%
Keterangan:
P = Presentase
N = Banyaknya kasus
= Frekuensi
b. Analisa Bivariat
Analisis bivariat adalah analisis yang digunakan untuk lebih dari
satu variabel. Analisa hubungan ini akan menggunakan uji statistic
chi-square dengan nilai kemaknaan (nilai ) = 0,05. Uji chi-square
akan dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan umur dan
paritas ibu dengan kejadian BBLR.
Rumus sederhana dalam pengujian statistic chi-square adalah
sebagai berikut (Hidayat, 2007):
X =
( - )
Keterangan :
X = Statistic chi-square
= Jumlah
= Nilai yang diamati
E = Nilai yang diharapkan
Dari hasil uji chi-square dapat diperoleh nilai (value) apabila nilai
= 0,05 berarti H
a
diterima artinya ada hubungan yang bermakna
antara umur dan paritas ibu dengan kejadian BBLR sedangkan apabila
> = 0,05 berarti H
a
ditolak yang berarti bahwa tidak ada hubungan
yang bermakna antara umur dan paritas dengan kejadian BBLR.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran umum lokasi penelitian
Penelitian ini dilakukan di Ruang Bersalin RSUD Banjarbaru, yang
merupakan salah satu unit pelayanan kebidanan yang ada di RSUD
Banjarbaru. Ruang bersalin RSUD Banjarbaru dilengkapi dengan sarana
dan prasarana yang digunakan untuk mendukung pelayanan dan
penanganan dari segala komplikasi persalinan dan kehamilan yang
terjadi:
a) Ketenagaan
1) Dokter spesialis kebidanan dan kandungan 2 orang
2) Bidan 20 orang
3) Tenaga honorer 2 orang
b) Sarana prasarana
1) Peralatan kebidanan
2) USG 4 dimensi
3) Alat vakum ekstraksi
4) Infant warmer
5) Sarana penunjang lain : Ruangan operasi 24 jam, laboratorium
24 jam
c) Pelayanan di ruang bersalin
1) Pelayanan bidan 24 jam
2) Pelayanan dokter spesialis 24 jam
2. Gambaran umum objek penelitian
Tabel 4.1
Faktor penyebab terjadinya BBLR
di RSUD Banjarbaru tahun 2011
No. Faktor penyebab terjadinya BBLR Jumlah
1 Umur ibu berisiko 40
2 Paritas berisiko 94
3 Ketuban pecah dini 14
4 Gamely 4
5 Pre eklampsi 12
6 Eklampsi 1
Sumber: Data Sekunder
Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat dilihat bahwa faktor
penyebab terjadiya BBLR terbanyak disebabkan oleh paritas berisiko
yaitu sebanyak 94 orang.
3. Gambaran khusus hasil penelitian
a. Analisa Univariat
1) Umur ibu
Tabel 4.2
Distribusi frekuensi berdasarkan umur
di RSUD Banjarbaru tahun 2011
No. Umur frekuensi presentase
1 Berisiko 108 26,1
2 Tidak berisiko 306 73,9
Jumlah 414 100
Sumber: Data Sekunder
Pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa dari 414 ibu bersalin
terdapat 108 orang (26,1%) ibu melahirkan dengan umur berisiko
2) Paritas ibu
Tabel 4.3
Distribusi frekuensi berdasarkan paritas
di RSUD Banjarbaru tahun 2011
No. Paritas frekuensi presentase
1 Berisiko 228 55,1
2 Tidak berisiko 186 44,9
Jumlah 414 100
Sumber: Data Sekunder
Pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa dari 414 ibu bersalin
terdapat 228 orang (55,1%) ibu melahirkan dengan paritas
berisiko
b. Analisa Bivariat
1) Hubungan umur ibu bersalin dengan kejadian BBLR
Tabel 4.4
Hubungan umur ibu bersalin dengan kejadian BBLR
di RSUD Banjarbaru tahun 2011
No. Umur ibu
Bayi lahir
Jumlah BBLR
(kasus)
BBLN
(kontrol)
n % n % N %
1 Berisiko 40 29,0 68 24,6 108 26,1
2 Tidak berisiko 98 71,0 208 75,4 306 73,9
Jumlah 138 100 276 100 414 100
Chi Square test: = 0,406 > = 0,05
Sumber: Data Sekunder
Berdasarkan tabel 4.4 diatas didapatkan bahwa dari 138
bayi. BBLR sebanyak 40 (29,0%) dilahirkan ibu yang berumur
berisiko. sedangkan BBLR sebanyak 98 (71,0%) dilahirkan ibu
yang berumur tidak berisiko
Berdasarkan hasil uji statistik chi-square dengan nilai
sebesar 0,406 > = 0,05 maka maka H
a
ditolak, dapat
disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara
umur ibu dengan kejadian BBLR di RSUD Banjarbaru tahun 2011
2) Hubungan paritas ibu bersalin dengan kejadian BBLR
Tabel 4.5
Hubungan paritas ibu dengan kejadian BBLR
di RSUD Banjarbaru tahun 2011
No. Paritas ibu
Bayi lahir
Jumlah BBLR
(kasus)
BBLN
(kontrol)
n % n % N %
1 Berisiko 94 68,1 134 48,6 228 55,1
2 Tidak berisiko 44 31,9 142 51,4 186 44,9
Jumlah 138 100 276 100 414 100
Chi Square test: = 0,000 < = 0,05
Sumber: Data Sekunder
Berdasarkan tabel 4.5 diatas didapatkan bahwa dari 138
bayi. BBLR sebanyak 94 (68,1%) dilahirkan ibu yang memiliki
paritas berisiko sedangkan bayi BBLR sebanyak 44 (31,9%)
dilahirkan ibu yang memiliki paritas tidak berisiko
Berdasarkan hasil uji statistik chi-square dengan nilai
sebesar 0,000 < = 0,05 maka H
a
diterima, dapat disimpulkan
bahwa ada hubungan yang bermakna antara paritas ibu dengan
kejadian BBLR di RSUD Banjarbaru tahun 2011.
Berdasarkan hasil perhitungan OR 2,2 maka ibu yang
memiliki paritas berisiko (1 dan >3) berisiko 2,2 kali melahirkan
bayi BBLR bila dibandingkan dengan ibu yang memiliki paritas
tidak berisiko.
B. Pembahasan
1. Analisa Univariat
a. Umur ibu
Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 4.2 diatas
didapatkan bahwa dari 414 ibu yang melahirkan terdapat 108 (26,1%)
ibu melahirkan dengan umur berisiko
Dalam reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan
dan persalinan adalah 20-35 tahun, sedangkan yang berisiko untuk
kehamilan dan persalinan adalah umur kurang dari 20 tahun atau diatas
35 tahun. Ibu hamil pertama pada umur < 20 tahun, rahim dan panggul
ibu seringkali belum tumbuh mencapai ukuran dewasa. Akibatnya
diragukan keselamatan dan kesehatan janin dalam kandungan.
Kemungkinan bahaya yang dapat terjadi yaitu bayi lahir belum cukup
bulan dan perdarahan dapat terjadi sebelum/sesudah bayi lahir. Pada
ibu hamil berumur 35 tahun atau lebih, terjadi perubahan jaringan alat-
alat kandungan dan jalan lahir tidak lentur lagi (Rochyati, 2003).
Pada penelitian ini didapatkan masih ditemukan ibu melahirkan
dengan umur berisiko. Berdasarkan data register ruang bersalin RSUD
Banjarbaru tahun 2011 dapat dilihat pada tabel 4.1 bahwa ibu yang
bersalin pada umur berisiko lebih banyak mengalami komplikasi-
komplikasi dalam kehamilan dan persalinan seperti pre
eklampsi/eklmampsi, ketuban pecah dini, hamil ganda. Oleh sebab itu
pada ibu dengan umur < 20 tahun penting untuk menunda
kehamilannya karena organ-organ reproduksinya masih belum siap
menerima kehamilan dan pada ibu umur > 35 tahun dianjurkan untuk
tidak hamil lagi karena organ-organ reproduksinya sudah mulai menua
dan jalan lahir bertambah kaku.
b. Paritas ibu
Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 4.3 diatas
bahwa dari 414 ibu yang melahirkan terdapat 228 orang (55,1%) ibu
melahirkan dengan paritas berisiko
Menurut Wiknjosastro (2002) paritas 1 dan 4 mempunyai angka
kematian maternal lebih tinggi. Semakin tinggi paritas, maka semakin
tinggi juga kematian maternal. Pada paritas rendah, sebagian besar ibu
belum siap secara fisik maupun mental dalam menjalani
kehamilannya, risiko kematian maternal dapat dicegah dengan asuhan
obstetrik lebih baik, sedangkan pada paritas tinggi, ibu telah banyak
melahirkan yang menyebabkan fungsi organ reproduksi mengalami
kemunduran, risiko dapat dikurangi atau dicegah dengan keluarga
berencana.
Pada penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu melahirkan
dengan paritas berisiko yaitu pada paritas 1 dan 4. Pada ibu dengan
paritas 1, sebagian besar ibu belum siap secara fisik maupun mental
dalam menjalani kehamilannya, sedangkan pada paritas 4 ibu telah
banyak melahirkan yang menyebabkan fungsi organ reproduksi
mengalami kemunduran.
2. Analisa Bivariat
a. Hubungan umur ibu dengan kejadian BBLR
Berdasarkan hasil uji statistik chi-square dengan nilai sebesar
0,406 > = 0,05 atau dapat dikatakan bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara umur ibu dengan kejadian BBLR di RSUD
Banjarbaru tahun 2011.
Kehamilan pada usia muda merupakan faktor risiko hal ini
disebabkan belum matangnya organ reproduksi untuk hamil, sehingga
dapat merugikan kesehatan ibu maupun perkembangan dan
pertumbuhan janin yang memudahkan terjadinya BBLR (Manuaba,
1998), sedangkan menurut Wikipedia (2010a) pada umur diatas 35
tahun meskipun mereka telah berpengalaman, tetapi kondisi badannya
serta kesehatannya sudah mulai menurun sehingga dapat
mempengaruhi janin intra uterin dan dapat menyebabkan kelahiran
BBLR, dimana angka kejadian tertinggi BBLR adalah pada wanita
yang berusia dibawah 20 tahun dan lebih dari 35 tahun, angka
kejadian terendah pada usia 20-35 tahun.
Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara umur
ibu dengan kejadian BBLR. Hal ini memang tidak sesuai dengan teori
Manuaba (1998) dan Wikipedia (2010a) yang mengatakan umur
dibawah 20 tahun dan lebih dari 35 tahun merupakan salah satu faktor
penyebab BBLR, namun sama dengan penelitian Jayanti Oktrina di
RSUD Ulin banjarmasin tahun 2006.
Dalam penelitiannya yang berjudul faktor-faktor yang
berhubungan dengan terjadinya BBLR di RSUD Ulin Banjarmasin
tahun 2006 menyatakan proporsi ibu yang melahirkan BBLR
terbanyak pada umur tidak berisiko sebesar 309 orang (77,2%)
sedangkan pada umur berisiko sebesar 91 orang (22,7%), hasil analisis
dengan chi-square didapatkan nilai = 0,483 < = 0,05 yang berarti
tidak ada hubungan antara umur dengan kejadian BBLR.
Tidak adanya hubungan antara umur ibu dengan kejadian BBLR
ini juga dikarenakan ada faktor-faktor lain yang lebih kuat
mempengaruhi terjadinya BBLR seperti paritas, kehamilan ganda, pre-
eklampsia/eklampsia dan ketuban pecah dini. Jadi, kejadian BBLR
tidak dipengaruhi oleh umur saja, meskipun ibu dengan umur berisiko
namun jika ibu secara teratur memeriksakan kehamilannya ke tempat
pelayanan kesehatan, memberikan nutrisi yang cukup bagi janin yang
dikandungnya dan tidak memiliki komplikasi pada kehamilannya
maka kejadian BBLR dapat dihindarkan.
b. Hubungan paritas ibu dengan kejadian BBLR
Berdasarkan hasil uji statistik chi-square dengan nilai sebesar
0,000 < = 0,05 atau dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang
bermakna antara paritas ibu dengan kejadian BBLR di RSUD
Banjarbaru tahun 2011 dengan odds ratio 2,2 (CI 95% = 1,4 3,4)
yang berarti bahwa ibu dengan paritas 1 dan 4 memiliki risiko 2,2
kali melahirkan BBLR dibandingkan ibu dengan paritas 2-3.
Pada primipara terkait dengan belum siapnya fungsi organ
dalam menjaga kehamilan dan menerima kehadiran janin,
keterampilan ibu untuk melaksanakan perawatan diri dan bayinya serta
faktor psikologis ibu yang masih belum stabil (Rochyati, 2003),
Sedangkan menurut Wiknjosastro (2002), ibu yang pernah melahirkan
anak empat kali atau lebih karena paritas yang terlalu tinggi akan
mengakibatkan terganggunya uterus terutama dalam hal fungsi
pembuluh darah. Kehamilan yang berulang-ulang akan menyebabkan
kerusakan pada dinding pembuluh darah uterus, hal ini akan
mempengaruhi nutrisi ke janin pada kehamilan selanjutnya sehingga
dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan yang selanjutnya akan
melahirkan bayi dengan BBLR.
Berdasarkan data dan teori di atas, paritas dan kejadian BBLR
memiliki hubungan karena fungsi organ reproduksi pada paritas 1
belum siap dalam menjaga dan menerima kehamilannya sedangkan
pada paritas > 3 fungsi organ reproduksinya mengalami penurunan
sehingga menyebabkan BBLR
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang hubungan umur dan
paritas ibu dengan kejadian BBLR yang dilakukan di RSUD Banjarbaru tahun
2011. Setelah itu dilakukan tabulasi dan uji statistik dapat disimpulkan bahwa :
1. Umur ibu terbanyak yang melahirkan adalah umur tidak berisiko yaitu
sebanyak 306 orang (73,9%)
2. Paritas ibu terbanyak yang melahirkan adalah paritas berisiko yaitu sebanyak
228 orang (55,1%)
3. Tidak ada hubungan yang bermakna antara umur ibu dengan kejadian BBLR
dengan nilai = 0,406 > = 0,05
4. Ada hubungan yang bermakna antara paritas dengan kejadian BBLR dengan
nilai = 0,000 < = 0,05 dan dengan nilai odds ratio 2,2 yang berarti bahwa
ibu dengan paritas berisiko memiliki risiko 2,2 kali lebih besar melahirkan
BBLR dibandingkan paritas tidak berisiko.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis dapat menyarankan beberapa hal
yang mungkin bermanfaat, yaitu:
1. Bagi rumah sakit, diharapkan mengadakan pelatihan dan seminar bagi
bidan/tenaga kesehatan terutama dalam hal penanganan kasus BBLR serta
memberikan pendidikan kesehatan mengenai program keluarga berencana
bagi ibu-ibu yang telah memiliki 3 orang anak sebagai salah satu upaya untuk
mencegah terjadinya BBLR.
2. Bagi peneliti lain, perlunya penelitian lebih lanjut dengan variabel atau faktor-
faktor lain yang dapat mempengaruhi kejadian BBLR.
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, H. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Balai Pustaka. Jakarta
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka
Cipta. Jakarta
Dinas Kesehatan provinsi kal-sel. 2010. Data Profil Kesehatan 2010 Provinsi
Kal-Sel. Banjarmasin.
Hidayat, A.A.A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data.
Salemba Medika. Jakarta.
Maimunah, Siti. 2005. Kamus Istilah Kebidanan. EGC. Jakarta
Manuaba, I.B.G. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan. EGC. Jakarta
Maryunani, A. 2009. Asuhan Kegawatdaruratan dan Penyulit Pada Neonatus. TIM.
Jakarta.
Metrotv. 2010. Capaian MDGs terkendali Kasus Kematian Ibu. Tersedia dalam
website (http://metrotvnews.com) di akses tanggal 12 Desember 2011
Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Salemba Medika. Jakarta.
Muslihatun, N.W. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Fitramaya. Yogyakarta.
Muda, Ahmad,A.K. 2003. Kamus Lengkap Kedokteran Edisi Revisi . Gitamedia
Press. Surabaya
Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetric Jilid 2. EGC. Jakarta.
Notoatmodjo, S. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan Edisi Revisi. Rineka Cipta.
Jakarta.
Pantiawati, I. 2010. Bayi Dengan BBLR (Berat Badan Lahir Rendah). Nuha Medika.
Yogyakarta.
Proverawati, A. 2010. Berat Badan Lahir Rendah. Nuha Medika. Yogyakarta.
Rochjati,P. 2003. Skrining Antenatal Pada Ibu Hamil, Pengendalian Faktor Resiko,
Deteksi Dini Ibu Hamil Resiko Tinggi. Airlangga University Press. Surabaya.
RSUD Banjarbaru. 2010. Buku Register Persalinan RSUD Banjarbaru. Banjarbaru
RSUD Banjarbaru. 2011. Buku Register Persalinan RSUD Banjarbaru. Banjarbaru
Sabarguna, B.S. 2008. Karya Tulis Ilmiah (KTI) untuk Mahasiswa D3 Kesehatan.
Sagung seto. Jakarta
Saifuddin, A.B. 2009. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Dan
Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.
Wahab, A, S. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Nelson Edisi 15. EGC. Jakarta
Wiknjosastro,H. 2002. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. Jakarta.
Wikipedia. 2010a. Bayi . tersedia dalam website (http://id.wikipedia.org/wiki/Bayi) di
akses tanggal 26 maret 2012.
Wikipedia. 2010b. umur . tersedia dalam website (http://id.wikipedia.org/wiki/Umur)
di akses tanggal 26 maret 2012