mungkin juga menyukai